Stole The Bastard Heart

kiranaabella által

373K 14.5K 410

All Rights Reserved | Based on The Bastard Series. The first book of The Bastard Series. All stories contain... Több

1. Meet The Trouble Maker
Cast 1
2. You?!
3. He's My Boss!
Cast 2
4. Let's Start This Game
5. Playing With The Real Bastard
6. I'm Not Afraid of You Boss
Cast 3
7. Plan
8. At Night Party
9. A Day With Jerk
10. The Devil Side
11. Secret
12. New Routine
13. A Good Devil
14. Overthinking
INFO
15. Devil's mission
16. This is wrong
17. Devil's Plan
18. Gonna be mine
19. Stupid Sean
20. I Like You
21. Marriage aren't one of my planning
22. Huh..Bad day ever
23. I Dont Know How To Explain That
24. Between Feeling and Logic
25. Stupid Feeling or Stupid Sean?
26. Fail
27. Leave me alone
28. All Over
29. Back to Stranger I
30. Back To Stranger II
31. Shouldn't Have Met
32. Disturbing
INFO
33. Ups..
34. My Heart Almost Melts
35. I'll Marry You
36. Sean and His Struggles
37. Finally
38. I'll Be Yours for a Thousand Lives
40. Officially Mrs. Lawrence

39. Never Tear Us Apart

2.7K 125 2
kiranaabella által

First of all, maaf gais mendekati ending, malah ga keurus😭 Sejujurnya aku ga lanjutin karena lagi ga dapet feel yang pas buat ngelanjutin, daripada ceritanya ga nyambung 'kan..
Tapi sekarang aku pgn nyelesain ini soalnya bentar lagi ending...So yeah ini pidato pendekku hahah hope y'all like it! Enjoy
——————————————————
Setelah memperbaiki hubungan yang berlangsung seminggu kurang di Hawaii, akhirnya Sean dan Megan pulang ke New York, atau lebih tepatnya Megan yang memaksa untuk pulang dan Sean yang berusaha untuk menahan Megan agar terus bersamanya.

Perempuan itu masih waras akan pekerjaanya di kantor. Fulton Textile Industry pasti membutuhkan dirinya dan tentu saja ia tau diri sebagai karyawan tetap.

"Aku ingin menculikmu ke Bali." Celetuk Sean saat mereka tengah berada di mobil menuju kediaman Lawrence, tepatnya rumah yang ditinggali Jamie Lawrence.

"Kau benar-benar gila, Sean. Kita belum 1 jam berada di New York." Balas Megan tidak habis pikir. Sejak di Hawaii, pria itu merengek bak bayi. Entah ada berapa destinasi yang ada di otak Sean.

"Ck. Babe, kau serius ingin menemui ayahku? Aku benar-benar tidak menyukai pria tua itu."

Megan menoleh pada Sean, "Aku ingin menyelesaikan urusanku dengannya. Ayahmu terlihat sangat membenciku."

Sean menghela nafas. Ia tidak bisa menyangkal bahwa Jamie memberikan tatapan maut pada semua perempuan yang bersama anak sulungnya. Jamie sudah melihat begitu banyak perempuan yang hanya ingin harta anaknya dibandingkan benar-benar mencintainya.

Setelah berkendara selama kurang lebih 1 jam, mereka akhirnya sampai di pekarangan rumah elit. Megan membuang nafas berharap rasa gugupnya hilang seiring ia bertemu Jamie.

"Apa kita ke Apartemenmu saja?" Tawar Sean. Pria itu dapat melihat kegugupan di wajah Megan. Tangan perempuan itu juga terasa dingin dan berkeringat.

"Kau tau aku adalah wanita pantang menyerah 'kan?" Tanya Megan kemudian berjalan mendahului Sean diiringi oleh beberapa pelayan yang menyambut mereka.

***

"Bos. Tuan muda Lawrence dan Nona Sanders sudah berada di dalam rumah."

Pria yang sudah tidak muda itu tersenyum picik. Kita lihat sekuat apakah dirimu untuk bersanding dengan putraku.

"Suruh mereka masuk ke ruanganku." Balas Jamie sambil menyesap puntung cerutu yang hampir habis.

"Baik, Bos." Pria berjaket kulit itu kemudian menunduk hormat dan berlalu dari sana.

Terlihat Sean yang masih tetap mengampit tangan Megan dengan posesif.

"Tuan muda Lawrence ditunggu di ruangan Tuan Lawrence." Ucap pria berjaket kulit itu.

Sean mengangguk mengerti dan berjalan menuju kamar yang terletak di ujung sudut ruangan. Agak gelap karena minim penerangan. Sekelibat pikiran negatif muncul di otak kecil Megan.

"Kendrick. Tetap berjaga di luar. Jika ada hal aneh, telepon aku."

Mereka kemudian dipersilahkan untuk duduk di sofa berwarna coklat itu. Permukaan sofa terasa dingin dan tak tersentuh, cukup membuat rasa gugup Megan semakin tinggi.
Ini lebih menyeramkan dibandingkan dengan interview kerja di Fulton dulu.

"Aku sangat menunggu kedatanganmu, Nona Sanders." Ucap Jamie tanpa mengalihkan pandangannya dari Megan. Perempuan itu cukup teritimidasi, namun ia sudah belajar dari sifat Sean yang tidak berbeda jauh dengan ayahnya.

"Terima kasih karena menyambut kedatangan saya, Tuan Jamie." Balas Megan sambil tersenyum simpul. Ia tidak mau teritimidasi oleh aura Jamie.

Disebelahnya, Sean menatap keduanya dengan pandangan terperangah. Ia tidak menyangka Megan akan seberani ini.

"Hahaha..." Jamie tertawa. Tawa yang mendominasi. Pria itu mengangguk dan menatap tajam kearah Megan.

"Kau menginginkan nominal berapa? Aku akan tulis di cek." Ucap Jamie kemudian. Ia sudah mengeluarkan lembar cek dan bolpoin dari dalam jasnya.

"Maaf?" Tanya Megan tidak mengerti. Ia tidak mengerti karena tiba-tiba di tanya mengenai cek nominal.

Tunggu...

"Tuan Jamie Lawrence. Maaf jika menyinggung anda. Saya tidak menginginkan uang sialan itu, jika itu maksud anda. Lebih baik anda donasi uang itu kepada Yayasan atau Lembaga yang membutuhkan. Kehidupan saya sudah lebih dari cukup."

Megan menghela nafas, "Jika anda mengira saya adalah perempuan yang mencintai uang, anda salah. Bahkan saya sebelumnya tidak menyukai sosok putra anda. Dia egois dan sombong. Sean tidak masuk ke dalam rencana hidup saya, sebelumnya. Sebelum saya benar-benar mengetahui jika saya mencintai putra anda."

"Maaf saya harus mengatakan ini. Tapi, saya agak risih dengan bawahan anda yang sering mengikuti saya. Saya bukan pelacur seperti yang anda pikirkan."

Megan menaik turunkan dadanya. Bahkan Sean sudah tidak berkutik karena Megan berbicara lancar tanpa rasa gugup di setiap ucapannya.

Megan menghela nafas. "Sepertinya hanya itu saja yang ingin saya sampaikan. Terima kasih." Megan kemudian berdiri dan pergi dari hadapan Sean dan Jamie.

Sean menoleh ke belakang dan kembali menatap ayahnya dengan pandangan tidak percaya. Tanpa berbicara pada Jamie, Sean langsung berlari kearah Megan.

Mac si pria berjaket masuk dengan agak tergesa. "Sekarang apa yang harus saya lakukan?" Tanyanya.

"Tidak perlu. Aku menyukai gadis itu." Ucap Jamie sambil menatap kearah pintu yang sudah terutup.

***

Sean's Apartment // 5 PM

"AAAAA!!!! HOLY HELL!" Umpat Megan tak kuat. Setelah pulang dari kediaman Lawrence, jantung Megan sudah berdetak tidak beraturan. Tidak bisa dibohongi jika ia merasa was-was saat berhasil mengeluarkan unek-uneknya pada ayah dari pria yang ia cintai itu.
Ia takut ayah pria itu akan melakukan hal diluar nalar. Namun, ia berpikir positif karena istri Jamie-Hanna Lawrence dan si bungsu-Savanna Lawrence menyukai sosok Megan, jadi dia agak aman untuk sementara waktu.

"APA? KENAPA?" Sean buru-buru keluar hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Bahkan rambut pria itu masih tersisa beberapa busa sabun.

Megan beranjak dan berjalan menuju kearah Sean, "Aku lega." Ucap Megan sambil mengelus bahu Sean.

"Bersihkan dirimu. Kau seperti kepergok selingkuh." Canda Megan karena memang penampilan Sean jauh dari kata berwibawa seperti kehidupannya sehari-hari.

"Aku tidak akan selingkuh darimu. Aku sudah cukup sabar menunggumu takluk padaku, honey."

"Aku akan mengumumkan pernikahan kita secepat mungkin."

Setelah itu Sean beranjak dari hadapan Megan. "Hei! Aku belum setuju untuk menikah!" Ucap Megan saat pintu kamar mandi sudah tertutup rapat.

***

Setelah perdebatan panjang, akhirnya Sean terpaksa mengantar Megan pulang ke apartemen milik perempuan itu. Alasannya karena di apartemennya ada Morgan dan Megan takut adiknya itu melakukan hal-hal negatif selama dirinya tidak ada.

"Akhirnya kau ingat memiliki rumah." Celetuk seseorang dibalik kursi dengan beberapa layar LCD di depannya.

"Aku sedang tidak ingin berdebat, Morgan." Balas Megan. Perempuan itu menjatuhkan badannya di sofa putih dan menghembuskan nafas lelah.

"Kapan kau menikah dengan calon kakak iparku?"

Megan menoleh dengan cepat, "Apa maksudmu?"

Morgan tersenyum penuh arti. "Aku tidak sabar karena Sean terus memberiku gaming setup."

"Ah. Pria itu terus saja meracuni mu? Sedekat apa hubungan kalian huh?"

Morgan mendekat, "Jika aku gay, akan kurebut darimu, sist."

Megan melebarkan matanya. Setahu nya, Morgan tidak sefrontal ini jika bercanda.

"I'll kill you Morgan Sanders!"

***

"Kendrick. Hubungi seluruh media televisi untuk mengumumkan pernikahanku. Ah, majalah juga." Ucap Sean pada Kendrick-asisten yang selalu setia bersama Sean.

"Seluruh media, Tuan?"

"Ya."

"Baik, Tuan." Kemudian Kendrick tampak menjauh dan terlihat menelepon seseorang.

Sean tersenyum penuh arti. Pria itu tidak perlu repot-repot memberitahu Hanna terlebih dahulu, biarlah ibunya itu tau melalui media. Ia juga memastikan wajah marah Megan akan menghampirinya, setidaknya di telepon karena 'kejutan' yang pria itu lakukan.

Ah senang sekali.

TBC~

Hola! Akhirnya setelah dianggurin, aku up juga...
Huhu sekali lagi maaf ya buat pembaca lama yg udah lupa alur cerita nya, beneran aku jg agak lupa sama alurnya 😭😭

Olvasás folytatása

You'll Also Like

4.8M 178K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
1.8M 143K 30
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
2.5M 270K 47
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
288K 20.4K 31
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...