Stole The Bastard Heart

由 kiranaabella

373K 14.5K 410

All Rights Reserved | Based on The Bastard Series. The first book of The Bastard Series. All stories contain... 更多

1. Meet The Trouble Maker
Cast 1
2. You?!
3. He's My Boss!
Cast 2
4. Let's Start This Game
5. Playing With The Real Bastard
6. I'm Not Afraid of You Boss
Cast 3
7. Plan
8. At Night Party
9. A Day With Jerk
10. The Devil Side
11. Secret
12. New Routine
13. A Good Devil
14. Overthinking
INFO
15. Devil's mission
16. This is wrong
17. Devil's Plan
18. Gonna be mine
19. Stupid Sean
20. I Like You
21. Marriage aren't one of my planning
22. Huh..Bad day ever
23. I Dont Know How To Explain That
24. Between Feeling and Logic
25. Stupid Feeling or Stupid Sean?
26. Fail
27. Leave me alone
29. Back to Stranger I
30. Back To Stranger II
31. Shouldn't Have Met
32. Disturbing
INFO
33. Ups..
34. My Heart Almost Melts
35. I'll Marry You
36. Sean and His Struggles
37. Finally
38. I'll Be Yours for a Thousand Lives
39. Never Tear Us Apart
40. Officially Mrs. Lawrence

28. All Over

5.2K 289 19
由 kiranaabella


"A-apa yang kau lakukan?!" Sean tersentak pelan mendengar pekikan Megan. Gila! Bahkan suaranya tidak berubah sama sekali saat marah.

Sean tersenyum pelan. Ia sangat merindukan wajah pemarah perempuan pendek didepannya ini.

"Aku? Membayar belanjaanmu," Balas Sean singkat, ia sebenarnya ingin mengatakan hal lain, namun sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat. Lebih tepatnya belum.

💚💚💚💚💚

Setelah pertemuan mengejutkan di mini market, Megan ngotot untuk mengembalikan uang Sean karena tidak mau berhutang, lebih tepatnya tidak mau berhubungan lagi dengan semua berbau lelaki itu.

Sepanjang jalan pulang, mulutnya tidak berhenti mengabsen setiap makhluk kebun binatang. Wajahnya ditekuk dalam. Bertemu dengan Sean tidak termasuk dalam rencananya.

Dahinya mengerut kala mendengar beberapa lelaki memanggil dirinya. Ia menoleh, di depannya terdapat dua lelaki tinggi kurus dengan pakaian yang seperti preman. Tidak, jangan sampai kejadian di novel terjadi padaku. Batinnya memohon.

"Gadis pemberani. Badanmu lumayan," celetuk salah satu pria sambil menatap lapar kearah Megan yang saat itu sialnya hanya menggunakan hotpants hitam dan hoodie kebesaran.

"Apa kau pernah bercinta? Akan aku ajarkan cara bercinta dengan gadis kecil sepertimu ini," ucap pria lainnya dengan smirk di sudut bibirnya.

"Shut the fuck up, you deadass!" Sial! Mood Megan sudah buruk dan sekarang tambah buruk. Ia khawatir, tentu saja.

"Wow.. Little girl, you know how to swearing?" Gila. Lelaki ini semakin mendekat dan....

Megan ditarik dengan paksa. Kedua pria itu berusaha menggapai payudaranya tetapi ditangkis dengan cepat oleh Megan.
Ia mencoba meminta pertolongan, namun keadaan sekitar tampak sepi dan hanya menyisakan beberapa mobil yang terparkir.

"Shit!" Ia mengumpat keras sambil berusaha melepas tangan pria itu dari lengannya, namun kekuatan perempuan tentu saja kalah dari lelaki. Begitu kira-kira.

"Tolong!" Megan masih berusaha meminta pertolongan,

"Agh!!" Satu tangan preman itu mendarat di payudara Megan dan pipinya teraha panas akibat tamparan telak dari si preman. Perempuan itu menangis hebat.

Saat dirinya sudah pasrah dan terduduk di tanah, ia mendengar suara hantaman terdengar di telinganya, ia membuka mata dan melihat dua pria itu sudah terbaring lemah dengan beberapa luka di wajahnya.
Disana ia melihat seorang lelaki asing dengan kemeja hitam.
Lelaki itu mengulurkan tangannya, Megan dengan ragu menerima uluran tangan tersebut,

"Kamu?"

"Saya Kendrick, nona Megan." Jelas lelaki itu sambil membungkuk hormat,

Megan mengerutkan dahinya, nama itu seperti tidak asing baginya.

"Anda pasti sudah mengenal tuan saya, nona. Dia tuan Sean Lawrence."

Megan melotot dengan mata sembabnya, wajahnya kembali mengeras.
"Aku tidak mengenal tuanmu, maaf." Megan kemudian berlalu dari sana dengan meringis pelan.

Naas, sebelum ia melangkah, tangannya tiba-tiba ditarik kedalam pelukan oleh seseorang.
Megan memberontak, tentu saja. Ia mengenal bau ini, bau badan khas Sean. Aroma mint yang maskulin.

"Lepas."

"Maafkan aku,"

"Aku bilang lepas, Sean."

"Tolong maafkan aku, aku benar-benar menyesal." Terdengar suara Sean yang mulai rendah, terdengar menyedihkan mungkin?

"Lepaskan aku, tolong." Megan mendorong kuat lengan Sean dan berhasil, sepertinya kekuatan pria itu melemah.

"Megan, sekali ini saja. Tolong dengar penjelasanku. Setelah itu, kamu boleh pergi dan aku tidak akan mengganggumu lagi. Selamanya." Sean menatap Megan dengan penuh harap dan menunduk. Ia pasti ditolak dengan keras. Sia-sia. Usahanya tidak akan lancar setelah kejadian itu. Megannya yang selalu ceria dan manja tidak akan pernah ia lihat lagi sekarang.

Megan menghela nafas berat. Percuma ia menghindar, lelaki itu akan selalu berada disekitarnya.

"Baiklah. Setelah malam ini, kamu harus melupakanku dan menganggapku orang asing." Megan berucap sambil menatap dalam wajah Sean yang tertunduk. Ia yakin ini jalan terbaik. Melupakan Sean begitupun sebaliknya.

*****
Di dalam mobil tampak sangat hening, bahkan Kendrick merasa was-was saat bernafas. Sungguh, aura di mobil ini sangat mencekam layaknya film horor.

Sean kemudian mengambil ponselnya dan men-dial seseorang,

"Aku tidak jadi pergi malam ini,"

"Tap-" belum orang di seberang menyelesaikan ucapannya, Sean sudah memutuskan sambungan telepon.

Ia menoleh dan menemukan Megan tengah menatapnya dengan kerutan di dahi. Dengan inisiatif yang besar, Sean seakan tau apa yang dipikiran Megan.

"Aku ada janji ke club."

"Kenap-" setelah sadar akan ucapannya,  Megan kemudian berdehem pelan,

"Aku tidak peduli," ucapnya lagi. Sial! wajahnya pasti memerah sekarang.

"Megan...Dimana?" tanya Sean dengan suara rendah,

Megan mengerutkan dahinya bingung,

"Dimana mereka menyentuhmu?" Sean yang sedari tadi sadar jika ada darah di sudut bibir Megan pun menghapus darah yang sudah hampir mengering itu.

"Bukan urusanmu," Jawab Megan. Ia memalingkan wajahnya kearah jendela, mendengar suara lembut Sean membuatnya ingin menangis.

"Menjadi urusanku karena kamu masih milikku,"

"Semua tentangmu milikku. Wajahmu, badanmu, hatimu.. Masih milikku." Suara Sean yang mengalun lembut membuat Megan menitikkan airmatanya, sialan. Perempuan itu sudah mati-matian untuk menjadi perempuan kuat, namun semua tidak berlaku saat bersama Sean. Faktanya, ia masih menyukai pria brengsek semacam Sean.

"Berhenti, Sean..Ucapanmu akan menyakitimu suatu saat nanti," dan juga aku. lanjutnya dalam hati.

"Maafkan aku. Kamu benar, aku memang pria bejat, brengsek, dan sialan...Dan aku menyesal karena kamu yang merasakan semua kebejatan, kebrengsekan, dan kesialanku. Maaf." Suara Sean tampak lebih rendah dan serak. Apa lelaki ini menangis?

Megan menelan ludahnya pelan dan ingin menepuk pelan pundak pria itu, namun ia urungkan.

Tepat saat itu, mereka sampai disebuah gedung yang sangat Megan kenal. Sebut saja Penthouse penuh kenangan.

"Kita bicara di dalam." Sean berjalan terlebih dahulu meninggalkan Megan di belakang.

*****

"Itu kamarmu," tunjuk Sean saat mereka sudah berada di dalam rumah.

"Tidak lagi. Cepat jelaskan supaya aku cepat pergi dari sini,"

Sean menghela nafas dan mempersilakan  Megan duduk di sofa sementara Sean pergi entah kemana.

Setelah beberapa lama, pria itu muncul dengan sebuah kotak P3K di tangannya. Ia duduk tepat di samping Megan dan menyentuh ujung bibir Megan dengan pelan,

"Bibirmu cantik, tidak boleh luka."

Ucapan Sean cukup sukses membuat Megan kembali berdebar. Bibir perempuan itu mengantup.

"Maaf, semuanya karena ulahku," Sean terus-menerus mengucapkan kata 'maaf' seakan ia kecanduan akan 'kata' itu.

"Ashh..." Megan meringis karena Sean mengoleskan salep di bibirnya. Sungguh, tangan pria ini kenapa sangat lembut dan mulus seperti tangan wanita kebanyakan..

"Maaf.."

"Tolong jangan katakan maaf lagi, aku mulai muak dengan kata itu." balas Megan tanpa memandang kearah wajah Sean. Jarak keduanya memang hampir tidak berjarak, namun Megan tetap enggan menatap wajah Sean.

"Sudah selesai." Sean sedikit bersorak dengan senyum puas yang tidak pernah ia perlihatkan kepada orang lain.

Sean sedikit merasa gerah dan panas sehingga ia membuka satu kancing atas kemejanya, Megan sedikit was-was karena bisa saja hal tidak di inginkan terjadi.

"Tenang saja, aku hanya merasa gerah. AC tidak dihidupkan." Jelas Sean sambil mengambil remot AC.

Megan memutar bola matanya malas,
"Jangan bertele-tele, cepat jelaskan! Apa kau sengaja membawaku kesini?"

"Sekali saja lihat aku dengan serius, Meg. Kali ini aku benar-benar menjelaskan semua hal yang ingin kamu ketahui...Semuanya." Sean kembali duduk di samping Megan dan mengusap wajahnya pelan. Berhadapan dengan sisi lain dari Megan memang tidak mudah.

"Pertama, memang benar jika kamu menjadi bahan taruhan bersama teman-temanku, awalnya aku setuju karena aku menyayangi-"

"Sebuah mobil?" Potong Megan,

"Kedua, tolong jangan potong pembicaraanku, simpan semua pertanyaanmu nanti."

"Iya, sebuah mobil. Kamu tau jika aku brengsek, maka itulah hal yang kulakukan. Aku mengiyakan dan diberi waktu 3 bulan sesuai dengan waktu magangmu. Semua tidak berjalan lancar saat kamu terus-menerus menolakku tanpa alasan, aku hampir menyerah dan menyerahkan mobil itu, namun aku egois. Aku terus mendekatimu hingga aku merenggut keperawananmu. Aku menang, aku memang menang dalam taruhan itu tapi aku kalah dalam perasaanku." Sean tersenyum samar mengingat betapa butanya ia dulu,

"Kamu tau? Kamu selalu muncul dalam mimpiku, pikiranku, dan disini..." Sean menunjuk dadanya.

"Aku awalnya menolak dan bersikap seolah itu hanya obsesi... Iya obsesi terhadap wanita cantik.. Namun salah, aku benar-benar salah dalam menafsirkan perasaan..Aku memang bodoh dalam mengungkapkan perasaan..Aku tau ini alasan klise, namun itu benar adanya."

"Aku tidak tau kapan ini dimulai, aku mulai tertarik denganmu..Aku mulai memperhatikan semua gerak-gerikmu..Sampai akhir dari magangmu, aku masih tidak bisa mengungkapkan perasaanku..Aku tidak yakin pada perasaanku kala itu. Maaf." Sean menunduk, Megan yakin pria itu menangis. Sial! Kenapa melihat seorang pria menangis terdengar lebih menyedihkan?

"Sean, kau bisa melupakan perasaan itu..Perasaanmu...hanyalah perasaan semu."

Sean mengangkat wajahnya pelan dan shit mata pria ini memerah!

"Maafkan aku, aku tidak bisa menerima perasaanmu padaku.."

"Dan aku ingin bertanya tentang kartu akses apartemenku. Kenapa kau menyembunyikannya dalam dompetmu?" Tanya Megan kemudian, sungguh ia sangat penasaran tentang misteri kartu apartemennya itu.

"Maafkan aku, seharusnya aku mengembalikan padamu saat itu. Kartu itu terjatuh tidak jauh dari meja kerjamu. Aku licik, Megan. Aku akan melakukan semua cara untuk membuatmu dekat denganku dan cara menyimpan kartu itu adalah cara yang bagus."

"Tapi kenapa?"

"Sudah kukatakan, aku licik."

Megan menyeka airmatanya yang terjatuh. Berlama-lama di rumah ini membuat airmatanya habis.

"Aku tau itu. Kau memang licik. Ternyata aku memang salah dalam menyukai seseorang." Megan beranjak dan kembali menyeka airmatanya.

"Kurasa sekarang sudah jelas. Aku memaafkanmu dan kau harus melupakanku dan tidak mengganguku lagi." Megan berucap sambil menatap nanar kearah Sean. Jujur, ia sebenarnya tidak bisa melupakan Sean, namun itu adalah jalan terakhir yang ia pilih. Melupakan Sean mungkin akan melupakan rasa sakit yang ia pendam dua bulanan ini. Sangat sepadan.

"Ada banyak wanita cantik dan berpendidikan diluar sana, dan aku tidak termasuk di dalamnya. Semoga berhasil, temukan wanita yang benar-benar kamu cintai, Sean."

"Aku pulang, lupakan semuanya. Tepati janjimu padaku," Megan tersenyum dan dengan berani ia mengusap pelan pipi dingin Sean.

"Maaf karena aku tidak bisa bersamamu." ucap Megan lagi.

Kedua kalinya. Kedua kalinya Sean membiarkan Megan pergi menjauh. Kedua kalinya ia membiarkan perempuan itu sakit, dan kedua kalinya ia melepaskan seseorang yang tidak memandang harta kekayaannya.

"Kita akan bertemu suatu saat nanti. Ingatkan aku, Meggy."

TBC

halu ckckkcck Aku mau ngasih bonus karena kemarin lama ga update... huhu kalian pasti nunggu gimana nasib Megan-Sean kan?  ngakuuu wkwkk
Ini ada 1 part lg yg aku up..semoga suka 🐰💚

繼續閱讀

You'll Also Like

1.2M 61K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1.8M 142K 30
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
16.4M 640K 37
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
4.9M 36.8K 30
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...