Wolf Grey : A Girl Meets Were...

By shihanssi

21.2K 3.3K 652

[Completed] © Copyright, 2018 _________________________________________ "Because I love you, I will protect y... More

Coming Soon
1. Christmas Eve
2. Hugo Boss Bottled
3. Warm And Cozy
4. Black Suit
5. About Wolf Grey
7. Habit
8. Tell Me
9. Days Without You
10. Days With You
11. Just Friend
12. Reason Why
13. Heartbreaking
14. Hard To Me
15. The War : Part 1
16. The War : Part 2 End
17. I Miss You - End
Epilog

6. Remember Me

1.1K 205 27
By shihanssi

Main Cast :
Bae Jinyoung
• Kim Sohyun

Tekan ⭐ sebelum membaca 😘😘

🐺🐺🐺

Sehun menutup pintunya pelan dan menguncinya. Setelah itu ia berjalan menuju sofa berwarna maron, dimana sang putra sudah duduk disana.

"Ada apa aeboji?" tanya Jinyoung mengamati sang ayah yang tengah duduk di sofa single.

"Ini tentang Wolf Gray, Sohyun menggaetnya untuk memerankan karakter Han Dong Woo."

"Pria itu?"

Sehun menganggukan kepalanya perlahan. Netranya menangkap benda kecil diatas meja. Kemudian bola matanya bergerak mengamati raut wajah Jinyoung.

"Jika dia berada didekat Sohyun, itu akan membahayakan nyawanya. Kita tidak tahu kapan dia akan bertindak untuk melukai Sohyun."

Jinyoung masih terlihat tenang, meski tangannya sudah mengepal dibawah sana.

"Bagaimana bisa dia mengaet pria itu untuk membintangi filmnya. Apa dia lupa apa yang telah dilakukan pria itu padanya?" Sehun menggelengkan kepalanya dan memijit pelipisnya.

"Sepertinya ia melupakan kejadian sebelum kebakaran itu. Bae Jinyoung, kau tahu pria itu memiliki dendam pada Sohyun. Apapun akan dia lakukan untuk membunuh kekasih mu itu."

"Ingat bagaimana ia membakar rumah Sohyun saat itu."

Jinyoung hanya mengangguk. Kejadian itu tidak akan pernah ia lupa. Bagaimana mungkin Jinyoung bisa melupakan kejadian dimana pujaan hatinya nyaris dibunuh. Ingat dibunuh.

"Apa yang harus kulakukan aeboji?"

Sehun menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya perlahan.

"Meminta Sohyun untuk membatalkan kerja sama nya dengan pria itu tidak akan pernah terjadi. Kekasih mu itu sangat keras kepala."

Jinyoung berdecak kecil.

"Bagaimana dengan adiknya, apa dia juga akan membantu kakaknya untuk membalaskan dendam itu?"

"Kupikir adiknya tidak akan membantu kakaknya. Adiknya itu jatuh cinta dengan Kim Sohyun?'

"Apa? Benarkah aeboji?"

Sehun mengangguk pelan. "Dimulai dari pertemuan mereka dirumah sakit. Disanalah dia mulai mencintai kekasihmu itu."

"Seharusnya aku tidak membiarkan orang-orang membawa Sohyun kerumah sakit sialan itu."

Sehun tertawa pelan melihat raut cemburu menghiasi wajah kecil putranya itu.

"Siapapun akan jatuh cinta dengan Sohyun saat pertama kali bertemu dengannya."

Jinyoung menatap ayahnya jengah. Ia mengerti apa yang dimaksud dan ia mengerti jika ayahnya tentu saja juga jatuh cinta kepada kekasihnya.

Heii ayolah, wajah Sehun terlihat masih muda, bahkan ia terlihat seperti kembaran Jinyoung. Jadi tidak masalah baginya jika jatuh cinta dengan daun muda.

"Apa ayah juga mencintai kekasihku?"

Sehun hanya tertawa. Apakah itu terlihat jelas diwajahnya jika ia juga mencintai kekasih putranya?

"Sudah jangan bahas itu. Ah ya, kudengar kau menyuruh sekretarismu itu mencari sosok yang mencoba membunuh Sohyun malam itu. Benarkah?"

Jinyoung menganggukkan kepalanya.

"Ini mudah untuk ditebak. Hanya mereka yang tidak menyukai keberadaan Sohyun, pria itu dan Somi."

Sehun menghela nafas panjang. Ia memperbaiki posisi duduknya.

"Bisa kau menahan Sohyun untuk tetap tinggal disini selama beberapa hari? Ayah harus keluar negeri untuk urusan bisnis malam ini dan tidak bisa menandatangi kontrak itu hari malam ini. Kau tahu ini kesempatanmu untuk selalu berada di sisinya."

Jinyoung terdiam cukup lama. Sebenarnya itu hal yang mudah dilakukan Jinyoung. Hanya saja, saat ini Sohyun membencinya. Membenci sifatnya yang keras kepala.

"Tapi bagaimana dengan Somi, dia akan datang kemari dengan alasan bertemu denganmu ayah."

"Masalah Somi, kau tidak perlu mengambil pusing. Itu sudah menjadi urusanku." Sehun bangun dari duduknya. "Kau bisa kan menjaga kekasihmu itu?"

Jinyoung terdiam. Kemudian mengangguk pelan.

"Bagus. Kalau begitu ayah akan keluar. Tinggallah disini dan lindungi dia. Kau tahu aku sudah merestuimu bersamanya."

Jinyoung menganggukan kepalanya pelan. Mengiyakan permintaan sang ayah.

.
.
.

Sohyun merasa dirinya berada di suatu tempat. Sangat gelap dan sesak. Ia tidak tahu sekarang berada dimana, semuanya gelap.

Sohyun mencoba memberanikan dirinya melangkah, mencari jalan keluar dari tempat yang gelap dan sesak itu.

"Kau mau makan?"

"Kakimu terluka."

Suara itu terdengar sangat menakutkan didalam ruangan itu. Tapi meski begitu, Sohyun melangkahkan kakinya mendekati sumber suara tersebut.

"Ayah akan marah jika aku membawamu pulang. Tapi aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian di sini."

Sohyun melihat pantulan cahaya yang menyoroti sosok gadis kecil yang sedang berbicara. Sohyun menyipitkan matanya perlahan, mengamati sosok gadis kecil itu.

"Heii" panggil Sohyun pada gadis kecil itu. namun sayang, gadis kecil itu sepertinya mengabaikan panggilannya.

"Hyun-ah, kau dimana?"

Sohyun membalikkan badannya saat suara itu memanggil namanya.

Wanita setengah abad itu entah dari mana muncul dan menabrak tubuh Sohyun yang transparan.

Tunggu?? Kenapa dengan tubuhku?? Nenek

Sohyun mengamati tubuhnya yang ditabrak begitu saja dengan wanita tua itu.

"Nenek."

Gadis kecil itu membalikkan badannya dan tersenyum kearah sang nenek.

"Apa yang kau lakukan? Dan kenapa dia?" tanya nenek Sohyun jongkok di samping Sohyun kecil.

Sohyun besar melangkah mendekati. Mencoba mencari tahu siapa yang dimaksud oleh neneknya.

"Dia terluka nek, aku tadi tidak sengaja melihatnya di buru oleh pemburu hutan. Dan liat ini, bahkan pemburu hutan melukaiku." ucap Sohyun kecil sambil memperlihatkan keningnya yang robek.

Sohyun besar secara implus menyentuh keningnya. Dan benar, ada bekas luka disana.

Kenapa aku tidak mengingat kenangan ini? Pikir Sohyun.

"Aigoo cucu nenek. Kau kuat sekali menghadapi pemburu itu sayang."

Sohyun kecil tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, bukan Sohyun yang melawan pemburu itu. Tapi serigala ini." ucapnya sambil menunjuk serigala abu-abu yang tengah kesakitan.

Sorotan mata birunya itu menatap lekat Sohyun kecil. Tidak sedetikpun mata biru itu mengalihkan pandangannya. Meski hanya sedetik untul menatap sang nenek.

"Nenek, biarkan Sohyun merawat Young sampai dia sembuh."

"Tidak, kau tidak boleh merawat serigala. Kau bodoh Kim Sohyun?" ucap Sohyun.

Sia-sia. Apa yang di ucapkan nya sama sekali tidak ada gunanya. Toh kedua manusia itu tidak mendengar suaranya.

Nenek Sohyun mengamati serigala abu-abu itu. Kemudian matanya bergerak mengamati kaki serigala itu yang terluka.

"Bagaimana dengan ayahmu? Dia tidak akan menyetujuinya Hyun-ah"

"Benar, appa tidak akan setuju kau merawat serigala. Heiii bisakah kau merawat hewan lain? Seperti kucing dan kelinci?? Kau aneh Kim Sohyun!"

"Aku akan membujuk appa. Kalau appa tidak mengizinkan Sohyun merawat Young, maka Sohyun akan pergi bersama Young."

"Yakk bodoh!!! Kau mau hidup dengan serigala?? Mau makan apa kau?? Yang ada kau akan mati kelaparan, bodoh!!"

Sohyun besar mengusap telengkuknya. Ia tidak tahu jika saat kecil akan sebodoh ini.

Apakah benar gadis kecil ini adalah aku?

Nenek Sohyun menganggukan kepalanya. "Baiklah, kau bisa merawatnya. Ingat hanya sampai dia sembuh!"

Sohyun kecil menganggu kan kepalanya. Ia mengalihkan pandangannya menatap serigala itu dengan senyum cerah.

"Aku akan merawatmu sampai sembuh."

"Yasudah, biar nenek membawanya."  Ucap neneknya mengulurkan tangannya hendak menggendong serigala itu.

Neneknya itu terkejut bukan main saat, tangan mungil sang cucu menepis dengan keras tangannya. Menjauhkannya dari tubuh Young nya.

"Biar Sohyun saja yang menggendong Young." ucap Sohyun dengan tatapan yang sulit diartikan.

Gadis kecil itu, meraih tubuh serigala tersebut. Menggendongnya dengan tenaga yang sedikit, Sohyun kecil yang entah memiliki kekuatan super itu mampu mengangkat serigala yang ukurannya sebesar tubuhnya.

Sang nenek yang melihat Sohyun kecil, sedikit ngeri. Cucunya terlihat sangat menyeramkan saat ia hendak menyentuh tubuh Young-nya bahkan saat ini tubuh mungil itu mampu menggendong serigala yang ukurannya sama besar dengan tubuhnya.

.
.

Sohyun besar mengikuti kemana Sohyun kecil membawa serigala itu. Ruangannya telah berbeda. Tidak ada lagi ruangan yang gelap dan sasak seperti tadi.

Ini adalah kamar Sohyun kecil. Sudah jelas dari dekorasi kamar itu yang penuh dengan miniatur serigala dan boneka serigala yang memenuhi setiap sudut kamar minimalis itu.

"Kenapa kau jauh berbeda denganku hm. Dan kenapa pula banyak sekali boneka serigala."

Sohyun besar menggelengkan kepalanya tidak mengerti. Mengapa sifat Sohyun kecil dan Sohyun besar jauh berbeda.

Sohyun kecil terlihat sangat mengerikan, jauh lebih menyukai serigala daripada boneka imut. Sikapnya juga sangat keras, dan seolah sisi gelap ada dalam tubuhnya.

Sementara Sohyun besar, lebih menyukai hal yang feminin. Ia tidak menyukai miniatur seperti yang disukai Sohyun kecil.

"Tidurlah disini. Aku akan mengambilkan kotak p3k milik nenek." Sohyun kecil menghelus bulu serigala tersebut.

Sohyun besar yang melihat perlakuan Sohyun kecil kepada serigala itu, langsung merinding. Bagaimana bisa anak kecil berusia 7 tahun memperlakukan serigala selembut ini.

Sohyun kecil berjalan keluar dari kamarnya. Meninggalkan Sohyun besar bersama serigala itu. Sohyun mengamati lamat-lamat sosok yang berbaring dikasurnya, tidak ada yang spesial dari hewan buas itu. Tapi mengapa Sohyun kecil memperlakukan hewan buas itu sangat lembut, bahkan dengan berani menatap sang nenek dengan tajam ketika hendak menyentuh hewan tersebut.

Pupil Sohyun melebar, bahkan nyaris keluar.

Bagaimana tidak, sosok hewan buas yang dari tadi dipandanginya berubah menjadi sosok manusia tampan. Sosok itu masih berbaring diatas ranjang kecil tersebut.

Pria itu mengangkat tangannya yang terluka akibat pemburu itu. Ia tersenyum kecil, entah apa yang ada dalam pikirannya sehingga membuatnya tersenyum seperti itu.

Pintu terbuka dengan lebar. Sohyun besar mengalihkan pandangannya, mengamati Sohyun kecil yang masuk dengan senyum yang terus mengembang pada bibirnya.

"Yakkk, jangan mendekat bodoh. Dia akan melukaimu." Teriak Sohyun besar. Berharap agar Sohyun kecil tidak mendekati hewan buas yang telah mengubah sosoknya menjadi manusia.

Sohyun kecil semakin mendekat, ia meletakkan p3k diatas nakas. Pria tampan itu bangun dari tidurnya dan terduduk dj tepi ranjang.

"Apa masih sakit?" tanya suara berat itu. Jarinya yang indah menyentuh kening Sohyun yang robek.

Sohyun kecil menggelengkan kepalanya. "Tidak, ini tidak sakit."

Pria itu kembali tersenyum. "Maafkan aku yang membawamu dalam jurang kematian."

Sohyun besar melongo saat mendengar pembicaraan kedua orang itu. Kau tahu dia manusia serigala?

Sekali lagi Sohyun kecil menggelengkan kepalanya. "Aku tidak ingin Young meninggalkan Sohyun. Young satu-satunya teman Sohyun."

Pria itu kembali tersenyum, membuat lekukan disekitar matanya.

"Besar nanti, Sohyun harus menjadi istri Jinyoung. Dan Sohyun tahukan bagaimana Young menyukai Sohyun?"

Sohyun kecil menganggukan kepalanya pelan. "Nanti jika Sohyun besar, akan menjadi istri Jinyoung"

Jinyoung??? Bae Jinyoung??

.

"Kau sudah mengingatku??" Sohyun membuka kelopak matanya perlahan. Mengamati setiap sudut ruangan itu.

Ini bukan lagi tempat yang gelap, sesak dan kamarnya.

Ruangan ini jauh berbeda dari ruangan dalam mimpinya. Sohyun mengamati sekitarnya dan mendapati sosok Jinyoung berbaring disampingnya dengan tangannya menjadi bantalannya.

Jinyoung?

"Kau sudah ingat janjimu saat umurmu 7 tahun??"

Sohyun menatap lekat wajah pria itu. Sorotan mata itu sama dengan manusia serigala dalam mimpinya.

Jinyoung tersenyum. Tangannya bergerak menyentuh kening Sohyun, lebih tepatnya menyentuh bekas luka itu.

"Kau nyaris saja mati karna menyelamatkanku." ucapnya dengan suara beratnya. Manik hitamnya bergerak mengamati manik hitam Sohyun. "Maafkan aku."

Sohyun tidak mengerti perkataan Jinyoung.

Jelas pria itu menceritakan tentang mimpinya tadi. Mimpi Sohyun kecil bertemu dengan manusia serigala.

"Kau manusia serigala?"

Jinyoung hanya mengangguk dengan tenang. Seolah ia tidak peduli dengan ekspresi ketakutan Sohyun saat ini.

Sohyun merasa takut, pria itu sama dengan pria yang dalam mimpinya. Manusia serigala. Ingin rasanya Sohyun berlari dan meninggalkan pria itu. Namun, rasa penasarannya jauh lebih besar daripada rasa takutnya.

Ia ingin tahu siapa Jinyoung, ia ingin tahu kenapa saat kecil dia menyukai serigala sepertinya. Dan Sohyun ingin tahu, kenapa ia bertemu dengan Bae Jinyoung, manusia serigala.

"Ada begitu banyak pertanyaan didalam kepala kecilmu ini kan."

Jinyoung tersenyum, tangannya terulur menyelipkan anak rambut di pipi Sohyunbke belakang daun telinganya.

"Aku akan menjelaskannya, tapi panggil aku, Young. Seperti kau memanggilku saat kau kecil."

Young

Young ... Jangan pergi ... Young ...

Appa, kejar Young ... Appa, Sohyun mohon. Dia Young ku appa.

Young ...

Sohyun memejamkan rapat-rapat matanya saat suara-suara itu memenuhi pendengarannya.

Melihat reaksi Sohyun saat ini. Membuat Jinyoung mendekatkan tubuhnya dan memeluk tubuh mungil itu. Sohyun hanya bisa diam saat berada di dekapan Jinyoung.

Rasanya sangat nyaman, dan hangat. Seperti sentuhan yang beberapa kali ia rasakan.

Aroma ini... Sentuhan ini...

"Tidurlah, Young akan tetap memeluk Sohyun seperti ini."

"Sohyun harus ingat, jika Young sangat mencintai Sohyun."

"Sohyun juga menyukai Young."

Butiran hangat itu mengalir diujung ekor Sohyun. Ia ingat, mengingat masa lalunya itu. Mengingat bagaimana pertama kali ia bertemu dengan Jinyoung, mengingat semua janjinya kepada Jinyoung, dan mengingat perasaannya.

Sohyun merasa bersalah karna melupakan hal itu. Melupakan Jinyoung adalah sebuah kesalahan dan ia telah mengingkari janjinya.

Kenapa Sohyun bisa melupakan sosok yang ia cintai itu.

"Young-a."

Jinyoung menundukkan kepalanya, menatap mata sembab Sohyun.

Jantung Jinyoung berdebar tidak karuan saat mendengar wanita memanggil nama kecilnya. Panggilan kesayangan Sohyun.

"Maafkan aku."

"Kau mengingatnya?" tanya Jinyoung, ia tidak bisa menyembunyikan raut wajah bahagianya saat ini. "Semuanya?"

Sohyun mengangkat wajahnya, kedua matanya mendapati seutas senyum yang menawan pada bibir tipis Jinyoung. "Belum semuanya. Aku hanya mengingatmu" Jinyoung menggelengkan kepalanya. Ini tidak masalah jika Sohyun hanya mengingat dirinya. Itu sudah lebih dari cukup.

"Kau ingat janji itu?"

Sohyun mengangguk. Pipinya memerah karna malu.

Ia tidak habis pikir mengapa ia membuat janji seperti itu saat umurnya 7 tahun.

"Apakah kau mau menikah denganku sekarang?" goda Jinyoung. Pria itu memperbaiki posisinya, menopang kepalanya dengan tanganya yang dilipat.

"Tidak, maksudku tidak sekarang."

Jinyoung tersenyum miring. Ia kemudian mendekatkan wajahnya, menggesekkan hidungnya dengan hidung Sohyun. Jinyoung sangat gemas dengan sikap malu-malu Sohyun saat ini.

"So-ya, kau tahu kau adalah milikku. Selamanya"

Sohyun menganggukkan kepalanya.

Jinyoung menampikkan smirknya. Wajahnya mendekat, mencium bibir Sohyun yang begitu lembut. Pria bersurai madu itu mencium Sohyun dengan gairah, melumat dan menyesapnya seolah bibir Sohyun menjadi candu baginya.

Sementara Sohyun mengangkat tangannya menggantungkan tangannya dileher Jinyoung. Jemarinya bergerak menekan leher Jinyoung supaya pria itu memperdalam ciumannya.

"So-ya," panggil Jinyoung dengan suara beratnya. Ia melepaskan pagutannya dan membiarkan dahinya menyentuh dahi Sohyun.

Sohyun membuka kelopak matanya. Manik hitamnya menatap dengan lekat mata Jinyoung yang berubah menjadi biru. Itu adalah mata yang sama dilihatnya dalam mimpi. Dan pandangan itu, Sohyun tahu artinya.

Sohyun tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang rapih. Hembusan nafas Sohyun yang menerpa permukaan kulit wajahnya membuat darah Jinyoung berdesir cepat.

Kepalanya mendadak menjadi pening karna gairahnya yang sudah meluap. Jinyoung ingin segera membawa Sohyun dalam terbang kedalam sensasi yang panas. Namun, ia tidak ingin melakukannya tanpa seizin dari kekasihnya itu.

Bagaimanapun, setelah hal itu semua akan berubah.

"Young-a"

"Hmmm."

Wanita itu tidak bersuara lagi. Ia memiringkan kepalanya dan mendorong kepala Jinyoung untuk mendekat.

Awalnya Jinyoung terkejut dengan tindakan Sohyun saat ini. Namun perlahan ia menyadari satu hal.

Wanita itu mengizinkannya.

oOo

Sohyun tidak berhentinya memandang wajah damai milik Jinyoung.

Ini sudah pagi, bahkan sinar matahari dengan malu-malu menampakkan dirinya dibalik tirai putih itu.

Jemari Sohyun bergerak menyentuh pipi tirus milik Jinyoung, kemudian menyentuh kelopak mata yang tertutup itu. Indah

Jinyoung membuka matanya perlahan, bulu mata yang lentik itu terlihat saat indah saat kelopak matanya terangkat naik. Sohyun tersenyum, pipinya bahkan memerah hanya karna melihat penampakan yang indah.

Jinyoung tersenyum. Menarik selimut tebal yang hanya menutupi pinggul Sohyun, naik hingga pundak wanitanya.

"Kau akan sakit jika tidak menggunakan selimut." Sohyun tersenyum kecil.

"Bahkan semalam tubuhku sama sekali tidak dilindungi selimut. Kenapa baru sekarang menyarankannya?"

Jinyoung memejamkan matanya sambil tersenyum. "Karna semalam tubuhku yang melindungi mu." Ucapnya dengan mata tertutup. "Apa masih sakit?" tanyanya. Kelopak matanya terbuka, sehingga memperlihatkan manik hitam yang tajam.

"Tidak. Tidak sesakit semalam."

"Maafkan aku." Jinyoung menghelus pipi gembil Sohyun. "Aku hanya ingin menjadikanmu milikku."

"Aku tahu." Sohyun tersenyum lebar. Kelopak matanya tertutup, seolah ia menikmati sentuhan tangan Jinyoung yang hangat dan lembut. "Kau benar-benar hangat."

"Manusia serigala memang memiliki suhu badan yang hangat."

"Bagaimana jika musim berganti hangat? Apakah aku harus mencari vampire untuk mendinginkanku?" Jinyoung mengangkat sebelah alisnya, kemudian ia tertawa pelan.

"Apakah vampire benar-benar ada?" tanya Sohyun membuka matanya.

"Mungkin. Dibumi ini memiliki spesies mahluk hidup yang aneh, ada manusia serigala, vampire dan mahluk secantik sepertimu."

Pipi Sohyun merona merah. Kalimat terakhir itu benar-benar membuatnya sangat malu. Melihat reaksi Sohyun seperti ini membuat Jinyoung tertawa pelan.

Jinyoung memandangi wajah itu lamat-lamat. Wajah yang selalu ingin dipandanginya setiap pagi. Wajah yang sangat indah, bahkan dewi  Afrodit sang dewi kecantikan akan kalah.

Jari-jari indah milik Jinyoung terulur menangkup dagu Sohyun. Ia menghelusnya dengan lembut. Membuat Sohyun memejamkan matanya merasakan sensasi hangat pada permukaan kulit wajahnya.

"Jangan pernah mati So-ya. Aku tidak akan sanggup jika harus kehilanganmu untuk kedua kalinya."

Sohyun membuka kelopak matanya. Netranya mendapati raut wajah Jinyoung yang terlihat begitu khawatir.

"Berjanjilah padaku untuk tetap hidup, sampai aku yang lebih dulu meninggalkanmu."

"Young-a."

"Kumohon. Apapun itu jangan buat dirimu berkorban untukku."

Sohyun terdiam. Ia mulai mengerti kemana arah pembicaraan pria bersurai madu itu.

"Jadi ini kenapa kau tidak menyukai ending dari Wolf Gray?" Jinyoung mengangguk. Ia memejamkan matanya tiga detik, dan bersamaan itu air matanya keluar membasahi tangkai hidungnya.

"Aku takut jika akhir dari film Wolf Gray sama dengan akhir kehidupan kita."

Sohyun tersenyum, tangannya menepuk pundak Jinyoung. Ia tidak tahu jika pria itu mengkhawatirkan akhir dari kisah mereka yang akan sama dengan akhir dari Wolf Gray.

Sohyun mendekat, memeluk tubuh Jinyoung. Seharunya ia mengingat Jinyoung lebih dulu sebelum ia membuat Wolf Gray. Sehingga Sohyun tidak membuat akhir dari Wolf Gray seperti itu.

Wanita bersurai hitam itu menyesali keterlambatannya mengingat sosok pujaan hatinya. Dan Sohyun menyesal membuat Jinyoung khawatir dengan akhir kisah mereka.

"Aku takut jika kau mengorban dirimu untuk menyelamatkan ku. Rasanya sangat sesak ketika membayangkannya."

"Maafkan aku, aku berjanji tidak akan mati sebelum dirimu." ucap Sohyun sembari mengeratkan pelukannya.

Jinyoung terdiam. Dadanya terasa basah. Itu karna Sohyun menangis dalam pelukannya. Dan Jinyoung tahu jika wanita itu menangis karna menyesali perbuatannya.

Pria bersurai madu itu membalas pelukan Sohyun. Ia semakin mengeratkan pelukannya, membawa tubuh wanita itu semakin mendekap pada tubuh telanjangnya. 

"Aku mencintaimu Bae Sohyun." ujar Jinyoung dengan suara seraknya. Pria itu menundukkan kepalanya dan mencium pucuk kepala kekasihnya.






















































































"Jangan pernah menukar hidupmu untukku. Aku tidak akan sanggup menerimanya."

🍁🍁🍁

See you next chapter

Oh ya aku mau kasih sedikit info. Mulai dari Book ini dan seterusnya, adegan dewasa gak bakal aku munculin lagi yah. Sebenarnya membuat adegan dewasa itu susah betul, dan itu bisa membuat beberapa book bakal slow update. Tentu kalian gak maukan kalau slow update.
Kalau slow update, cerita yang lain bakal lama ke upnya ☺

Jadi aku minta maaf jika ada yang mengharapkan adegan dewasa seperti HEARTBEAT 😌

Maaf yah sebelumnya dan semoga kalian dapat memaklumi keputusanku ini 😊😊😊

Janji, meski adegan dewasanya aku hilangin. Aku tetap membuat cerita yang memang layak dan menarik meski tanpa Rate M lagi. Dan tenang adegan ciuman mungkin masih ada kok, ini yang hilang cuma Rate M saja 😆😆😆

Oya saya mau minta pendapat kalian. Sebenarnya aku mau merombak Heartbeat yang bagian Rate M nya. Aku mau buang bagian M nya. Menurut kalian aku perbaiki aja atau gak yah?
Aku mau gantinya dengan percakapaan yang menjadi inti permasalahan Sohyun dan Seungcheol.
Gimana? Setuju gak?

Udah gitu aja, selebihnya mohon dimaafkan atas keputusanku yang mendadak ini 😊😊😊

Continue Reading

You'll Also Like

85.8K 11.2K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
YES, DADDY! By

Fanfiction

300K 1.7K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
1.7M 65.2K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
403K 29.6K 39
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG