Alma

By Sopihodijah

352K 14.8K 650

"Singkat banget sih jawaban lo! Padahal ngomong itu gratis gak pake uang, pulsa ataupun kuota." Galang terlal... More

1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15.
16
17
18
19
20
21
22
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
Thanks
ALMA MUSIC VIDEO

2

11.8K 684 74
By Sopihodijah

TAMBAHKAN READING LIST KALAU KALIAN SUKA CERITANYA Hehehe

***

Pagi ini cuaca lumayan cerah, matahari mulai menampakan sinar dan menyelinap ke kaca jendela yang terbentang lebar di setiap kelas.

Alma baru masuk ke dalam kelas 12.1 yang berada di lantai dua. Gadis itu pun duduk di jajaran paling depan baris ke tiga.

"Alma," panggil seseorang di belakang Alma.

Suara itu sudah tidak asing lagi bagi Alma, itu suara sahabatnya. Alma segera membalikkan tubuh ke belakang. "Iya Rei, kenapa?"

Reina, cewek itu nyengir tanpa dosa, membuat Alma bingung sendiri. "Lo udah kerjain tugas sekolah, 'kan?" tebak Reina bertanya.

Alma mengangguk. Dan ia mengerti maksud dibalik perkataan Reina barusan. "Kamu mau nyontek?"

"I-iya, gue liat yass ... please." Reina memohon pada Alma.

Alma tersenyum sambil geleng-geleng kepala. kemudian segera mengambil buku di dalam tasnya. "Nih." Alma memberikan buku pelajaran pada Reina.

"Makasih." Reina tersenyum senang. "Lo itu emang sahabat paling baik, Al," lanjutnya. "Nanti istirahat gue kasih traktiran deh."

"Tap-"

"Udah jangan tapi-tapian pokonya lo harus mau dan jangan nolak titik gak pake koma!"

"Reina aku ikhlas kok ngasih contekan sama kamu dan aku gak butuh imbalannya," jelas Alma.

Reina memutar kedua bola matanya. "Gue tau itu. Tapi lo harus tetep terima traktiran dari gue," paksa Reina.

"Tapi Rei, Aku tetep gak mau." Alma mengelak.

"Pokonya lo harus tetep mau."

"Enggak. Aku enggak mau."

"Pokonya harus."

"Enggak."

"Harus."

"Enggak mau ih."

"Pokonya gue tetep maksa!"

Dan perdebatan mereka berakhir setelah kedatangan Bu Indah guru terbaik dan tercantik di sekolah ini. Tapi jangan heran kalo sudah marah, minta ampun galaknya melebih guru-guru lain.

"Pagi semuanya," sapa Bu Indah.

"Pagi juga bu," jawab Semua murid dengan kompak.

"Hari ini ada tugas, kan? Segera kumpulkan ke depan," perintah Bu Indah.

Reina berdiri lalu berkata pada Bu Indah, "Bu saya belum mengerjakan." Lagi-lagi cewek itu nyengir tanpa dosa.

"Iya sudah kerjakan dahulu lalu kumpulkan secepat mungkin."

"Makasih bu."

"Sama-sama."

***

Disisi lain, Galang sedang menjalani hukuman karna tidak mengerjakan tugas sekolah. Ia sedang berdiri di depan tihang bendera yang menjulang tinggi. Satu tangannya diangkat, menghormat pada sang bendera metah putih. Dia diawasi oleh guru.

"Aduh Bu, saya pegel Bu." Galang berkomentar pada guru yang sedang berdiri di tempat teduh. Iya dimana lagi kalau bukan koridor.

"Kulit saya putih lho, Bu. Kalau item Ibu harus tanggung jawab, karna ibu yang sudah ngejemur saya disini, emangnya saya pakaian apa?" Dari tadi Galang terus berceloteh sementara guru itu hanya terdiam mendengarkan setiap kata yang Galang ucapkan.

"Bu, ibu gak kasihan sama saya gitu?" Galang masih tetap berkomentar sementara guru itu masih terdiam seperti sebelumnya.

Dasar guru aneh! Gue ngomong dicuekin. Gak punya telinga kali iya? Atau mungkin pake kerudung jadi enggak kedengeran? Kayak si cupu aja.

***

Kring...kringg...kring...

Suara bel sekolah berbunyi sebuah tanda istirahat. Alma baru saja memasukan buku dan peralatan sekolah ke dalam tas.

"Yuk, Al! Kita ke kantin sekarang juga." Reina menarik tangan Alma. "Gue kan udah janji mau traktir lo."

"Enggak Rei." Alma mengelak seperti tadi pagi.

"Pokonya lo harus mau." Reina-pun membawa Alma ke kantin secara paksa.

***

Di kantin sangat ramai sekali. Di penuhi siswa siswi SMA Nusanjaya yang sedang sarapan siang. Sementara Alma dan Reina baru saja memasuki area kantin.

"Alma, lo mau pesen apa? Gue traktir deh sepuasnya." Reina berucap riang sambil berjalan menuju meja kantin.

"Terserah kamu aja." Alma terpaksa mendapat traktiran dari Reina. Cewek itu segera duduk diikuti Reina.

Tiba-tiba tatapan Alma tertuju pada gerombolan anak cowok yang sedang duduk di kursi kantin. Hanya terhalang beberapa meja dari sini menuju gerombolan anak cowok itu.

Dari banyaknya gerombolan, di situ ada Galang. Dan juga ... satu cewek cantik berseragam ketat tengah menyandarkan kepala pada bahu Galang dengan manja.

Sementara Galang, dia sedang asik memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu. Galang dan cewek itu sudah menjadi pusat perhatian di kantin.

Reina memperhatikan Alma heran. "Alma lo liat siapa sih?" tanya Reina ikut memperhatikan ke arah yang dari tadi Alma lihat. "Goblok banget tuh cewek. Mau aja gabung sama cowok-cowok aneh."

Alma melirik pada Reina. "Jangan bicara kasar," Alma mengingatkan. "Emang cewek yang lagi sama Galang itu siapa? Aku enggak tau?"

"Ouhh itu, dia Mauren. Anak baru di sekolah ini dan dia sekelas sama Galang, kelas 12.4," jelas Reina. "Emangnya lo nggak tau Mauren itu anak baru?"

Alma menggeleng pelan. Setelah itu pesanan yang Reina beli tadi telah datang. Dua mangkuk bakso dan dua gelas jus alpukat.

"Rei, aku saranin iya ... mendingan kamu tabungin uangnya daripada traktir aku." Alma menyarankan pada Reina.

Reina menghela jengah. "Alma udah iya ... lo langsung makan aja, lagian makanannya udah gue beli. Mana bisa dibalikin lagi uangnya." Reina segera memotong bakso bulat. "Dan lagian uang jajan gue masih ada daripada gue Shoping-shoping gak jelas meningan gue traktir lo aja. Jadi pahala kan?" Mengangkat satu alisnya diiringi cengiran.

Alma membalas senyuman. Ia melihat bakso dan jus alpukat di hadapannya tanpa memakan dan meminum, bahkan tidak memegang sendoknya sedikitpun.

Reina memutar kedua bola mata, malas. "Alma! Kenapa dilihatin doang? Makan aja jangan malu-malu."

Pasalnya Alma sangat jarang makan-makan ke kantin ataupun pedagang kaki lima di jalanan. Alma adalah siswi yang mendapatkan rekor terbanyak yaitu tidak pernah jajan sekalipun di sekolah, SEKALI PUN!

"Rei ...." Alma menggigit bibir bawah dan melihat makanan di hadapannya.

"Udah lo makan aja sekarang." Reina kembali tersenyum. "Atau gue marah nih kalau lo gak makan!" Reina mencibir kesal.

Terpaksa. Alma mulai memegang sendok dan garpu yang ada di hadapannya.

"Eh cewek cupu!"

Alma mendongak ketika mendengar suara yang tidak asing baginya. Ia melepaskan sendok dan garpu itu secara tiba-tiba.

Reina melirik ke asal suara. Itu suara Galang. Saat ini, tatapan Galang tertuju pada Alma. Cowok itu masih setia duduk di kursi bersama Mauren.

"Cewek cupu yang lagi duduk dikursi kantin, makan bakso." Galang tersenyum sinis dan terman-temannya tertawa puas. "Baru kali ini gue liat si cewek cupu makan di kantin."

Alma menunduk ketakutan. Ia sangat takut pada Galang. Bahkan sangat takut.

Galang segera melepaskan sandaran kepala Mauren yang melekat di bahunya. Kemudian ia segera berdiri, menghampiri Alma.

"Wow lagi makan bakso iya," kata Galang. "Kok baksonya masih mulus kayak gini? Gak ada saus, kecap, cabai?" Galang geleng-geleng kepala. Tatapannya tertuju pada sebotol saus yang terhidang di tengah-tengah meja. "Gue harap lo tambahin ini, biar lebih mantap." Galang segera menambahkan saus ke mangkok bakso milik Alma.

Alma terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa melihat tangan Galang bergerak menambahkan saus ke baksonya.

Reina membulatkan matanya. "Galang lo gila tambahin saus sebanyak itu?" tanya Reina geram. Reina menatap Galang tajam. "Pergi gak lo dari sini!"

"Emangnya lo siapa nyuruh-nyuruh gue pergi?" Menyimpan sebotol saus itu kembali. "Lo ... gak ada hak ngatur-ngatur gue!" Kemudian Galang mengaduk-ngaduk bakso milik Alma sampai warna air bakso itu terasa sedap bagi Galang tapi tidak dengan Alma.

Alma tidak suka makanan pedas. Terlebih lagi, jika ia memakan makanan seperti itu, penyakit maagnya akan kambuh.

"Cupu! Makan dong," perintah Galang. "Enak loh." Galang menatap bakso itu dan kembali menatap Alma. "Eh cupu lo denger gak sih apa yang gue omgongin tadi? Ayo makan!" paksa Galang. "Pake nunduk-nunduk kepala lagi! Lo enggak punya muka?"

Alma menatap bakso di hadapannya tanpa melirik Galang sedikitpun. Alma menelan salivanya susah payah. Membayangkan yang akan terjadi nanti bila ia memakan bakso itu.

Alma segera memegang sendok dan garpu itu dengan tangan bergetar.

"Alma jangan dimakan, kalo lo makan itu nanti maag lo kambuh," ucap Reina pada Alma. Lalu menatap Galang. "Galang! Lo sengaja kan ngerjain Alma biar maagnya kambuh, 'kan?"

"Lo bisa diem gak sih? Dasar cerewet!" Galang menatap Reina, kesal. "Alma aja diem dari tadi kayak orang bisu." Menatap Alma diiringi senyuman puas.

"Pergi gak lo di sini! Atau gue laporin sama Tante Wulan sama kelakuan lo ini yang tiap hari kerjaannya cuman ngebully orang apalagi Alma yang serumah sama lo." Reina merasa tidak tahan dengan kelakuaanya Galang.

"Dia itu cuman anak pembantu yang numpang di rumah gue." Galang meledek Alma.

Hati Alma serasa sesak mendengar ucapan Galang. Alma sadari, ia hanya anak pembantu yang menumpang di rumah majikannya.

Rumah Alma berada di Bandung, dan Akma terpaksa harus ikut bersama ibunya ke Jakarta. Karena jika Alma tinggal di kota itu, dia akan tinggal bersama siapa?

Alma melepas sendok dan garpu yang berada di kedua tangannya. Dia merasa tidak nyaman begitu menyadari satu isi kantin memperhatikan pertengkaran kecil ini.

"Galang!" Reina berteriak.

"Udah Rei, udah." Alma menenangkan Reina.

"Al lo mau aja iya dibully sama si Galang anak yang gak jelas kelakuannya."

Anak yang gak jelas kelakuanya!

Galang mengulangi perkataan Reina di dalam hati. Tangan Galang terkepal penuh emosi. Galang segera pergi dari tempat ini dengan raut wajah kesal. "Lihat aja nanti pulang sekolah, lo sama Alma bakalan ada kejutan meriah dari gue."

Alma menarik nafasnya perlahan-lahan merasa lega dengan kepergian Galang. Tapi entah apa yang terjadi nanti pulang sekolah.

"Gue pesenin lagi iya baksonya?"

"Enggak usah."

***

TBC~

Sabtu, 07-Juli-2018

Sampai jumpa kembali di part selanjutnya

Continue Reading

You'll Also Like

TAGAMA By Heran

Teen Fiction

450K 19.1K 33
"Acting lo bagus banget yah cewek sialan sampe-sampe semua orang ngebelain lo. Semua orang mikir ini semua salah gue, padahal lo yang gatal sama tuna...
109K 8.9K 62
"Bukannya gue malas perjuangin lo lagi, gue sih belajar menghargai diri sendiri aja, kalau gue tetap memperjuangin lo yang terus berlari tanpa memper...
921 66 1
Pertengkaran pada kakak dan adik itu memang sering terjadi. Tak terasa semua hal yang di katakan itu seolah-olah hanya candaan. Terkadang yang menyak...
1.8M 130K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...