Satu bulan kembali berlalu di dunia manusia, sementara itu di dunia hantu, tengah di adakan upacara yang besar.
"Chenli, Apa kau sudah bersiap untuk upacaranya nak?", Wu Gu berjalan masuk untuk melihat putranya yang sudah berpakaian rapi lengkap dengan jubah kebesarannya yang megah.
Chenli tidak menjawab. Wu Gu memaklumi, dia tau putranya tidak menginginkan pernikahan ini. Tapi dia tidak berdaya, Chenyi terlalu keras kepala. Dia marah pada putra sulungnya yang bertindak gegabah dan melarikan diri dari istana hantu dan pergi entah kemana, "Chenli, jika kau tidak mau menikah katakanlah, terus terang, ibunda akan berbicara dengan ayahanda kalian...",
Chenli mengeleng.
"Aku tidak apa-apa, Ibunda. Aku tidak ingin melihat ayahanda bersedih dan terus kecewa, cukup kakak yang membuat kekacauan, biarkan aku yang menanggungnya, biarlah aku yang menjadi penganti kakak, aku akan menepati keinginan Ayahanda menjadikanku sebagai putra mahkota dan menikahi putri xinyue...",
Wu Gu menghela kemudian tersenyum tipis, menepuk bahu putranya.
"Baiklah, Ibunda berdoa semoga kamu akan bahagia bersama putri xinyue suatu saat nanti..",
Chenli tersenyum tipis.
Semoga saja, ibunda...
***
"Jia Lan---", Chenzi yang hendak pergi ke dapur melihat Jia Lan tengah berjongkok tepat di sebelah dapur.
Chenzi berjongkok disebelahnya, menepuk pundaknya, "Jia Lan, kau kenapa?", Tanyanya panik melihat Jia Lan yang muntah-muntah. Wajahnya terlihat pucat, tubuhnya lemah, bahkan hampir pingsan dan terjatuh ke tanah jika Chenzi tidak menangkapnya dan mengendongnya ke dalam gubuk.
Syukurlah, Chenzi memiliki pengetahuan dasar mengenai teknik membaca denyut nadi, sehingga dia tidak harus pergi jauh-jauh ke desa untuk mencarikan tabib. Ditambah, Chenzi tidak memiliki uang untuk membayar tabib. Jadi dengan hati-hati dia meraih pergelangan tangan Jia Lan, membaca denyut nadinya untuk mencari tau. Dan dari pemeriksaannya, dia menemukan dua denyut nadi, pertama kuat, dan diyakininya milik Jia Lan, yang satu lagi---lemah, tapi bisa terdengar cukup jelas.
Chenzi tersentak, dia menampilkan ekspresi yang sulit ditebak. Dia tersenyum, tapi sedikit kaku. Jia Lan yang mendengar suara Chenzi terbangun, dengan mata mengerjap lemah, bertanya, "Pa---ngeran? apa yang terjadi?", Dia melihat Chenzi yang tersenyum penuh makna kearah-nya.
"Jia Lan, aku---aku akan menjadi seorang ayah!", Seru Chenzi bangkit dari duduknya.
Dia berjalan cepat kearah Jia Lan yang berusaha bangun, memeluknya dengan erat. Mengecup keningnya yang hangat, lalu berkata, "Kau hamil Jia Lan, kau dan aku, kita akan menjadi orang tua. Ah, aku sangat senang. Sudah lama aku menginginkan seorang anak meski bukan dari perempuan yang ku cintai, tapi tidak masalah. Jia Lan, aku akan menjagamu, kita akan menikah, aku akan membawamu dan calon anak kita pulang ke istana Hantu, menemui ayahanda dan ibunda-ku di dunia hantu...",
Jia Lan diam. Dia ingin menangis, bukan karna terharu. Tapi karna sakit di hatinya, dia berpikir, Chenzi akan membuka hati untuknya, setelah sekian lama bersama. Tapi kenyataan-nya, pria itu mengungkapkan-nya sendiri. Jia Lan bukan perempuan yang dicintainya, bukan Jia Lan, tapi gadis lain, dan Jia Lan tau siapa perempuan itu. Perempuan yang selama ini mengisi pikiran dan hati Chenzi, bahkan setelah berbulan-bulan dia telah tinggal bersama dengan Jia Lan.
"Jia Lan?", Chenzi membuyarkan lamunannya.
Jia Lan menatapnya seraya tersenyum miris, "Terserah kepada anda, Pangeran. Saya akan mengikuti apapun keinginan anda...", jawabnya langsung dibalas anggukkan disertai senyuman antusias dari Chenzi. Pria itu terlihat mengerakkan tangannya di udara, yang Jia Lan ketahui adalah untuk membuka komunikasi batin yang Chenzi selama ini kunci untuk menghindari panggilan dan pelacak dari dunia hantu.
Jia Lan tau, karna Chenli sering melakukannya ketika mengunjunginya. Chenli, mengingatnya, Jia Lan merasa sangat sedih. Entah bagaimana keadaan pria itu sekarang, Jia Lan sedikit menyesal karna sudah menyakiti pria itu selama ini dengan berpura-pura mencintai Chenli dan membalas perasaan Chenli, yang mana di lakukannya untuk menjaga hati dan perasaan Chenli sendiri, rasa takut akan kehilangan seorang sahabat adalah yang paling tidak diinginkan Jia Lan terjadi.
Mungkin ini hukuman dari langit untuknya, karna sudah membohongi Chenli.
Tidak apa, aku akan menerimanya. Ini takdirku, aku tidak akan mengeluh, tidak akan marah ataupun dendam, biarkan Chenli bahagia atas penderitaanku, karna telah berbohong padanya...
***
Chenyi sangat gembira, setelah berjuang menghubungi putra sulungnya, akhirnya dia mendapatkan balasan dari Chenzi. Putranya akan pulang, dia ingin marah dan mengomelinya, tapi Wu Gu melarangnya, meski dia sendiri tidak tega untuk memarahi Chenzi, karna dia tidak ingin putranya itu pergi lagi.
Chenzi benar-benar telah pulang, semua orang sangat menantikannya. Chenyi dan Wu Gu memakai jubah kebesaran mereka, berdiri di depan gerbang masuk istana Hantu, disebelahnya, Chenli dan Putri Xinyue berdiri dengan ekspresinya masing-masing. Chenyu, dia berdiri dengan bersandar pada tiang. Pikirannya hari ini sedikit terganggu karna dia tidak melihat putri Shanyue sejak dari kemarin, mendapatkan kabar dari Baishe, ular putih yang berada di istana Langit, putri Shanyue sedang berada di dunia manusia.
Mengunjungi istana bumi.
Cring...
Sebuah portal biru muncul di tengah-tengah gerbang, sebuah kaki terlebih muncul, dan perlahan keluar dan menampilkan sosok Chenzi yang sedikit berubah. Terlihat sedikit lebih dewasa, mengingat bagaimana kehidupannya di bumi, semua orang terpesona dengan tampilan Chenzi yang baru.
"Ayahanda, Ibunda. Zi'er telah pulang, Zi'er melakukan kesalahan dengan kabur dari istana Hantu, Zi'er siap menanggung semua hukuman apapun yang akan diberikan oleh ayahanda...", Ujar Chenzi berlutut di hadapan Chenyi dan Wu Gu.
Chenyi menarik napas berat, Melirik Wu Gu yang tersenyum lembut kearahnya. Dia pasrah, dia membantu Chenzi bangun. Menatapnya tajam, seakan ingin menerkamnya, tapi tidak. Dia (Chenyi) justru memeluk tubuh Chenzi dengan erat. Lalu berkata, "Tidak, tidak apa. Kau pulang dengan aman dan sehat sudah lebih dari cukup, ayahanda sangat mencemaskanmu, ibundamu tidak tidur dengan baik. Adikmu, Chenli sampai harus mengantikan dirimu menjadi putra mahkota, lihat-lah, dia jadi harus menikah dengan Putri Xinyue, kau seharusnya---",
Chenyi memperhatikan putra sulungnya yang tertegun, Chenzi menatap tidak percaya pada Putri Xinyue yang berdiri di sebelah adik laki-lakinya.
"Tapi bukankah dunia hantu dan dunia langit tidak boleh terikat hubungan pernikahan????", Tanya-nya masih tidak melepaskan pandangan dari Putri Xinyue yang menolak menatapnya.
Chenyi mengeleng, dia sudah tau ini akan terjadi. Dia tau, putra sulungnya menyukai putri Xinyue. Tapi takdir mempermainkannya, mempermainkan putranya yang satu ini, gadis yang dicintainya, sekarang menjadi milik adiknya. "Kaisar Langit memberikan ijin, alasannya, untuk mengikat dan mempererat persatuan di antara istana langit dan juga istana hantu...",
Chenzi mengepalkan tangannya, mulai berpikir betapa menyesalnya dirinya, jika saja dia tidak kabur, mungkin saja dia akan menikah dengan putri Xinyue. Bukan adiknya, dia juga tidak perlu terikat dengan diri Jia Lan.
Jia Lan!
"Yang Mulia, kami menemukan seorang manusia menyusup mengikuti Pangeran Chenzi datang kemari...", Ujar prajurit hantu yang memegangi tangan Jia Lan dengan kuat kearah belakang, memelintirnya agar tidak bisa kabur.
Jia Lan terlihat kesakitan, Sementara beberapa orang cukup terkejut dengan sosok yang tengah di tangkap itu.
"Jia---Jia Lan?!", Chenli bersuara.
Dia hendak berjalan maju, tapi Chenzi mendahuluinya, menghentakkan prajurit itu mundur dan membantu Jia Lan agar dapat berdiri. "Ayahanda, Jia Lan aku yang membawanya kemari. Dia---dia mengandung, dan itu anakku...", Ujarnya menjelaskan, Chenyi, Wu Gu, Chenyu, Chenli dan putri Xinyue terkejut. Begitu juga dengan semua orang, entah kenapa, mereka mengingat kembali kejadian dulu, ketika Chenyi membawa pulang Wu Gu, si gadis manusia yang berubah menjadi Ratu Hantu dalam semalam.
"Chenzi, Kau harus menjelaskan semua ini pada kami!", Chenyi memekik. Dia tidak bisa memberikan toleransi lagi, "Pelayan, antarkan nona Jia Lan ke kamar tamu. Biarkan dia beristirahat, dan kirimkan tabib untuk memeriksa kebenarannya, apakah dia benar hamil atau tidak, laporkan padaku nanti!!!",
Chenzi memandangi Jia Lan yang hanya diam saja, sebelum dia akhirnya menatap Putri Xinyue yang masih sama seperti dulu, cantik dan mempesona. Ah, dia merindukannya, merindukan sosok itu. Sosok yang kini telah resmi menjadi istri dari adik laki-lakinya sendiri, dikarenakan kebodohannya sendiri.
Xinyue, apa kau tau? Cintaku masih sama seperti dulu...
Tbc.
Wah, kebangetan ini Pangeran bangke wkwk.