It's Me Baby

By sabizasa

74.8K 2K 68

Setelah Galexia selesai merawat kedua orangtuanya, akhirnya ia diterima untuk bekerja di perusahaan terbesar... More

Cast 1
Cast 2
pärt 1
pärt 3
pärt 4
pärt 5
pärt 6
pärt 7

pärt 2

8.5K 264 1
By sabizasa

"Galexia, lama tidak berjumpa."

Sontak Galexia mengangkat kepalanya dan terkejut. "Maaf Mr. Felix, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Galexia dengan raut wajah kebingungan.

Flashback ON

Vancouver,
09.15 AM

Papa berjalan mendekatiku seraya membawa secangkir kopi hangat yang mama buatkan usai sarapan tadi. "Alia.. apakah kamu sudah siap? Kita akan segera berangkat ke Washington DC."

Akupun berdiri dan memberikan senyuman terbaikku untuknya, "Alia sudah siap Paa.."

Keluargaku pindah ke Washington DC karena papaku pindah tugas. Kami menjual rumah kami yang ada di Vancouver dan membeli rumah baru di Washington DC agar lebih nyaman.

Washington DC,
17.35 PM

Galexia terkejut melihat bangunan rumah yang ada di depannya. Sungguh ia sangat menyukai bangunan itu, walaupun terlihat lebih kecil dari rumahnya yang berada di Seattle tapi rumah yang ini benar-benar mengagumkan.

"Indah..," gumam Galexia.

Diantara ia dan orangtuanya, yang paling bersemangat untuk memasuki rumah tersebut adalah Galexia.

"Ma, kamarku ada dimana?" tanyanya penasaran.

"Lantai dua sayang"

Galexia berlari menaiki tangga, dengan lincahnya ia sudah sampai di lantai dua. Saat ia menemukan pintu putih, ia yakin pasti itu adalah kamarnya dan ya ternyata benar itu adalah kamarnya. Ia pun menghempaskan tubuhnya ke kasur yang sangat empuk bagaikan cotton candy.

Galexia sontak terbangun karena ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Alia sayang.. makan malam sudah siap," sahut mama dari balik pintu.

Ia spontan melihat jam yang berada di atas nakas menunjukkan pukul 19.37 PM seraya berkata, "Iya ma, aku segera turun."

Sesampainya di ruang makan, ia langsung melahap habis makanan yang telah disiapkan mamanya. Menurut Galexia masakan mamanya itulah yang paling top. Setelah selesai, ia membawa semua piring dan gelas kotor yang telah digunakan tadi ke tempat cuci piring. Ia selalu terbiasa untuk mencuci piring dan gelas yang telah digunakan keluarganya usai mereka semua makan. Ia harap apa yang dilakukannya ini dapat meringankan pekerjaan rumah mamanya.

Sesampainya ia di kamar, ia langsung mengemasi buku-buku ke dalam tasnya karena besok adalah hari pertama ia masuk ke sekolah baru, yaitu Think Middle School. Ia berharap semoga disana ia akan mendapatkan teman baik.

Washington DC,
Think Middle School.
07.50 AM

Bel sekolah pun berbunyi. Semua siswa berhamburan berlari ke kelasnya masing-masing. Saat ini, Galexia sedang menuju ke ruang kelas bersama wali kelasnya. Sesampainya di depan kelas, ia diminta untuk menunggu sebentar di depan pintu kelasnya. Tak lama kemudian, ia mendengar wali kelasnya tadi memanggil namanya dari dalam kelas, "Galexia silahkan masuk."

Ia pun berjalan masuk menuju ke arah wali kelasnya dengan kepala tertunduk. "Silahkan perkenalkan dirimu," ujar wali kelasnya dengan senyum ramah yang melekat di wajahnya.

"Nama saya Galexia Halley, semoga kita bisa berteman baik dan juga mohon bantuannya," ucap Galexia gugup.

Terdengar sorak gembira dari teman-teman di kelas barunya, setelah Galexia melihat respond tersebut otomatis sudut bibir Galexia melengkung keatas. 'Syukurlah mereka menerimaku,' batinnya.

Diantara teman kelasnya yang sedang bersorak gembira, ada seorang anak laki-laki yang hanya diam dan menatap Galexia lekat. Anak laki-laki tersebut tersenyum jahil dan bergumam, "Boleh juga nih."

"Galexia silahkan duduk di bangku tersebut," ucap Tania selaku wali kelasnya seraya menunjuk bangku yang kosong di sebelah anak perempuan yang bernama Sonya.

"Baik Miss"

"Hai Galexia," ucap Sonya teman sebangkunya, "namaku Sonya Richard, salam kenal ya."

"Hai juga, salam kenal ya, semoga kita dapat berteman baik," balas Galexia dengan senyum tercetak di wajahnya.

Tiba-tiba seseorang pun menoleh kebelakang menghadap Galexia, "Aku mau jahilin kamu boleh gak?"

Galexia dibuat bingung olehnya. "Hah?"

"Aku Carel, santai aja kali, jangan kaget gitu," ucap Carel dengan sedikit tertawa.

'Gimana mau santai orang dianya aneh,' batin Galexia.

Bel pun berbunyi menandakan sudah waktunya mereka untuk pulang. Galexia pun tergesa-gesa membereskan buku yang berada di atas mejanya, ia harap Carel tidak menghadap ke arahnya untuk mengganggunya karena tadi saat istirahat Carel selalu menjahilinya, entah itu menyembunyikan pena miliknya ataupun menarik ikatan rambut Galexia sehingga terlepas. Setelah selesai, ia langsung menuju ke halte bus untuk segera pulang.

-Keesokan harinya-

"Hai Galexia," sapa Sonya.

"Hai juga, hari ini ga ada PR kan?"

"Ada," jawab Carel tiba-tiba.

"Apaan? Orang ga nanya kamu geh," balas Galexia malas.

"Ada geh, Tapi PR khusus untuk aku aja"

"Maksudnya PR apasih Car?" tanya Sonya penasaran.

"Masa gak ngerti sih Son, sini biar aku jelasin, sebenarnya PR ku itu untuk membuat list apa aja yang harus aku lakuin untuk jahilin Galexia," jawab Carel tanpa dosa sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Son..son.. emangnya sini anak situ?," ujar Sonya enggan.

Sonya pun meminta Galexia untuk menghiraukan Carel, lalu ia mengajak Galexia untuk segera duduk di bangku masing-masing karena guru sudah berada di dalam kelas mereka.

Setelah mata pelajaran matematika usai, Galexia dan Sonya langsung melenggang pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka. Sesampainya di kantin, mereka berpisah sementara untuk memesan makanan di tempatnya masing-masing. Saat Galexia ingin memesan nasi goreng ternyata disana sudah ada Carel yang sedang menunggu pesanannya selesai dimasak.

"Eh mau pesan nasi goreng juga?" tanya Carel santai.

"Hmm iya"

Setelah beberapa menit kemudian nasi goreng yang dipesan Carel pun selesai. "Nih kamu duluan aja, aku masih gak terlalu lapar," ujar Carel sembari memberi piring nasi goreng tadi ke Galexia.

"Eh gak usah gak papa kok kamu duluan aja Carel"

"Panggil aja Rel gak usah panjang-panjang," jawab Carel tersenyum, "dan juga jangan ditolak dong nasi gorengnya, kamu aja yang duluan nih."

"Oh ya udah deh kalo gitu, makasih ya Carel, eh maksudnya Rel," jawab Galexia canggung, setelah itu ia mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang kosong. Dan ternyata ia mendapatkannya di pojok dekat jendela. Galexia pun langsung menuju kesana.

Sesampainya disana, ia pun duduk sembari menunggu Sonya. Beberapa menit kemudian, Sonya pun akhirnya datang dengan semangkuk salad yang ada di tangannya.

"Yuk kita mulai makan," ajak Galexia sambil menatap wajah Sonya, "eh Sonya, enaknya aku manggil kamu apa ya yang lebih pendek gitu kata-katanya?"

"Panggil Na aja, kalau aku manggil kamu apa?"

"Kalau aku dipanggil di rumah si Alia," jawab Galexia sambil tersenyum.

"Okedeh Alia, selamat makan"

"Selamat makan Na"

Sonya pun sudah mulai melahap salad yang dia bawa tadi. Sekarang waktunya Galexia yang akan menyuap nasi goreng itu ke mulutnya. Tanpa Galexia sadari ternyata di seberang sana ada yang memerhatikannya sembari menahan tawa karena ia merasa akan berhasil menjahili si Galexia. Ya dia adalah Carel, teman sekelas Galexia.

"Ehhh buset pedes banget" ucap Galexia sambil terbatuk-batuk.

"Alia kenapa?" tanya Sonya penasaran, ia pun langsung menyuap sesendok nasi goreng milik Galexia.

"Eh ini mah pedes banget bikin mules, emang kamu gak bilang pedes nya semana?" ujar Sonya.

"Enggak Na, tadi si Carel yang nawarin aku nasi goreng ini karena punya dia udah jadi duluan, terus dia nyuruh aku yang makan karena dia belum terlalu lapar," kata Galexia sembari menggaruk tangannya.

Gatal. Itulah yang Galexia rasakan saat ini di seluruh tubuhnya. Ia memiliki alergi pedas, apabila ia memakan makanan pedas atau yang berbau sambal pasti ia akan merasa gatal-gatal di seluruh tubuhnya dan sialnya dia tidak membawa persedian obatnya.

"Eh aku ke UKS dulu ya," ujar Galexia yang langsung diangguki Sonya.

Sembari ia berjalan di koridor sekolah, ia merasa tubuhnya memanas dan semakin memanas karena rasa gatal di tubuhnya, tanpa ia sadari ia pun sudah tak kuat lagi berjalan dengan kakinya sendiri. Tak lama kemudian pandangannya mengabur lalu perlahan mulai menggelap. Galexia telah kehilangan kesadarannya.

Tbc.

Hai semua😁😁
Semoga kalian suka ceritanya ya..
Jangan lupa vote dan comment ❤️❤️Terimakasih😁💓

Continue Reading

You'll Also Like

221K 7.3K 46
"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih unt...
5M 269K 53
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
188K 10.9K 35
Masalah besar menimpa Helena, ia yang sangat membenci bodyguard Ayahnya bernama Jason malah tak sengaja tidur dengan duda empat puluh empat tahun itu...
387K 37.4K 27
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...