Be My Wife (Complete)

By arohaBEBE

908K 26.6K 2.3K

18++++ Yohana Mulyono harus mau menerima perjodohan yang diajukan oleh neneknya, orang yang telah merawat dan... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
30
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
59-60
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
83
84
85
86
87
88
89 (Tamat)
90 (extra 1)
91 (extra 2)
Cuap2
92 (extra 3)

82

6.6K 264 35
By arohaBEBE

Aku merasa...kok feel-nya kurang ya? Menurut teman2 gimana? Tolong bantu koreksi ya.

Selamat membaca.

Typo tolong dikoreksi dan dimaafkan.

Jika berkenan tekan bintangnya.

Terima kasih teman2 semuanya...God bless you ^_^

& & & & & & & & & & & & & & &

82. Be My Wife

Sebenarnya.

"Maafin aku ya, Mas."

"Enggak usah minta maaf Melati." Bima menggaruk keningnya yang tidak gatal. "Ini salah aku." Bima menghela nafas.

"Ini salah aku juga Mas. Coba kalau aku enggak sembarangan cari tempat waktu nerima telepon dari Mas." Ujar Melati menyesal.

Mereka sama-sama terdiam merenungkan apa yang sedang terjadi.

"Mas?"

"Ya?"

"Mas...enggak dipecatkan?" tanya Melati dengan nada khawatir.

Bima membulatkan matanya kaget dengan pertanyaan Melati kemudian terkekeh "Enggaklah, Pak Nuel bukan orang seperti itu."

"Ya...siapa tahu saja Mas." Melati berdecak pelan. "Mbak Yohana belum ketemu juga ya, Mas?"

Bima menggeleng pelan. "Belum."

Melati menghela nafas. "Aku doain semoga Mbak Yohana cepat ketemu." Ucap Melati terdengar prihatin. " Oya, Mas, kalau mbak Yohana ketemu Mas kabarin aku ya." Suara Melati jadi antusias.

Bima mengerutkan dahi. "Kamu mau apa?"

"Ya...aku pengen ketemu, pengen tak seneni mbak Yohana-ne. Wes gawe geger uwong akeh." gerutu Melati yang secara tidak sengaja mengeluarkan bahasa asalnya. Untung saja Bima sudah sedikit-sedikit belajar sehingga mengerti apa yang gadis manis pujaan hatinya itu ucapankan. Kini Bima malah tertawa. "Kok malah ngguyu to Mas?" terdengar Melati tidak terima ditertawakan.

&

&

&

Jericho masih mengetatkan rahangnya. Kekesalannya pada salah satu penerus Gary's Group masih memenuhi dadanya. Sikap Jericho tak luput dari pengamatan Heri dan Linda.

"Tidak usah mencampuri urusan rumah tangga orang lain." Ujar Heri pada anak keduanya.

Jericho menoleh sebentar kepada Papa-nya yang duduk dihadapannya ditemani sang Mama, kemudian membuang muka kembali. Saat ini mereka berada di ruang kerja Jericho. Heri mendapat laporan bahwa anak bungsunya tiba-tiba memutuskan kembali ke Jakarta padahal urusan di Yogyakarta belum selesai.

Heri mengambil inisiatif untuk menemui sang putra di kantornya. Tapi yang ada ternyata anak bungsunya itu belum sampai di kantor dan Heri menunggu sampai putranya kembali ke kantor. Jericho juga tidak menyangka bahwa Papa dan Mama-nya sudah duduk manis menunggu kedatangannya.

Merasa tertangkap basah oleh Papa-nya akhirnya Jericho menjawab jujur kenapa ia memutuskan segera kembali ke Jakarta. Jericho baru menyadari bahwa ia telah meninggalkan pekerjaannya begitu saja.

"Papa tahu maksud kamu. Tapi...kalau orang-orang luar menilai. Pasti kamu dikira kurang kerjaan ngurusi istri orang." Ujar Papa memberi nasehat.

"Yoyo itu teman aku, Pa." Jericho berusaha membela diri.

Heri tersenyum. "Papa tahu kalau Yohana itu teman kamu. Ingat. Yohana sudah ada yang bertanggung jawab. Lagi pula, kamu tidak dimintai tolong sama Immanuel. Dan...keluarga Sanjaya juga tidak berdiam diri mengetahui anggota keluarganya hilang." Heri dengan sabar memberi penjelasan serta memberi peringatan.

"Jadi...Papa sebenarnya sudah tahu kalau Yohana hilang." Tuduh Jericho membuat Heri kembali terkekeh.

"Kalau pun Papa tahu, Papa juga tidak mau mencampuri urusan keluarga Sanjaya." Heri menghela nafas. "Semua ada batasannya, Ko. Dan kamu harus tahu itu." ucap Heri lembut tapi tetap tegas.

"Mama yakin, Ko. Nuel pasti bisa menemukan Yohana. Mama juga yakin kalau Nuel itu sayang banget sama teman kecil kamu itu." kini Linda yang bersuara.

"Aku juga sayang." Sahut Jericho pelan, masih bisa didengar oleh Heri dan Linda.

"Mama juga sayang sama Yohana. Tapi Mama sama Papa lebih sayang kamu, Ko."

Jericho tahu maksud ucapan Mama-nya. Jericho berterima kasih kepada kakak tercintanya yang telah memberi tahu orang tua mereka tentang perasaannya pada teman kecilnya. Jericho tersenyum kecut menyadari bahwa hatinya masih menyisakan perasaan untuk teman kecilnya.

"Sekarang. Papa minta kamu balik lagi ke Yogya dan selesaikan pekerjaan kamu." Ucap Heri sembari bangkit dari sofa empuk yang ia duduki.

Jericho terlihat terkejut tapi tetap pasrah pada perintah Papa-nya. Jericho menyadari bahwa tindakannya tidak professional. Apalagi alasan Jericho meninggalkan pekerjaan juga tidak terlalu kuat. Jericho mengamati Papa-nya yang sedang berjalan meninggalkan ruangannya.

Cup!

Sebuah kecupan mendarat dipipi Jericho. Kecupan sayang dari sang Mama yang sudah berpindah tempat duduk, tepat disampingnya.

"Kamu pasti bisa bahagia seperti Yohana dan Nuel, sayang." Linda memandang putranya dengan penuh kasih sayang. "Mama doakan kamu dapat yang terbaik." Linda tersenyum dan dibalas senyum pula oleh putranya.

Hati Jericho menghangat mendengar ucapan Mama-nya yang tulus. "Thanks, Ma."

&

&

&

"Aku sudah turun dari pesawat, Kak. Aku lagi jalan keluar." Nuel masih berkomunikasi dengan seseorang melalui sambungan telepon. Lima belas menit yang lalu pesawat Nuel mendarat dengan mulus di bandara Ahmad Yani.

Sore tadi saat Nuel berada dalam ruang kerjanya dan mendapatkan sebuah chat. Nuel langsung beranjak dan tanpa fikir panjang segera mengecek jadwal penerbangan. Nuel dengan susah payah akhirnya bisa mendapatkan tiket menuju ke Semarang. Nuel tidak peduli jam berapa ia akan berangkat yang terpenting bagi Nuel sebisa mungkin dan secepat mungkin bisa menemui orang yang telah mengirimi chat padanya.

Nuel sudah mempercepat langkahnya, saat ini pun Nuel tidak peduli dengan penampilannya. Nuel sama sekali tidak membawa apapun karena Nuel dari kantor langsung ke bandara.

"Kak!" sapa Nuel pada orang yang ingin segera ia temui. Orang itu tersenyum pada Nuel menyambut kedatangannya. Ketika sudah berada didekat orang tersebut Nuel langsung memeluknya. "Kak Mario." Ucap Nuel dengan perasaan lega. Mario menepuk-nepuk punggung Nuel memberitahu bahwa ia peduli.

&

&

&

Nuel sudah segar dan ia pun juga sudah mengganti pakaiannya. Setelah Mario menjemputnya dari bandara, Mario mengajaknya ke sebuah hotel tak jauh dari bandara. Mario sudah menyewa sebuah kamar dengan double bed. Memang bukan hotel yang mewah tapi hal itu tidak penting untuk Nuel.

Mario menyarankan Nuel untuk beristirahat dan membersihkan diri terlebih dulu. Mario dapat melihat perubahan dari iparnya tersebut yang terlihat tidak peduli dengan penampilannya, mata sayu, dan wajah yang terlihat lelah. Mario yakin tiga minggu adalah waktu yang sulit dilalui oleh iparnya. Tapi Mario melihat mata Nuel berkilat penuh harapan saat bertemu pandang dengannya. Nuel akhirnya membeli baju ganti serta keperluan mandi ditemani oleh Mario. Mario juga membeli beberapa minuman dan makanan.

Nuel dan Mario telah kembali ke kamar setelah mereka makan malam diluar. Mario sengaja mengajak Nuel untuk makan malam diluar supaya suami dari sepupunya itu merasa lebih santai. Walaupun nyatanya tidak sama sekali iparnya menjadi santai karena Nuel ingin cepat-cepat pada intinya.

Mario menyodorkan sebotol minuman yang tadi dibelinya sewaktu menemani Nuel.

"Apa Hana baik-baik saja Kak?" sejak tadi itulah pertanyaan yang ditanyakan Nuel tapi Mario malah menjawabnya dengan hal yang lain dengan menyuruhnya untuk beristirahat dan lain sebagainya.

Kini Mario akan menjawab pertanyaan Nuel dan menceritakan apa yang selama ini ia tahu.

"Yohana dan bayi kalian sehat, Nuel." Jawab Mario tersenyum menenangkan.

Nuel menghembuskan nafas lega setelah beberapa jam yang lalu ia harus menahan rasa penasarannya dan masih menerka-nerka keadaan istri dan baby mereka. Nuel menegak minumannya dan bisa ia rasakan dahaga itu hilang dari tenggorokannya.

"Nuel. Dengarkan ceritaku sampai selesai dan...setelah itu kamu boleh bertanya ataupun...menyanggahnya." ucap Mario serius.

Nuel mengangguk mantab. Nuel bertekad akan menutup mulutnya dan membukanya pada saat yang sudah ditentukan dan diperlukan. Mario mengulas senyum melihat kesungguhan Nuel, suami sepupunya.

&

&

&

"Nuel." Mira bergetar.

Baru saja cucu bungsunya masuk ke ruang kerjanya dan melemparkan sebuah map hitam ke atas meja. Map hitam dengan lambang perusahaan yang sangat Mira tahu dengan jelas isinya.

"Seharusnya aku sudah hancurkan itu sejak kemarin...tapi Nenek selalu menahan supaya aku tetap menyimpannya." Ujar Nuel datar, matanya menatap nyalang.

Nuel dengan perasaan campur aduk masuk ke ruang kerja sang Nenek. Nuel marah, kecewa, sedih, frustasi dan merasa...bodoh. Semua perasaan itu bukan ditujukan Nuel untuk sang Nenek melainkan dirinya sendiri.

"Seharusnya aku turuti kata hati aku." ujar Nuel lagi.

Mira menatap sedih pada cucu bungsunya. Mira tahu dirinya ikut ambil bagian dalam permasalahan yang sedang dialami oleh cucunya.

"Aku merasa...bodoh." Nuel tersenyum kecut menyadari kesalahan yang ia lakukan.

"Nuel..." panggil Mira lirih, matanya yang sudah berkaca-kaca tak kuasa membendung untuk tidak turun membasahi pipi.

"Aku kembalikan itu pada Nenek." Tunjuk Nuel pada map hitam yang masih tergeletak diatas meja Mira. "Karena sekarang aku tahu. Aku tahu dengan jelas harta yang harus aku jaga dengan baik."

Nuel tersenyum lemah pada Neneknya. "Maaf jika pilihanku membuat Nenek kecewa. Karena sekarang aku tahu, Nek. Aku tahu dimana hartaku. Aku tahu dimana sumber kebahagiaanku berada. Dan aku...tidak akan melepaskannya begitu saja. Aku akan mempertahankannya. Selamanya."

Tanpa banyak kata lagi Nuel melangkah meninggalkan ruang kerja Mira. Meninggalkan sang Nenek yang terpaku sembari menangis.

&

&

&

Dua hari telah berlalu semenjak Nuel memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Dimana Nuel mengungkapkan rasa kecewanya dan betapa bodoh dirinya dihadapan sang Nenek. Setelah kejadian itu Nuel pulang ke rumah Neneknya untuk berkemas. Di hari yang sama pula Nuel memutuskan untuk melakukan penerbangan. Nuel kembali terbang ke Semarang kemudian menuju kota dimana istrinya berada. Salatiga.

Kini Nuel ada di dalam mobil. Sudut-sudut bibir Nuel terangkat, hatinya menghangat. Nuel merasa bersyukur dapat melihat wanita yang dicintainya, istrinya, Yohana Sanjaya. Walau hanya dari kejauhan dan pastinya tidak diketahui oleh obyek yang dilihat.

Melihat istrinya yang sedang mengandung buah cinta mereka sehat dan tidak kekurangan apapun tidak henti-hentinya membuat Nuel mengucap syukur. Nuel juga bersyukur bahwa istrinya mempunyai saudara yang tenang dan bijak dalam menghadapi permasalahan. Mario, seorang sepupu yang tidak akan disangka karena kepribadiannya yang begitu ceria serta humoris. Sisi lain dari Mario yang tidak akan mungkin terfikirkan jika hanya melihatnya dari luar. Mario juga seseorang yang berfikir berulang kali secara matang.

"Jujur saja aku lakukan ini untuk Yohana. Tapi...setelah aku bertemu denganmu, ternyata...kalian benar-benar saling mencintai dan saling membutuhkan."

"Aku percaya padamu, Nuel."

Kalimat terakhir yang diucapkan Mario membuat harapan Nuel meningkat. Setidaknya Nuel mendapat dukungan dari iparnya. Kepercayaan yang diberikan padanya tidak akan pernah dihianatinya. Nuel tidak ingin berpisah dengan istri dan anaknya. Nuel rela meninggalkan apa yang ia punya untuk kembali bersama dengan keluarga kecilnya. Istri dan anak-anaknya adalah harta yang berharga untuk Nuel saat ini dan harus Nuel jaga dengan kesungguhan hati. Nuel berjanji tidak akan menyakiti mereka dan akan memberi mereka kebahagiaan walaupun dirinya harus menderita.

Ini hari kedua Nuel mengikuti istrinya. Pagi ini istrinya tetap tersenyum ceria walau dengan wajah yang...sedikit pucat. Nuel sempat melihat kernyitan diwajah istrinya ketika tersenyum pada orang-orang yang berpapasan denganya. Terbersit rasa khawatir dalam hati Nuel dengan keadaan istrinya.

Tak urung rasa khawatir membuat Nuel memberanikan diri keluar dari tempat pengamatannya. Nuel mengikuti istrinya dan seorang wanita tua dengan perawakan gemuk. Nuel tahu dari Mario, wanita tua itu bernama Mbok Ning, ia tetangga Mario dan selalu membantu istrinya. Cukup lama Nuel mengikuti mereka dan beruntung istrinya tidak menyadari.

"Eh! Eh! Awas!" teriak Mbok Ning saat ada anak-anak kecil yang naik sepeda dengan kencang. Nuel terperanjat, matanya mengawasi keadaan sang istri. Nuel menghela nafas lega karena istrinya tidak kenapa-napa dan dapat menghindar kemudian istrinya malah tertawa melihat anak-anak kecil itu.

"Bocah kok ngawur." Mbok Ning menggerutu.

"Enggak apa-apa Mbok, namanya juga anak-anak."

"Esuk-esuk wes pit-pitan ngebut-ngebut." Tambah Mbok Ning.

Nuel melanjutkan langkahnya. Istrinya ditemani Mbok Ning ke pasar untuk membeli sayuran. Dari pembicaraan yang di dengar Nuel, istrinya sedang ingin makan sayur asem. Nuel terus mengikuti mereka sampai selesai dengan kegiatan mereka membeli bahan-bahan untuk dimasak.

Bbbrrrooommm!!!

Semua orang berteriak melihat aksi pengendara motor yang terbilang ugal-ugalan. Disaat yang bersamaan Hana dan Mbok Ning sudah melangkah untuk menyeberang jalan. Pengendara motor itu sangat dekat dengan posisi Hana berdiri.

Hana begitu kaget dan membuat tubuhnya terhuyung, ia kehilangan keseimbangan karena melangkah mundur tiba-tiba untuk menghindar pengendara motor tersebut. Hana berfikir ia pasti akan jatuh karena memang tubuhnya oleng dan tidak ada pegangan didekatnya.

"Wo! Wong kok sak karepe dewe! Ora ndelok-ndelok! Ndalane mbahmu po piye?!" mbok Ning mengomeli pengendara motor yang ugal-ugalan tadi. "Yen nabrak rasakno kowe!"

Bukan hanya mbok Ning yang ikut mengomeli dan menyumpahi pengendara motor tersebut. Orang-orang disekitar juga ikut jengkel dengan aksi pengendara motor karena beberapa dari mereka ada yang hampir terserempet seperti Hana.

"Mbak Yohana." Mbok Ning mencari keberadaan Hana setelah ia selesai mengomeli si pengendara motor. Mbok Ning tersenyum karena Hana baik-baik saja. "Terima kasih, Mas." Ucap Mbok Ning pada seorang pria. Pria itu dengan posesifnya masih setia mendekap Hana dalam pelukannya.

Mbok Ning mengamati dengan pandangan heran karena baik wanita hamil dan pria itu belum mau menjauhkan diri. Bahkan mbok Ning dengan jelas melihat pria itu sangat erat memeluk tetangganya –wanita yang sedang hamil tua- dan membelai rambut wanita yang adalah tetangga itu dengan...sayang.

Bersambung.

(16 Juni 2018)

# 312 – Romance

& & & & & & & & & & & & & & &

Ada yang berdomisili di Jawa Tengah? Atau pun Jawa Timur? Hehehe

Ini sedikit translate ya...

"Esuk-esuk wes pit-pitan ngebut-ngebut." -> Pagi-pagi kok sudah sepedaan kencang-kencang.

"Wo! Wong kok sak karepe dewe! Ora ndelok-ndelok! Ndalane mbahmu po piye?!" -> Wo! Orang kok seenaknya sendiri! tidak lihat-lihat! Merasa jalannya kakek nenekmu, hah?!

"Yen nabrak rasakno kowe!" -> Kalau nabrak rasain kamu!

Yah...kurang lebih kayak begitu lah artinya. Kalau teman2 yang lebih ngerti bisa dibenahi itu translate-tan aku. hehehe

& & & & & & & & & & & & & & &

Jeng! Jeng! Jreng!

Selamat buat mbak @vivianetan13 dan mbak @Erintyas09 <- ini penting...!

Hooooorrrreeeeee!!! Dapat pulsa 50.000 !!!

Duh...senengnya...hahaha (aku minta nomor nya lewat pesan saja ya...hehehe.)

Terima kasih buat teman2 yang mau ikut nebak KEMANA NUEL AKAN PERGI / TERBANG? (hahaha. Terbang. Emang burung, terbang?)

Jawaban yang alasannya mendekati benar adalah mbak @vivianetan13 dan buat mbak @Erintyas09 nanti di part selanjutnya bakal tahu ya kenapa alasannya bukan seperti alibi mbak Erin, hehehe. Tapi tenang...mbak Vivi dan mbak Erin tetap berhak mendapatkan pulsa 50.000.

Aku harap nominal kecil ini bisa membuat teman2 senang. Maaf Cuma bisa kasih 50.000 saja. Aku hanya ingin berbagi berkat karena teman2 sudah setia mengikuti BMW sampai episode ke sekian. Dan Puji Tuhan teman2 enggak bosan. Terima kasih teman2 semuanya...

Yang tidak ikut kuis, tidak apa2. Mungkin teman2 belum sampai ke part ini, hehehe. Kalian tetap teman2 yang baik dan selalu kasih bintang untuk Nuel & Hana. Dan...aku sangat hafal dengan teman2 yang ga pelit buat tekan bintangnya untuk Nuel & Hana. Terima kasih. God bless you...

Oke! Selamat beraktifitas teman2 semua...

Sehat selalu ya...^_^

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 85.2K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1.3M 5.6K 16
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
2.3M 33.8K 28
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1.3M 128K 49
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...