Diam Sajaa

2.1K 80 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh💚.

~~~

*BISMILLAAH*

# Ketika Ada Yang Memaki dan Mencela Kita di Dunia Nyata atau Dunia Maya

Bisa jadi agak sakit hati, hati “panas” atau emosi menggelora,  jika ada orang yang mencela dan mencaci-maki kita. Mengunakan kata-kata yang kurang enak bahkan tidak pantas keluar dari lisan seseorang yang mengaku muslim. Seorang muslim hanya berkata baik atau diam. Ini bisa terjadi di dunia nyata maupun dunia maya. Terlebih di dunia maya, terkadang ada orang yang bahkan tidak kita kenal, berkomentar dengan kata-kata kasar dan mencela.

Bagaimana sikap kita? Berikut beberapa penjelasan ulama mengenai hal ini:

1. Jangan terpengaruh dengan caciannya, tidak perlu dihiraukan dan tetap tenang

Ulama menjelaskan bahwa  hanya orang yang bodoh saja yang mengeluarkan kata-kata kasar. Karena terkadang kata-kata kasar itu sebenarnya untuk menutupi kebodohannya dan untuk menutupi bahwa ia kalah dalam berdiskusi. Maaf saja, orang bodoh hampir mirip dengan orang gila, jadi kalau ada orang gila atau orang bodoh mencaci maki, maka tidak perlu dimasukkan ke dalam hati. Apakah orang gila dipedulikan?

Ya benar juga, “Anjing mengonggong kafilah berlalu”

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺠﺎﻫﻞ اﻟﻤﻘﻠﺪ ﻓﻼ ﺗﻌﺒﺄ ﺑﻪ ﻭﻻ ﻳﺴﻮءﻙ ﺳﺒﻪ ﻭﺗﻜﻔﻴﺮﻩ ﻭﺗﻀﻠﻴﻠﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻛﻨﺒﺎﺡ اﻟﻜﻠﺐ.

“Adapun jika ada orang yang bodoh lagi pembebek, maka janganlah anda dilelahkan karenanya dan terpengaruh oleh caciannya, tuduhan kafir dan vonis sesat darinya. Karena sesungguhnya dia seperti gonggongan anjing.”[1]

Jika perlu, hapus komentarnya di sosmed anda. Hanya merusak pemandangan saja, terlebih-lebih dia juga tidak kita kenal. Apa urusan dia dengan kita?

2. Tidak perlu dilayani caci-maki dan debatnya, segera tinggalkan saja

Kata-kata yang kasar dan caci-maki sudah menunjukkan bahwa niatnya tidak baik, bukan mencari kebenaran dengan berdiskusi. Hanya mencari “masalah” saja. Kita juga diperintahkan agar menjauhi dan berpaling dari orang yang bodoh.

Allah Ta’ala berfirman,

خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ

“Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil/bodoh”(Al-A’raf: 199)

Jika kita melayani tidak ada keuntungan sama sekali yang kita dapat, hanya sakit hati saja.

Imam Syafi’i rahimahullah berkata,

فإن كلمته فرجت عنه .. وإن خليته كمدا يموت

“Apabila kamu melayaninya, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati”[2]

3. Sebaiknya diam dan tidak membalas caci-makinya

Sebenarnya boleh saja membalas dalam bentuk “qishas” akan tetapi terkadang membalas bisa melampui dari balasannya. Jika kita membalas juga, maka apa bedanya kita dan dia yaitu sama-sama mencela dan sama-sama mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Dia lebih baik dalam hal ini

Imam Syafi’i rahimahullah berkata,

إذا نطق السفيه فلا تجبه .. فخير من إجابته السكوت

HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang