My Stupid Wish

By rivraza

67.5K 1.7K 44

Ingat. Hanya itu yang bisa ku katakan setelah tidak lama melihat mu. Ingat lah aku. Lalu kau akan tahu sebera... More

My Stupid Wish
#Begin
#Scores?
#List and Packing
#Perjalanan
#Edward's Plane
#First Day at London
#Second day at London
#Edrill
#Everything is Change
#Preparation?
#Something's Wrong
#Truth
#Gosh
#Another Me
#Our Fights
#Michael?
#No, Develine!
#Oh God
#Smile
#Ending.

#Himika's Party

1.5K 54 2
By rivraza

#Himika’s Party

Foto Yukimizu Himika----

 

Am I in trouble now?

Dengan secepat kilat, aku membalas pesan Riley.

Charlonna :

Oh astaga, aku benar-benar minta maaf. Tadi aku membaca pesan mu, tetapi entah karena apa, aku lupa membalas nya! Happy anniversary juga!

Jari ku bergerak cepat di antara keyboard kecil itu.

“Waduh, sampai tidak sadar kalau teman-teman nya sudah datang ya?”

Aku menoleh. Terdapat Merissa sedang tertawa renyah melihat diri ku yang bingung. “Oh! Maaf! Hanya ada masalah kecil saja. Kau sudah datang sejak kapan? Dimana Himika?”tanya ku bertubi-tubi.

Slow down, girl. Himika sedang berada di dapur dengan Felicia. Mungkin Himika tidak mau pelayan nya mengantar camilan untuk kita, jadi dia mengambil sendiri. Felicia membantu nya,”jelas Merissa. Lalu dia menghempaskan badannya di sebelah ku. “Kau sendiri sedang apa?”

“chat dengan Riley! Hari ini kita anniversary!”ucap ku dengan mata berbinar.

Merissa terdiam. Mulut nya menunjukan huruf ‘O’. Kemudian aku langsung memitingkan leher nya. “Menyebalkan!”cetus ku kesal. Merissa tertawa ringan, lalu dia mengambil iphone nya yang berada di saku celana.

Cakes!”pekik seorang perempuan remaja dengan empat garpu kecil di sela-sela jari nya. Dia tersenyum sambil berkacak pinggang di ambang pintu ruangan ini. “Ayo semua nya! Kita makan dulu!”

Himika tertawa kecil melihat Felicia yang menari-nari tak jelas di depan ku dan Merissa. Aku menggeleng-geleng tak kuat menghadapi tingkah laku nya yang seperti anak-anak. Hello? Kita sudah mahasiswi, remember? Dan ia bertingkah seperti aku.. tadi pagi.

“Baiklah, aku ingin cherry cake dengan whipped cream lembut yang ada di iklan televisi pagi ini, kau bisa membuatkan nya untuk ku?”pinta Merissa dengan senyuman manis.

Felicia mendengus pelan. “Memang nya kita kafe mahal di dekat Edrill Street?”

“Tapi kata nya cakes?”cibir Merissa bersungut-sungut.

Ladies! Kita disini untuk dandan, bukan untuk makan cakes,”gerutu Himika kesal. Merissa dan Felicia langsung mengerucutkan bibir nya sementara aku tersenyum geli.

“Kalau begitu, langsung saja mulai acara dandan nya!”seru Felicia.

God, mereka terlalu feminim. Apakah aku akan bertahan?

Himika menarik tangan ku dengan tiba-tiba. Aku memekik kaget. Lalu menoleh dengan secepat kilat. “Himika!”

Himika tertawa ringan sambil menggaruk kepala nya yang jelas-jelas memakai topi. Lalu aku menghela nafas geli. “Baiklah, aku mencari pakaian dulu ya..”

Pritz!”potong Himika sambil meletakan telapak tangannya di depan wajah ku. “Sudah ku temukan, kau tinggal memakai nya. Semua pakaian sudah ku temukan, kita tinggal dandan karena membutuhkan waktu yang lama.”

Aku mengangguk pasrah, lalu melihat iphone ku bergetar hebat.

“Gempa?”tanya ku kaget.

Himika menggeleng kepala nya sambil menahan tawa. “Kau di telfon Riley.”

Ekspresi ku kembali datar. Lalu aku segera mengangkat telefon dari nya.

“Halo, Riley? Maafkan aku! Huhuhu.”

“Waduh, tidak apa-apa, Charlonna! Kau dimana?”

“Aku di rumah Himika! Maaf ya.”

“Oh okay, Kik ku tidak di balas, aku jadi khawatir tadi. Nanti kau mau di jemput?”

“Oh tidak usah Riley, kita bertemu di pesta Himika saja.”

“Ayolah Charlyn! Kita tidak punya banyak waktu!”gerutu Felicia.

Aku tersenyum lalu segera mematikan telefon. “Kalau di tanya, kau tanggung jawab ya.”

Felicia mengernyit. Lalu dia memajukan bibir nya.

“Kalau begitu, ayo mulai!”

--

Aku melihat diri ku di cermin kamar mandi Himika.

“Aku terlihat konyol.”

“Kau terlihat keren, Charlonna!”pekik Merissa. Dia memutar-mutar tubuh nya sehingga gaun nya terlihat mengembang. Dia melompat-lompat kegirangan layak seorang anak kecil yang baru mendapatkan permen dari hasil uang curiannya. Lalu Merissa menempelkan punggung nya di dinding dan bertingkah seperti model.

“Kau tidak akan pernah menjadi model, Rissa!”tandas Felicia sambil tertawa kecil. Asal kalian tahu, sekarang sudah jam setengah enam. Ternyata kata Himika benar, perempuan membutuhkan waktu yang lama untuk berdandan.

Felicia sudah siap dengan baju nya dan rompi jeans. Dia memakai celana pendek jeans nya yang se paha dan terlihat sangat keren. Dia mengenakan contact lens. Entah untuk apa.

Himika? Rambut hitam nya di kuncir dan dia sendiri mengenakan sebuah dress berwarna biru tanpa lengan.

Terakhir, Merissa. Rambut pirang nya di keritingkan? Atau apalah itu. Lalu dia mengenakan dress seperti Himika, tetapi berwarna putih. Dia seperti ingin menikah.

Aku sendiri di paksa memakai gaun hitam tanpa lengan. Tetapi akhirnya Himika membuat pengecualian, aku bisa memakai jaket hitam ku. Sungguh beruntung mengetahui Himika yang shopping mania itu.

Aku merapihkan gaun hitam ku. Lalu berputar. “Menjijikan.”

“Padahal dulu kau senang sekali jika memakai pakaian seperti ini.”tawa Felicia. Aku berusaha tersenyum mengetahui diri ku yang begitu menjijikan dulu.

“Baguslah gaunnya berwarna hitam,”ujar ku sambil menatap Himika. “Terima kasih, by the way.

Himika mengangguk kuat. “Semua sudah siap kan? Ayo kita jalan!”

--

“Ramai.”

Itulah kata pertama ku ketika memasuki pesta besar Himika. Aku tertawa ketika melihat Felicia berlari kencang saat mengetahui di belakang nya ada Chad Dylan. Merissa menarik tangan ku pergi dari keramaian orang yang sedang menari tak jelas.

Sedangkan Himika, dia sedang mengurusi orang-orang yang baru datang dengan menyalami mereka satu persatu dan sekedar berbincang sebentar.

Aku melihat Riley sedang bercanda ria dengan temannya. Dia terlihat sangat manis dengan tuksedo putih nya dan sebuah mawar di saku baju. Dia terkejut melihat ku, lalu buru-buru tersenyum.

Dia menarik tangan ku menuju pintu luar. Dia membawa dua gelas anggur dan berhenti saat melihat bulan purnama.

“Kita rayakan disini.”ujar Riley sambil tersenyum.

Aku membalas senyuman nya. “Tetapi setelah sepi saja, ini masih jam tujuh. Masih ramai.”

Riley mengangguk. Lalu mengusap rambut ku. “Baiklah, kalau begitu aku masuk dulu. Tadi Himika memanggil ku.”

Aku tersenyum mengiyakan. Lalu Riley pun masuk. Aku ingin mengikuti nya. Tetapi kaki ku malah membawa ku ke bangku panjang di luar. Aku menatap bintang yang begitu banyak. Sebuah cahaya putih mendekati ku. Aku kira aku bermimpi.

“Halo!”ucap nya di depan wajah ku.

Aku terkejut. Lalu sebisa mungkin menyembunyikan ekspresi kaget ku. Lalu menjawab dengan tenang. “Ha-halo juga.”

“Jangan takut,”tawa cahaya itu.

Oke, aku benar-benar sedang bermimpi.

“Aku adalah Melodies. Aku yang mendengar harapan mu dan mengubah alur dunia.”

Mata ku melebar. “Mengubah alur dunia?”

“Iya,”dia melayang-layang di kepala ku. “Tetapi mengubah alur dunia membutuhkan banyak kekuatan, jadi, maafkan aku jika kau lupa ingatan tentang dunia mu yang dulu.”

Aku masih menatap Melodies bingung. Tiba-tiba, cahaya Melodies semakin terang. Kemudian terlihat lah sebuah sayap kecil muncul dari balik cahaya. Cahaya itu pun menyebar. Lalu merubah tubuh Melodies menjadi peri cahaya.

Ini dunia nyata, dunia nyata, dunia nyata. Itu tidak nyata, tidak nyata, tidak nyata, pikir ku sambil menggeleng kuat-kuat.

Melodies mengakhiri perubahannya. Lalu dia tersenyum melihat ku yang kebingungan. “Jadi, sekarang, aku akan memberikan mu ingatan dunia mu yang dulu. Tetapi membutuhkan waktu yang lama.”

Dari tangan Melodies, timbul sebuah cahaya kecil. Melodies melayang ke atas kepala ku. Lalu dia menjatuhkan cahaya itu di kepala ku.

“Jika ada pertanyaan yang di tujukan pada ku, kau panggil nama ku saja. Aku akan tetap di samping mu.”ujar Melodies sambil tersenyum manis. Tubuh nya pun berubah menjadi cahaya putih lagi. Lalu dia memasuki tubuh ku.

Tepat saat itu, aku pun tertidur.

--

“Aduh, tadi kau menemukannya dimana?”

“Di bangku taman, dia tertidur, jadi aku langsung bawa kesini.”

“Charlonna! Bangun!”

“Riley, mengapa kau meninggalkan diri nya sendirian?”

“Aku yakin dia tadi mengikuti ku saat aku di panggil Himika.”

“Jadi ini salah ku?”

Aku mengerjab mata ku. Lalu menatap enam orang yang berada di ruangan ini. Mereka saling berdebat.

“Merissa?”

Seorang perempuan menoleh. Lalu dia mengusap kepala ku. “Ada apa?”tanya nya dengan nada khawatir.

“Tangkap!”

Aku terkejut. Lalu menatap Merissa dengan dalam.

 “Orang sepintar diri mu tidak di terima? Mengapa begitu?”

Jantung ku semakin berdegup kencang. Aku menutup mata ku perlahan. Lalu menatap Merissa dengan aneh. Bayang-bayang itu semakin terlihat jelas di mata ku.

Pertemuan pertama kami. Bola Merissa yang meleset dan hampir mengenai ku. Test besar-besaran.

Apa itu?

Kepala ku semakin sakit saat mengingatnya. Aku menegakan tubuh ku. Lalu duduk di pinggir kasur.

“Ada apa?”tanya seorang lelaki pada ku.

“Riley?”tanya ku tak yakin.

Dia tersenyum, lalu mengusap kepala ku. Aku menatap nya tepat di manik mata.

“Nama ku Riley. Anda bisa memanggil ku kapan saja jika butuh bantuan.”

Aku mengusap mata ku berkali-kali. Bayang-bayang itu seperti masa lalu, ketika aku bertemu Riley untuk pertama kali nya. Saat kami di.. pesawat? Kapan?

“Kau kenapa, Charlonna!?”pekik seorang perempuan berbaju berwarna putih dengan rompi jeans nya.

“Felicia Salsabila?”

Aku memejamkan mata kanan ku. Perempuan itu tampak bingung. Dia memiringkan kepala nya. “Aku Felicia Sarvillion. Kau amnesia? God, kau kenapa?”

“Hah?”pekik ku kaget. Felicia Sarvillion? Bukan-bukan, dia Felicia Salsabila. Kami bertemu di awal SMA di.. Mounwisky?

“Auch!”

Aku meremas rambut ku dengan frustasi. Kepala ku sakit sekali.

“Kita harus ke rumah sakit,”tukas lelaki yang ku ingat bernama Riley. Dia menarik tangan ku, lalu menggendong ku entah kemana. Aku memandang orang-orang yang menatap ku khawatir. Merissa, Felicia, dan dua orang lagi yang entah siapa nama nya.

“Tunggu-tunggu, Riley,”ujar ku lemah. Aku menggeliat sedikit agar Riley mendengar ku. Dia menoleh, lalu menurunkan ku di sebuah bangku cokelat di parkiran mobil. “Aku tidak apa-apa.”

Riley mengernyit. “Tidak, kau ada apa-apa.”

“Tidak, Riley. Sungguh, aku tidak apa-apa.”jawab ku sambil tersenyum menahan sakit kepala.

Merissa mendekati ku. Dia menatap ku dengan cemas. Lalu menyerahkan sebuah kertas berwarna putih. “Kau menjatuhkannya tadi,”ucap nya pelan. “Mau aku ambilkan minum?”

Riley mengangguk seakan menyuruh Merissa mengambilkan air secepatnya. Merissa mengangguk, lalu berjalan cepat meninggalkan kami. Aku menatap kertas putih itu, lalu menyentuh nya.

“Maaf! Tadi kecepatan ya? Harus nya sedikit-sedikit. Haha, maaf sekali ya. Dengan memegang kertas ini, kau tidak akan melupakan ingatan mu di dunia ini. Jadi bersikap lah biasa saja. Kalau tidak, alur dunia bisa hancur. Cheers! Melodies.”

-

Aku terbangun. Astaga, itu hanya mimpi. Thank goodness. Aku menarik nafas ku, lalu beranjak dari kasur dan melihat jam weker. “Astaga!”

Aku buru-buru mengganti baju ku dan mengambil jaket. Aku lupa. Hari ini ulang tahun Himika dan acara nya mulai 15 menit lagi. Aku mengusap wajah ku perlahan dengan air hangat. Lalu aku mengambil tas dan iphone ku. Riley akan datang sebentar lagi. Dia tahu aku ketiduran. Sungguh pacar yang baik.

Aku melihat sebuah piring di meja makan. Itu punya Croela. French fries yang terlihat enak sekali. Tanpa ragu, aku mengambil piring itu dan memasukan semua kentang di plastik. Croela terkejut saat melihat ku. Aku hanya bisa menyengir tak jelas dan berlari keluar rumah.

“Hanya sekali ini saja! Kau berutang pada ku!”

Suara Croela terdengar sebal di ruang makan. Tapi suara nya tak menghentikan ku. Aku tak percaya, aku ketiduran.

Aku terkejut ketika mengetahui kalau mobil Riley sudah berada di depan rumah ku. Riley tertawa ringan melihat ku, kemudian dia segera memasuki mobil nya bersamaan dengan ku.

Akhirnya kami sampai di acara Himika tepat sebelum Himika berdiri di depan pintu gedung acara nya untuk mengetahui siapa temannya yang terlambat.

Aku tersenyum menyeringai ketika melihat Himika berjalan menuju ku. Dia terlihat berseri-seri ketika melihat ku. Tetapi ekspresi nya berubah saat melihat pakaian ku.

“Kau habis tidur ya..”

Aku mengangguk sambil terus menyengir.

Himika menatap ku datar. Lalu menarik ku ke belakang panggung. Gedung acara ulang tahun Himika seperti auditorium, tetapi beda nya, kursi-kursi di jadikan kursi dan meja untuk makan. Lalu ada panggung besar untuk berkaraoke.

“Astaga, Charlyn! Kau tidak dandan atau apapun begitu?”teriak Himika kesal. Lagi-lagi, aku hanya membalas nya dengan senyuman. Himika membawa ku ke sebuah ruangan yang lantai nya di lapisi karpet. Terdapat satu sofa putih dan sebuah meja. Terlihat Felicia dan Merissa sedang bercanda ria disana.

Himika terperanjat. “Kalian sedang apa disini?”

Felicia dan Merissa menyengir bersamaan. Lalu mata mereka beralih ke arah ku.

“Oh god, kau tidak datang ke rumah Himika dan berdandan seperti itu?”tanya Felicia sambil menyipitkan mata nya dan memajukan bibir nya. Aku tertawa pelan.

“Aku ketiduran! Maaf!”jawab ku, lalu menatap Merissa yang sedang menahan tawa karena wajah Felicia yang konyol.

Himika ikut tertawa. “Kau terlihat seperti anjing jepang.”

“Memang nya jepang mempunyai anjing khusus?”tanya ku heran.

Himika mengangkat bahu nya satu kali dengan jangka waktu lama. Aku yakin pundak nya sudah pegal sekarang. Merissa tak kuat menahan tawa. Dia menunjuk wajah Felicia dan berkata, “You’re looking at it.

Damn it!”seru Felicia kesal sambil menepis jari telunjuk Merissa. “Damn you!

“L-O-L,”seru Himika sambil tertawa terpingkal-pingkal. Aku menghela nafas geli. Tiba-tiba Himika berhenti tertawa. Lalu menatap ku tajam. “Dandan. Sekarang.”

--

“Ayolah! Hari ini kau anniversary. Masa kau tidak mau terlihat cantik di depan Riley? What’s happen with the real you?”ujar Merissa jengkel.

Felicia memutar mata nya. “The real charlonna is deep inside her.

quit talking and help me choose her make up!”seru Himika. Dia tampak sibuk dengan wajah ku yang entah sedang di apakan oleh mereka bertiga.

Oh my god, I totally forget obout our anniversary today.” Aku menepuk dahi ku perlahan. Lalu menyingkirkan ketiga peri kembar idiot itu dari wajah ku dan berjalan pergi.

“Hei! Kau mau kemana? Kau belum selesai, Charlonna!” Himika menghentak-hentak an kaki nya sambil menggoyang-goyangkan pinggul. “Tinggal lip-gloss dan kau sempurna!”

Aku mengadah tangan ku. Himika memutar mata nya malas. Lalu melempar sebuah lip-gloss transparan ke arah ku. Dengan sigap, aku menangkap nya. Aku memandang cermin yang tepat di sebelah ku. Lalu memakai lip-gloss itu dengan cepat. Aku melempar lip-gloss itu ke arah kepala Merissa yang sedang bercemin.

“Auch!”

“Hahaha, sorry! Be back, girls!”beber ku, lalu berjalan dengan percaya diri menuju Riley yang sedang tertawa bersama teman nya. Dia memegang segelas anggur.

Aku mendekati nya. Lalu temannya terkejut dan memandang ku. Otomatis membuat Riley ikut melihat ku. Riley terperanjat. Temannya seperti nya mengerti, dia pergi menjauh.

“Charlonna..”

Aku tersenyum hangat. “Iya?”

“Kau tampak cantik sekali.”ceplos Riley begitu saja. Aku tertawa pelan ketika wajah nya memerah. Dia menutup mulut nya, lalu ikut tertawa.

“Himika sudah mau memotong kue. Ayo kita kesana.”ucap ku, lalu menarik tangan Riley.

Kemudian kami berjalan ke arah kumpulan orang-orang yang di dalam nya terdapat Himika dengan kue nya yang berwarna pink itu. Aku sudah melihat nya tadi.

“Kau kesini untuk memberi selamat ke Himika atau sekedar mengambil kue?”canda Riley.

Aku mengernyit geli. “Dua-dua nya,”

Riley tertawa. Mata ku beralih ke arah Felicia yang sedang bersama Chad. Felicia berjalan menjauh Chad, tetapi Chad terus saja mengikuti nya. Lalu mata ku beralih lagi ke arah Merissa yang berada di sebelah Himika. Di sebelah kanan  Merissa terdapat Jason?

“Itu Jason bukan?”tanya ku seraya menunjuk pria di sebelah Himika.

Riley mengikuti pandangan ku. Lalu dia mengangguk heran.

“Jason.. Jason yang pernah menembak mu itu, bukan?”

Aku mengangguk. Tiba-tiba raut wajah Riley berubah. Kemudian dia menjadi waspada dan memegang erat tangan ku. Aku tertawa. “Kau takut?”

Riley mencibir, membuat ku ingin mencubit pipi nya. “Oh sudahlah, Charlonna. Lebih baik kita dansa. Lagu slow favoritsudah terdengar.”

Aku tersenyum geli. “Tidak usah mengalihkan pembicaraan juga. Hahaha.”

Riley mencibir lagi. Lalu menarik ku. Kami berjalan pelan menuju lantai dansa yang sudah di penuhi dengan para mahasiswa-mahasiswi yang berdansa pelan. Kami pun mulai berdansa. Mata ku menangkap sosok Felicia yang masih di ganggu oleh Chad. Di sebelah nya, ada Himika yang sedang tertawa dengan Merissa dan Jason.

Oh aku baru ingat. Aku tak pernah bilang ke salah satu sahabat ku kalau Jason pernah menembak ku dulu. Maksud ku, menembak cinta you-know-what-i-mean.

“Hei hei!”

Lamunan ku pecah. Kemudian mendongak dan sadar kalau wajah Riley begitu dekat.

“Dansa itu seharusnya saling menatap,”ujar Riley seraya menampakan gigi putih nya. Dia mengangkat dagu ku, lalu tersenyum hangat. “Happy anniversary, Charlonna Margaretha.”

Aku membalas senyumannya. Lalu tiba-tiba dansa kami berhenti di sertai wajah Riley yang semakin dekat. Jantung ku berdegup kencang. Aku mulai merasakan derai nafas Riley di wajah ku yang berhembus hangat.

Bibir kami mulai bersentuhan. Tepat di saat itu, aku mendorong Riley dengan keras, sampai dia terjatuh duduk di depan ku.

Riley terlihat terperanjat. Musik berhenti. Ku rasa, semua mata sekarang melihat ku.

Ada yang salah dengan diri ku.

*

Continue Reading

You'll Also Like

54.5M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
3.8M 297K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
13.1M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
3.2M 262K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...