LunatiC : Deep World Dark Sid...

By FreesiaSaa

5.3K 641 69

[Genre : Sci_fi, Friendship, Tragedy] Depresi, Trauma, Halusinasi, dan beberapa sisi gelap lainnya menyelimut... More

0.0. LunatiC : Prolog
0.1. LunatiC : Beban Hidup
0.2. LunatiC : Gila
0.3. LunatiC : StiGma
0.4. LunatiC : Gadis yang Manis
0.5. LunatiC : Burung Gagak
0.6. LunatiC : Sisi Gelap
Note
0.7. LunatiC : Perasaan Takut
0.8. LunatiC : SicK
0.9. LunatiC : VoiCe
1.0. LunatiC : Keinginan Bersatu
1.1. LunatiC : RomantiC LiFE
1.2. LunatiC : Keinginan Bersatu (2)
1.3. LunatiC : HeadlesS
1.4. LunatiC : Looks Like cutting tHE...
1.5. LunatiC : Suara dalam Kenangan
1.6. LunatiC : Painful Memory
1.7. LunatiC : The Crow's calling
1.8. LunatiC : It was My FauLt
1.9. LunatiC : 1 years later~
2.0. LunatiC : Si Cengeng
2.1. LunatiC : [Untitled]
2.2. LunatiC : News
2.3. LunatiC : Pulang
2.5. LunatiC : EpiloG
(+) LunatiC : Normal - Secret Ending
(+) LunatiC : Normal - Pra EpiloG
LunatiC 2

2.4. LunatiC : Story Ab0ut PainfuL Memory

114 13 5
By FreesiaSaa

Aku begitu terpukul atas kematian Rudi. Orang tuaku berusaha untuk menghiburku, tapi kata-kata mereka sama sekali tidak membuatku tenang. Di pagi hari yang masih gelap, aku pergi dari rumah. Aku meletakkan sebuah kertas berisikan pesan singkat diatas meja belajarku. Dalam kertas itu, aku berkata bahwa aku akan pergi sebentar untuk mencari teman ku.

Aku berjalan kaki menuju daerah perkotaan hingga matahari terbit. Ditengah perjalanan, aku menghentikan sebuah bis dan naik. Tujuanku adalah tempat kerja Dave. Karena satu-satunya orang yang masih bisa kuhubungi adalah dirinya. Aku tidak mungkin menghubungi Gilang yang keberadaan nya sendiri masih belum diketahui-aku tidak tahu dimana dia tinggal sekarang. Dan Nina menonaktifkan nomornya.

Bis berhenti di halte berikutnya, seorang wanita cantik berkacamata masuk.

"Erick?" katanya. Aku lupa jika kita pernah bertemu sebelumnya.

"Dokter Siska?"

"Tante saja tidak apa-apa" Ucapnya. Dia mengambil tempat duduk kosong disebelahku.

"Aku dengar... sesuatu sedang terjadi diantara kalian..." katanya. Aku tersenyum dan menundukkan kepalaku.

"Maaf, jika aku telah mengingatkanmu pada kenangan buruk"

"Tidak apa," jawabku. "Perpisahan dan kematian adalah hal yang wajar"

Kami terdiam sejenak sampai akhirnya aku mulai bertanya, tentang Rudi.

"Tante, ada hal yang ingin saya tanyakan" kataku.

"Apa itu?"

"Bisakah seseorang mengeluarkan api dari tubuhnya?" Tante Siska terlihat bingung dengan pertanyaanku.

"Sebenarnya ini, adalah kejadian yang dialami oleh temanku" Aku merasa seperti ingin menangis saat menceritakan kejadian yang aku alami kemarin. Tentang bagaimana aku melihat Rudi terbakar di depan mataku sendiri. Aku berlari mengejarnya dan berakhir dengan menemukan tubuh Rudi yang hangus terbakar, hanya sepasang kakinya lah yang tersisa.

"Aku pernah menemukan kasus seperti itu di internet" Tante Siska menatapku dengan serius. Begitu juga denganku.

"Kalau tidak salah, itu adalah SHC*"

"SHC? Saya tidak pernah mendengar itu" kataku.

"Tentu saja, itu sangat jarang terjadi. Dan aku juga masih belum tahu pasti apa penyebabnya." Aku mendengarkan semua yang dikatakan oleh tante Siska secara serius.

"Menurut kasus yang pernah aku baca, tubuh korban tiba-tiba terbakar tanpa alasan yang jelas. Tapi hanya bagian pinggul keatas saja yang hangus, sedangkan dari paha ke bawah tetap utuh"

"Ya, itulah yang terjadi pada Rudi!" Ucapku. Air mataku hampir saja menetes jika aku tidak cepat mengambil nafas panjang untuk menahan tangisku.

"Satu lagi!" kataku.

"Apa itu?"

"Ini tentang Gilang!" Wajah tante Siska berubah sedih.

"Mari kita bicarakan itu di tempat lain"

***

Kami turun di halte berikutnya. Duduk di taman kota yang masih sepi. Pohon akasia menaungi tempat kami duduk. Guguran dedaunan keringnya, perlahan tertiup angin. Jatuh mengotori tanah tempat kami berpijak, termasuk baju dan rambut kami.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Ujung hidung tante Siska terlihat sedikit memerah. Mungkin karena kedinginan, karena ini masih pagi, jadi udara masih sejuk.

"Bagaimana Gilang bisa mengatakan kalau Rika membunuh adiknya?" tanyaku.

"Maksud saya, ini tentang Gilang yang lain. Gilang yang asli tidak tahu apa-apa tentang ini"

"Aku tidak tahu pasti kapan ini terjadi dan sudah berapa tahun berlalu." Tante Siska mulai bercerita.

"Saat itu, keluargaku mengajak Gilang untuk makan di sebuah rumah makan. Ibu sangat ingin memakan nasi padang saat itu, jadi kami mencarinya dan menemukan rumah makan itu. Aku juga lupa apa nama rumah makannya. Itu tidak terekam jelas diotakku"

"Memang, kami menemukan sesuatu yang aneh saat itu. Gilang bertingkah tidak seperti biasanya. Dan saat sebuah tragedi terjadi... kau pernah mendengarnya bukan?"

Aku mengangguk.

"Seorang bocah laki-laki di penggal. Semua orang keluar dari rumah makan saat mendengar tragedi itu. Aku sadar Gilang tidak bersama kami. Aku melihat Gilang berjalan memasuki rumah makan. Anak kecil pada umumnya akan ketakukan, tapi Gilang justru mencari dimana suara teriakan itu berasal."

"Aku berlari mengejar Gilang hingga masuk kebagian dapur. Beberapa orang berseragam polisi menyuruh kami pergi. Aku menggenggam tangan Gilang sambil menutup mataku, berjalan keluar"

"Jadi, Gilang pernah melihat tragedi itu secara langsung?"

"Ya, tapi bukan Gilang, itu adalah Gilang yang lain"

"Saya mengerti sekarang" Aku tersenyum.

"Oh ya, Erick!" Panggil tante Siska.

"Ada apa?"

"Apa kau masih belum mendengarnya?"

Aku menggeleng. Apa yang dia maksud?

"Satu hari sebelum tanggal penetapan Gilang pulang, dia bilang ingin berkunjung ke rumah panti meski dia tahu tidak akan ada siapapun disana"

"Gilang... pergi kesana?"

Tante Siska mengangguk.

"Dia sangat sedih karena harus meninggalkan kalian, tapi Erick..." Air matanya jatuh. Dan semakin deras. "Apapun yang terjadi, Gilang akan terus bersama kalian..."

"Dia... akan selalu berada dihati kalian, bukan?"

Aku membeku mendengar kata-kata tante Siska.

"Apa maksud anda?"

"Mustahil kau belum mengetahuinya! Kalian teman kan?"

"Tante, tolong katakan apa yang terjadi?" Desakku. Mataku mulai memanas.

"Sebuah tragedi terjadi di rumah panti..." Air mataku jatuh bahkan sebelum tante Siska menyelesaikan kalimatnya.

"...Gilang meninggal disana, bersama satu orang lainnya"

***

Bunuh diri bersama? Mustahil! Gilang bukanlah orang yang berfikiran sempit. Lalu siapa satu orang lainnya? Dave kah? Tapi, itu tidak mungkin kan?

Aku berlari menuju rumah panti saat aku melihat bangunan itu masih berdiri di tempat asalnya. Setibanya disana, garis kuning polisi mengelilingi setiap sudut. Itu adalah garis yang sama yang aku lihat saat kematian Rika disebuah pabrik kertas.

Aku tahu, aku tidak boleh masuk. Tapi, aku melakukannya. Aku berjalan dalam ruangan yang kusam dengan sedikit debu di lantai. Aku mengamati setiap ruangan untuk mencari tahu dimana tragedi berlangsung. Sampai diruang tengah, bau amis tercium. Aku berjalan sambil menutup hidung. Menemukan lantai dapur yang berdarah.

Tuhan, apa yang terjadi?

***

Putus asa, aku menangis di restoran keluarga tempat Dave bekerja. Ini memalukan, memang. Tapi aku terus menangis. Beberapa orang menatapku dengan aneh, ada juga yang merasa kasihan. Beberapa pegawai yang datang selalu menanyaiku pertanyaan yang sama, "Apa ada yang anda butuhkan, tuan?"

"Apa ada yang bisa kami bantu?"

"Ya, aku butuh Dave" Jawabanku. "Panggil Dave kesini".

Mendengar itu, mereka semua menundukkan kepala dan berjalan mundur. Meninggalkanku sendiri.

Aku berdiri dari dudukku. Pulang dengan wajah berlinang air mata.

Tuhan, katakan padaku apa yang bisa aku lakukan sekarang?

Kau mengambil semuanya dari hidupku,

Kau membuatku menjadi orang bodoh dengan membiarkanku menangis di tengah keramaian. Di tengah-tengah orang yang menjadikan kesedihanku sebagai bahan tontonan. Atau sesuatu yang bisa di tertawakan. Tentu saja mereka tertawa! Aku laki-laki, tapi aku menangis seperti seorang gadis.

Lalu, apa yang bisa aku lakukan sekarang?

Semua kenangan indah kami, hanya dalam beberapa hari, kini telah menjadi kenangan yang amat menyakitkan bagi diriku.

Semua teman-temanku, meninggalkanku sendiri...

.

.

TBC

(*) SHC : Spontaneous Human Combustion

Kritik dan Saran sangat diperlukan^^

Continue Reading

You'll Also Like

9.2K 1.3K 23
[Complete]✔️ MX 12 itu isinya semua betina oh maksud saya perempuan, tapi melihat tingkah dan kelakuan mereka, mereka malah lebih mirip jantan. Keda...
SAMA AKU AJA By Ry

Science Fiction

1.3M 59.7K 33
🌹 🌹 🌹 🌹 Oya. Cerita ini aku private! So, yang mau baca, bisa follow terlebih dahulu 😄 Muachhhh...
220K 28.5K 22
Nemu kucing di jalan❌ Nemu pria manis korban pelecehan✔️ Malam itu Barina hendak pulang dari kantor seperti biasanya, tapi sesuatu yang mengejutkan...
314K 24.5K 23
[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mungkin didalam novel itu wajar. Tapi bagai...