Assalamualaikum warahmatullahi wa Barakatuh 💚.
~~~
TEMANMU ADALAH CERMINAN DIRIMU
Oleh Akhuukum Fillaah :
~ Abu Hashif Wahyudin Al-Bimawi ~
بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة الّـہ وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ ِ
Pilihlah Temanmu Yg Menyelamatkanmu…!
Allah menciptakan makhluk di atas muka bumi ini berpasang-pasangan. Begitu juga manusia, tidak akan hidup bersendirian. Kita tidak bisa lari dari hubungan persahabatan kepada seseorang. Jika ada manusia yang tidak suka bersahabat atau melarang orang lain untuk bersahabat, maka hal itu sangat ganjil dan aneh, karena tidak memenuhi ciri-ciri kehidupan seorang manusia sosial yang normal.
Inilah diantara hikmah, kenapa Allah mencipta manusia terdiri dari berbagai bangsa, warna kulit dan bahasa. Firman Allah :
يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.." (Al-Hujurat : 13)
Teman itu layaknya cermin, jika engkau ingin mengetahui dirimu, lihatlah dengan siapa engkau berteman. Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wa sallaam bersabda :
المؤمن مر آه (اخيه)المؤمن.
“Seorang mukmin merupakan cerminan saudaranya yang mukmin.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, disohihkan Al-Albany dalam Ash-Shahihah, 926])
Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka diapun akan seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka dia akan menjadi seperti itu pula.
Allah 'Azza Wa Jalla menciptakan ruh dan menciptakan sifat-sifat khusus untuk ruh tersebut. Di antara sifat ruh (jiwa) adalah dia tidak mau berkumpul dan bergaul dengan selain jenisnya. Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wa sallaam telah menegaskan hakekat ini dengan sabdanya:
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena itu), jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berbeda (berpisah)”( HR al-Bukhâri, 3336- Muslim, 6708 )
Memilih teman bukanlah perkara remeh, Islam memerintahkan kita untuk memilih siapa yang menjadi teman kita. Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wa sallaam bersabda :
المرء على دين خليله فلينظر احدكم من يخالل
“Seseorang itu berada pada agama teman karibnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapakah yang dia jadikan teman karibnya." (HR. Abu Dawud,4833 At-Tirmidzi,2378 disohihkan Al-Albany)
Ketahuilah bahwa tidak semua orang layak dijadikan teman karib. Karena itu, orang yang dijadikan teman karib harus memiliki sifat-sifat yang memang menunjang persahabatan, mampu mewarnai kepada kebaikan dan dapat menyelamatkan dari kerusakan moral:
1. Berakidah lurus dan bermanhaj ahlus sunnah wal jama'ah.
Ini menjadi syarat mutlak memilih teman karib. Kita semua tahu kisah kematian Abu Thalib, paman Rasulullah. Dalam keadaan terbaring menghadapi kematiannya, ada tiga orang yang menyertainya, mereka adalah Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wa sallaam, Abu Jahl, dan Abdullah bin Abi Umayyah. Dua orang terakhir itu adalah tokoh kafir Quraisy.
Rasulullah mengatakan : “Paman, ucapkan لا إله إلا الله‘! Satu kalimat yang akan aku jadikan bahan pembelaan bagimu di hadapan Allah.”
Sedangkan dua tokoh kafir itu menimpali :
“Abu Thalib, apakah kamu membenci agama Abdul Muthalib?”
Tanpa henti Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wa sallaam menawarkan kalimat itu, namun dua tokoh kafir pun terus mempengaruhi. Sampai akhirnya Abu Thalib enggan mengucap لا إله إلا الله dan tetap memilih agama Abdul Muthalib. Ia pun mati dalam kekufuran. (HR Al-Bukhari, 360; Muslim, 131)
Perhatikanlah, betapa buruknya pengaruh orang-orang yang ada di sekitarnya! Padahal Abu Thalib sudah memberikan pembelaan dengan sungguh-sungguh atas dakwah Rasulullah.
2. Orang yang berakal.
Karena akal/kepandaian merupakan modal yang utama. Tidak ada kebaikan bergaul dekat dengan orang bodoh, karena bisa saja dia hendak memberikan manfaat kepadamu tapi justru memberi madharat. Yang dimaksud “orang berakal” dalam konteks ini adalah orang yang mengetahui segala urusan sesuatu sesuai dengan proporsinya. Manfaat bisa diambil dari dirinya atau dari pemahaman yang diberikannya.
3. Baik akhlaknya
Ini merupakan keharusan sebab berapa banyak orang berakal yang dirinya lebih banyak dikuasai amarah dan nafsu, lalu dia tunduk padanya sehingga tidak ada manfaat bergaul dengannya.
4. Bukan orang fasik
Orang fasik tidak pernah merasa takut kepada Allah. Orang yang tak takut kepada Allah tentu sulit dipercaya. Selain itu, sewaktu-waktu orang lain tidak aman dari tipu dayanya.
5. Bukan orang-orang yang menyimpang dari Sunnah Nabi.
Persahabatan dengannya harus dihindari karena bid’ah yang dilakukannya.
6. Taat beribadah dan menjauhi perbuatan maksiat.
Allah telah mengingatkan hal ini :
واصبر نفسك مع الذين يدعون ربهم با الغداة والعشي يريدون وجحه
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di waktu pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoannya.” (Al-Kahfi : 28)
7. Banyak ilmu atau dapat berbagi ilmu dengannya.
Berteman dekat dengan orang yang punya dan mengamalkan ilmu agama akan memberi pengaruh positif yang besar pada diri seseorang.
8. Tidak rakus dunia
Itulah sebagian sifat-sifat teman karib yang harus engkau perhatikan. Jangan sampai dirimu salah memilih sehingga engkau menyesal di dunia atau pun di akhirat. Allah telah mengingatkan, firman-Nya :
الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman -teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Az-Zukhruf : 67). Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam
Rujukan: As-Sunnah Edisi 10/2010M, Mausu’ah Filhadits
Wallaahu A'lam Bish-Showwaab...
Wallaahu Waliyyut Taufiq
Semoga bisa memberikan manfaat untuk kita semua, serta bisa sebagai acuan untuk senantiasa memperbaiki amal kita diatas sunnah Nabi Shollallaahu 'Alaihi Wa Sallaam dan Tidak berbicara agama dengan menggunakan Akal dan Hawa Nafsu melainkan dg Dalil Yang Shohih.
سبحا نك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
•┈••••┈••• ◈✹🍁☝🍁✹◈ •••┈••┈•••
•┈••••┈••• ◈✹🍁☝🍁✹◈ •••┈••┈•••
Silakan SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala
•┈•••┈••• ◈✹🍁☝🍁✹◈ •••┈•••┈•••
Jadikan Al-Qur'an bacaan utama ❤