Emerald Eyes 1&2

By amateurflies

1.1M 74.7K 5.3K

Aku sempat merasakan semuanya. Desir perih mencintai seseorang hanya dalam satu waktu. Waktu saat kita dipert... More

Teaser
Trailer 257's
New Trailer
Prolog
1. Perkara nama
2. Terciduk
3. Lawden Hall
4. Gadis tak dikenal
5. Aranasya Lawden
Meet The Characters!
6. Pisau Berdarah
7. Her Emerald Eyes
8. Bangkai Tikus
9. Pengecut!
10. Tidak baik-baik saja
11. Sepotong kalimat yang membahagiakan
12. Aksi Adnan
13. Pertemuan tak disengaja
15. Tuduhan
16. Perkara penting
Eyes Updates
17. Sadar diri
18. Sebagian yang sempat hilang
19. Tatapanmu
20. Cemas
21. Life saver
22. Pilihan
23. Teori Cinta Yudan
24. Ancaman
25. Reject
26. Sebuah Misi
27. Kalimat yang Tak Terucap
28. Mengungkapkannya
29. Petunjuk Pertama
30. Cowok Tengil
31. Agresif(?)
Survei
32. Penyusup!
33. Salah Sangka
34. Praktikum
35. Kecewa
36. Berhenti Egois!
Series Terbaru (SOON)
Pengumuman
ESTIMASI TERBIT DAN INFO

14. Kecurigaan Madam Loly

17.4K 1.8K 101
By amateurflies

Apa mungkin ini merupakan suatu tindak pemberontakan?

• • •

"Mampus lo!" umpat Lukas saat mendapati dirinya dan keempat teman sekamarnya ternyata sudah dikelilingi oleh tiga orang yang paling mengerikan di Lawden Hall. Yakni, Pak Surapto, Pak Hanung, dan Madam Loly yang sedang menatap horor.

"Ckckck," Madam Loly berdecak sambil menggeleng menatap satu persatu lima pasang mata milik lima siswa yang berdiri mengenakan baju tidur berseragam itu. "Kenapa kalian berkumpul di sini? Tahu sekarang jam berapa?"

"Gak tau, Madam. Saya gak pake jam." Dengan kebodohan yang mengakar, Lukas menunjukkan pergelangan tangannya yang polos tanpa balutan jam tangan apapun. Membuat teman-temannya jadi geram sendiri karenanya.

Bahkan saking kesalnya, Adnan sampai menggeplak kepala Lukas yang kebetulan berdiri di sebelahnya. "Dasar bego."

"Tolol emang," cetus Daniel pelan sembari melirik sinis pada Lukas. Kalau saja posisi berdirinya dekat dengan Lukas mungkin Daniel akan melakukan hal yang serupa dengan yang Adnan lakukan pada Lukas.

"Ssst," Yudan berdesis pada Daniel agar menahan emosinya.

Sementara Ethan hanya bisa memijat keningnya yang pusing karena tidak tahan dengan kelakuan Lukas.

"Kalian tahu apa hukuman bagi siswa yang keluar kamar di waktu lewat tengah malam?" sentak Madam Loly sebagai satu-satunya orang yang merasa paling jenuh memberi hukuman pada mereka lagi-mereka lagi.

"Pasal lima, 'Barangsiapa yang berkeliaran di luar kamar lewat dari pukul sepuluh malam, akan dikenakan hukuman sesuai yang diperintahkan oleh pihak tertentu dalam jangka waktu minimal dua minggu penuh, atau empat belas hari berturut-turut'." Hanya Ethan yang bisa menyahut dengan lantang dan fasih. Karena cuma dialah yang hafal pasal-pasal hukum yang berlaku di Lawden Hall di antara mereka berlima.

"Great. Kalau begitu kalian sudah tahu ya, berapa lama kalian akan mendapat hukuman atas apa yang kalian perbuat," ucap Madam Loly seraya menaikkan kedua bahunya, tak acuh. "Lagi pula, saya pikir kalian sepertinya senang mendapat hukuman-hukuman dari saya."

Ethan mengembuskan napasnya sesaat. "Tapi saya habis anter Yudan ke toilet, Madam. Toilet di kamar kami airnya mati," selanya mencoba menceritakan yang sesungguhnya terjadi.

"Baiklah, kalian bisa ceritakan semuanya besok pagi." Sejenak Pak Hanung menengok arloji silver yang menghiasi tangannya. "Sudah larut, lebih baik kalian kembali ke kamar. Jangan lupa temui saya dan Madam Loly di ruang kesiswaan sebelum masuk kelas di ruang kesiswaan," putusnya kemudian.

Tanpa menjawab apa-apa lagi mereka berlima langsung berjalan gontai kembali ke kamar. Meninggalkan Pak Hanung, Madam Loly, dan Pak Surapto yang tak lama kemudian kembali menjalankan tugasnya masing-masing.

🍐

"Eh, besok kita gimana, nih? Masa iya tiap hari kena hukum mulu!" Setelah berada di dalam kamar, barulah Yudan mengekspresikan rasa paniknya yang sejak tadi dia tahan-tahan.

"Ceritain aja yang sebenernya. Emang kita abis dari toilet, kan?" sahut Ethan.

"Iya, juga, sih. Tapi mana ada yang percaya ke toilet rame-rame. Kayak mau tawuran,"

"Siapa yang bilang rame-rame? Yang ke toilet itu kita bertiga doang sama si Adnan."

Mendengar sahutan Ethan barusan, diam-diam Adnan merasa lega lantaran alibinya yang bilang ingin ke toilet langsung dipercayai. Setidaknya hal itu membuat Adnan merasa sedikit aman.

"Terus gue besok mesti bilang apa ke Pak Hanung sama Madam Loly?" Seketika Lukas juga tidak kalah panik dibanding Yudan tadi.

"Tau, ah, gue mau tidur. Lo pikirin aja sendiri!" Ethan yang terlalu kesal akhirnya memutuskan untuk tidak mau ambil pusing soal ini. Ini sudah kesekian kalinya dia menyesal telah berlaku baik pada orang yang salah. Karena tiap kali dia berbuat baik pada salah satu di antara keempat temannya, pasti selalu saja berujung malapetaka. Mendapat hukuman yang menyusahkan dirinya sendiri. Dan kali ini, dia tidak mau ambil pusing soal besok bagaimana. Terserah. Ethan sudah pasrah sepasrah-pasrahnya orang pasrah. Sekarang dia hanya ingin memakai sisa waktu tidurnya semaksimal mungkin. Sudah cukup dia kehilangan waktu tidurnya sebanyak tiga jam lebih.

"Gue gimana, nih? Nan, Niel, Dan?" Lukas meminta jawaban pada tiga temannya yang tersisa. "Gara-gara lo pada juga, pake segala ninggalin gue sendirian di kamar!"

"Gue? Si Kudanil, tuh, salahin!" Adnan melempar kekesalan Lukas padanya ke Daniel seraya duduk di pinggir ranjangnya.

Yudan yang sudah berbaring di tempat tidurnya, seketika punggungnya terlonjak lagi. "Nah, iya, semuanya gara-gara si Daniel emang!" Dengan cepat ia menyetujui apa yang dikatakan Adnan. "Tanggung jawab lo, Niel. Kasian, nih, si Lukas mau nangis. Mana gak ada balon, lagi," tambah Yudan lagi sambil menertawakan ekspresi Lukas yang bisa ia pastikan, Lukas sendiri tidak menyadari ekspresi itu.

"Sialan! Yakali gue nangis," elak Lukas tidak terima tuduhan Yudan barusan.

"Santai aja," sahut Daniel terdengar menggampangi.

"Lagian emangnya lo dari mana, sih, tadi?" tanya Adnan yang langsung menoleh ke arah Daniel. "Udah tau di kamar kita ada bayi, pake acara ditinggal sendirian."

"Bayi? Bayinya siapa? Siapa yang punya bayi?" Lukas bertanya antusias.

"Gue gak nanya sama lo!" tandas Adnan.

"Udah lo mending tidur, gih, Kas. Pusing gue denger lo ngomong," Yudan menambahkan.

"Gue nanyanya Kudanil. Eh, ngapain lo tadi?" Perhatian Adnan teralihkan kembali pada Daniel yang malah bengong ditanyanya.

"Ha?" Mendadak otak Daniel memberi respon lambat atas pertanyaan Adnan itu. "Oh, itu..." sesaat ia menggaruk kepalanya sambil menatap ke atas. "itu apa, gue abis dari UKA, perut gue sakit banget abisan. Terus pas gue keluar, gue liat Pak Surapto lagi jalan ke arah UKA, gue langsung lari."

"Kalau emang lo abis dari UKA, harusnya lo gak usah lari. Lo lari malah bikin orang jadi curiga sama lo." Yudan menceletuk kesal.

"Gue lari, soalnya gue bawa ponsel. Kalau ketahuan pasti disita!"

"Tapi kok, bisa ada Pak Hanung, sama Madam Loly juga tadi?" Kali ini Adnan merasa heran.

"Nah itu yang gue bingungin. Gue gak tau kenapa tiba-tiba ada Pak Hanung sama Madam Loly," heran Daniel juga.

"Yaudah, besok kita ikutin ajalah apa kata si Setan. Ceritain kejadian yang sebenernya," Adnan menyahut enteng.

Lukas menautkan alisnya, bingung. "Setan?"

"Ethan?" tebak Yudan.

"Iya dia. Udah, ah, jangan ngebacot mulu lo pada. Gue mau tidur. Lumayan masih ada waktu dua jam setengah lagi." Adnan meregangkan otot-ototnya yang lelah di atas ranjang empuknya. Mengulurkan selimut tebalnya selebar mungkin, membalut tubuhnya yang meringkuk menghadap lampu tidur.

Meskipun sebetulnya dia tidak benar-benar tidur. Adnan tidak akan bisa tidur selama dirinya masih dihantui rasa penasaran tentang Nasya dan segala kehidupannya yang begitu misteri. Bahkan kepala Adnan akhir-akhir ini sampai sakit hanya karena memikirkan gadis itu.

🍐

"AAAAAARGH!" Tiba-tiba terdengar suara jeritan wanita yang melengking hebat memekakkan seisi asrama gedung B yang seluruh penghuninya merupakan para guru yang mengajar di Lawden Hall. Jeritan tersebut bukan cuma sukses membangunkan semua orang di dalamnya dari tidur nyenyaknya, tapi juga sukses membuat siapapun yang mendengarnya kaget bukan main.

Guru-guru itu berbondong-bondong dari kamarnya masing-masing berlarian dengan panik menuju sumber lengkingan suara yang berasal dari ruang guru. Beberapa dari mereka bahkan masih ada yang mengenakan piama lengkap beserta penutup mata yang menyangkut di leher. Semua penasaran dengan apa yang terjadi, penasaran juga siapa yang berteriak menggemparkan di pagi-pagi buta seperti ini.

Tapi setelah mendapati Bu Hanny di sana, seketika mereka biasa saja. Karena siapa pun sudah tidak heran lagi jika yang berteriak senyaring tadi itu Bu Hanny. Semua orang sudah tahu teriakan Bu Hanny memang luar biasa ajaib. Bahkan terkadang teriakannya mampu terdengar sampai ke luar gedung. Sekarang yang bikin mereka penasaran hanyalah, penyebab Bu Hanny berteriak, sampai-sampai dia terlihat begitu pucat sekarang.

"Kenapa, toh, Bu Hanny?" tanya Pak Troy yang berdiri di paling depan di antara kerumunan guru-guru yang lainnya.

"Itu, Pak." Tangan Bu Hanny menunjuk ke bawah kolong meja kerjanya.

"Ealah!" kejut Pak Troy ketika dia membungkukkan badan kekarnya hanya demi melongok sesuatu yang ditunjuk Bu Hanny itu.

"Ada apa, Pak?"

"Iya, ada apa, sih?" Semua yang berdiri di belakang saling bertanya, menanyakan hal yang serupa. Pun dengan Madam Loly yang seluruh wajahnya masih berbalut krim masker putih juga gulungan-gulungan roles memenuhi rambutnya itu. Membuat beberapa guru yang melihatnya sempat terkejut karena mengira dirinya hantu asrama.

Karena Pak Troy diam terlalu lama, tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Miss Janet-salah satu guru Bahasa Inggris di Lawden Hall-yang sudah sangat penasaran, ingin tahu apa yang dilihat Pak Troy sekaligus membuat Bu Hanny shock, akhirnya dia menyelip ke depan, selangkah di depan Pak Troy.

"Saya jadi kepo," katanya seraya membungkukkan tubuhnya seperti Pak Troy sebelumnya. "Uweeekk," sedetik kemudian dia berlari menuju toilet, tak kuasa menahan mualnya.

Melihat reaksi Miss Janet seketika mereka yang semula penasaran ingin melihat juga, jadi tidak ingin lagi. Alhasil pertanyaan 'ada apa?' kembali terdengar melalui bisikan-bisikan di antara para guru itu. Terutama guru perempuan yang paling heboh.

Setelah membuang napasnya kasar, Pak Troy akhirnya menyahut, "Ada kucing mati dengan kondisi perut masih tertusuk pisau. Miss Janet mual pasti karena melihat darahnya yang masih mengalir." Tadi itu Pak Troy sempat diam beberapa menit karena otaknya terlalu sibuk berpikir. Ini adalah teror yang ketiga paska ditemukannya pisau berdarah dan bangkai tikus. Sebenarnya apa maksud semua ini? Satu pertanyaan yang muncul di kepalanya dan belum mampu ia mengerti.

"Oh, Lord!" kejut Madam Loly setelah mendengar jawaban Pak Troy, seraya menutup mulutnya yang membulat lebar. Kejadian ini benar-benar mirip dengan kejadian yang menimpanya beberapa hari lalu.

Namun seketika Madam Loly ingat akan sesuatu yang terjadi semalam. Ketika dia menangkap basah Adnan, Daniel, Ethan, Lukas, dan Yudan sedang berkeliaran di luar kamar pada waktu yang tidak seharusnya memang sangat mencurigakan. Terutama empat di antara mereka, selain Adnan. Lantaran kalau diingat-ingat lagi, waktu itu dia menemukan bangkai tikus di ruangannya satu hari setelah dia memberi hukuman pada mereka berempat.

Saat guru-guru yang lain sedang sibuk membicarakan bangkai kucing itu, diam-diam Madam Loly melangkah mendekati Bu Hanny, lalu ia berbisik, "Bu Hanny sebelumnya memberi hukuman tidak pada Ethan, Yudan, Lukas, dan Daniel?"

"Kemarin, saya hukum mereka dan Adnan juga, untuk memotongi rumput di halaman belakang asrama," Karena masih rada shock, Bu Hanny menjawabnya dengan suara pelan yang sepertinya hanya bisa didengar oleh Madam Loly seorang.

"Binggo!" seru Madam Loly bersamaan dengan suara jentikan jarinya.

Tidak salah lagi, ini semua pasti ulah lima biang onar itu. Ia yakin sekali. Pasti mereka tertangkap basah sehabis melakukan ini semalam!

Madam Loly berusaha untuk menganalisis deretan kejadian-kejadian yang terjadi. Tapi untuk sementara, hanya itu yang membuat Madam Loly lebih memantapkan kecurigaannya. Dan kini yang menjadi pertanyaannya adalah apa mungkin ini merupakan tindak pemberontakan lima anak itu pada guru-guru yang sering menghukum mereka?

===

To be continue...

A/n: waw! lowdenhol (Lawden Hall) kena teror lagi tuh!

oiya, btw aku mau adain challenge bikin cover Emerald Eyes, nih. kirim ke ID line cindyviranty_ ya. kasih tau juga akun wp kalian😊

yang terbaik bakal aku pakai covernya + aku tulis akun wp kalian di bawah blurb + aku follback.

Thankyouu

Continue Reading

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.7M 87.7K 54
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1.4M 143K 51
Katanya, psikopat bersifat genetik. Katanya, seorang anak yang tumbuh besar dengan orang tua yang memiliki gangguan tersebut berpotensi tumbuh serupa...
371K 3.4K 15
Red Dangerous Series-01 Di tengah-tengah pusingnya Alyra karena memutuskan keluar dari rumah orang tuanya, Shaka datang sebagai malaikat sekaligus i...
2.6M 149K 41
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...