Wolf Grey : A Girl Meets Were...

By shihanssi

21.2K 3.3K 652

[Completed] Β© Copyright, 2018 _________________________________________ "Because I love you, I will protect y... More

Coming Soon
1. Christmas Eve
2. Hugo Boss Bottled
4. Black Suit
5. About Wolf Grey
6. Remember Me
7. Habit
8. Tell Me
9. Days Without You
10. Days With You
11. Just Friend
12. Reason Why
13. Heartbreaking
14. Hard To Me
15. The War : Part 1
16. The War : Part 2 End
17. I Miss You - End
Epilog

3. Warm And Cozy

1.4K 258 14
By shihanssi

Main Cast :

Bae Jinyoung
Kim Sohyun

Hangat dan Nyaman

Tekan ⭐ sebelum membaca  😘

o)(o

17 Januari 2017

Sohyun mengeluarkan beberapa uang dari dompetnya dan segera membayar beberapa barang belanjaannya, kemudian memberikannya pada wanita yang berdiri dihadapannya.

Wanita dibalik meja kasir itu terus tersenyum sambil memasukkan beberapa pakaian hangat yang dibeli oleh Sohyun.

"Arigatou (Terima kasih)." ucap Sohyun kemudian melangkah meninggalkan tempat belanjanya.

Sohyun berjalan keluar dari gedung perbelanjaan dengan perasaan yang sangat bahagia. Ditundukkan pandangannya menatap tas belanjaan ditangannya. Hanya ada beberapa ia belanjaan hari ini, tapi itu cukup memuaskan.

Saat berada keluar ruangan, Sohyun kemudian mengangkat wajahnya, mengamati langit yang mulai mendung. Tidak lama lagi salju akan turun di kota Tokyo.

"Sebaiknya aku segera kembali ke hotel." ucapnya tersenyum kecil dan...

"Aww!!"

Sohyun merasa tubuhnya jatuh ketanah. Tas belanjaan itu ikut jatuh bersama dirinya. Sohyun merasa kesakitan dibagian bokong dan pundaknya, rasanya ia seperti saja menabrak baja.

"Are you okay??" tanya seorang bercoat coklat dihadapan Sohyun.

Sohyun menggelengkan kepalanya. Ia mengamati telapak tangannya yang terluka, ada beberapa goresan di telapak tangannya.

Pria bercaoat coklat itu berlutut dan mengulurkan tangannya, memberikan sebuah pertolongan kepada Sohyun.

Wanita bersurai coklat emas itu mengangkat wajahnya, mengamati sosok yang telah membuatnya terjatuh seperti ini.

Wajah pria itu terlihat sangat tampan. Pandangannya? Sohyun tidak tahu jelas, pria itu menggunakan kaca mata hitam.  Sohyun terdiam beberapa saat, ia terpaku memandangi sosok yang luar biasa keren didepan matanya.

"Direktur, kita tidak punya waktu yang lama." Sosok pria berpundak lebar dibelakang pria bercoat coklat itu berucap, menghancurkan pandangan Sohyun yang memuji ketampanan pria dihadapannya.

Sosok pria tersebut sepertinya mengabaikan perkataan pria dibelakangnya. Ia masih sibuk mengulurkan tangannya agar Sohyun menerima bantuannya.

Sohyun menurunkan pandangannya, menatap jemari indah milik pria dihadapannya. Tanpa ragu lagi, Sohyun membalas uluran tangan pria itu.

Hangat - pikir Sohyun.

Pria itu kemudian membantu Sohyun untuk segera bangkit dari duduknya.

"Maaf sudah menabrakmu."

Sohyun terlalu sibuk dengan alam pikirnya. Sampai ia mengamabikan permintaan maaf dari sosok dihadapannya.

Pria itu hanya diam mengamati Sohyun yang masih memfokuskan pandangannya pada jemarinya yang masih menggenggam tangan Sohyun.

Pria beecoat itu segera sadar, dan melepaskan tangan Sohyun secara perlahan.

"Kim Sohyun-ssi."

Bersamaan pria itu melepaskan uluran tangannya, seseorang memanggil Sohyun. Hingga membuat wanita itu tersadar dan memutar kepalanya mencari sosok yang memanggilnya.

Pria dengan sweater coklat itu berlari mendekati Sohyun.

"Ternyata kau ada disini." ucapnya terengah-engah. Pria itu mencoba menormalkan nafasnya yang masih memburu.

"Ada apa?" tanya Sohyun.

"Apa yang kau lakukan disini sendiri?" tanya pria berhidung mancung itu.

Sendiri?? Sohyun mengangkat sebelah alisnya, kemudian kembali menengok menatap sosok yang tadi membantunya.

Pupilnya melebar saat tidak mendapati pria bercoat coklat dengan pria berjas hitam tadi. Sosok itu sudah tiada di sisinya.

"Apa yang kau cari?"

"Kau tidak melihat dua pria disini?"

Pria berhidung mancung itu menggelengkan kepalanya pelan. "Apa yang kau maksud, tadi aku hanya melihatmu sendirian disini."

"Benarkah??" tanya Sohyun dengan raut wajah bingung. pria itu masih menganggukkan kepalanya.

"Ahh, Sekretaris Park mencarimu. dia sudah beberapa kali menghubungi mu tapi kau tidak mmengangkatnya."

Sohyun terdiam. Pikirannya penuh dengan sosok pria itu. Dimana mereka?

.
.
.

"Apa yang kau lakukan?" tanya wanita berambut pendek itu menghampiri Sohyun yang tengah memasukkan beberapa pakaian hangat di dalam ranselnya.

Sohyun mengangkat kepalanya, ia kemudian menggelengkan kepalanya perlahan.

"Ohh tidak, aku hanya merapikannya saja."

Saerom mengangguk pelan. Ia kemudian berjalan meninggalkan Sohyun dan memilih dapur sebagai tujuan keduanya.

"Kau mau apel?" tanya Saerom saat menemukan apel di atas meja makan.

Hanya anggukan kecil dan Saerom mengerti isyarat sahabatnya itu.

"Besok jam 12 siang kita akan kembali Ke korea, presdir key Company ingin bertemu denganmu." ucap Saerom mengupas apel tersebut.

"Hm, aku sudah mendengarnya dari sekretaris Park." ujar Sohyun yang masih memfokuskan dirinya memasukkan beberapa peralatan kedalam ranselnya itu.

"Oh ya bagaimana hubunganmu dengan sekretaris Park? Apa berjalan dengan lancar?" Tanya Saerom penasaran. Ia melangkah mendekat dengan tangan yang sedang sibuk membawa piring berisikan apel yang telah di potongnya.

Sohyun menghela nafas panjang, ia menengok dan mendapati sahabatnya yang masih memberikan tatapan yang tenang kepadanya.

"Berhenti menjodohkanku dengan Sekretaris Park, dia bukan tipeku. Dia terlalu imut untuk usianya yang sudah dewasa."

Saerom tertawa. Suaranya terdengar cukup besar untuk ruangan yang hanya berisikan dua orang saja.

"Tapi dia tampan, dia punya sejuta pesona. Dia bahkan kaya, dia bisa membelikanmu barang-barang yang bermerek."

Sohyun mengangkat ujung bibirnya. Ia melangkah, mendekati Saerom yang tengah duduk disofa abu-abu tersebut.

"Aku bisa membeli barang-barang bermerek. Kenapa harus dengannya untuk membeli barang bermerek." ucap Sohyun merebut apel dari tangan Saerom. Ia memasukkan kedalam kerongkongannya dan mengunyahnya perlahan.

"Uhhh sial."

"Kyak, kau tahu Sekretaris Park sebenarnya sudah memiliki kekasih."

Saerom membelakkan matanya mendengar pernyataan Sohyun yang mengejutkan. "Benarkah? Siapa? Dan darimana kau tahu?"

Sohyun mencoba menyembunyikan senyumnya itu, ia tidak ingin terlihat berbohong dihadapan sahabatnya saat ini.

"Rahasia. Ah ya, Saerom-ah!" panggil Sohyun, ka membalikkan badannya menatap sang sahabat yang asik mengunyah."Kau mau ikut denganku malam ini?"

"Kemana?" sebelah alis Saerom terangkat, setelah mendengar ajakan misterius sahabatnya itu.

.
.
.

Sohyun membetulkan letak ransel di punggungnya. Ia mengangkat wajahnya, pandangan dihadapannya luar biasa indah. Dari posisinya sekarang ia bisa melihat puncak gunung Fuji yang tertutup salju.

Hari ini akan mendaki gunung Fuji, seorang diri tanpa teman dan pemandu.

Yang benar saja...

Teman yang diajaknya tadi menolak untuk ikut bersamanya mendaki gunung. Bahkan Saerom sempat melarangnya karna itu terlalu bahaya untuknya, dan semua rute telah ditutup.

Saat musim salju seperti ini, rute untuk menanjak ke gunung Fuji ditutup. Itu karna pihak keamanan tidak menginginkan hal yang membahayakan bagi turis dan pendaki.

Tentu, Mereka tidak ingin mengambil resiko dimarahi oleh atasan karna membuat turis dan pendaki terluka. Meski sepenuhnya itu bukan kesalahan mereka.

Dan sekarang, karna hobinya itu Sohyun ingin menaklukan gunung Fuji saat musim salju seperti ini. Toh, keindahannya sangat luar biasa pada saat musim salju turun.

Sohyun bisa melihat indahnya matahari terbit, dan awan yang bergerak perlahan diatas kepalanya. Bahkan hembusan angin pagi yang bertiup terasa menyegarkan, menghapus semua jejak lelah yang ia rasakan sangat menanjak gunung. Semuanya akan terbayarkan saat ia berada dipuncak nanti.

Kini Sohyun sudah berada di hadapan dengan Aokigahara, yang merupakan hamparan hutan dengan luas 32 km persegi yang terletak di sebelah barat laut Gunung Fuji.

Aokigahara (青木ヶ原) adalah hutan yang terletak di sebelah Barat Laut Gunung Fuji, membentang dari kota Kawaguchiko hingga desa Narizawa, Prefektur Yamanashi. Aokigahara disebut juga "hutan lautan pohon" dan "lautan pohon gunung Fuji". Disebut demikian karena jika angin meniup pepohonan di sana terlihat seperti keadaan ombak di laut. Usia hutan ini diperkirakan sekitar 1200 tahun. Hutan ini dikenal sebagai tempat bunuh diri populer di Jepang.

Entah bagaimana orang memilih hutan yang terbilang indah ini untuk menjadi tepat mereka mengakhiri hidupnya begitu saja. Mungkin karna banyaknya pohon dan kawasan yang strategis untuk bunuh diri. Entahlah.

Sohyun melangkah dengan mantap melewati jalan bersalju, menerobos  hutan itu. Pohon-pohon itu kecuali pohon pinus sudah tidak berduan lagi, terlihat mengerikan. Namun, Sohyun tidak gentir untuk mengurungkan niatnya untuk mendaki, melewati hutan Aokigahara yang terkenal dengan cerita mistisnya itu.

Kecintaannya dengan mendaki, membuat Sohyun semakin bersemangat. Terlebih saat ini, ia melewati rute yang tidak pernah ia lalui sebelumnya, dan rutenya ini terdengar sangat menyeramkan.

Sohyun melangkah semakin jauh, dan dapat dirasakan olehnya jika suhunya semakin dingin. Dan untung saja ia sudah membekali tubuhnya dengan tiga lapis jaket super tebal dan sarung tangan yang berlapis tiga. Saat pagi nanti, suhu udara semakin dingin dan menusuk, dan disaat suhunya semakin dingin, saat itulah Sohyun akan sampai di puncak gunung Fuji.

Langkah kakinya diatas salju, menciptakan jejak-jejak kaki dihamparan salju. Membayangkan betapa indahnya pemandangannya nanti diatas sana membuat Sohyun semakin bersemangat menaklukkan gunung Fuji.

Hal seperti ini tidak bisa diabaikan Sohyun. Ia libur dari pekerjanya, meski pekerjaannya terbilang santai, ada ide barulah dia bekerja, tidak ada ide bersantailah jawabannya. Tapi, ini sudah cukup lama Sohyun bersantai, pikirannya kosong, sama sekali tidak ada ide untuk membuat suatu karya baru. Dan itu membuat Sohyun frustasi.

Dan untuk menghilangkan frustasinya itu, Sohyun memilih untuk mendaki. Menikmati ciptaan Tuhan dari atas puncak gunung serta memulihkan kerja otaknya. Melihat pemandangan yang indah, akan membuat kinerja otak Sohyun berkeja dengan cepat, dan tentu saja ide-ide untuk menulis langsung menyala seperti lampu rumahnya saat ia masuk.

Hari semakin menjelang malam. Hamparan hutan itu terlihat sangat mengerikan sekarang ini. Tiba-tiba bulu kudu Sohyun berdiri, ngeri. Ia mengangkat kepalanya mengamati sekitarnya, suara-suara ranting pohon yang saling bergesekan semakin membuat tempat itu mengerikan. Entah mengapa, Sohyun merasa takut sekarang. Takut jika tiba-tiba ia bertemu dengan binatang buas atau para korban bunuh diri.

Sohyun membuka ranselnya mengeluarkan senter di dalam ranselnya. Sedikit cahaya setidaknya membuat tempat itu tidak semengerikan tadi.

Sohyun melangkah perlahan, ia sudah sampai dipertengahan gunung, tidak lama lagi dia akan sampai di puncak gunung. Lereng gunung Fuji dari tempat ini sedikit lebih curam. Lebih banyak bebatuan sehingga Sohyun harus berhati-hati menginjakkan kakinya dibebatuan itu.

"Auuuuuuuuuuu."

Krekkk

"Aw!"

Sohyun tergelincir jatuh kebawah. mendengar suara aungan hewan buas tersebut. Membuatnya tidak fokus saat menapakkan kakinya dibebatuan itu, sehingga ia salah menginjak batu yang telah rapuh.

Sohyun terjatuh dengan pantat yang lebih dulu menyentuh tanah. Kepalanya berdarah dan kakinya terasa sangat sakit, bahkan untuk digerakkan saja sangat sakit. Yang hanya bisa Sohyun lakukan saat ini hanya diam dan menunggu sebuah ide di kepala kecilnya.

Wanita bersurai coklat emas itu melepaskan ranselnya dan membuka semua peralatan yang dia bawa. Dengan kasar Sohyun menghamburkan semua peralatan yang ada didalam ranselnya dan mencari suatu barang yang berguna untuknya saat ini.

Kotak p3k.

Sohyun meraihnya dan mengeluarkan semacam perban. Tanpa membersihkan terlebih dahulu luka pada kakinya, Sohyun memilih untuk memperbannya langsung menggulung kakinya dengan kain putih itu dengan erat. Terasa sedikit sakit sih, hanya saja Sohyun bisa menahannya beberapa menit.

Suhu udara semakin dingin, Pakaiannya bahkan tidak sanggup untuk membuat tubuh Sohyun menghangat. Suhu udara dilereng gunung Fuji benar-benar sangat dingin dan menusuk hingga kulitnya. Wajah Sohyun seketika terlihat pucat, bibirnya kering karna hawa dingin itu sudah menembus kulitnya.

Tiba-tiba Sohyun merasa dadanya sangat dingin, seperti membeku. Ia mulai panik, ia tidak boleh membeku disini. Jalan satu-satunya untuk menghindari hal itu adalah untuk kembali dan mengurungkan niatnya untuk mencapai puncak gunung Fuji.

Tapi semua terlambat. Akan percuma juga jika Sohyun memilih untuk mundur, toh posisinya berada ditengah-tengah. Jaraknya dengan puncak gunung Fuji semakin dekat dan jarak untuk kembali semakin jauh.

Sohyun mencoba untuk bangun dari duduknya, merapikan semua barang-barangnya masuk kedalam ranselnya. Ia sudah menetapkan pilihannya, dan pilihannya untuk tetap melanjutkan perjalanannya.

Dengan kondisi yang pincang, Sohyun kembali mempijakkan kakinya di lereng. Melewati batu-batu yang curam dengan hati-hati dan waspada.

"Awww?!"

Sohyun kembali salah memijakkan kakinya pada bebatuan, dan membuatnya kembali terjatuh. Tubuhnya seketika menjadi lemas, tenaganya sudah terkuras habis.

Dengan kondisi berbaring diatas tumpukan salju yang dingin, Sohyun hanya bisa menatap puncak gunung Fuji dengan pandangan nanar.

Sepertinya ia akan berakhir disini, seperti para korban yang bunuh diri. Sohyun akan membeku dan nyawanya melayang bersama para korban. Ironis bukan, keinginannya itu membawanya pada kematian.

Sohyun memejamkan matanya perlahan, butiran cairan itu keluar dari ekor matanya saat kelopak matanya tertutup dengan perlahan.

Hangat ...

Nyaman ...

Sohyun merasakan tubuhnya menghangat. Seolah seseorang sedang memeluknya saat ini dan memberikan kehangatan pada tubuhnya. Ia tidak bisa membuka matanya saat ini, tenanganya sudah habis, sehingga untuk membuka kelopak matanya Sohyun tidak sanggup.

Aroma ini, aroma vanilla yang lembut dan keharuman apel yang menyegarkan di indra penciumannya.

Sohyun merasa tubuhnya semakin menghangat. Begitu pula dengan dadanya, yang tidak sedingin tadi.

Apakah ini tanda-tandanya ia segera mati?

Cairan hangat itu kembali keluar dari ekor matanya, membasahi pelipisnya.

Yah mungkin ini adalah saat terakhirnya... Dan semua semakin gelap, kesadaran Sohyun menghilang.




































































"Jangan menangis, aku datang untuk menyelamatkanmu"

🍁🍁🍁

See you next chapter

Continue Reading

You'll Also Like

722K 67.4K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
329K 41.2K 39
[ π“π¨π¦π’π¨π§πž ] Tom Riddle memiliki sebuah obsesi aneh dengan siswi baru misterius yang berhasil menarik atensinya. Dia yang memiliki surai ikal...
109K 10K 45
[Romance - Fantasy] Fantasy series #1 Awalnya hidup Maura baik-baik saja, sampai ketika umurnya menginjak usia 18 tahun semuanya mulai terasa aneh. D...
6.2K 299 36
Quinn Carson-Link merasa berhutang budi dengan sosok misteriusーsepertinya dia belum pernah melihatnyaーkarena telah menyelamatkannya. Suatu hari sosok...