Rumit - Na Jaemin.

By Bnjvnuesf15

48.4K 3.2K 301

"Kenapa rumit bikin kamu percaya lagi sama aku?" More

Prolog
Cast
Cast 2
1
2
3
4
5
6
7
9
10
11

8

2.3K 211 5
By Bnjvnuesf15

"Rey, kaos kaki abang mana?" Mark teriak sambil muter-muter nyari kaos kaki.

Yang di tanyain lagi sibuk sarapan di meja makan sama Johnny, dia ngerutin keningnya, "coba cari di rak sepatu!"

"Udah, tapi gak ada," jawab Mark.

Johnny lama-kelamaan gedek sama dua adiknya yang saling teriak, "dohhh!!! Masih pagi udah banyak polusi suara aja! Cari yang tenang napa dek, kalau kalian teriak mana bisa ketemu itu kaos kaki!"

"Maap, bang. Hehehee," Reya nyengir ke Johnny.

"Sorry, bang." Mark teriak lagi dari arah depan.

"Lo teriak lagi, gue sumpel tuh mulut  ama sepatu gue yaa!!" Johnny ikutan teriak.

Mark jalan ke meja makan, "maap-maap."

"Duduk lo! Sarapan,"

"Ketemu kaos kakinya?"

"Ketemu, nyangkut di kursi belajar gue. Hahahahaa,"

"Makannya jangan selebor jadi orang!" nasehat Johnny.

"Iya,"

"Jangan iya-iya aja lo! Iya tapi nggak dilakuin," omel Johnny.

"Hmm,"

"Lo ada jadwal, bang?"

"Ada. Meeting abis ini, sama ada matkul nanti siang."

"Berarti lembur lagi?"

"Nggak,"

"Kenapa? Kangen quality time ama gue?" Pede Johnny.

"Kita kangen ama lo?" Mark nuding dirinya sendiri, dan Reya.

"Iya lah! Siapa lagi coba?" Bangga Johnny.

Mark udah buka mulut sih, tapi langsung disela sama Reya, "yes in aja udah, biar hurry!"

Johnny yang dengerin kata Reya malah ketawa kemenangan ke arah Mark, "you lose, bro!"

"Cihh," Mark cuman ngedecih pelan.

"Udah, cepet abisin makanan lo pada! Terus kita berangkat bareng!" Johnny mulai meredakan tawanya melihat adik laki-lakinya yang kesal.

Mata Mark melotot, "lo mau nganter kita?"

Johnny ngangguk. Mark langsung tepuk tangan. Reya malah ketawa. "Adek lo kesurupan, Mark?"

"Adek lo juga, mas!"

Reya sebenernya kesel dikatain kesurupan sama Johnny, tapi sekarang hatinya lagi senang karena Johnny mau mengantar dia, dan Mark. Biasanya, doi tuh jarang banget nganter dia sama Mark, karena jadwal yang sangat padat, meeting kemana-mana, tugas kuliahnya numpuk. Jadi, gak sempet buat nganter mereka berdua. "Terus pulangnya gimana, bang?"

"Abang jemput,"

Mark dan Reya saling tatap-tatapan, lalu bertos ria. Setelah tos, mereka langsung murung lagi, Johnny yang ngeliat kedua adiknya murung, akhirnya nanyain, "kenapa?"

"Lo kan tadi bilang ada jadwal matkul, pasti gak bisa jemput." jawab Mark sambil nunduk.

Johnny tersenyum simpul, dia ngacak-acak rambut Mark dan Reya, "iya emang, tapi gue jemput kalian dulu"

Mata Reya berbinar, "Beneran?"

"Emang abang gak takut telat?" lanjut Reya.

"Abis gue jemput kalian, kalian ikut ke kampus,"

Mark kaget, "Ngapain?!"

Johnny menghela napas sebentar, "Lo sekarang kan udah kelas 12, Mark. Reya juga sekarang kelas 11. Sekalian nanti kalian survey itu kampus, cocok gak sama apa yang kalian inginkan... itupun kalau kalian mau kuliah di sini, sih."

"Masih lama kali, bang,"

"Apa salahnya liat-liat dulu sih, dek?"

"Reya kayaknya gak di sini deh, bang."

Johnny heran, "Kenapa? Terus dimana?"

Reya ngedikin bahunya, "Gak tau, ada kemungkinan nyoba test di luar,"

"Gue juga,"

"Lah, lo mau dimana?"

"Canada, maybe?"

"Nemenin oma, sama opa juga." lanjut Mark.

Johnny bingung, "kalian jadi gak ada yang ngelanjutin di Indo?"

Mark dan Reya menggeleng, Johnny pun pasrah dengan jawaban adik-adiknya itu, "yaudah, dimana pun kalian itu, kalian harus tetep rajin, banggain ayah, bunda, dan abang. Jangan malah malu-maluin kita. Paham?"

Mereka berdua cuman ngangguk. "Oke, ayo berangkat! Nanti kalian harus tetep ikut abang ke kampus."

"Oke," jawab mereka sambil berdiri dari kursi, lalu jalan ke luar rumah.

Di dalam mobil, Johnny bertanya lagi kepada dua adiknya itu, "gimana sekolah kalian?"

Mark mendengus, "not bad,"

Reya muterin bola matanya malas, "not special,"

Johnny ngerutin keningnya bingung, "Why? Have a problems, eoh?"

"No," jawab mereka kompak.

"Terus kenapa? Gak mau cerita sama abang?"

"Gak ada yang perlu diceritain," jawab Mark.

Johnny nyerah, sifat dia sama kedua adiknya sangat kontras. Johnny orang yang supel, gampang berbaur. Sedangkan kedua adiknya itu, lebih banyak cueknya daripada ramahnya, "okay,

"Abang meeting jam berapa?" Reya yang duduk di belakang tanya ke Johnny.

"Jam 7.00, mungkin..."

"Sekarang jam berapa, dek?" lanjut Johnny malah balik nanya.

Reya melihat jam yang melingkar di tangan kirinya, "Jam 6.15,"

Di mobil hening, Johnny yang fokus sama nyetirnya, Mark yang sibuk liat catatan bukunya, dan Reya yang lagi asik ngelihat jalanan.

Johnny ngambil napas lesu, padahal niatnya mengantar dua adiknya ini adalah untuk mendengar keluh kesah mereka selama di sekolah, dia sadar, banyak waktu yang dia habiskan bersama kertas, laptop, dan kawan-kawannya, ketimbang sama dua adiknya ini. Dia merasa, salah satu dari adiknya punya masalah, dan yang satunya lagi ikut ngerasain masalah saudaranya. Sudahlah, nanti saja dia akan menanyakan itu kepada mereka.

Mobil berhenti, "bang, kita duluan yaa..." pamit mereka kepada Johnny.

Johnny tersenyum, "iya, belajar yang rajin. Oh iya, nanti kalian langsung ganti baju aja, biar waktu ke kampus gak pakai seragam sekolah,"

"Ay ay captain!"

Mark dan Reya salim ke Johnny, terus cium pipinya Johnny. Eits, jangan salah, walaupun Mark cowok, tapi dia tetep ikut ngasih perhatian ke abangnya itu. Johnny bales ngecup kening kedua adiknya, lalu ngacak-acak rambut mereka. "Oke, abang berangkat."

"Hati-hati," mereka melambaikan tangan ke arah mobil Johnny yang sudah mulai menjauh itu.

"Kuy, dek! Masuk," ucap Mark sambil ngerangkul bahu Reya.

"Yok,"

Mereka jalan ke dalam, namanya juga most wanted, ada aja yang ngeliatin, bisik-bisik, dan yang ngomel itu ada aja.

"Hoii!!" teriak seseorang dari arah parkiran, membuat langkah mereka berhenti.

"Assalamu'alaikum," lanjut orang itu memberikan salam.

"Wa'alaikumsalam,"

Alis Mark nyatu, "tumbenan seorang Rewoojin Rasyendra dateng pagi? Biasanya juga paling pagi, jam masuk kurang 2 menit lo baru dateng," Mark sangat hafal sama kelakuan sahabatnya yang super duper bobrok ini.

"Yee elo! Gue rajin salah apa?" Woojin malah ngerucutin bibirnya yang bikin mereka geli-geli gimana gitu.

"Najisin, bang!" celetuk Reya.

"Eh, ada princessnya abang," Woojin tersadar sama adanya Reya. Mark ngegelengin kepalanya ngeliat tingkah Woojin.

"Sayang, nanti kamu sibuk gak?"

"Nggak, kenapa?"

"Anterin yukk, aku mau hangout nih sama temen lama di Mall,"

"Yaudah, nanti aku anterin,"

"Makasih, sayang,"

"Iya, sama-sama,"

Samar-samar mereka mendengar percakapan orang yang di belakang mereka,

"Cih! Alay lo berdua!" Decih Woojin kepada mereka berdua.

"Kenapa? Iri lo karena jomblo? Makannya, cari pacar dong!" ucap ceweknya ke Woojin.

"Gue? Iri sama kalian? Mending gue jomblo, daripada harus pacaran sama hasil perusak hubungan orang," balas Woojin sambil natap tajam ke mereka berdua.

"Jaga deh, itu mata," ucap sang cowok ke arah Woojin.

"Nanti lo suka lagi sama cewek gue, gue juga nanti yang tebir ," lanjut cowok itu.

"Harus mikir seribu kali gue kalau suka sama cewek yang modelan gitu, mending Reya kemana-mana kali yaa," ejek Woojin.

Mark ngeratin rangkulannya ke bahu Reya.

"Gue disamain sama cewek kampung modelan Reyana?! He to the Llo!!! Mending gue kemana-mana kali!" balas cewek itu sambil ngibasin rambutnya. Dan waktu dia ngibasin rambutnya, itu rambut kena wajah seseorang, "heh! Belagak lo!! Rambut banyak kutunya kayak gitu pakai di gibas-gibasin! Kasian entar kutunya terbang!" omel orang itu.

Mark, dan Reya yang mendengar omelan orang itu jadi menahan tawanya. Sedangkan, Woojin malah tertawa puas, "hahahhahaa!!! Gak nyangka Pinky punya kutu!! Pakai Pantene yang anti kutu dong, jangan yang anti ketombe mulu!! Ketombe dadah, kutu malah welcome Hahahaaa!!!" ucap Woojin heboh sambil nunjuk ke arah Pinky yang di genggam tangannya sama Jaemin. Banyak orang yang ikut ngetawain Pinky di sana.

"Mantabbb lo, Hoon!!" lanjut Woojin memberikan jempolnya ke arah seseorang yang tadi ngomel itu, dan ternyata orang itu Jihoon.

Jihoon jalan ke arah Reya, dia langsung ngerangkul Reya, mau gak mau rangkulan tangan Mark terlepas akibat ulah Jihoon, "nanti malam, mau ikut kakak ke gramed?" ajak Jihoon kepada Reya.

"Jamber?"

"Nanti kakak kabarin," jawab Jihoon sambil ngacak-acak rambut Reya.

"Oke,"

"Lo!! Jangan pernah ngatain Reya cewek kampungan!! Mirror, please! Lo bahkan sangat kampungan, Pinky!" ucap Jihoon sambil nunjuk ke arah Pinky. Pinky mukanya udah merah padam, Jaemin pun sama. Bedanya, Pinky merah karena marah, Jaemin merah karena malu.

"Yuk kita ke kelas!!" ajak Jihoon.

"Yaudah kuy!" mereka jalan meninggalkan Jaemin, dan Pinky yang masih diam di sana.

Bagaimana? Receh? Gak paedah? Aneh? Tijel? Saya pun, tidak bisa mendiskripsikan😫 tekan tanda '⭐' di bawah sebelah kiri dongg!!😍 comment, sama krisar jugaaa😂 makasih😊

Continue Reading

You'll Also Like

70.1K 8.1K 43
"Mencintai kamu dengan cara seperti ini kayaknya lebih baik deh" "Siapa sihhhhhhh" -Jaemin.
2.1K 363 23
Percaya tentang fantasi itu ada didunia nyata nggak?. Percaya atau tidak kamu harus percaya, Tuhan nggak hanya menciptakan manusia. Ini tentang duni...
16.9K 1.2K 14
★☆★☆ menjadi idol dengan memilki asmaraloka sesama idol adalah rintangan yang pling...
2.7K 321 15
Kalo mau update cepet,di vote dulu biar w update terus🙂🔫 •Gimana rasanya sahabat lu sendiri suka sama lu? "Mau gue cium hm?" -renjun "Najis banget...