Tentang Keano

Da zeenyz

3K 610 61

Namaku Kayla, Kayla Daniza Anandia Putri. Disini, aku akan membagi ceritaku tentang seseorang yang ada dan be... Altro

Perkenalan
Keano, 8 Agustus 2014
Keano, 1 September 2014
Keano, 15 September 2014
Keano, 24 Desember 2014
Keano, 31 Desember 2014
Keano, 1 April 2018
Keano, 12 April 2015

Keano, 15 November 2014

210 65 5
Da zeenyz

Selamat pagi!

Maaf, aku baru bisa melanjutkan ini sekarang. Dua hari ini aku benar-benar dilanda kesibukan, seakan tidak berniat untuk membiarkanku bernafas barang sedetik saja. Tapi tenang saja, aku masih hidup, haha

Untuk cerita hari ini, aku akan membawakan kisah yang sedikit berbeda. Kisah ini adalah salah satu memori yang melekat erat ke dalam ingatanku. Meskipun, tentunya, semua yang ku ceritakan pada kalian tidak pernah lepas dari ingatan, tapi memori yang ini cukup berbeda. Aku akan membaginya kepada kalian pada hari ini

Sudah siap untuk mendengar ceritaku?

Aku akan memulai ceritaku, tentang Keano, 15 November 2014


~-~-~-


15 November 2014
Universitas Indonesia

Kumpulan asap keluar dengan beruntun dari mulutku, mengotori udara sejuk yang disediakan oleh alam. Aku saat ini sedang berada di salah satu tempat yang cukup sepi yang tersedia di lingkungan fakultasku. Aku menemukan tempat ini seminggu setelah aku resmi menjadi mahasiswa disini, dan sekarang ini menjadi tempat favoritku di kampus ini

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, tapi aku masih tidak berniat untuk beranjak dari sini. Kelas terakhir yang aku punya hari ini berakhir sekitar setengah jam yang lalu, dan aku langsung berlari ke sini setelahnya. Aku merasakan penat yang teramat sangat. Aku membutuhkan pelampiasan. Dan, tentunya, bungkusan tembakau ini adalah pelarian pertamaku

Ayahku semalam bertengkar dengan istrinya. Mereka memiliki pertengkaran hebat sehingga membuatku tidak bisa tidur semalaman karena teriakan tanpa henti yang terdengar sampai ke dalam kamarku, kemudian diakhiri dengan suara pintu yang ditutup keras, yang aku yakini pelakunya adalah ayahku. Sampai tadi pagi pun, aku hanya bisa menemukan sosok istri ayahku yang sedang sarapan dengan santai di meja makan

Bukan, bukan ibuku, ibu kandungku sudah meninggal sejak 3 tahun yang lalu. Dari awal, aku tidak pernah menyukai wanita itu, tidak bahkan sejak pertama kali ayah mengenalkannya padaku setahun yang lalu. Wanita itu terlalu serakah, dan aku tahu, dia menikahi ayahku hanya demi harta. Padahal, apa yang bisa diharapkan dari ayah? Masih banyak pria yang jauh lebih kaya yang mau menampung wanita sepertinya

Ayah terlihat sangat menyayangi wanita itu. Sejak Ibu meninggal, ayah menjadi orang yang tergila-gila dengan pekerjaan. Ayah selalu menyibukkan diri dengan kerjaannya yang menumpuk. Ayah bahkan tidak tahu anaknya ini tumbuh menjadi gadis yang seperti apa sekarang. Tapi, ayah seakan hidup lagi setelah bertemu wanita itu. Ayah menyayangi orang itu, tapi beliau lupa kalau anak tunggalnya ini juga butuh kasih sayang

"Buat kamu"

Lamunanku terhenti saat sebuah suara menyapa telingaku. Aku menatap permen yang disodorkan ke depan wajahku, kemudian mendongak menatap sang pemilik tangan yang kini sedang memberikan senyuman khasnya kepadaku

Keano

Orang gila yang mengganggu kehidupanku selama dua bulan ini. Orang gila yang terus menyapaku setiap pagi, memberikanku kotak makanan, bahkan selalu mengajakku mengobrol hal-hal yang menurutku sangat tidak penting. Harus ku akui, dia orang yang cukup gigih. Aku bahkan sudah benar-benar menyerah untuk mengusir orang ini karena dia selalu saja mempunyai alasan yang sanggup membuatku bungkam

"Gue gak butuh permen- HEH NGAPAIN LO?"

Aku berteriak nyaring saat orang gila ini malah mengambil satu batang rokok yang tersemat diantara jariku kemudian menginjaknya dengan sepatu putihnya. Aku menatapnya marah dengan kedua tangan yang terkepal erat. Mungkin, aku bisa saja akan melayangkan pukulanku padanya sebentar lagi. Aku tidak suka diganggu seperti ini, tidak pada saat semua hal sedang berkecamuk di otakku, tidak pada saat aku rasanya ingin mengutuk semua orang yang aku lihat

"Itu rokok ke lima kamu, itu sudah cukup, Kayla"

Aku mendengus kasar. Tau apa dia? Aku tidak perlu dinasehati. Aku tahu itu adalah batang yang ke lima yang sudah ku nyalakan, lalu kenapa? Apa urusannya dengan itu?

"Terus? Apa urusannya sama lo? Udah sana gausah ganggu gue"

Aku menendang kakinya asal, tanganku kembali bergerak untuk mengambil satu lagi batang rokok yang masih ada dalam bungkusnya, sebelum satu tangan malah merebut seluruh bungkusan itu dari genggamanku

"LO NGAPAIN SIH ANJING?"

"Cukup, Kayla"

"GAUSAH SOK NGURUSIN GUE"

Aku kembali berteriak dengan sangat keras sambil menatapnya penuh amarah. Aku benar-benar tidak ingin diganggu oleh siapa pun sekarang, dan si gila ini malah membuatku kesal. Orang ini selalu saja berhasil untuk menaikkan amarahku. Aku tidak peduli dengan dia yang terus berkata bahwa dia ingin memperjuangkanku. Aku tidak menyukainya, tidak dengan seluruh perlakuannya selama sebulan ini, dan tentunya tidak dengan sikap menyebalkannya seperti sekarang ini

"Makan ini, pengganti rokok"

Permen kecil itu secara langsung dimasukkan ke dalam mulutku yang terbuka, memaksaku untuk mengecap rasa manis dari permen yang diberikan olehnya. Dia kini duduk tepat di samping kiriku, dengan pandangan yang lurus terarah pada pohon besar yang terletak tidak cukup jauh dari tempat kami sekarang

"Saya tidak tahu apa masalah kamu, tapi rokok tidak pernah bisa menyelesaikan suatu permasalahan"

Aku menatapnya jengah. Orang ini selalu saja banyak bicara, selalu bertingkah sok bijak dengan semua kalimat ajaibnya. Aku sedang tidak membutuhkan siraman rohani atau edisi golden ways sekarang. Aku hanya butuh orang ini untuk meninggalkanku sendiri

"Saya tahu kamu tidak akan mau bercerita ke saya. Tapi, bukankah lebih baik untuk bercerita kepada orang lain, daripada menyimpannya sendiri? Itu sakit, bukan?"

Kedua manik cokelat itu kini terarah kepadaku. Aku membalas tatapannya dengan pandangan remeh, lebih tepatnya meremehkan ucapannya itu

"Gue lagi gak masuk acara golden ways atau kick andy, please deh, mending lo pergi aja"

/hugs

Seketika aku terdiam saat ada sepasang tangan yang kini melingkari badanku, membawaku ke dalam pelukannya. Untuk beberapa saat, aku termenung, entah kenapa otakku seketika tidak bisa berjalan dengan baik. Apa ini?

"Kata orang, pelukan juga adalah salah satu cara untuk menenangkan siapa pun yang sedang bersedih"

Suaranya terdengar jelas di samping telingaku, cukup untuk membuatku merasa tersengat karena suaranya. Sesaat kemudian aku tersadar, aku...berada dalam pelukan orang gila ini. Dengan segera aku meronta, berusaha lepas dari pelukan erat ini

"Sebentar saja, Kayla, please"

Aku kembali terdiam kaku, membiarkan orang ini untuk terus memelukku. Ada apa denganku? Aku bahkan tidak mengerti kenapa tubuhku langsung berhenti saat suaranya menggema masuk ke dalam otakku

Beberapa saat terlewati dengan diam, dan dengan aku yang masih setia berada dalam kungkungan tangannya. Ada satu hal aneh yang terjadi padaku sekarang. Kenapa aku mulai menyukai pelukan ini? Dia terasa begitu hangat, sejuk...dan menenangkan. It seems addicting, a part of me want this more and more, and I don't even know why

"Saya antar kamu pulang, ayo"

Pelukan itu terlepas, digantikan dengan tangan kananku yang digenggam erat sebelum kemudian menarikku untuk berdiri. Masih dalam diamku, aku menatap lekat kedua tangan yang terkait itu, dengan kaki yang spontan berjalan mengikuti arahan

Pada hari ini, aku, Kayla, untuk pertama kalinya membiarkan diriku dipeluk oleh orang gila ini. Aku, untuk pertama kalinya membiarkan tanganku digenggam oleh orang gila ini. Aku, untuk pertama kalinya tidak menatap orang ini dengan pandangan marah, sengit, atau datar. Aku, untuk pertama kalinya, mau saja menyerahkan diriku untuk dituntun oleh orang ini

.
.
.

Aku terduduk diam dalam mobil, sama sekali tidak berniat untuk membuka percakapan. Aku tidak tahu kenapa orang di sebelahku ini masih tidak mau menjalankan mobilnya, tapi aku rasa aku tidak mau memperdulikan hal itu sekarang. Pikiranku sudah diisi oleh banyak hal, sudah tidak ada ruang untuk memikirkan hal kecil seperti itu

"Kamu punya saya, Kayla. Meskipun kamu tidak menyukai saya, tapi kamu punya saya. Saya bisa jadi tempat sampah kamu. Apapun hal buruk yang kamu simpan dalam hati kamu, itu hanya akan berbuah buruk jika terus disimpan. Sampah yang tidak buang pada akhirnya akan berbau busuk, bukan?. Buang semua sampah kamu ke saya, dan kalau setelah itu kamu mau pergi menjauh lagi, silahkan"

Aku langsung menatapnya lekat, meresapi setiap perkataan yang terucap secara tiba-tiba itu. Baru kali ini ada orang yang berbicara seperti itu padaku. Baru sekarang ada seseorang yang mau memberikan dirinya seperti itu. Selama ini, bahkan pada saat ibuku meninggal dan aku benar-benar membutuhkan orang lain untuk menopangku, aku tidak menemukan seorang pun. Tidak bahkan teman-teman sekolahku, tidak bahkan ayahku. Aku mencari pelarian lain karena tidak ada seorang pun yang mau menampung bahkan jika hanya sebagian kecil saja dari kesedihan yang menimpaku. Namun orang ini, orang yang baru aku kenal selama dua bulan lebih, sekarang malah dengan suka rela menawarkan dirinya?

"Gue gak butuh"

Aku tertawa remeh. Orang ini berbicara seolah dia sanggup untuk mendengar semuanya. Aku tidak membutuhkan tempat sampah seperti itu. Aku sudah hidup dengan aman selama 3 tahun tanpa hal itu, dan aku akan terus baik-baik saja untuk selanjutnya

"Tempat sampah kamu sudah terbuka lebar, siap untuk menampung, kenapa masih ragu?"

Kedua manik cokelat itu menatapku dalam, seakan ingin mengunci pergerakanku. Tatapan itu penuh keyakinan, seakan ingin aku untuk percaya padanya. Aku balas menatapnya sanksi

Haruskah?

"Bokap gue berantem sama istrinya semalam terus pergi ntah kemana. Gue cuma ketemu tuh wanita ular tadi pagi, lagi asik makan gak peduli suaminya ngilang semalaman, anjing emang"

Pada akhirnya, hanya kalimat itu yang bisa keluar dari mulutku. Apa lagi yang bisa ku ceritakan? Aku sedang berada dalam kondisi dimana otakku bahkan tidak bisa diajak untuk berpikir. Aku tidak peduli jika dia tidak mengerti ceritaku. Aku hanya perlu membuang sampahku, bukan?

"Hah.. udahlah jalan aja, gue ngantuk-"

"Maaf saya belum bisa kasih saran atau apapun yang sekiranya berguna buat kamu sekarang. Tapi, sampah kamu sudah saya simpan dengan baik, siap untuk di daur ulang. Kamu bisa tunggu hasil dari sampah yang kamu buang ini nanti"

Kalimat terkahir itu berhasil untuk membuatku kembali bungkam. Aku menatap dia, Keano, yang kini sedang fokus untuk menjalankan mobilnya. Pandangannku terikat erat padanya, tidak berniat untuk lepas sama sekali. Ini pertama kalinya aku memandanginya dengan sangat lekat dan lama

Apa maksudnya?


~-~-~-


9 Maret 2023
Menteng, Jakarta Selatan

Ingatan tentang hari itu masih melekat dengan sangat jelas dalam memoriku. Aku bahkan masih bisa mengulang dengan nyata setiap perkataan yang diucapkan Keano waktu itu. Aku tidak bisa melupakannya, itu terlalu berharga bagiku

Hari itu, untuk pertama kalinya aku mulai membuka diri pada seseorang, dan itu adalah Keano. Keano punya berbagai macam cara untuk menenangkanku saat sedih, tapi itu adalah cara terbaiknya. Dia yang mendeklarasikan diri sebagai tempat sampahku, bersedia untuk menampung semua hal kotor yang aku punya, sehingga aku bisa merasa lega

Keano bukan orang yang akan memberikan seribu kata penyemangat untukku, namun dia adalah orang yang akan menghampiriku dalam diam, memelukku erat, meminta agar aku bercerita kepadanya, kemudian dia hanya akan memberiku senyuman sambil berkata

"Sampah kamu sudah saya simpan dengan baik, siap untuk di daur ulang"

Kalimat yang sederhana, tapi aku jauh lebih menyukainya dibanding kata-kata penyemengat atau solusi tidak bermutu yang bisa diberikan oleh orang banyak. Baiklah, mungkin saat itu aku belum menyukainya, entahlah. Tapi seiring berjalannya waktu, aku sadar aku lebih membutuhkan kata-kata itu daripada hal biasa yang orang banyak tawarkan

Keano selalu berbeda dari yang lainnya. Dan, itu adalah Keano-ku

Sekian kisahku hari ini, tentang Keano


9 Maret 2023, dari Kayla



- Keano, 15 November 2014 - END -

Continua a leggere

Ti piacerร  anche

150K 5.3K 42
โ if I knew that i'd end up with you then I would've been pretended we were together. โž She stares at me, all the air in my lungs stuck in my throat...
767K 28.4K 103
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! ๐Ÿ˜‚๐Ÿ’œ my first fanfic...
412K 19.6K 81
Kang y/n was always been the black sheep of the family. Overshadow by her extremely talented, gorgeous sister Roseanne . Who has the world revolve a...
567K 8.7K 86
A text story set place in the golden trio era! You are the it girl of Slytherin, the glue holding your deranged friend group together, the girl no...