LunatiC : Deep World Dark Sid...

By FreesiaSaa

5.3K 641 69

[Genre : Sci_fi, Friendship, Tragedy] Depresi, Trauma, Halusinasi, dan beberapa sisi gelap lainnya menyelimut... More

0.0. LunatiC : Prolog
0.1. LunatiC : Beban Hidup
0.2. LunatiC : Gila
0.3. LunatiC : StiGma
0.4. LunatiC : Gadis yang Manis
0.5. LunatiC : Burung Gagak
0.6. LunatiC : Sisi Gelap
Note
0.7. LunatiC : Perasaan Takut
0.8. LunatiC : SicK
0.9. LunatiC : VoiCe
1.0. LunatiC : Keinginan Bersatu
1.1. LunatiC : RomantiC LiFE
1.2. LunatiC : Keinginan Bersatu (2)
1.3. LunatiC : HeadlesS
1.4. LunatiC : Looks Like cutting tHE...
1.5. LunatiC : Suara dalam Kenangan
1.6. LunatiC : Painful Memory
1.7. LunatiC : The Crow's calling
1.8. LunatiC : It was My FauLt
1.9. LunatiC : 1 years later~
2.0. LunatiC : Si Cengeng
2.1. LunatiC : [Untitled]
2.3. LunatiC : Pulang
2.4. LunatiC : Story Ab0ut PainfuL Memory
2.5. LunatiC : EpiloG
(+) LunatiC : Normal - Secret Ending
(+) LunatiC : Normal - Pra EpiloG
LunatiC 2

2.2. LunatiC : News

94 11 0
By FreesiaSaa

Akhir pekan ini, kami berlima-tanpa Dave-pergi ke desa tempat kedua orang tuaku dan Rudi tinggal. Kami pergi dengan menggunakan mobil Gilang dengan posisi aku dan Gilang berada didepan-Gilang yang menyetir. Dan Rudi duduk diantara Nina dan Rika.

"Setelah itu belok kiri" ucapku memberi petunjuk kepada Gilang.

"Yang ini?"

"Ya,"

"Jangan lupa turunkan aku didepan rumah!" Kata Rudi mengingatkan.

"Ya, kami berencana untuk mampir ke rumahmu dulu" ucap Gilang.

"Oooh... baiklah"

Ketika mobil telah memasuki wilayah pedesaan, penduduk desa yang sedang berjalan kaki menatap kedatangan kami dengan pandangan terkejut. Anak-anak kecil yang berlarian di tanah lapang berhenti sejenak dan menatap takjub kearah mobil yang kami gunakan. Saat itu juga, Rudi membuka jendela belakang dan melambaikan tangan kearah mereka.

"RUDI!!! AYO MAIN!!!" teriak mereka sambil membalas lambaian tangan Rudi.

"Mereka tetap saja tidak sopan, aku kan lebih tua dari mereka! Setidaknya panggil lah aku kakak" Gerutu Rudi.

"Jadi, mana rumahmu?" tanya Gilang.

"Terus jalan, dan berhenti di pertigaan... Rumah Rudi tepat di sebelah kiri pertigaan itu" Jelasku.

Mobil berhenti. Rudi segera membuka pintu dan berlari menuju halaman rumahnya.

"Buk... Rudi pulang buk!!!" Ucapnya.

"Buk... mas Rudi sudah pulang!!" Terdengar suara Lala-adik Rudi.

Tak lama kemudian, muncul seorang wanita paruh baya dari dalam rumah. Dia menyuruh kami masuk dan menyiapkan beberapa camilan untuk kami.

"Maaf ya, karena sudah meminta Rudi untuk pulang mendadak. Ayahnya sedang sakit, dan beliau bilang ingin sekali bertemu dengan Rudi."

"Tidak apa, kebetulan saya juga ingin pulang, bu..." Ucapku.

"Oh ya, kami hanya mampir sebentar disini, jadi sekarang kami ingin melanjutkan perjalanan" Pamit Gilang. "Sampaikan salam kami"

Setelah berpamitan, kami pun melanjutkan perjalanan kerumahku tanpa Rudi. Kami saling melambaikan tangan sebelum mobil berangkat.

Beberapa saat kemudian, kami telah sampai dirumahku. Sama seperti yang Ibu Rudi lakukan, Ibu menyambut kami dengan perasaan senang. Ketika kami masuk, Ibu langsung menyuruh kami untuk makan siang. Beliau mengantarkan kami menuju meja makan yang sudah dipenuhi oleh makanan.

"Ibu yang menyiapkan semua ini?" tanyaku. Ibu tersenyum.

"Ya, Ibu sangat senang kau akan datang bersama teman-temanmu, tanpa sadar ibu jadi memasak terlalu banyak" jawabnya.

"Ayah mana? Aku tidak melihatnya dari tadi"

"Ayahmu belum pulang dari pekerjaannya" kata Ibu. "Bagaimana sekolahmu?"

"Lancar, semua berjalan lancar" Ucapku.

"Baguslah. Kalian pasti lapar... sekarang makanlah" kata Ibu dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.

Aku berjalan menuju meja makan yang telah diisi oleh beberapa orang, termasuk ibu. Aku hendak mengambil makanan ketika aku merasakan ponselku bergetar.

1 pesan baru

From : Yuki SMA A
Message : Aku punya kabar baik! Bos setuju untuk mempekerjakan Rika, jadi apakah kalian bisa ketempat ku bekerja lusa nanti? Aku akan mengirimkan mu alamatnya.

Aku menoleh kearah Rika. Dia yang sadar akan tatapanku pun ikut menoleh kearahku.

"Ada apa?" tanya Rika.

Aku memberikan isyarat padanya untuk berbicara di luar. Rika mengangguk dan mengikutiku menuju beranda.

"Ada apa, Erick?"

"Yuki memberikan kabar bagus untuk kita" Ucapku.

"Tentang pekerjaan?" tanya Rika begitu antusias.

"Dia bilang, Bos nya setuju untuk mempekerjakanmu di tempat mereka. Tapi, kita disuruh untuk datang kesana... kau bisa?"

Rika mengangguk. "Tentu! Kapan?"

"Lusa"

"Lalu, kapan kita pulang?"

Aku diam sejenak. "Entahlah, mungkin sore ini? Aku ada kelas besok"

"Bagiku, itu waktu yang terlalu singkat untuk bertemu dengan orang tuamu."

"Hm... kita akan membicarakan ini nanti" Rika mengangguk. Kami kembali menuju meja makan.

***

Selasa, Pukul : 08:00 a.m.

Lusa yang ditunggu pun tiba. Sesuai perjanjian, Aku dan Rika akan bertemu dengan Yuki di tempat yang sesuai dengan alamat yang telah Yuki berikan.

"Kau yakin ini alamatnya? Kenapa temanmu masih belum datang?" tanya Rika yang mulai tidak sabar.

Sudah 30 menit kami berdiri disini, tapi Yuki masih belum muncul. Apalagi, suasananya sangat cerah.

"Aku yakin sekali...! Cih, dimana dia? tiga puluh menit lagi kelas akan dimulai!" keluhku.

"Erick, kau berangkat saja ke kampus... aku takut kau akan terlambat nantinya" ucap Rika.

"Tidak, Rika. aku tidak bisa meninggalkanmu sendiri"

"HOI!" sebuah suara cempreng terdengar. Aku pun menoleh dan mendapati Yuki berlari kearah kami.

"Itu dia" Kataku.

"Maaf ya, aku memberikanmu alamat yang salah! Yah... untung saja tidak terlalu jauh dari pabrik!" Ucap Yuki sambil tertawa "He he he".

"Darimana saja kau... kami sudah lama menunggumu..."

"Maafkan aku..." Katanya. "Sekarang, ayo pergi!"

Kami berjalan dibelakang Yuki, mengikutinya. Tapi, tiba-tiba saja Rika menahan lenganku.

"Erick, Yuki sudah datang sekarang... jadi kau berangkat saja" Kata Rika. Yuki ikut berhenti.

"Tidak Rika, aku harus tahu detail tempat kau akan bekerja!" ucapku.

"Jadi, sekarang kita lanjutkan perjalanan?" tanya Yuki. Aku mengangguk.

Sesampainya disana, Rika kembali menyuruhku pulang, tapi aku berkata kalau ini masih belum cukup. Aku harus tahu Rika bekerja di ruangan mana. Yuki mempertemukan kami kepada atasannya. Beliau bilang, ini adalah pekerjaan yang mudah, jadi Rika akan melakukan praktik untuk hari ini lalu mulai bekerja setelahnya, itu pun hanya jika Rika bisa melakukannya. Jika tidak, dia mungkin harus melakukan pekerjaan lain.

Setelah itu, Beliau membawa kami ke suatu ruangan. Banyak kertas yang ditata rapi, beberapa orang mengambil kertas-kertas itu dan membawanya ke tempat lain. Sebelum atasan Yuki menjelaskan lebih lanjut, dering panggilan di ponselku berbunyi.

"Saya permisi sebentar" Aku memisahkan diri dari mereka.

Aku melihat pada layar yang menampilkan salah satu nama temanku di kampus, Leo.

"Halo? Ada apa Leo?"

"Kau dimana? Kelas sudah hampir dimulai!" Dari nada bicaranya, Leo terdengar begitu panik.

"A-apa?"

"Hanya kau yang belum datang!"

"A-ku akan segera kesana!"

"Cepatlah! Kau tidak punya waktu lagi!"

Aku memutuskan sambungan. Lalu berjalan ke tempat Rika berdiri.

"Kau tidak apa ku tinggal?" tanyaku. Rika tersenyum dan mengangguk.

Aku pamit pada mereka dan berjalan keluar dari tempat itu dengan tergesa-gesa.

***

"Kau beruntung" Bisik Leo saat aku duduk di bangkuku.

"Kenapa dosennya belum datang?" tanya ku.

"Aku juga tidak tahu."

"Jangan-jangan kelas hari ini dibatalkan!" Lanjut Leo.

"Jangan bercanda!" Kataku. "Oh, aku lupa!"

Aku hendak mengambil ponselku karena aku lupa mengaturnya dalam keadaan 'Silent'. Tiba-tiba saja benda kotak itu berdering hingga semua orang di kelas menoleh kearahku. Aku mengutuk si penelpon dalam hati sambil mendekatkan ponsel ke telingaku.

"Ha-"

"Halo?! Erick?!" Nadanya terdengar panik dan tidak karuan.

"Ada apa, Yuki?"

"A-aku minta maaf.... aku benar-benar minta maaf!" Suara isakan terdengar meski sedikit samar.

"Apa yang terjadi? Katakan saja!"

"Cepatlah kesini, Erick.... Rika..."

"Ada apa dengan Rika? Kenapa aku mendengar suara sirine disana?" Jantungku berdetak kencang, takut hal buruk akan terjadi.

Dan jawaban Yuki selanjutnya membuat ku berdiri dari tempat dudukku, membuat seisi kelas -sekali lagi- melihat kearahku.

.

.

TBC

Kritik dan Saran sangat diperlukan^^

Continue Reading

You'll Also Like

86K 8.7K 18
[Complete]✔️ Parralel Universe...adalah dunia lain yang sama dengan dunia kita, hanya saja kehidupan dan nasib yang terjadi berbanding terbalik. Cont...
136K 6.1K 36
"Dia seperti mata kuliah yang diampunya. Rumit!" Kalimat itu cukup untuk Zira menggambarkan seorang Zayn Malik Akbar, tidak ada yang tidak mengenal d...
95.2K 5.8K 31
Leoni Cahaya, gadis yang masuk kedalam sebuah novel. apakah gadis itu menjadi antagonis? tidak. figuran? tidak. atau prantagonis? tidak sama sekali. ...
38.3K 4.7K 10
Baca I am Their Lovers dulu! jangan lupa vote dan follow ya~ [COMPLETE] ✨✨✨✨✨✨✨✨✨ Milky Aprillina Dwi Angelina. Gadis cantik yang menjadi satu-satuny...