Stole The Bastard Heart

By kiranaabella

373K 14.5K 410

All Rights Reserved | Based on The Bastard Series. The first book of The Bastard Series. All stories contain... More

1. Meet The Trouble Maker
Cast 1
2. You?!
3. He's My Boss!
Cast 2
4. Let's Start This Game
5. Playing With The Real Bastard
6. I'm Not Afraid of You Boss
Cast 3
7. Plan
8. At Night Party
9. A Day With Jerk
11. Secret
12. New Routine
13. A Good Devil
14. Overthinking
INFO
15. Devil's mission
16. This is wrong
17. Devil's Plan
18. Gonna be mine
19. Stupid Sean
20. I Like You
21. Marriage aren't one of my planning
22. Huh..Bad day ever
23. I Dont Know How To Explain That
24. Between Feeling and Logic
25. Stupid Feeling or Stupid Sean?
26. Fail
27. Leave me alone
28. All Over
29. Back to Stranger I
30. Back To Stranger II
31. Shouldn't Have Met
32. Disturbing
INFO
33. Ups..
34. My Heart Almost Melts
35. I'll Marry You
36. Sean and His Struggles
37. Finally
38. I'll Be Yours for a Thousand Lives
39. Never Tear Us Apart
40. Officially Mrs. Lawrence

10. The Devil Side

10.7K 410 2
By kiranaabella

"Kurasa kau harus pulang. Supir akan mengantarmu," lanjut Sean sambil berdiri.

"Tentu saja aku akan pulang," sinis Megan sambil berjalan menjauh.

"Ck. Aku merasa tertantang. Kau dalam masalah besar Megan Sanders," gumam Sean menyeringai.
--------
Vote dan comment sebelum membaca⭐️

"Baiklah, apa yang harus aku lakukan dihari minggu yang membosankan ini?" Tanya Megan sambil berguling-guling diatas kasurnya. Ia kemudian meraih ponsel dan menelpon seseorang,

"Kau dimana?"

"....."

"Aku sangat bosan, bisakah kau temani aku berjalan-jalan?"

"...."

"Ada masalah pagi ini sehingga aku bangun dengan cepat. Oh ayolah Anna!" Rengek Megan pada seseorang yang bernama Anna itu.

"....."

"Baiklah. Selamat tidur kembali Annabeth, aku tak akan menganggumu," sinis Megan kemudian menutup telepon. Ia melihat jam weker dan benar saja, masih jam 7 pagi. Ini masih jam tidurku batin Megan kecewa.
Ia kemudian meraih mantel dan beranjak dari apartemennya.

"Aku harus meminum sesuatu," gumam Megan ketikan melihat sebuah kedai yang berada tak jauh dari gedung apartemennya.

"Coklat panasnya satu," ucap Megan pada salah satu pelayan disana,

"Baik. Silahkan menunggu," balas pelayan tersebut kemudian meracik pesanan Megan.

Megan mengedarkan pandangannya kemudian terhenti pada seorang lelaki yang sedang duduk sambil menatap minumannya.

"Kyle," gumam Megan.

"Nona, ini minumannya," ucap pelayan tersebut sambil menyodorkan minuman berwarna coklat itu.

"Ini, terima kasih." Balas Megan sambil memberikan beberapa lembar uang.
Kakinya melangkah menuju lelaki yang ia panggil Kyle tadi.

"Kyle! Oh Lord! Bagaimana aku bisa bertemu denganmu disini?!" Pekik Megan semangat. Lelaki yang dipanggil Kyle ini tersentak kaget saat mendengar pekikan seorang wanita didepannya.

"Megan?" Tanyanya memastikan,

"Ya! Ini aku Kyle! Megan Sanders,"

"Holy shit! Kau semakin dewasa dan cantik," ucap Kyle sambil menarik gemas kedua pipi Megan.

"Tentu saja. Hei! Jauhkan tanganmu dari pipiku," ucap Megan meringis,

"Maafkan aku. Aku sangat senang bertemu teman lama disini," ungkap Kyle sambil tersenyum manis. Bahkan senyumannya dapat membunuhku batin Megan tak habis pikir.

"Bukankah kau pindah ke Sydney?" Tanya Megan mengingat bahwa Kyle pernah mengatakan bahwa ia akan pindah ke Australia saat mereka lulus di bangku menengah atas.

"Tidak jadi. Keluargaku sepakat pindah ke Las Vegas," jawab Kyle sambil menyeruput kopinya.

"Lantas, apa yang kau lakukan di New York?" Tanya Megan penasaran,

"Aku bekerja Megan," ucap Kyle sambil menatap manik biru Megan,

"Kau tidak kuliah?"

"Tentu saja aku kuliah. Aku hanya lulus terlebih dahulu. Hei! Bukankah kau berada di Seattle dan mengatakan bahwa tidak akan pergi dari kota itu?" Tanya Kyle saat mengingat Megan pernah mengatakan bahwa ia tidak akan pergi dari Seattle.

"Aku kuliah, ayah dan ibuku yang memaksaku kemari," ucap Megan sambil menghela nafas pelan.

"Sepertinya aku harus pergi, bisakah aku meminta nomor ponselmu?" Tanya Kyle sambil menyodorkan handphone pada Megan,

"Tentu saja," kemudian Megan mengetik nomor ponselnya pada handphone Kyle.

"Selamat tinggal Megan, kuharap kita dapat berjalan-jalan lain kali," ucap Kyle kemudian pergi dari sana.

"Sayang sekali padahal dia tipe idealku," gumam Megan sambil memandang punggung Kyle yang menjauh.

***

"Bagaimana? Kau menemukan pengkhianat itu?" Tanya Sean sambil memandang tajam kearah lelaki dengan setelah jaket kulitnya.

"Kerja bagus Robert. Bawa dia ke mansion di Philadelphia," ucap Sean dingin,

"Pengkhianat itu adalah seorang wanita, Tuan" sela Robert,

"Aku tidak perduli. Bawa dia memakai helikopter dan suruh seluruh anak buahku berkumpul disana. Mereka akan memakan mangsa yang empuk," ucap Sean sambil menyeringai.

"Baik Tuan," setelah itu Robert membungkuk hormat dan pergi dari sana.

Sean kemudian menaruh ganggang teleponnya di telinga dan menekan beberapa angka di telepon tersebut,

"Siapkan helikopter sekarang. Aku akan pergi ke Philadelphia,"

"...."

"Diatas gedung perusahaanku, pastikan kau membawa beberapa senjata," setelah itu Sean berdiri dan berjalan pergi dari ruangan kebesarannya.

"Bianca, tolong handle pekerjaanku hari ini, aku ada urusan sampai malam,"

"Baik sir," ucap Bianca sambil menunduk hormat.

Langkah Sean kemudian terhenti saat melihat seorang wanita yang sedang memijat kakinya sambil sesekali meringis,

"Sebaiknya anda tidak menggunakan heels yang terlalu tinggi nona," ucap Sean, wanita itu mendongak dan membuat Sean sedikit kaget,

"Saya menyesal telah berbicara dengan anda," ucap Sean kemudian pergi dari sana menuju lift yang mengarahkan ke Helipad.

"Hei! Mau kemana?" Tanya Megan sambil mencoba berlari menyamakan langkahnya dengan langkah besar Sean.

"Bukan urusan anda," ucap Sean dingin kemudian masuk kedalam lift,

"Ck. Sombong sekali," gerutu Megan sambil memandang lift yang sudah tertutup itu.

                             ***

Helikopter berlogo Lawrence Enterprise itupun mendarat di helipad sebuah rumah mewah bergaya Eropa itu. Sean keluar dengan beberapa orang berjaket hitam yang diyakini sebagai anak buahnya.

"Robert, dimana wanita itu?" Tanya Sean ketika sampai didepan pintu besar bercat coklat itu,

"Diruangan khusus, Tuan," jawab Robert.

Kemudian dua orang membuka pintu besar untuk kedatangan Tuan mereka,

"Selamat datang Tuan besar," sapa seluruh maid disana tetapi Sean hanya memandang dingin kearah sekitar 10 orang maid.

"Apa anak-anak sudah disana?" Tanya Sean ketika hampir sampai ditempat yang mereka maksud,

"Semuanya sudah disana Tuan,"

Sean menyeringai dan membuka pintu berwarna coklat itu. Saat Sean membuka pintu terdengar teriakan seorang wanita yang tidak jelas.

"Selamat datang di Philadelphia, cantik." Ucap Sean sambil berjalan kearah seorang wanita yang terlihat berantakan. Rambut kusam,mulut yang diperban serta tangan dan kaki yang diikat sedang terduduk tidak berdaya dilantai.

"Kau salah memilih lawan, Lindsey." Ucap Sean menatap tajam kearah mata hazel wanita yang bernama Lindsey ini sambil memainkan rambut kusutnya. Wanita itu berbicara dengan penuh emosi namun tidak jelas karena terhalang perban yang melekat di mulutnya.

"Kau ingin berbicara, huh?" Tanya Sean menyeringai sambi melepas perban dimulut wanita itu dengan sekali hentakan.

"Ahh!! Keparat kau Sean!" Teriak wanita itu emosi sambil meludah tepat diwajah tampan Sean.

"Wow...Kuakui kau sangat berani Lindsey," ucap Sean sambil menyeka cairan yang berada diwajahnya,

Wanita itu menyeringai puas dan memandang tajam kearah Sean,
"Dalam beberapa hari CIA akan menemukan tempat ilegalmu itu dan FBI akan menangkap bajingan iblis sep—" ucapan Lindsey terputus ketika tangan besar Sean mendarat dengan keras dipipi kanannya.

"Sekali kau berbicara lagi maka peluru ini akan menembus otak mu," Sean menodongkan pistol tepat didahi Lindsey,

"Tembak saja. Aku sudah menyelesaikan tugasku," wanita ini menyeringai puas dengan ujung bibir yang berdarah.

"Fuck! Kalian! Kemari," perintah Sean pada beberapa anak buahnya yang sedang berdiri kaku dibelakangnya.

"Kalian ingin berpesta?" Tanya Sean pada sekitar 10 lelaki bertubuh besar dihadapannya ini,

"Iya Tuan," jawab orang-orang itu serempak,
Sean menyeringai puas mendengar ucapan seluruh anak buahnya,
"Cicipilah makanan kalian,"

Seluruh lelaki bertubuh besar itupun berlari kearah wanita yang berteriak itu.

"Robert tolong bereskan wanita itu selepas berpesta, aku ingin kembali ke New York sekarang," setelah mengucapkan itu, Sean berjalan pergi dari ruangan yang penuh dengan suara-suara yang menjijikan.

                              ***

Sudah pukul 6 sore namun lelaki berjas hitam ini nampak masih betah duduk dikursi kebesarannya. Ia mendongak ketika langkah kaki mendekat,

"Kau sangat menganggu. Ada apa?" Tanya lelaki itu sambil duduk tepat didepan meja Sean.

"Aku telah membunuh seorang wanita," ucap Sean menyeringai,

"Pengkhianat itu seorang wanita?" balas lelaki itu,

"Kau sudah mendapatkan sebuah jawaban France,"

Lelaki yang bernama Francesco ini menatap dalam wajah serius Sean.
"Kau ingin aku membunuh agen-agen yang mengetahui pekerjaan gelapmu itu?"

"Exactly," ucap Sean sambil menyeringai puas.

"Kau selalu mengetahui hobi ku Sean," jawab Francesco sambil berdiri dan pergi dari ruangan Sean.

Setelah kepergian Francesco, kaki Sean kemudian melangkah menjauhi ruangannya karena memang sudah jam pulang kantor tapi langkahnya terhenti ketika melihat seorang wanita tengah menggerutu didepan lift yang berbeda darinya.

"Saya rasa ini sudah lewat dari jam pulang," ucap Sean dingin pada salah seorang karyawati yang sibuk dengan isi tasnya. Sean berdecak ketika ucapannya tidak dihiraukan oleh karyawati tersebut,

"Nona, anda mendengar saya?" Tanya Sean menahan kesal. Karyawati itu mendongak dan membulatkan matanya,

"Menjauhlah sir, aku sedang tidak ingin beradu mulut denganmu," ucapnya sambil kembali mencari sesuatu di dalam tas hitamnya,

"Megan, apa yang kau lakukan dikantor sampai sekarang?" Tanya Sean sedikit mengintip kearah tas Megan,

"Aku baru saja menyelesaikan laporan magangku dan sekarang akses masuk apartemenku hilang,"

"Damn it!" Umpat Megan karena tidak menemukan benda kotak tipis yang menjadi kartu akses masuk ke apartemen hilang.

"Kau bisa mendobrak pintunya,"

"Aku akan membayar mahal untuk itu," Megan mengucapkan  sambil mendesah pasrah,

Sean menyeringai ketika sesuatu melintas di otaknya,
"Kau membutuhkan tempat tinggal?" Tanya Sean tanpa meninggalkan seringaiannya,

"Tentu saja," jawab Megan ketus. Apa yang ada di otak lelaki sinting ini? Batin Megan bingung,

"Kau ingin tempat tinggal?" Tanya Sean kemudian,

"Apabila kau menginginkan aku tinggal dirumahmu jawabannya tidak, absolutely not. Thank you," jawab Megan sambil menekan tombol lift namun ditahan oleh tangan besar Sean,

"Tidak, kau tidak tinggal di rumahku tapi kau tinggal di penthouse ku," ucap Sean sambil merentangkan kedua tangannya didepan lift,

"Dan membiarkan diriku satu rumah denganmu, begitu?"

"Tidak, kau akan tinggal sendiri di penthouse ku namun ada satu syarat,"

"What is that?"

"Kau harus datang kerumahku dan menyiapkan segala kebutuhan ku," termasuk kebutuhan biologis, tentu saja Sean tidak mengucapkan kebutuhan biologis namun ia sungguh menginginkan itu, sudah 3 minggu terhitung sejak pertemuannya dengan Megan, ia tidak berniat memasukan juniornya pada jalang-jalang di club.

"I'm not your freaking maid!" Emosi Megan kini meledak-ledak, Dia menyamakanku dengan pelayan? Of course not, Mr. Jerk Batinnya kesal.

"Win win solution. You know Meggy? Anggap saja sebagai bayaran kau tinggal di penthouse ku, bagaima?" Tanya Sean dengan seringaian yang tercetak jelas di bibirnya,

"Barang-barangku?"

"Tenang saja, anak buahku akan mengurus semuanya,"

"Aku akan pergi dari penthouse sialan mu itu ketika aku menemukan kartu itu," ucap Megan menatap tajam kearah Sean,

"Yes of course you can,"

I'll got you sweety, batin Sean kemudian masuk bersama dengan Megan kedalam lift.

To be continue

Next update hari rabu

Continue Reading

You'll Also Like

4.9M 36.8K 30
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
16.4M 640K 37
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.1M 16.5K 36
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
324K 1.9K 18
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...