Be My Wife (Complete)

By arohaBEBE

908K 26.6K 2.3K

18++++ Yohana Mulyono harus mau menerima perjodohan yang diajukan oleh neneknya, orang yang telah merawat dan... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
30
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
59-60
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89 (Tamat)
90 (extra 1)
91 (extra 2)
Cuap2
92 (extra 3)

47

8.9K 241 10
By arohaBEBE

Hai...teman2, nunggu Nuel dan Hana ya? Hehehe

Hari ini adanya cuma Hana ya...Nuel masih di luar negeri belum pulang.

Maaf kalao part ini sedikit. Tapi aku harap teman2 tetap mau baca ya... (maaf kalau ada typo)

Terima kasih teman2... :D 

Selamat membaca.

& & & & & & & & & & & & & & &

47. Be My Wife

Kenangan.

Yohana melangkahkan kakinya menyusuri arena taman bermain yang terdapat di hotel yang menjadi tempat ia dan Mira menginap. Kemarin siang Yohana dan Mira sampai di kota tempat Mira mengadakan pertemuan bisnis. Sebuah hotel mewah menjadi tempat mereka menginap untuk beberapa hari ke depan.

Tadi pagi sebelum sarapan Yohana sempat mengirim sebuah foto untuk suaminya, itu pun karena suaminya yang meminta untuk mengetahui bagaimana keadaan hotel tempat mereka menginap. Setelah foto itu terkirim, tak berapa lama suaminya menghubungi lewat video call, beberapa menit Yohana, Mira dan Nuel mengobrol.

Yohana dan Mira berada di kamar hotel yang sama, sebenarnya mereka mendapatkan kamar berbeda. Tapi Yohana ingin satu kamar saja dengan Mira, menurut Yohana itu lebih praktis, lagi pula disini pun Yohana tidak ada kegiatan. Fasilitas kamar yang satu bisa digunakan Nugroho, sekretaris Mira dan Darso supir Mira.

Pagi setelah sarapan Mira dan Yohana kembali ke kamar hotel, Yohana membantu Neneknya untuk bersiap mengadakan pertemuan dengan rekan bisnis. Sebenarnya Yohana diajak oleh Mira tapi Yohana memilih tinggal di hotel. Mengingat suasana hotel begitu asri sehingga Yohana ingin berjalan-jalan berkeliling area hotel.

Siang ini area bermain itu tampak sepi, tidak ada anak-anak yang bermain. Yohana memelankan langkah ketika ia melihat dua sosok yang berdiri berhadapan. Yang seorang sedang berkacak pinggang dan seorang lagi sedang tertunduk. Dapat dilihat oleh mata Yohana bahwa keduanya memakai seragam yang sama, yang berkacak pinggang terlihat sedang marah. Yohana tetap menyaksikan serta mendengar umpatan yang keluar dari mulut orang yang berkacak pinggang dan sekarang sedang menunjuk-nunjuk pada temannya.

Brukk!

Mata Yohana melebar melihat tubuh itu terjungkal jatuh dan kembali orang itu mengumpat. Yohana benci, benci dengan perlakuan kasar seperti yang ia lihat saat ini.

"Hm!" Yohana berdehem, suara Yohana itu membuat dua orang itu segera mengalihkan pandangannya kearah Yohana. Dengan tajam Yohana menatap orang yang tadi mengumpat, Yohana melangkah mendekat pada mereka.

"Apakah kalian harus bertengkar disini?" nada suara Yohana tajam.

Keduanya masih menatap Yohana yang terus berjalan mendekat. Pegawai yang berkacak pinggang tadi menatap dengan gelisah. "Kalian mengganggu kenyamanan dan ketenangan tamu hotel."

"Ma..maaf Nona." Jawab pegawai itu dengan terbata, ia yakin Yohana melihat apa yang terjadi.

"Apakah kalian masih akan terus disini?" tanya Yohana tak lepas tatapan matanya dari pegawai yang ia pergoki. "Aku bisa menghubungi manager kalian." Kini Yohana mengangkat ponsel dan menekan layar-nya.

"Maaf Nona." Ucap pegawai itu segera ia beranjak dari tempatnya, tapi sebelumnya ia sempat menatap sengit temannya.

Yohana menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan, ia berbalik ke kanan dan menatap pegawai yang tadi terjungkal, ia masih di tempatnya menatap Yohana dengan pandangan yang...sulit diartikan.

"Apa kamu juga akan disitu terus?" pertanyaan Yohana membuat pegawai itu terkesiap, segera ia bangkit dari duduknya ditanah karena tadi didorong cukup keras oleh teman kerjanya.

"Terima kasih Nona." Ucap pegawai itu sambil menunduk hormat.

Yohana membawa pegawai itu untuk duduk diayunan, keduanya berhadapan, duduk disudut yang berbeda. Pegawai itu sempat menolak tapi Yohana bersikeras karena ingin mengajak berbicara sebentar dan tidak akan memakan waktu lama.

"Kenapa tadi tidak melawan?" tanya Yohana sambil menyentuh, dengan jari telunjuk, siku tangan pegawai itu yang luka karena terjungkal.

Pegawai itu tersenyum canggung, kemudian menerima uluran tangan Yohana yang memberinya plaster, benda itu ada di saku celana Yohana, suatu kebetulan. "Terima kasih Nona."

Yohana menghela nafas "Kalau ada teman kamu yang berbuat salah seperti itu, kamu langsung saja adukan dia ke kepala bagian." Ucap Yohana dengan kesal membuat pegawai itu meringis karena kaget. "Jangan mau diperlakukan begitu. Kamu punya atasan yang bisa melindungi kamu." Lanjut Yohana, membuat pegawai itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya, menatap Yohana dengan pandangan aneh. Yohana mengatur nafasnya setelah berbicara, ia masih kesal.

"Maaf...saya baru satu bulan bekerja disini Nona." Pegawai itu mengkonfirmasi.

Yohana mendelik "Bukan berarti dia bisa berbuat begitu dengan pegawai baru. Kamu beri tahu saja kepada kepala bagian kalian." Suara Yohana menggeram.

Pegawai itu mengulum senyum maklum kearah Yohana. "Saya hanya berusaha mengingatkannya, saya tidak mau dianggap suka mengadu, Nona."

Yohana melirik pegawai itu setelah mendengar penjelasannya. "Dan kamu mau diperlakukan begitu?"

Mata pegawai itu mengerjap, kemudian dia menggeleng. "Saya yakin pasti suatu saat atasan kami akan mengetahui kelakuannya. Tapi saya tidak mau mereka tahu karena saya yang mengadu."

Yohana menghela nafas "Ya sudah. Asal kamu tahan dengan perlakuan teman sekerja kamu." Ucap Yohana pasrah, walaupun ia tidak terima atas perlakuan tadi. Padahal bukan dia yang diperlakukan tidak adil.

Dengan hati-hati pegawai itu turun dari ayunan "Terima kasih Nona." Ucap pegawai itu setelah berdiri dihadapan Yohana yang masih duduk di ayunan.

Yohana tersenyum, hingga menampilkan eye smile dihadapan pegawai tersebut, membuat pegawai itu terpaku. Yohana ikut turun dari ayunan. "Baiklah. Tapi kalau teman kamu keterlaluan, kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?" pegawai itu menggangguk. "Ya sudah. Aku mau balik ke kamar saja. Selamat bekerja kembali." Yohana melangkah meninggalkan pegawai yang masih berdiri di tempat sambil menatap kepergiannya.

"Maaf Nona." Suara pegawai itu menghentikan langkah Yohana, Yohana memutar tubuhnya. "Saya boleh tahu nama Nona?"

Alis Yohana menyatu "Maaf. Saya lancang. Maafkan saya Nona." Pegawai itu tersenyum kikuk, merasa tidak sopan. "Per..."

"Yohana." Jawab Yohana sembari tersenyum "Yohana. Namaku Yohana."

&

&

&

"Apa kamu tidak apa-apa Yohana, kalau Nenek tinggal lagi?" tanya Mira merasa bersalah karena di hari kedua ia harus meninggalkan cucu menantunya di hotel.

Yohana menggeleng, tersenyum lebar, Yohana kemudian memeluk Mira dari samping. Keduanya tengah duduk diatas ranjang. "Nenek berangkat saja, tidak apa-apa."

"Tapi kemarin kamu seharian di hotel." Ucap Mira penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa Nek...kalau pun aku ikut Nenek. Aku juga tidak tahu mau ngapain." Jawab Yohana yang masih memeluk Mira.

"Aku takut kamu bosan Yoh..."

"Disini Yohana bisa jalan-jalan Nek, jadi Yohana tidak akan bosan. Tenang saja." Ucap Yohana menyakinkan.

Kembali seperti kemarin, Mira meninggalkan cucu menantunya di hotel. Yohana masih berada di kamar hotel setelah mengantarkan Mira untuk segera berangkat menemui rekan bisnisnya. Yohana meraih ponsel-nya kemudian menghubungi paman dan bibinya yang tinggal di kampung. Setelah berbincang dengan paman dan bibinya melalui sambungan telepon selama satu jam. Kini Yohana memutuskan untuk berjalan-jalan lagi. Kemarin niatnya untuk jalan-jalan menguap karena melihat peristiwa yang membuat Yohana jengkel dan kesal, kemudian memutuskan untuk kembali ke kamar hotel.

Yohana melangkah keluar dari kamarnya, Yohana membawa sebuah buku di tangan kirinya. Langkah ringannya mengantar Yohana ke tepi kolam renang, Yohana menaiki undakan, ia menuju pada kursi warna coklat yang berbentuk bulat seperti telur. Yohana masuk ke dalamnya, kursinya nyaman alas duduknya empuk, ada bantal dan di depannya ada meja ukuran kecil. Kini Yohana menekuri buku yang ia bawa, membaca dengan santai.

Menjelang makan siang, tidak terasa Yohana larut dalam buku yang ia baca. Yohana beranjak dari duduknya, setelah memberi batasan pada halaman yang ia baca dan menutup buku. Yohana kini melangkah ke restoran hotel, perutnya sudah berdendang. Siang ini restoran hotel ramai dengan para tamu, kebanyakan dari mereka sedang berlibur bersama keluarga atau sedang melakukan perjalanan bisnis. Yohana memutuskan untuk duduk di area luar dan bisa memandang pohon-pohon hijau dari tempatnya. Makanan yang Yohana pesan sudah datang dan ia mulai menikmati makan siangnya dengan pemandangan hijau terbentang.

Sudah makan siang Yohana kembali bersemangat, sekarang terlintas dibenaknya untuk kembali ke tempat kemarin. Area bermain. Saat sampai disana ada beberapa anak yang asyik bermain. Siang memang panas, tapi karena hotel tempat mereka menginap ada di daerah pegunungan hawa sejuk tetap bisa menyamarkan teriknya matahari.

Bruk!

Langkah Yohana terhenti melihat salah seorang anak kecil terjerembab jatuh, cepat-cepat Yohana membantu anak kecil itu berdiri, ia sudah terlihat akan menangis.

"Nah...kan, sudah dibilang jangan lari cepat-cepat." Suara berat dari seseorang membuat anak itu menahan tangis dan berlari segera memeluk kaki orang itu. Yohana tersenyum dan berbalik mengikuti langkah anak laki-laki itu. "Terima kasih Kakak..." ucap orang itu ditujukan pada Yohana sambil mengelus puncak kepala anak laki-laki yang masih setia memeluk kakinya.

Yohana bertatap muka dengan orang yang kakinya masih dipeluk anak kecil itu, mata Yohana melebar, sedangkan orang yang kini bertatapan dengan Yohana menyipitkan penglihatannya.

"Kakek?!" Yohana bangkit, ia terkejut tapi senyumnya merekah.

Bersambung.

(6 Maret 2018)

# 862 – Romance

& & & & & & & & & & & & & & &

5 Maret 2018, ternyata adik ku ulang tahun. Haduh...mbak macam apa aku ini sampai lupa. Weleh2...(geleng kepala). Ora bener iki aku...

Selamat ulang tahun ya adik ku, Mbak Yaya...selalu takut akan Tuhan. Wish you all the best... Gbu

Buat teman2, maaf part nya segini aja ya...lanjut besok lagi. Terima kasih. Hehehe

Sehat selalu ^_^

Continue Reading

You'll Also Like

462K 1.8K 16
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
2.1M 32K 47
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
7.1M 348K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
341K 26.6K 36
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...