alone

By rislan15915

2.8K 43 3

cerita tentang seorang wanita yang berusaha menemukan cinta sejatinya. More

Bab 1
Bab 2
Bab 4

Bab 3

377 7 0
By rislan15915


Kepergian papanya membuat Risa enggan untuk melakukan aktvitas apapun termasuk pergi ke kantor. Ia hanya berdiam diri di rumah sementara Kak Lisa dan Mama Resti berusaha untuk membuat Risa kembali bersemangat setelah seminggu kepergian papanya. Hampir setiap hari selalu ada teman-temannya yang datang berkunjung untuk menghibur Risa. Namun, semua terasa tetap berbeda semenjak papanya pergi. Risa membutuhkan sosok laki-laki yang dapat melindungi dan menyayangi seperti yang papanya lakukan untuknya. Okta, satu-satunya laki-laki yang dekat seperti pacar tidak dapat menemaninya disaat kondisinya seperti ini. Okta memiliki jadwal penerbangan yang cukup padat selama seminggu dan tidak dapat diubah.

Risa merasa kesepian tanpa papanya dan Okta. Ia merasa bahwa dirinya sudah terbiasa dengan kehadiran Okta dan fakta mengenai dirinya mulai mencintai Okta adalah benar. Risa membutuhkan Okta. Ia mulai mengetik pesan kepada Okta bahwa ia membutuhkan Okta dan ingin bertemu dengan Okta. Beberapa menit menunggu balasan dari Okta namun tak ada balasan membuat Risa mengantuk dan tertidur.

Di dalam mimpinya, ia bertemu dengan papanya. Risa memanggil-manggil Papanya sekencang mungkin sambil berlari mengejar papanya namun papanya tidak menoleh dan tetap berjalan semakin menjauh darinya. Ia menangis dalam mimpinya dan tanpa sadar air matanya memang mengalir dari matanya saat ia tertidur. Suhu tubuhnya mulai naik dan ia menggigil sangat hebat. Risa mengigau cukup kencang hingga membuat Mama Resti masuk ke kamarnya dan mendapati suhu tubuh anaknya itu sangat tinggi. Mimpinya begitu buruk dan dalam mimpinya itu Okta juga pergi meninggalkannya, semua orang pergi meninggalkannya sendirian.

Keesokan paginya Risa terbangun dan melihat Mama Resti yang tertidur di samping tempat tidurnya. Ia mengambil handuk kecil yang menempel di jidatnya. Risa menatapi wajanya mamanya itu, hanya Mama Resti yang ia miliki sekarang. Ia tersadar bahwa dirinya harus kuat dan menerima kepergian papanya. Risa membangunkan Mama Resti lalu memeluk Mamanya itu. Mereka berdua menangis sambil berpelukan.

Mereka masih merasakan kehilangan namun mereka tetap harus melanjutkan hidup, terlebih Risa harus menyelesaikan tugasnya sebagai anak dengan lulus kuliah tepat waktu. Ia teringat dengan skripsinya yang sudah selama seminggu lebih ini ia tinggalkan. Ia juga teringat dengan kantornya tempat ia magang. Risa harus bangkit dan kembali seperti sediakala.

Ponsel Risa berbunyi, lalu ia berusaha mengambil ponselnya yang berada di atas meja rias dengan tubuh yang masih lemas. Sebuah pesan dari Okta bahwa Okta ingin bertemu. Risa membalas agar Okta dapat menjemputnya di rumah. Sekitar jam sebelas siang, mobil Okta sudah terparkir di halaman rumah Risa. Risa yang masih merasa lemas berusaha sebisa mungkin agar terlihat sehat di depan Okta. Ia rindu pada Okta.

Mereka berdua pergi ke sebuah café favorit Risa karena tema café tersebut adalah taman yang membuat Risa sangat nyaman saat berada disana. Sesampainya mereka di café itu, mereka disambut oleh pelayan café yang sudah sangat kenal dengan mereka berdua. Mereka duduk di tempat favorit mereka dimana tempat mereka memiliki pemandangan langsung ke kolam air mancur buatan di tengah-tengah café itu dan dikelilingi tanaman-tanaman yang sangat cantik.

Makanan mereka berdua pun sampai dan mereka memulai untuk menyantap makanan mereka masing-masing sambil berbicara dan bercerita. Terlihat Risa sangat senang berbicara dengan Okta dan untuk pertama kalinya Ia merasa nyaman untuk di dekat Okta setelah sekian lama. Namun semua berbanding terbalik dengan raut muka yang dipancarkan Okta hari itu. Semuanya berbeda seperti bukan Okta yang biasanya. Risa menyadari hal itu.

"Kamu kenapa? Kamu lagi gak enak badan yah? Kok mukanya kaya orang lagi ada beban." Tanya Risa kepada Okta.

Okta terdiam sesaat dan terlihat ada keraguan di dalam dirinya. Lalu ia mengambil sesuatu dari paper bag yang ia bawa dari tadi. Seperti amplop berwana putih gold yang dilapisi plastic. Okta menyerahkan amplop tersebut kepada Risa dan amplop tersebut bukanlah sebuah apmlop biasa. Itu adalah undangan pernikahan. Risa melihat nama yang tertera dalam undangan tersebut. Oktavianto Soebandhi & Annabella Putri.

Tangannya gemetar saat memegangi undangan yang diberikan Okta kepadanya. Tubuhnya semakin lemas namun ia harus terlihat seperti Risa yang biasanya selalu tegar dan kuat. Ia menahan air matanya agar tidak terjatuh. Risa masih terdiam mencoba untuk kuat dan tetap memandangi undangan tersebut. Okta tidak dapat berkata-kata, Ia hanya diam dan bersiap-siap jika Risa bereaksi. Namun tidak ada reaksi lain selain ekspresi Risa yang sangat terkejut, kecewa dan sedih. Hanya ada satu pertanyaan yang keluar dari mulut Risa.

"Ada apa?" Tanya Risa yang kemudian menatap kedua mata Okta sangat dalam.

Okta terdiam dan tidak dapat menjelaskan apapun. Risa mencoba mencari jawabannya dari mata Okta tapi ia tidak dapat menemukannya. Sudah tidak ada harapan bagi dirinya bersama Okta. Risa mengambil tas nya dan tentunya undangan untuknya. Sebelum beranjak pergi meninggalkan Okta, Risa mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Ini kunci mobil kamu dan handphone yang kamu kasih ke aku , tolong kamu ambil lagi . Dari awal aku udah bilang aku gak bisa terima." ucap Risa sambil menyerahkan kedua barang tersebut. Sejenak Risa terdiam dan kembali menatap Okta dan mengucapkan salam perpisahan untuknya. "Dan selamat untuk rencana pernikahan kamu dengan Bella. Selamat tinggal Okta." Risa beranjak dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan Okta yang masih terpaku di tempat duduknya itu. Tersadar bahwa ia belum sempat menjelaskan apapun pada Risa, Okta berdiri mengeluarkan beberapa lembar uang dan meninggalkannya di meja lalu ia berlari berharap bahwa Risa belum jauh.

Ia sampai di parkiran tapi tidak menemukan Risa disana, ia berlari menuju jalan raya dan melihat Risa sedang menunggu di pinggir jalan. Okta berlari ingin menghampiri Risa namun terlambat karena Risa sudah masuk ke dalam taksi. Ia kembali ke parkiran dan berusaha mengejar Risa dengan mobilnya. Okta mengingat-ingat nomor taksi tersebut dan mencari-carinya sepanjang jalan namun ia tidak menemukannya. Okta mengarahkan mobilnya ke rumah Risa dan berharap Risa pulang ke rumahnya.

Okta memacu mobilnya dengan kecepatan penuh, ia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Risa. Okta keluar dari mobilnya saat sampai di rumah Risa. Okta melihat Mama Resti sedang duduk di teras rumah, Okta menyapanya dan menanyakan keberadaan Risa. Mama Resti mengatakan bahwa Risa belum pulang ke rumah. Okta berpamitan kepada Mama Resti dan berusaha menghubungi Risa by phone tapi tidak ada jawaban. Okta kembali mengendarai mobilnya dan mencari Risa kemanapun.

Mama Resti memasuki rumah dan mendapati anaknya sedang duduk memeluk lututnya di lantai membelakangi pintu rumahnya dengan mata yang sudah sembab karena menangis. Mama Resti memeluk anaknya dan tangisan Risa semakin menjadi-jadi.

Risa sudah menceritakan sebagian apa yang terjadi. Okta akan menikah dengan wanita lain. Hal tersebut membuat hatinya sangat terpukul. Belum sembuh lukanya karena kepergian papanya sekarang Ia harus menerima kenyataan Okta juga akan meninggalkannya.

Mengingat dirinya sudah sangat trauma karena sudah sering disakiti tidak mudah baginya untuk bisa percaya dan mencintai Okta. Risa sudah mencoba untuk mulai mempercayai Okta dan mencintainya sepertinya apa yang Okta lakukan pada dirinya sebelumnya. Namun disaat Risa sudah bisa menerima Okta, Okta meninggalkannya.

Risa bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa Okta dan Bella bisa melakukan hal itu kepadanya. Mengapa kedua orang itu mengkhianatinya. Bella bukanlah orang lain bagi Risa. Risa sangatlah mengenalnya karena Bella adalah sahabatnya dari kecil. Dua orang yang sangat dekat dan ia sayangi mengkhianatinya. Risa menangis dan terus menangis. Kesedihan tidak juga pergi dari hidupnya. Kepergian papanya dan pengkhianatan yang dilakukan Okta dan Bella.

                                                                                              .....


Keesokan harinya Risa bangun pagi-pagi sekali, ia akan kembali magang di kantornya dan menyelesaikan skripsinya. Risa sudah bersiap untuk berangkat ke kantornya namun ia melihat ada mobil Okta di depan rumahnya. Ia mengurungkan niatnya untuk keluar dari rumahnya. Namun setelah 30 menit lebih mobil Okta tidak juga beranjak. Risa memutuskan untuk keluar dari rumah, ia akan menghadapi apapun yang akan terjadi nantinya.

Benar saja, saat Risa baru keluar dari pintu rumahnya Okta langsung keluar dari mobilnya dan berusaha menghampiri Risa. Risa mencoba untuk mengacuhkan Okta dan berusaha menghindarinya. Namun Okta menghalanginya dan memegang pergelangan tangan Risa. Cukup kencang dan sulit untuk dilepaskan.

"Kasih aku kesempatan untuk jelasin ke kamu Ris." ucap Okta dengan suara paraunya. Risa mencoba melepas kembali pegangan Okta namun tetap tidak bisa. Sepintas Risa melihat wajah Okta yang sangat lelah seperti orang yang belum tidur. Risa belum pernah melihat penampilan Okta yang sekacau ini.

"Risa, aku mohon kasih aku waktu sebentar. Kita bicara di dalam mobil." Okta sedikit menarik tangan Risa. Tidak ada perlawanan lagi dari Risa. Mereka berdua pun sudah duduk di dalam mobil. Okta mulai menjalankan mobilnya dan pergi ke taman dekat rumah Risa. Di dalam mobil sempat terjadi keheningan yang cukup lama lalu Okta memulai pembicaraan dengan menjelaskan apa yang memang seharusnya ia jelaskan pada Risa kemarin.

"Aku minta maaf. Bella sedang hamil dan aku harus bertanggung jawab." bagai tersambar petir mendengar apa yang baru saja Okta ucapkan. Tubuhnya lemas seketika. Risa tidak tau apa yang harus ia katakan dan lakukan. Ia mencoba untuk tetap kuat namun air matanya tak dapat tertahankan dan dengan cepat Risa menyeka air matanya.

"sudah berapa lama?" Tanya Risa tanpa melihat ke arah Okta sedikitpun.

Tak ada jawaban apapun dari Okta. Risa kembali menanyakan pertanyaan yang sama padanya.

"Aku gak tau. Aku minta maaf, aku salah aku udah mengkhianati kamu." Okta memegang tangan Risa namun Risa menepisnya.

"Dari awal, memang gak ada status yang memperjelas hubungan antara kita berdua. Berulang kali aku selalu menolak kamu. Aku yang selalu menolak kehadiran kamu tapi kamu tetap ada untuk aku. Kamu mau berhubungan dengan siapapun aku gak ada hak untuk melarang kamu. Jadi, kalau sekarang kamu dengan Bella akan menikah aku cuma bisa ucapin selamat. Kamu gak perlu minta maaf karena kamu gak salah." ucap Risa tenang dan datar untuk menutupi kesedihannya.

Tak ada satu katapun yang dapat diucapkan Okta, dirinya terpaku diam dengan kata-kata Risa. Okta tau kalau Risa sangat terpukul dengan kabar pernikahan dirinya dengan Bella. Okta juga tau kalau Risa hanya berusaha untuk tegar. Tapi ia tetap tidak dapat berbuat apa-apa. Ia juga tidak bisa mengulang kembali waktu untuk memperbaiki kesalahannya dengan Bella dulu.

Okta memang sudah kenal Bella sejak lama, Bella menjadi tempat curhatnya kalau ingin bercerita tentang Risa. Hingga akhirnya terjadi pada suatu malam Okta bertemu dengan Bella di sebuah club dan Okta sedang mabuk berat saat itu. Begitu juga dengan Bella yang baru putus dengan pacarnya saat itu. Mereka berdua mabuk berat dan tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan malam itu. Bella pun hamil dan mau tidak mau mereka harus mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka lakukan .

"Aku mau kamu yang jadi pendamping hidup aku, bukan Bella." ucap Okta sambil menangis. Baru kali ini Risa melihat Okta menangis. Itu berarti Okta benar-benar jujur dengan perkataannya. Memang terlihat sekali penyesalan yang dirasakan Okta. Tapi waktu tidak akan pernah bisa diulang.

"Jalani apa yang harus kamu jalani sekarang, jadilah suami dan ayah yang baik untuk Bella dan anak kamu nantinya. Belajar untuk mencintai Bella seperti kamu mencintai aku. Aku tidak akan pernah menjadi pendamping kamu karena sudah ada Bella di tempat itu." sejenak Risa terdiam dan menghela nafasnya. "Meskipun sekarang aku tersadar kalau aku mulai mencintai kamu dan membutuhkan kamuu..." belum selesai Risa berkata-kata Okta sudah menariknya dalam pelukannya. Pelukan yang sangat kencang dan mereka berdua pun menangis bersamaan. Okta berulang kali mengucapkan kata maaf namun kata maaf yang tidak akan pernah merubah apapun untuk hubungan mereka berdua.

Mereka tidak pernah berpelukan seerat ini, pelukan yang menandakan perpisahan mereka. Tidak hanya Risa yang sakit dengan kenyataan itu, Okta pun merasa sakit karena harus meninggalkan Risa dan hidup bersama wanita lain. Cintanya pada Risa memang tidak akan pernah berubah, hanya keadaan yang akan berubah.

Okta semakin menyesal setelah mendengar Risa mulai membutuhkan dan mencintainya. Sempat terlintas untuk meninggalkan Bella dan tetap bersama Risa namun hal tersebut pasti ditentang oleh Risa dan Risa malah akan membencinya. Mau tidak mau, ia harus menjalani babak baru bersama Bella sebagai suami istri.

Pelukan mereka semakin erat dan semakin tak terlepaskan, mereka menangisi semua yang terjadi. Tak lama Okta melonggarkan pelukannya lalu mencium bibir Risa. Ciuman pertama dan terakhir bagi mereka. Risa tidak menolak dan hanya menerimanya. Ia tau ini adalah perpisahan baginya dengan Okta. Setelah ini tidak akan ada lagi Okta di hidupnya. Setelah berciuman Okta kembali memeluk Risa seperti tidak akan melepaskannya. Tapi Risa tau sudah saatnya bagi ia harus mengakhiri semuanya.

"Lupakan aku dan setialah pada Bella. Aku harus pergi. Terima kasih kamu udah mau bersabar selama ini." Risa mencoba untuk melepaskan pelukan Okta lalu keluar dari mobil. Risa merapikan baju kerjanya dan menyeka bekas air mata di wajahnya. Ia harus memulai hidupnya yang baru. 

Continue Reading

You'll Also Like

797K 52.5K 30
"You all must have heard that a ray of light is definitely visible in the darkness which takes us towards light. But what if instead of light the dev...
2.5M 36.9K 65
"You want daddy to f*ck you, hard and rough then reward you with his c*m, is that it, little slut?!" "Yes, Daddy" * MONALISA I thought I had a probl...
2.4M 84.9K 60
"The Malhotra Brides" is a heart-warming tale that explores the emotional journey of two sisters, Aditi and Pragya, as they navigate their new lives...
436K 25.9K 49
What will happen when an innocent girl gets trapped in the clutches of a devil mafia? This is the story of Rishabh and Anokhi. Anokhi's life is as...