Keano, 1 September 2014

371 79 12
                                    

Ah, aku mengalami hari yang cukup berat kali ini. Bagian keuangan perusahaan yang kutempati mengalami sedikit masalah, itu cukup untuk membuat kepalaku berdenyut kencang

Oh, anyway, bagaimana dengan ceritaku kemarin?

Hari ini, aku kembali lagi untuk menulis kejadian lanjutan dari yang ku bawakan pada kalian kemarin. Kalian penasaran bagaimana reaksiku setelah lamaran tiba-tiba itu? Dan juga alasan kenapa kalimat panjang itu bisa keluar dengan mulutnya dari seorang Keano?

Aku akan menceritakan semuanya disini, tentang Keano, 1 September 2014

1 September 2014
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

Hari ini adalah perkuliahan pertamaku. Hari ini adalah hari dimana aku benar-benar telah resmi menjadi seorang mahasiswa, dengan memegang almamater kuning yang dielukan banyak orang. Tidak ada yang begitu spesial dari hari ini, aku juga tidak begitu mempedulikan perkuliahan perdana ini

Aku memiliki beberapa teman sekarang, hasil yang ku dapatkan dari berburu mencari teman selama rangkaian kegiatan untuk mahasiswa baru dijalankan. Ya, aku memang tidak suka bersosialisasi dengan orang asing. Tapi aku sadar, aku memerlukan mereka untuk bisa bertahan di sini selama 4 tahun

Aku melangkah dengan pasti memasuki ruangan kelas. Di dalam sudah terlihat cukup ramai, dipenuhi dengan orang-orang yang sedang mencoba dekat satu sama lain. Kedua manik cokelatku berkelana mencari orang-orang yang sekiranya sudah aku kenal. Sesaat kemudian aku menghela nafas kasar, aku tidak menemukan satu pun. Baiklah, aku akan menjalani kelas ini sendirian saja

"Selamat pagi, Kayla"

Tepat satu detik setelah aku menduduki salah satu kursi kosong yang ada di bagian tengah, aku mendengar satu suara yang menyapaku, sapaan pertama di pagi ini. Aku menoleh ke samping kananku, menatap sosok pria tinggi yang kini sedang duduk manis di kursi yang tersedia di sampingku. Aku mengenal orang itu

Keano, Keano Dana- entah apalah namanya itu

Orang gila yang menyatakan akan menjadi suamiku 4 tahun lagi. Aku cukup sering melihatnya sebenarnya, mengingat kami juga berada dalam satu jurusan yang sama. Tapi, setelah percakapan gila itu, kami tidak pernah mengobrol lagi, bahkan untuk sekedar berada berdekatan pun tidak pernah. Aku pikir aku akhirnya terbebas dari si gila ini, namun apa sekarang?

"Lo ngapain disini?"

Aku bertanya dengan nada penuh selidik. Jika kalian jadi aku, tentu saja kalian juga akan merasa was-was bukan? Orang asing yang melamarku secara tiba-tiba hampir 1 bulan yang lalu kini duduk tepat di sampingku. Kalian mengharapkan reaksi seperti apa dariku?

"Saya juga ditempatkan di kelas ini. Maaf jika saya tiba-tiba duduk di samping kamu, tapi sudah tidak ada lagi kursi yang kosong"

Aku jelas tidak mempercayai hal itu. Terakhir yang aku lihat adalah masih ada beberapa kursi kosong yang belum ada pemiliknya, mana mungkin seluruh kursi itu bisa penuh dalam waktu beberapa menit saja? Aku mengalihkan pandanganku, hanya untuk menemukan bahwa benar, seluruh kursi memang sudah terisi oleh para mahasiswa

Oh...

"Yaudah, terserah deh, asal lo gak ganggu gue aja"

Aku mendesah pelan, memilih untuk tidak menggubris pria di sampingku ini. Jujur, aku cukup bingung sebenarnya. Pria ini melamarku di menit ke 20 setelah kami bertatap muka untuk pertama kalinya, namun bersikap seperti orang asing selama tiga minggu berikutnya. Lalu sekarang malah tiba-tiba muncul di sampingku? Aku semakin tidak mengerti dengan orang ini

"Kayla, kamu tahu, saya sejujurnya ingin menyapa kamu lagi setelah pertemuan kita itu, tapi saya percaya akan ada pertemuan yang lebih baik lagi yang direncanakan Tuhan untuk kita, dan Tuhan menjawab saya pada pagi hari ini"

Tentang Keanoحيث تعيش القصص. اكتشف الآن