[Empat Puluh Satu]
"Hollo nama oerowo seulpeudorog."
•
"Kelopak bunga itu akan sendirian, kesepian dan menyedihkan."
🙈🙉
Walaupun keadaan sudah kembali seperti biasanya, ada satu hal yang membuat Gara tidak nyaman. Rena, perempuan itu tiba-tiba menghilang. Batang hidungnya sama sekali tidak terlihat.
Bukan hanya Gara yang mencari-cari Rena. Tapi juga, guru-guru yang ada. Rena seakan ditelan Bumi. Dia menghilang tanpa meninggalkan jejak apapun.
Apa gue harus nyari Rena? Rasanya aneh. Dia tiba-tiba menghilang gitu aja. Dia terakhir cuma bilang ada urusan yang perlu dia selesaiin. Urusan apa? batin Gara.
Gara menggelengkan kepalanya. Jikalau ini tidak terkait dengan nyawa orang-orang yang dia sayang di sekitarnya, dia tidak akan pusing-pusing untuk memikirkan kemana perginya Rena.
"Apa gue minta bantuan si curut itu aja ya buat nyari Rena? Gue ga bakal bisa buat nyari Rena sendiri gini," ujar Gara yang menjadi kebinggungan sendiri.
"Kenapa semuanya jadi berantakan gini? Kode waktu itu belum dipecahin, yang buat ayah sama Jafar nyampe sakit, belum ketemu. Lah, ini? Pakai acaranya hilang!"
Gara mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia memikirkan keselamatan orang yang di sekitarnya. Dia tidak mau ada korban lagi dari terror ini.
"Jafar keluar waktu itu pasti buat nyari tau siapa yang ngelakuin ini. Apa Rena yang sengaja buat Jafar sakit?"
Gara merasa ini saling berhubungan satu sama lain. Ayahnya yang ditusuk, Jafar yang mencari tahu malah kondisinya berakhir buruk, dan ayahnya yang kabarnya sempat disuntik racun oleh seseorang yang tidak dikenal.
FLASHBACK ON.
"Gimana kalau kita bagi tugas aja? Biar kita ga terpaku sama satu masalah aja. Lo sendiri tau dia kayak gimana," ujar Qio.
"Ga ribetin, tuh? Takutnya nanti malah berantakan. Dia bisa aja bikin cek cok yang membuat rencana kita gagal seketika."
Ucapan Juan disetujui dengan Gara dan Rafa. Rafa benar-benar tahu dengan sikap Rena. Apalagi, Rena tidak suka jika ada orang yang berusaha mencari tahu ataupun mengagalkan rencananya.
"Terus kita mau gimana lagi? Kalau misalnya kita fokus ke satu masalah aja, terus masalah lain kita ga sempet cari tahu, terus taunya malah munculin korban duluan gimana?" Qio mengacak-acak rambutnya. Dia pusing.
"Yaudah, gini aja. Kita sementara pembagian tugas aja. Gue yang nyari data-data yang ada, Rafa mecahin kode, Qio cari lokasi Rena dan pantau dia terus, bang Gara yang bakal awasin keadaan sekitar. Gimana? Pada setuju ga?" tanya Juan.
Qio mengangguk setuju. "Tapi, kalau misalnya salah satu dari kita nemuin sesuatu, walaupun bukan tugas kita, langsung bilang aja. Soalnya, Rena suka ngirim pesan dari hal-hal ga terduga."
Rafa menganggukkan kepalanya. Dia sebenarnya sudah lelah dengan permainan yang Rena ciptakan. Namun, dia bisa apa?
FLASHBACK OFF.
Drtt.. Drtt..
Handphone yang berada di saku Gara, berbunyi--menandakan ada panggilan yang masuk. Gara mengambil handphone-nya dari sakunya sendiri.
Sebuah panggilan dari nomor yang tidak Gara kenal. Gara memencet tombol menjawab. Gara menaruh handphone-nya di telinganya agar bisa mendengar suara siapa yang telah menghubunginya.
"Halo?"
Gara menyeritkan dahinya. Tidak ada jawaban dari panggilan tersebut. Padahal, sambungan telepon masih tersambung.
"Halo?"
Masih sama. Tidak ada tanda-tanda orang yang menelpon Gara akan menjawab sapaan Gara. Jangankan menjawab sapaannya, berbicara satu kata saja tidak.
"Kalau lo ga ngomong, gue bakal matiin teleponnya. Buang-buang waktu tau g--"
Ucapan Gara terputus karena mendengar lagu yang asalnya dari orang yang menghubungi Gara. Gara tidak paham dengan semua ini.
Gue kan nyuruh dia buat ngomong. Kenapa dia malah nyetel lagu? Apa dia pengen ngomong lewat lagu ini? batin Gara.
Gara terdiam. Dia memilih mendengarkan lagu yang diputar oleh orang yang menghubungi Gara. Gara mencerna kata-kata yang berada di lagu itu.
Rafa yang baru saja datang, mengangkat sebelah alisnya. Dia melihat Gara yang sedang kebinggungan. Gara yang mengerti maksud Rafa, menunjuk handphone-nya sebagai isyarat alasan dia kebinggungan. Gara juga menekan menu speaker agar lagunya bisa terdengar oleh Rafa.
"Hollo nama oerowo seulpeudorog."
Rafa menaikkan sebelah alisnya. Dia tahu bahasa yang digunakan dalam lagu ini. Rafa membuka handphone-nya untuk membuka aplikasi google translate.
Keadaan yang tenang dan sepi di halaman belakang sekolah, sangat mendukung Rafa untuk melakukan ini. Aplikasi google translate akan mengartikannya dengan suara lagunya.
"Aedalpeun naui maeumeul geudae andamyeon. Dasi kkog doraori."
Tut!
Sambungan telepon terputus. Lebih tepatnya, orang yang menghubungi Gara yang memutuskan sambungan telepon itu.
Jika kamu tahu pikiranku yang menyayat hati. Kamu akan kembali lagi.
"Ini Bahasa Korea? Lagu Korea? Masa walaupun udah diartiin, gue tetep ga ngerti. Maksudnya apa coba?"
Gara membuka aplikasi google-nya. Dia mengetik lirik lagu tersebut yang menurutnya sangat susah.
"Untung gue cinta Bahasa Indonesia. Nah! Hah? Lagunya Im Sunhae?" Gara sibuk sendiri dengan mencari tahu lirik full lagu tersebut beserta dengan artinya.
Rafa tidak menanggapi ucapan Gara. Rafa tenggelam dalam pikirannya sendiri. Dia memikirkan sesuatu. Dia menghela nafas.
Drtt.. Drtt..
Sebuah pesan masuk ke dalam handphone Rafa. Rafa menatap pesan tersebut dengan malas. Dia sudah bisa menebak siapa pengirimnya dan untuk apa.
Unk. : Gimana lagunya? Bagus, kan? Mirip banget ya sama dia! Rafa tau arti dari holllo nama oerowo seulpeudorog ga? Kalau belum tau, artinya itu, kelopak bunga itu akan sendirian, kesepian dan menyedihkan, sama kayak dia, ya!
Rafa tiba-tiba menahan nafasnya setelah membaca pesan tersebut. Rafa sama sekali tidak mengerti maunya orang itu apa.
Unk. : Kok dibaca aja? Lagi mikir gue bakal ngapain, ya? Tenang aja! Gue ga bakal ngapa-ngapain dia kok! Paling ngapa-ngapain orang yang di sekitarnya.
Rafa mengkerutkan dahinya. Dia membalas besan itu dengan cepat. Rafa memang mengerti maksud dia di dalam kalimat orang tersebut.
Rafa : G ush gangguin dia.
Unk. : Gue ga mulai duluan, kok! Dia yang mulai duluan, gue cuma ngikutin aja. Lagian, kapan lagi coba main-main sama dia?
Rafa menggeram kesal. Kalimatnya seakan mengancam dirinya. Dia tidak bisa diam begitu saja. Dia tahu, pasti ada yang diinginkan dari orang itu.
Rafa : Mau lo ap?
Unk : Yakin mau tau? Ckck, palingan juga mau tau doang, ga bakal dilakuin. Orang kayak lo mana mau ngelakuinnya? Eh iya! Gue lupa, lo kan super heronya!
Rafa sudah malas berbasa-basi dengan orang tersebut. Dia muak berbasa-basi dengan orang yang sepertinya.
Rafa : Cpt.
Unk : Gue kasih tau nanti. Jam 8 malem di tempat biasa kita ketemu. Jangan telat semenit pun! Atau gue ga akan toleransi sama lo.
Di lain sisi, orang yang mengirimkan pesan kepada Rafa tersenyum sinis. "Pasang telinga lo baik-baik nanti, Raf! Lo bakal denger apa yang gue mau, sekaligus fakta dari segalanya. Tapi buat tau itu semua, lo harus ngelakuin apa yang gue mau!"
🙈🙉
-Hey, Chica!-
Holla semua! Emak kembali update yey!
Maapkeun kalau penulisannya belum bener, masih acak-acakan, feelnya belum dapet, dll.
Btw, lagu itu judulnya Will Be Back, OST drama korea Moon Lovers : Scarlet Heart Ryeo. Emak cuma suka nonton drama koreanya aja kok~
Eh iya, emak mau ngasih tau, Hey, Chica! itu belum mendekati ending kok! Masih panjang! Banyak teka-teki yang belum dijawab tau~
Tadi emak pas ngetik part ini, tepatnya hampir selesai, taunya ketikan emak hilang setengah dan berakhir emak ngetik ulang :) Tapi .... emak kembali semangat karena yang udah baca Hey, Chica! sudah mencapai 10k! Yey!
Intinya, jangan lupa vote dan komennya yang banyak, ya! Jangan bosen nunggu Hey, Chica! update!
Sekian,
Salam hangat dari emaknya Gara 💋