IF YOU

By SugaRMJHP

117K 12K 1.7K

Hidupku terasa sempurna meski dalam kesederhanaan. Keluargaku merawatku dengan limpahan kasih sayang. Namun... More

Obrolan Singkat
Obrolan Singkat 2
Kebahagiaan Semu
Dia Rapuh Tanpanya
Keegoisan Jeon Jungkook
Meet Twins
Harapan Itu Belum Terbukti
Hampir Terbukti
Kau Nyata
Dia Taelionku!
Bogosipda
Mulai Terungkap
Enggan Kembali
Ingin Menyerah
Meet Twins?
Berpisah lagi?
Tak Pantas Bersama
Obsesi Jungkook
Penolakan Taehyung
Kembali
Bertemu?
Kejutan 'Manis'
Iblis yang Nyata
Apa Kau Bahagia, Magnae? (FF Spesial Jeon Jungkook)
Akhirkah?
Akhir Dari Segalanya
Read!

Tujuh Tahun Berlalu

5.4K 536 66
By SugaRMJHP

Dentingan sendok yang beradu dengan piring mengisi keheningan di kediaman keluarga Kim -- lebih tepatnya kakak beradik Yoongi dan Seokjin. Tak ada satu pun dari mereka yang berniat membuka suara.

Uhuks ... uhuks!

Hingga suara batuk dari si bungsu membuat Seokjin berhasil menegakkan tubuhnya. Yoongi tampak terbatuk hingga wajahnya memerah. Seokjin mengangsurkan air putih untuk sang adik.

"Pelan-pelan, Yoongi-ah," pinta Seokjin.

Yoongi mengangguk singkat. Pemuda itu kembali memakan sandwich dengan khidmat. Seokjin hanya menggeleng maklum. Ia paham sifat adiknya yang dingin. Namun meski begitu, ada kalanya ia sifat hangat Yoongi akan muncul.

"Yoon," panggil Seokjin pelan. "Besok peringatan 7 tahun meninggalnya adik kita. Kau mau--"

"Tidak."

Yoongi mengambil tisu yang ada di hadapannya, lalu mengelap bibirnya. Matanya sempat melirik pada sang kakak yang menatapnya sendu.

"Tapi, Yoon. Adik kita akan menangis di atas sana jika--"

"SUDAH KUBILANG AKU TAK MAU!" Napas Yoongi terengah-engah.

Ia menatap tajam sosok sang kakak. Setetes cairan bening keluar dari pelupuk matanya. Setiap hari ia merasa dihukum oleh Tuhan karena rasa rindu yang memupuk di hatinya.

Dan setiap tahunnya -- hari di mana magnae kesayangannya pergi, Yoongi selalu merasa semakin tenggelam dalam lingkaran hitam.

"Adikku masih hidup! Apa kau akan selalu tak percaya padaku, Hyung?!" Yoongi mencengkeram erat ujung meja makan.

"Tapi Taelion kita memang sudah meninggal, Yoongi!" Seokjin membalas tatapan adiknya dengan tatapan tajam pula.

Ia sudah terlalu muak melihat adik satu-satunya saat ini yang menolak takdir yang Tuhan lukiskan. Seokjin hanya ingin Yoongi berusaha membebaskan diri dari rasa bersalahnya. Namun sepertinya adiknya sudah terlalu hanyut dan sulit untuk kembali.

"Kau boleh saja menganggapku gila, Hyung," Yoongi mendudukkan tubuhnya di kursi kembali, "tapi kau lupa bahwa ikatan batin kami begitu kuat melebihi dirimu! Aku tahu saudara kembarku masih hidup!"

Seokjin bungkam. Fakta bahwa Yoongi adalah saudara kembar non identik dari adiknya yang telah tiada. Ia lupa Yoongi-lah yang paling terpukul saat kejadian itu terjadi.

"Yoongi. Hyung minta maaf." Seokjin lebih memilih mengalah.

Pemuda berbahu lebar itu menghampiri Yoongi. Memeluknya erat di saat sang adik menangis. Telinganya menangkap racauan pilu yang keluar dari bibir Yoongi.

"Taelion pasti akan kembali, Hyung. Dia hanya lupa jalan pulang."

Seokjin mengangguk samar. "Iya, Yoon. Aku percaya padamu."

***

Taehyung melangkah santai melewati koridor Keimyung University -- tempatnya menimba ilmu. Pemuda itu sudah 5 tahun menyandang status sebagai mahasiswa fakultas Perguruan Tinggi Musik dan Seni Pertunjukan.

Cita-citanya sejak dulu ingin menjadi seorang guru musik. Entah kenapa ia sangat menggilai dunia itu. Seluruh keluarganya pun sempat dilanda keheranan. Setiap hari Taehyung harus mendengarkan alunan nada sebagai penyemangatnya menjalani hari.

"Mereka lihat apa?" Taehyung melihat kerumunan orang berdiri di depan mading.

Pemuda itu ikut bergabung dengan mereka untuk melihat informasi yang berhasil menarik atensi semua orang pagi ini.

Kim Seokjin -- alumni mahasiswa universitas Keimyung telah berhasil menjadi seorang idol. Ia berhasil memulai debut pertamanya minggu lalu. Ditemani adik satu-satunya -- Kim Yoongi -- Seokjin berhasil menghipnotis semua orang berkat kepiawaiannya bernyanyi.

Lagu Awake pun berhasil menduduki peringkat kelima tangga lagu Korea. Apakah kalian bangga melihat kesuksesan senior kalian?

Mata Taehyung terpaku pada sosok pemuda yang ada dalam sebuah poster. Tubuhnya tinggi, matanya bulat, bahunya lebar, dan senyumannya memang terlihat manis. Ada rasa bahagia dalam dirinya saat melihat sosok itu walau hanya dalam selembar poster.

Ia lalu merogoh saku jeans-nya. Tangannya menekan layar ponselnya dengan lihai. Membuka aplikasi musik online untuk mendengar lagu yang katanya sudah hampir merajai musik Korea.

Bibirnya tanpa sadar melengkung ke atas. Ia mengagumi suara idol baru yang tengah dieluh-eluhkan oleh mereka. Suara yang ia perdengarkan mampu membuatnya damai.

"Kim Seokjin ... suaramu indah," gumam Taehyung. "Kurasa aku akan menjadi salah satu fanboy-mu."

Taehyung kembali melangkah santai. Kedua telinganya telah tersumpal headset. Ia rasa Awake akan menjadi lagu baru penyemangatnya mulai hari ini.

Sreett...

Taehyung membuka pintu kelasnya. Seorang pemuda melambaikan tangannya ke arah Taehyung. Setelah ia berhasil mendaratkan bokongnya di bangkunya, ia melepas headset yang tersumpal di telinganya. Menjeda untuk beberapa saat kedamaian yang mengalun berkat lagu idola barunya.

"Kau sudah masuk, Hyung?"

Seorang pemuda yang Taehyung panggil hyung merotasikan bola matanya malas.

"Kalau aku belum masuk, aku tak akan ada di hadapanmu sekarang, Jeon Taehyung."

Taehyung menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia memamerkan cengiran khasnya pada sang sahabat -- Park Bogum.

Keduanya lalu terlibat obrolan-obrolan ringan. Apalagi dosen mereka belum datang.

Satu lagi kebahagiaan yang melengkapi kesempurnaan hidup Taehyung. Tuhan menghadirkan seorang sahabat seperti Bogum yang selalu ada untuknya.

Taehyung sudah mengenal Bogum sejak 3 tahun yang lalu saat sang sahabat pindah ke kampusnya. Berawal dari Bogum yang salah masuk kelas, mereka akhirnya memulai kisah persahabatan.

***

Seorang pemuda berparas rupawan memasuki sebuah pelataran mension megah. Sebuah kacamata bertengger manis di atas hidung mancungnya. Sebuah tas jinjing pun setia berada dalam genggamannya. Penampilannya semakin modis dengan balutan kemeja putih polos dipadukan dengan celana pendek berwarna cokelat.


Park Jimin menghentikan langkahnya sejenak. Pemuda itu menatap bangunan raksasa nan megah di hadapannya. Mansion ini tak pernah berubah sejak 5 tahun yang lalu.

Sebuah senyum terukir di bibir ranumnya. Pemuda itu merindukan kehangatan yang ada di dalam sana. Canda tawa, tangis haru, kebahagiaan. Semua itu membuat Jimin ingin sekali menangis.

"Aku merindukan kalian," lirih Jimin.

Jimin kembali melangkahkan kaki-kaki panjangnya menuju ke dalam mansion. Beberapa maid membungkuk hormat saat Jimin melewati mereka.

Begitu ia menginjakkan kakinya di dalam mansion, pandangan pemuda itu memutar ke segala arah. Kini matanya tertuju pada satu kamar yang dulu seringkali ia datangi.

Jimin menyerahkan tas jinjingnya pada salah satu maid. Setelah itu ia melangkah ke arah sebuah kamar yang berada di lantai dua.

Tok ... tok ... tok...

Jimin mengetuk pintu kamar seseorang yang sangat ia rindukan. Beberapa kali Jimin mencoba memanggil pemilik kamar. Namun semua sia-sia. Hanya keheningan yang menjawab panggilannya.

Akhirnya setelah menimbang-nimbang keputusan, ia memilih memasuki kamar itu tanpa izin.

Matanya bergulir mengabsen setiap sudut ruangan. Hingga ia menemukan sosok yang ia sayangi di sana.

"Yoongi Hyung...," Pandangan Jimin memburam. Setetes cairan bening keluar dari kedua pelupuk matanya. Tangannya yang menggenggam gagang pintu meluruh begitu saja.

Jimin merasa hatinya hancur kembali. Yoongi berhasil menyeretnya ke dalam kubangan masa lalu kelam di mana salah satu sepupunya memilih menyerah pada takdir.

***

Taehyung membuka laman browsing. Matanya terfokus pada pada layar bercahaya yang ada pada genggamannya. Bibirnya menggumamkan setiap kalimat yang ada pada sebuah artikel yang ia temukan.

"Kim Seokjin ... lahir di Daegu, 10 Februari 1991 ... punya satu adik laki-laki," gumam Taehyung, "namanya Kim Yoongi.

Ia melihat beberapa foto milik Seokjin. Tapi saat maniknya menangkap figur Yoongi, jantung Taehyung berdebar kuat.

"Argh!"

Taehyung refleks melepas genggaman pada ponselnya. Jantungnya tiba-tiba saja berdetak sangat kencang. Rasanya sangat sesak. Tubuhnya bahkan meluruh di atas lantai. Tangannya memukul kasar dadanya -- sumber rasa sesaknya. Taehyung terus mengerang kesakitan.

"Kenapa aku ini?" lirihnya.

Ia tak punya riwayat penyakit apa pun. Tapi kenapa rasa sakit itu seringkali datang padanya?

Dengan napas terengah-engah, tangannya terulur untuk meraih ponselnya kembali. Mata sayunya menatap bingung pada sosok adik kandung Seokjin itu.

"Sebenarnya kau siapa Kim Yoongi?"

TBC...

Hayo, di antara Yoongi sama Taehyung ... siapa yang sakit fisik? :v

Dan ... mau slow atau fast update nih? Vomment juseyo :)

Continue Reading

You'll Also Like

140K 12.1K 72
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
428K 28.8K 33
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
659K 76.7K 60
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
88.7K 8.6K 21
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...