Keano, 15 September 2014

258 68 4
                                    

Selamat malam, apakah kalian merindukanku? Oh, kalian pasti sedang menunggu kelanjutan ceritaku?

Setiap kali aku menumpahkan bagian-bagian dari memoriku ke dalam cerita ini, aku merasa sedang bernostalgia, mengingat kembali masa-masa indah yang ku lalui dulu. Waktu sudah cukup lama berlalu, ya?

Hari ini aku akan membawa cerita tentang bagian awal dari usaha Keano. Hanya sebagian kecil, tapi kejadian-kejadian itu cukup bermakna bagiku. Sudah siap dengan cerita hari ini?

Aku akan memulai ceritaku, tentang Keano, 15 September 2014


~-~-~-


15 September 2014
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

"Selamat pagi, Kayla"

Kelas pertama ku hari ini, seperti yang sudah terjadi selama dua minggu berturut-turut, kembali di mulai dengan sapaan orang-kaku-dan-gila bernama Keano. Ya, aku memberikan panggilan khusus padanya, aku orang yang baik, bukan?

Orang ini selalu menyapa ku setiap pagi, karena sayangnya, kami terjebak dalam kelas yang sama 5 hari dalam 1 minggu, lebih jelasnya adalah aku dan dia berada dalam kelas yang sama untuk semua mata kuliah yang ada pada semester pertamaku ini. Entah sudah berapa kali aku mengutuki takdir karena hal menyebalkan ini

Percakapan kami di restoran pada waktu yang lalu berakhir dengan kami berdua yang menghabiskan makan dalam diam. Ah,aku tidak ingin membahas tentang hari itu lagi. Sejak saat itu, orang ini masih bersikap seadanya padaku. Dia selalu menyapaku setiap harinya, namun tidak lebih dari itu. Dia tidak dengan gamblang mencoba untuk terus mendekatiku, hanya pada saat-saat tertentu dimana kami terjebak dalam posisi berdekatan. Aku rasa aku harus sangat bersyukur akan hal ini, mungkin dia sudah lupa dengan pernyataan gilanya beberapa waktu yang lalu

"Kamu sudah tahu? Hari ini dosen kita tidak masuk, dan digantikan oleh tugas yang harus dikerjakan berkelompok"

"APA? SERIUS LO?"

Aku bisa merasakan amarah yang membuncah naik sampai ke atas kepalaku, sehingga tanpa sadar aku pun berteriak nyaring, memastikan bahwa orang ini tidak sedang membohongiku. Ayolah, aku baru saja menempuh perjalanan panjang dari Sudirman ke kampus ini, berdesak-desakan dengan orang banyak di kereta, dan bahkan harus sedikit berlari menyusuri lingkungan luas ini hanya agar aku tidak terlambat. Sekarang, kelas malah dibatalkan?

"Saya serius, Kayla. Kalau kamu tidak keberatan, mau satu kelompok dengan saya?"

Aku menatapnya tajam, kemudian beralih memandang sekeliling kelasku untuk lebih memastikan

Oh...

Aku bisa melihat banyak dari mereka yang sedang menggerutu kesal, dan beberapa yang sudah fokus untuk mengerjakan sesuatu. Dengusan kasar seketika keluar dariku, aku tidak bisa menahannya

"Dosen anjing, tau gitu gue gak usah segala bangun pagi"

Aku berseru keras untuk mengeluarkan amarahku. Aku kesal, sungguh. Dan melihat orang di depanku ini yang masih setia memamerkan senyumnya malah membuatku semakin kesal. Hey, dia masih bisa tersenyum dengan tenang seperti itu? Orang ini benar-benar tidak waras

"Kamu mau, kerjain tugas ini sama saya?"

Aku menatapnya dengan pandangan penuh selidik. Dalam hati aku mencoba untuk mempertimbangkan tawaran orang ini. Sebenarnya, mendapatkan orang ini dalam satu kelompok yang sama adalah hal yang menguntungkan. Dia pintar, sangat pintar, jujur saja. Meskipun perkuliahan baru berselang selama sekitar 2 minggu, tapi dia sudah berhasil mengambil hati para dosen

Tentang KeanoWhere stories live. Discover now