LunatiC : Deep World Dark Sid...

By FreesiaSaa

5.3K 641 69

[Genre : Sci_fi, Friendship, Tragedy] Depresi, Trauma, Halusinasi, dan beberapa sisi gelap lainnya menyelimut... More

0.0. LunatiC : Prolog
0.1. LunatiC : Beban Hidup
0.2. LunatiC : Gila
0.3. LunatiC : StiGma
0.4. LunatiC : Gadis yang Manis
0.5. LunatiC : Burung Gagak
0.6. LunatiC : Sisi Gelap
Note
0.7. LunatiC : Perasaan Takut
0.8. LunatiC : SicK
0.9. LunatiC : VoiCe
1.0. LunatiC : Keinginan Bersatu
1.1. LunatiC : RomantiC LiFE
1.2. LunatiC : Keinginan Bersatu (2)
1.3. LunatiC : HeadlesS
1.4. LunatiC : Looks Like cutting tHE...
1.5. LunatiC : Suara dalam Kenangan
1.6. LunatiC : Painful Memory
1.7. LunatiC : The Crow's calling
1.8. LunatiC : It was My FauLt
1.9. LunatiC : 1 years later~
2.0. LunatiC : Si Cengeng
2.2. LunatiC : News
2.3. LunatiC : Pulang
2.4. LunatiC : Story Ab0ut PainfuL Memory
2.5. LunatiC : EpiloG
(+) LunatiC : Normal - Secret Ending
(+) LunatiC : Normal - Pra EpiloG
LunatiC 2

2.1. LunatiC : [Untitled]

94 11 0
By FreesiaSaa

Aku tahu, suatu saat nanti kita akan kembali bersama. Pikiran positif itulah yang selalu aku simpan baik-baik di dalam hatiku. Dulu, ketika Gilang pergi meninggalkan kami.

Tapi, sekarang Gilang ada disini. Duduk di ruang makan bersama kami. Kursi kosong kini telah terisi, dan kebahagiaan kami yang pernah tertunda, kini meluap. Mengukir sebuah senyuman di wajah masing-masing.

"Gilang, seharusnya kau tidur disini tadi malam" Ucap Nina.

"Benar, kita bisa bertukar cerita horror seperti yang dulu kita lakukan" Ucap Rudi.

Gilang tertawa, "Kau ini sudah dewasa sekarang, masih ingin bermain itu?" Tanyanya.

"Hanya untuk mengenang" kata Rudi membela dirinya sendiri.

"Iya, kenapa kau harus pulang kerumah?" Tanya ku.

"Sudah kubilang, aku harus bertemu dengan sepupuku. Itulah tujuanku kesini"

"Setelah ini kau mau kemana?"

"Kalian sendiri?"

"Kuliah" Jawabku, Nina, dan Rudi serempak.

"Kerja" Ucap Dave.

"Kau tidak berangkat? Ini hampir siang!" Kata Rika mengingatkan.

"Ah, benar! Aku lupa!" Dave meneguk minumannya lalu berdiri dengan tergesa-gesa.

"Kalau kau, Rika?" Tanya Gilang.

"Mungkin aku akan berkebun" Ucap Rika.

"Kalian punya kebun?"

"Tentu saja, Gilang! Terkejut? Kasihan sekali kau yang tidak tahu apapun disini~" ucap Nina dengan nada mengejek.

Gilang hanya membalasnya dengan tatapan tajam.

"Oh ya, akhir pekan ini aku dan Rudi akan berkunjung ke desa kami" ucapku.

"Kalian pergi berdua? Tidak mengajak kami? Jahat~" ucap Nina dengan wajah yang terlihat seperti orang paling teraniaya di dunia.

"Aku belum selesai bicara" Ucapku.

Nina segera mengunci mulutnya rapat-rapat.

"Nah, kalian tidak keberatan jika ikut bersama kami?"

"Mau!" Kata Nina.

"Aku juga"

"Aku berangkat!" Kata Dave yang sudah berada di ambang pintu depan.

"Baiklah, kalau kau, Gilang?" Tanyaku.

Gilang terlihat sedang berfikir. "Aku..."

"Bisa kan?" Tanya Nina ragu.

"Aku... akan mengatur lagi jadwalku" ucapnya.

"Yah, kalau kau sibuk tidak apa-apa" ucap Rudi.

Aku sebenarnya ingin sekali Gilang ikut bersama kami. Tapi, aku juga tidak bisa memaksanya.

"Apa kau ada acara?" Tanya Rika dengan wajah sedih.

"Ya, akhir pekan ini aku harus pulang" ucapnya.

"Begitukah?" Tanya Rika.

Gilang mengangguk.

"Tapi, kalau kalian ingin aku ikut, aku akan ikut" Ucap Gilang sambil tersenyum. Dia meletakkan telapak tangan kanannya pada puncak kepala Rika lalu mengelusnya pelan.

"Gilang serius?" Tanya Rika. Wajahnya nampak berbinar.

"Tentu saja."

Aku tersenyum melihatnya.

"Kalau begitu, aku akan memberi tahu orang tuaku bahwa kalian akan ikut" ucapku.

"Tunggu, bagaimana dengan Dave?" Tanyaku.

"Dia ikut kan?"

Tidak ada yang menjawab pertanyaanku.

***

"Tidak, tidak, tidak, aku tidak bisa" ucap Dave.

Sepulang bekerja, Gilang langsung menemui Dave dan melontarkan berbagai macam pertanyaan.

"Kau bisa ikut kan?"

"Tidak bisa!"

"Ayolah! Acaranya di akhir pekan ini!"

"Sudah kubilang, aku sibuk bekerja!"

"Kau bercanda?!"

"Aku serius, Gilang! Jangan ikuti aku!"

"Aku akan terus mengikutimu sampai kau berkata 'ya'"

BRAK!

Terdengar suara pintu yang ditutup kasar.

"Dasar masokis!" Gumam Gilang ketika kami melihatnya kembali ke ruang tamu.

"Harusnya kau tidak memaksanya" ucap Nina.

"Aku sangat ingin dia ikut" Ucap Gilang.

"Dia akan ikut kalau dia mau" kata Rudi. "Mungkin dia ingin merasakan bagaimana sakitnya di tinggal dirumah sendirian"

"Tidak seru jika tidak lengkap" kata Gilang. "Aku bahkan mengubah jadwal pulangku."

"Yasudahlah"

"Woy, Dave! Jangan menangis jika kami meninggalkanmu!" teriak Rudi.

"PERGI SAJA SANA!" sebuah teriakan menjawab. Suara itu milik Dave.

Aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Rika, besok kita akan kembali mencarikanmu pekerjaan ok?" ucapku. Rika mengangguk.

"Hanya berdua? Kalian seperti sedang berkencan" kata Nina.

"Kau mau ikut?" tawarku.

Dia menggeleng. Dasar!

"Apa sih yang dari tadi kalian bicarakan? Aku mau pulang" kata Gilang.

"Hati-hati" kata Nina yang langsung berdiri mengantarkan Gilang menuju beranda.

***

Besok sore, sepulang dari Kuliah, aku langsung mengajak Rika untuk bertemu dengan Yuki direstoran keluarga tempat Dave bekerja.

Sebenarnya, Yuki menelponku tadi pagi dan memintaku untuk menemuinya dengan membawa Rika bersamaku. Dia bilang, mungkin dia bisa membantu karena sepertinya kantor tempatnya bekerja membutuhkan pegawai baru. Aku tidak tahu dia bekerja dimana, tapi aku akan menerima tawarannya.

"Bisa menggunakan ijazah SMA?" tanyaku pada Yuki.

"Tidak usah ijazah mungkin bisa, ini bukan pekerjaan yang menguras otak! hanya membutuhkan pengalaman." jelasnya.

"Memangnya ada pekerjaan yang tidak membutuhkan ijazah? kau tidak menyuruh Rika bekerja sebagai tukang ojek atau kuli bangunan kan?"

"Tentu saja tidak," Jawab Yuki. "Bagaimana, Rika? Aku akan mengajakmu ketempat ku bekerja agar kau bisa percaya padaku"

Rika menoleh kearahku.

"Baik, kapan kau akan membawa kami kesana?" Tanyaku.

"Nanti, akan aku hubungi nanti" ucapnya. "Kalau begitu, aku pulang dulu! Kakakku sudah menjemput!"

"Kebiasaan" gumamku. Aku menoleh kearah Rika yang mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Seperti sedang mencari sesuatu.

"Ada apa, Rika?"

Dia menoleh kearahku. "Dave mana?" tanyanya.

"Dia bekerja nanti malam" ucapku. "Ayo pulang, aku harus bersiap untuk besok"

Rika mengangguk.

Kami pulang dengan menaiki bis. Sesampainya disana, aku langsung masuk ke kamarku. Tapi, sebelum aku bisa berbaring, seseorang telah mengambil alih kasurku.

"Kenapa sih kau selalu tidur disini?" Tanyaku.

"Erick? Kau sudah pulang rupanya" dia mengganti posisi tidurnya menjadi duduk.

"Minggir! Aku mau tidur!" usirku.

"Tega sekali! Tidur saja!"

"Bagaimana aku bisa tidur jika kau tetap disini?!"

"Dasar manja!"

"Kau yang manja, s*tan!!! Tidur saja dikasurmu!" Ucapku.

"Ayolah, Erick... ini bukan pertama kalinya aku tidur disini"

"Itu karena kau selalu saja masuk kamarku tanpa izin"

"Habisnya..."

"PERGI! SE.KA.RANG" Ucapku dingin.

"B-baiklah..." kata orang itu-yang ternyata adalah Rudi-sambil berjalan lesu keluar kamar.

Setelah Rudi keluar, aku langsung berbaring di ranjang empukku.

"Halo? Ya, aku akan pulang besok.. aku janji"

sebelum aku memejamkan mata, samar-samar aku dapat mendengar sebuah suara. Rupanya Rudi masih berdiri di depan kamar. Dia terlihat sibuk berbicara di telfon.

"Aku, Erick juga akan pulang..."

"Kenapa.....ibu menangis?"

"Jangan bohong... aku tahu itu"

"Tunggu..."

"Aku mengerti"

Aku melihat perubahan pada raut wajah Rudi saat dia menjauhkan ponselnya dari telinganya.

Hei, apa yang terjadi?

Dia berjalan, lalu menghilang dibalik dinding. Aku tidak mengatakan apapun atau bertanya kenapa, karena aku lelah dan mataku sudah sangat berat. Beberapa saat kemudian, aku terlelap.

.

.

TBC

Kenapa cerita ini gak selesai2 sih?! T.T
Awalnya cuma mau bikin 20 part, tapi ini malah kepanjangan~

Kritik dan Saran sangat diperlukan^^

Continue Reading

You'll Also Like

15.4K 3.3K 15
Rara hanya ingin mencoba semua rumah kosong yang ada di daerah rumahnya, tapi bukan hal menyenangkan yang mereka dapatkan, mala petaka serta teror ma...
49K 9.3K 19
"TRICIA! KAN UDAH AKU BILANG JANGAN MINUM DARAH SEMBARANGAN!" "Ya kenapa? Mau kuminum darahmu saja?" "ENGGAK! AWAS AJA! JAUHKAN TARINGMU ITU!" Tricia...
255K 29K 20
"Amour..Jen mohon..cintai Jendra.." lirihan itu sangat indah ditelinga gadis mungil bernama Amoura Delaria. Senyum tipis Amoura berikan, dia menyentu...
Jimin Or Jimmy By arzy

Science Fiction

492K 2.8K 8
hanya cerita tentang jimin yang memenya sering gatel pengen disodok