Stole The Bastard Heart

By kiranaabella

373K 14.5K 410

All Rights Reserved | Based on The Bastard Series. The first book of The Bastard Series. All stories contain... More

1. Meet The Trouble Maker
Cast 1
2. You?!
3. He's My Boss!
Cast 2
4. Let's Start This Game
5. Playing With The Real Bastard
6. I'm Not Afraid of You Boss
Cast 3
7. Plan
8. At Night Party
9. A Day With Jerk
10. The Devil Side
11. Secret
12. New Routine
13. A Good Devil
14. Overthinking
INFO
15. Devil's mission
16. This is wrong
17. Devil's Plan
18. Gonna be mine
19. Stupid Sean
20. I Like You
21. Marriage aren't one of my planning
22. Huh..Bad day ever
23. I Dont Know How To Explain That
24. Between Feeling and Logic
25. Stupid Feeling or Stupid Sean?
26. Fail
27. Leave me alone
28. All Over
29. Back to Stranger I
30. Back To Stranger II
31. Shouldn't Have Met
32. Disturbing
INFO
33. Ups..
34. My Heart Almost Melts
36. Sean and His Struggles
37. Finally
38. I'll Be Yours for a Thousand Lives
39. Never Tear Us Apart
40. Officially Mrs. Lawrence

35. I'll Marry You

3.4K 179 7
By kiranaabella

Hai? Kalian pasti nunggu bangetᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ maaf banget banget AKU LUPA PASSWORD WATTPAD mana pake email lama😭 makanya ga nongol sama sekalii
Anyways, enjoy luvv!

***

"Satu lagi..Tetaplah menyukaiku karena akupun begitu." Lanjutnya lagi kemudian menghilang dari pandangan Megan.

Sean tidak tahu saja jika jantung Megan sudah berdebar sejak adegan membuat kue.
Dan ini? Apa maksud lelaki itu sekarang? Ingin membuat Megan kembali berharap lebih, lagi?

"Sepertinya aku akan pergi ke dokter spesialis jantung besok pagi," Gumam Megan sambil memegang dadanya dengan erat.

***

Selepas kepergian Sean, Megan menatap nanar ke arah kue yang hendak ia berikan kepada lelaki itu.
Ia menghela nafas dan mulai membereskan sisa kekacauan yang mereka buat tadi.

Dari jauh tampak Morgan yang menatap Megan dengan intens. Pria ini tau jika kakaknya menyukai bahkan sangat menyukai sosok Sean, namun ia terlalu egois untuk mengungkapkan itu.

"Apapun pilihanmu, aku akan menghargai itu, sist." Gumam Morgan. Well, sepertinya Morgan sudah mulai menerima keberadaan Sean.

"Mau aku bantu tidak?!" Teriak Morgan kemudian,

Megan mendongak dan menggeleng tanda tidak perlu. Kemudian keningnya mengerut,

"Cepat kesini! Kau tidak akan bisa merasakan kue ini jika tidak membantu!" Omel Megan dengan wajah kesal yang dibuat-buat.

***

Lawrence's family house.
1 AM

Suasana mencekam sangat terasa di ruangan bergaya Eropa ini.
Suara jam yang berdetik seakan menjadi lagu pengiring.
Savana menatap Sean dengan gelisah. Ia kemudian menghela nafas, Kenapa seperti aku yang bersalah?!

"Sean." Suara bariton yang mendominasi dan arogan menggema membuat mereka mendongak. 

Lelaki berjas navy itu seakan menjadi raja yang ditakuti. Kerutan wajah serta mata biru tajam membuat siapa saja yang menatapnya merasa ketakutan.

"Sean Lawrence ha..ha..ha." Tawa Jamie terdengar menakutkan di telinga. Lelaki paruh baya ini menyeringai dan menatap dalam kearah Sean yang tengah menunduk.

"Jauhkan wanita itu." Satu kalimat, namun mampu membuat Sean mendongak dan menatap tajam kearah Jamie.

Sean menggeleng pelan, menjauh dari Megan? Tidak ada dalam daftar hidupnya, bahkan tidak melihat wanita itu dalam sehari saja membuat Sean menggila.

"Saya tidak bisa." Balas Sean dengan nada rendah. Ia kesal tentu saja, ingin saja ia berteriak keras pada pria paruh baya ini, namun ia sadar bahwa itu tidaklah mungkin.

"Apa yang wanita itu gunakan hingga kau berani melawanku? Wanita itu pasti menggoda mu." Balas Jamie dengan sinis.

Sean mengepalkan jari-jari tangannya, nafasnya menderu dengan cepat.
Dengan sigap Savana mengelus punggung Sean dengan pelan, berharap kakaknya itu tenang dan tidak terpancing emosi.

"Ingat, Sean. Kelas keluarga kita dengan wanita itu berbeda. Kita dari keluarga terpandang dan wanita itu dari kelas terendah. Apa yang kau harapkan dari wanita itu?"

Cukup. Kini emosi Sean tidak bisa ditahan ditambah emosi Sean yang temperamental membuat ia mudah terpancing.
Pria ini berdiri dan menatap tajam kearah ayahnya.

"Anda bertanya apa yang saya harapkan? Saya berharap anda tidak ikut campur dan menelusuri kehidupan Megan lagi."

Ia kemudian berjalan menjauh dari sana, suasana di ruang keluarga ini membuat perasaan Sean campur aduk.
Tapi ia berbalik lagi dan menatap Jamie dengan dingin.
"Saya bahagia bertemu Megan, jika itu yang anda pertanyakan."

Kemudian Sean benar-benar pergi dari mansion mewah ini dengan langkah cepat.

"SEAN!" Teriak Jamie dengan lantang, namun tentu saja tidak digubris oleh putranya itu.

***

Megan’s Apartment

Megan terus-menerus berjalan di sekitar pintu apartemennya, ia berharap lelaki itu datang kembali.
Ia sedikit khawatir tentang ucapan Sean tadi, seperti ada suatu pesan yang mengancam Sean.
Ia selalu menggenggam ponsel, seakan berharap jika pria itu memberinya kabar.

Kemudian ia berhenti dan terpaku, matanya membulat.
"Hah..Kenapa aku mengkhawatirkannya?! Ini bukan aku..bukan." Gumam Megan sambil pergi menuju kamarnya.

Hal ini tidak bisa lepas dari pandangan Morgan yang menatap kakaknya dengan bosan.

"Apa efek jatuh cinta membuat orang menjadi bodoh?" Tanya Morgan pada dirinya sendiri.

"Oh Shit!!" Pekik Morgan keras saat mendengar pintu yang dibanting.

"Kau membuatku mati!" Ucap Morgan sambil menunjukkan sebuah permainan yang berada di ponselnya.

"Aku mau ke mini market," Ucap Megan sambil berlalu dari hadapan Morgan. Pria itu mengangguk dan kembali ke dalam dunia game nya.

7-Eleven Convenience Store
1 AM

Megan masuk ke dalam sebuah mini market dan mengambil beberapa kaleng alkohol dan cemilan.

Ia kemudian berjalan menuju kasir, namun lelaki jangkung di depan kasir menarik perhatiannya.
Sepertinya ia mengenal bentuk tubuh pria ini. Dahinya mengerut dan berjalan pelan menuju kasir.
Ia sangat bertanya-tanya siapakah pria ini.

"Ehem!" Dehem Megan dengan keras, urat malunya sudah benar-benar hilang.
Dengan otomatis pria itu menoleh dan membuat Megan melotot.

"Edmund? What are you doing here?" Tanya Megan dengan alis mengerut. Bukankah Edmund tinggal di Baychester? Tidak mungkin pria ini datang ke Manhattan hanya untuk mendatangi mini market.

"Megan?" Edmund juga sama terkejutnya melihat Megan.

"Hei! Apa yang kau lakukan?" Lanjut Edmund. Ia sama kagetnya dengan Megan.

"Seharusnya aku yang bertanya. Apa yang kau lakukan di Manhattan? Bukannya kau tinggal di Baychester?" Megan mendengus. Pria ini bodoh atau apa?!

Edmund bergeser dari meja kasir karena terlihat masih banyak yang mengantri.

"Aku ada urusan disini." Jawab Edmund pelan.

"Hey! Ini bahkan jam satu pagi dan kau masih berkeliaran diluar?" Lanjut Edmund terdengar seperti seorang ayah yang mengomeli anak perempuannya.

"Ed, aku bukan anak kecil."

Sementara keduanya tengah asyik berbincang, sebuah tangan besar memeluk pinggang Megan dengan posesif.
Perempuan itu terperanjat kaget dan otomatis berpaling, melihat siapa yang berani memeluknya dengan lancang.

"Sean!?" Pekik Megan tertahan kala melihat Sean lah pelaku dari keterkejutannya.

"Apa yang kau lakukan bersama pria lain? Ini sudah jam 1 pagi." Ucap Sean sambil menatap tajam kearah Edmund yang tidak mengerti akan situasi ini.

"Aku lapar."

"Megan. Siapa dia?" Tanya Edmund.

"Ah, dia t—"

"Megan adalah kekasihku. Jangan coba-coba untuk mendekatinya."

Kemudian Sean menarik tangan Megan tanpa berkata-kata, meninggalkan Edmund dengan sejuta pertanyaan di pikirannya.

***

Kini Megan tengah bersama dengan Sean di mobil. Sudah 20 menit lebih namun, pria ini masih tak bergeming.

"Megan." Ucap Sean, suara bariton pria ini sukses membuat bulu kuduk Megan berdiri. Sial! Bahkan suaranya membuatku sedikit bernafsu.

"Hm?" Megan akhirnya tersadar dari fantasi gilanya. Perempuan ini menatap wajah Sean dengan sedikit melebarkan matanya.

"Jangan menatapku seperti itu."

"Kenapa?"

"Aku bernafsu untuk memperkosamu." Ucapan tak berfilter itu lolos dari mulut kurang ajar pria yang di segani di New York ini.

Mata Megan melebar sempurna. Ia tak menyangka pria ini begitu blak-blakan. Mesum kurang ajar!

"Aku akan berteriak jika kau berani macam-macam denganku Sean!"

Sean tertawa pelan. Perempuan ini masih saja menolaknya. Tanpa berkata-kata, Sean mengangkat badan Megan dan menduduki perempuan itu di pangkuannya.
Tangan besar Sean memeluk erat pinggang Megan.
Perempuan itu tentu saja meronta, ia begitu kaget karena ulah tiba-tiba Sean.

"Sean, lepaskan aku." Ucap Megan. Tidak bisa dibiarkan, tangan nakal pria ini mulai naik dan menyentuh dua gunung kembarnya.

"Ini pelecehan seksual." Celetuk Megan sekali lagi. Ia tau ini adalah hal yang sia-sia, pria itu bahkan sudah menelusupkan tangannya ke dalam Hoodie kebesaran Megan.

"Ahh..Se—an!" Sebuah desahan keluar dari mulut berdosa Megan. Ia kini mengutuk dirinya sendiri. Perempuan itu kembali terperanjat kala merasakan sesuatu yang aneh menyentuh pahanya.

"Megan." Sean berhenti dari kegiatannya. Ia menatap wajah Megan yang sudah sangat memerah.

"Aku akan tetap menikahimu."

"Hah?"

"Besok."

"Maksudmu?" Megan tak mengerti. Pria ini kadang suka berbicara dengan bahasa yang sulit dimengerti.

"Ayo menikah besok."

Megan lagi-lagi terkejut. Ia kemudian kembali ke tempat duduk asalnya. Ia menatap tajam Sean.
Pria dewasa ini masih saja bersikap kekanakan.

"Kau tau arti menikah?" Tanya Megan sambil bersedekap. Matanya masih sama tajam. Pria yang agak tua ini mungkin saja buta tentang pengetahuan mengenai pernikahan.

"Aku bisa memperkosamu dengan bebas."

tbc

Continue Reading

You'll Also Like

4.9M 36.4K 30
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
1M 48.4K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
2K 47 1
Area Dewasa! Yang belum cukup umur, bijaklah dalam membaca. 🙏 Niat ingin melanjutkan kuliah di sebuah Universitas ternama, membuat Florine Hillary s...
610K 72.3K 45
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...