ROSY

By labiangla

24.7K 4.3K 1.3K

Agni Samandriel - mostly known as Sammy - decided to join Leo's band to heal his brokenheart, to forget the g... More

0,1 - you've had it enough
0,2 - his support system
0,3 - the ultimate reason why
0,4 - that son
1,0 - all over the places
2,0 - wedding song list
3,0 - iris pelangi
4,0 - XO/OX
5,0 - hit the fourth degree
5,1 - do you want some churros?
5,2 - oh what a date
5,3 - spark without flame
6,0 - her final exam
6,1 - hey aisya
6,2 - yellow mellow
6,3 - a walking atm
7,0 - a dream, a mission
7,1 - missed calls
7,2 - discussion after rehearsal
7,3 - on the way back home
8,0 - madgirl in action
8,1 - fire to fire
8,2 - quit that tone
8,3 - thanks, maddie
9,0 - work work work
9,1 - promised date
9,2 - what did i just see
9,3 - assistance
9,4 - river flows in you
9,5 - chicken feet
10,0 - back in time
10,1 - lyrics slash diary
10,2 - hello from the other side
10,3 - running into him
10,4 - tick talk
11,0 - your own heart beat
11,1 - on wheels with you
½ mood boards
11,2 - take me with you
11,3 - she's in the rain
12,0 - a table for two
☆ giveaway time ☆
☜ YAY ☞
13,0 - i dont know you
13,1 - reminiscing the past

3,1 - still, that iris pelangi girl

528 105 19
By labiangla



SAMMY membiarkan kaleng birnya menggelinding di lantai, lalu menabrak kaleng-kaleng lain yang berserakan dalam segala posisi beserta cairan sisa dari kaleng yang tercecer. Belum lagi, puntung rokok yang jumlahnya jelas melebihi dua puluh, abunya pun ada di mana-mana. Ruang tengah apartemen terlihat berantakan, bau, dan menyedihkan. Laki-laki itu tampak tak peduli.

Sammy melayangkan pandangan. Di salah satu rak di mana ia menyimpan dua sound system berukuran mini, ada sekitar empat botol anggur. Kalau dia benar-benar ingin membiarkan alkohol menguasai supaya kesadarannya hilang dan rasa pedih yang menyiksanya saat ini menguap, harusnya Sammy habiskan saja anggur-anggur yang punya kadar alkohol lebih tinggi dari pada kaleng-kaleng bir murahan. Tapi seluruh botol anggur itu bukan miliknya.

"Titip ya. Kalau aku taruh di rumah, nanti aku kena omel Papa." Iris menata botol-botol anggurnya di rak Sammy tanpa menunggu persetujuan. Sammy mengerutkan kening dan menatap botol-botol itu.

Sammy tertawa tanpa suara. Bukan hanya anggur yang tertinggal. Kalau Sammy diijinkan bicara, mungkin laki-laki itu akan memaparkan semua hal yang ditinggalkan Iris di apartemennya. Di setiap sudut apartemen ini, Sammy masih bisa merasakan aroma gadis itu. Di tengah senyapnya malam, Sammy sering mendengar samar suara derap kaki khas gadis itu, langkah yang diseret malas. Di lemari Sammy, ada beberapa potong pakaian gadis itu. Sweter, celana pendek, kaus kaki, kaus oblong yang ukurannya sangat besar; dulu pernah dijadikan lelucon oleh gadis itu, ia menyuruh Sammy ikut masuk dalam kaus yang sama karena menurutnya, akan muat kendati ukurannya terlampau besar, kemudian bersama-sama berjalan menyamping dari kamar ke ruang tengah seperti kepiting lalu berakhir dengan Sammy tidak bisa menahan tawa, dan mereka terguling di lantai.

"Kamu sih, ketawa terus!" omel Iris ketika Sammy terguling di sampingnya.

"Geli tau, hidung kamu nyentuh leherku berkali-kali," Sammy berkilah, tak mau disalahkan. Iris ikut cekikan. Ia berguling ke kiri, lalu menelusupkan kepalanya masuk ke dalam kaus sehingga hanya kepala Sammy yang mencuat keluar. "Hei, hei, kamu ngap - "

Sammy berhenti protes.

Iris menyandarkan kepalanya di dada Sammy, lalu mendekap laki-laki itu dari samping erat-erat, selayaknya anak umur empat tahun yang memeluk boneka beruangnya supaya tidak diambil oleh orang lain. "I love you, goofy balls. A lot."

Masih dengan tawa tanpa suara, perlahan mata Sammy terasa perih. Mungkin kemasukan debu, sehingga ada air yang menggenang di pelupuknya. Sammy mengucek matanya, sebelum air mata itu menetes. Ia bangkit dari posisinya, lalu menyapukan pandanganan ke seluruh ruang tengah.

Ponselnya berkedip.

Leo: Sorry, I crossed the line.
Sammy: Nah, you said nothing wrong.
Leo: Bukan gue yang pacaran sama Iris, jadi gue nggak tahu sejarah macam apa yang kalian punya,
Leo: Harusnya gue nggak ngehakimi lo kayak tadi,
Leo: Dan I should have known, that we all grieve differently.
Sammy: Gue juga minta maaf karena gue nggak terbuka sama lo soal dia.
Leo: Nggak papa, itu kan hak lo, Sam.
Sammy: Soalnya Iris benci kalau orang pada tahu dia anaknya anggota legislatif.
Sammy: She hates the attention, she hates all the unwritten rules given to her just because of her Dad.
Sammy: She was a rebel but that was what made her so beautiful.
Leo: Sam, lo masih setengah mati cinta sama dia.
Sammy: I know, right.



* * *

Kalau diingat-ingat lagi, kali pertama Sammy bertemu dengan Iris adalah saat upacara kelulusan sekolah. Gadis itu kabur ke gudang belakang dan merokok. Waktu itu, Sammy baru saja kembali dari toilet dan tidak sengaja melihat Iris. Sebenarnya bukan tanpa alasan Iris kabur. Sekolahnya meminta ayahnya untuk memberikan pidato, sebagai wali murid juga sebagai anggota lembaga tinggi negara. Iris tidak suka atensi yang orang-orang berikan padanya karena status ayahnya tersebut. Ia merasa terkungkung dalam persepsi masyarakat, tentang opini dan pemikiran yang terbentuk karena jabatan ayahnya.

Mau tidak mau, suka tidak suka, Iris harus belajar menyenangkan banyak orang supaya ia tidak menodai wajah ayahnya. Rokok di sela jemari Iris mungkin satu dari sebegitu banyak caranya memprotes, caranya melepaskan diri dari aturan-aturan tidak tertulis yang dibuat orang-orang tanpa persetujuannya.

"Itu enak?" tanya Sammy.

Iris ingin tertawa mendengar pertanyaan tanpa bobot tersebut. Tapi Iris menahan diri. Mungkin laki-laki itu hanya cari bahan untuk mengobrol. Raut wajah Sammy datar, tidak ada sorot penghakiman. Mungkin Sammy benar-benar hanya ingin tahu.

Iris menggeleng.

"Terus kenapa lo ngerokok?"

Iris takjub. Semua laki-laki yang ia kenal, rata-rata merokok. Mungkin juga konsumsi ganja, ia tidak tahu. Tapi Sammy justru bertanya seperti anak SD baru tahu soal rokok. Mata Sammy membulat. Iris jadi ingin menggodanya.

Sammy mungkin tidak tahu. Tapi hari di mana Sammy dan Iris pertama kali berkenalan, adalah di hari yang sama Iris menyesali dua hal. Satu, kenapa ia baru kenal Sammy di hari terakhir mereka di sekolah? Mungkin masa-masanya di sekolah akan lebih menyenangkan kalau ia kenal Sammy lebih awal. Dua, kenapa dia harus bertemu dengan pemuda seperti Sammy dengan cara seperti itu? Bolos upacara kelulusan. Parahnya, merokok.

Sewaktu ayahnya, Ir. Irawandana, bertanya Iris akan melanjutkan kuliah, Iris tidak langsung menjawab. Toh, ayahnya itu sudah membeberkan rencana beliau untuk Iris tanpa diskusi terlebih dahulu. Tidak ada gunanya menyuarakan pendapat tentang kampus yang ingin ia masuki, atau jurusan yang menarik minatnya. Iris sudah terbiasa dengan sikap ayahnya yang dominan. Di bawah atap rumahnya, Iris tak ada bedanya dengan hewan piaraan yang harus patuh.

Siapa yang sangka kalau ternyata, ada kabar baik di tengah-tengah hidupnya yang serba tertata dan membuatnya kehabisan napas. Saat Iris iseng membaca nama-nama mahasiswa baru karena ia sedang bosan setengah mati, duduk di lobi hotel menunggu ayahnya yang sedang bertemu dengan orang penting entah siapa, Iris menangkap nama yang tak asing baginya.

Agni Samandriel.

Bohong kalau Iris tidak merasa senang. Dusta kalau Iris tidak ingin cepat-cepat masuk kuliah supaya ia bisa segera bertemu Sammy.

Hari pertama kuliah dihabiskan Iris untuk mencari fakultas Sammy. Nihil, tanpa hasil. Hari kedua dihabiskan Iris untuk duduk di pos satpam fakultas Sammy, menunggu laki-laki itu datang atau pulang kuliah. Tidak ada. Hari ketiga, hari keempat, hari kelima, dan hari keenam berakhir dengan rasa kecewa Iris. Harapannya bagaikan balon yang meletus begitu saja. Lenyap.

Namun ternyata, Tuhan punya rencana lain.

Iris mendorong troli belanjaannya. Supermarket ini adalah yang paling dekat dengan kampus. Meskipun sudah memohon, Iris tidak juga dapat ijin untuk menyewa apartemen atau pun tinggal di kos-kosan. Rencana agar bisa keluar dari rumah gagal total. Iris meluangkan waktu sebentar untuk belanja. Tadi pagi, ibunya sempat kirim SMS berisi daftar perlengkapan dapur dan toilet yang harus dibeli.

"Iris?"

Gadis itu menoleh. Matanya terbelalak melihat sosok yang ia kenal. Sosok yang selama seminggu penuh ia cari.

"Iris, kan? Iris yang itu?" Sammy menggerakkan tangannya membuat gestur merokok.

Iris tersenyum lebar. Ada rasa yang membuncah di dalam dadanya. Ini adalah pertama kalinya ada orang lain yang mengingatnya sebagai gadis yang merokok. Bukan anak tunggal Ir. Irawandana, anggota legislatif. Rasanya, Iris sebahagia itu sampai ingin menangis.

"Belanja?" tanya Sammy.

Iris benar-benar senang. Bulan berlalu semenjak hari mereka berkenalan, tapi Sammy masih menanyakan hal bodoh yang sudah jelas. Iris memandang sekeliling. "Memangnya lo ke sini buat operasi usus buntu?"

"Belanja, sih," Sammy garuk-garuk kepala.

Iris tersenyum. Sammy langsung menunjuk wajah Iris. "Senyum gusi! Senyum gusi!"

Iris geleng-geleng sambil mendorong trolinya. Sammy menyusul gadis itu, "Lo masih ngerokok? Nggak, kan? Udah nggak, kan?"

Iris menimpali, "Gue sekampus sama lo."

"Oh, ya? Gue seminggu sakit, jadi belum ke kampus sama sekali, hehehe," laki-laki itu nyengir kuda. Iris manggut-manggut, terjawab sudah mengapa ia tidak bertemu dengan Sammy selama seminggu ia mencari. "Sekarang udah sembuh?"

"Udah."

"Lo kos di mana?" tanya Iris. Sammy mengarahkan tangannya ke timur. "Gue sewa apartemen. Di sana. Sebelahnya Pizza Hut, biar kalau lagi bokek bisa jalan kaki terus mangkal jadi tukang parkirnya Pizza Hut, hehe."

Iris tertawa kecil. Lelucon Sammy garing dan sama sekali tidak lucu, tentu Iris bukan tertawa untuk itu. "Sam?"

"Apa?"

"Gue boleh main ke apartemen lo nggak? Kapan-kapan.." tanya Iris tanpa ragu. Sammy mengiakan cepat. "Boleh! Tapi..."

"Tapi?"

Sammy nyengir. "Gue nggak punya asbak, jadi lo nggak bisa ngerokok di apartemen gue." Selorohan itu membuat Iris tersenyum lebar, dan menyanggupi.

Sammy tidak tahu. Mungkin. Bahwasanya lengan yang dibentangkannya lebar-lebar untuk menerima keberadaan Iris merupakan jalan yang menghampar luas bagi gadis itu. Iris tahu dia bukan perempuan baik-baik. Bukan sekali dua kali dia kabur dari rumah, menginap di hotel kelas melati setelah clubbing semalam suntuk. Badannya bau alkohol, muntah-muntah di tepi jalanan gang yang sepi, rokok yang asapnya menguar memberikan aroma tidak menyenangkan di rambutnya. Gadis itu tidak pernah punya teman. By teman, it means a real friend. Manusia yang bisa diajak bicara dan berbagi banyak hal, bukan hanya melirik ke arah dompet Iris.

Sammy adalah orang pertama.

Bersama Sammy, dia tidak takut menjadi dirinya sendiri. Tak ada lagi sorot mata penuh selidik, penghakiman, atau ekspektasi untuknya. Iris hanyalah Iris. Gadis yang suka camilan keju balok, gadis yang memukul laba-laba dengan sapu sementara Sammy berteriak-teriak menyoraki, gadis yang minum kola langsung dari botolnya, gadis yang sesederhana itu berseliweran di kehidupannya. Bukan Iris Pelangi, anak Ir. Irawandana. Bukan.

* * *

Sammy membuka kulkas. Pukul 3 dini hari dan kepalanya nyeri sekali. Seolah-olah ada lima palu yang menghantam batoknya. Ia separuh mabuk, langkahnya oleng. Ia mengambil satu botol air mineral dan meneguknya.

Ironis.

Dulu, Irislah yang berjalan terseok-seok karena kesadarannya hilang dan Sammy kelabakan mencari cara agar gadis itu bisa segera pulih dari mabuknya. Ia yang mengomel sepanjang makan siang ketika mereka sepakat untuk bertemu di kantin fakultas Sammy, memberitahu ini itu soal buruknya alkohol dan meminta Iris untuk mengurangi sedikit demi sedikit. Itu sebelum mereka resmi menjadi pasangan dan Iris sepenuhnya berhenti merokok dan tak lagi minum demi Sammy.

Sekarang..

Kenapa malah Sammy yang menyalahi ucapannya sendiri?

- - -



Continue Reading

You'll Also Like

61.9K 10.9K 45
Ketika hidup seorang SHANILA ADIRA yang hancur semenjak Ibu dan Adik tersayang nya harus meninggalkan nya karena kecelakaan mobil beruntun, Tiba-tiba...
Threesome By abcdfg

General Fiction

95.5K 299 7
🔞 hanya untuk 18+ untuk adek adek di larangan baca kecuali tanggung sendiri akibatnya !!! Lapak penambah dosa ⚠️⚠️ 80% isinya ngentot!!!
16.1M 776K 68
Bagaimana jika gadis bar-bar yang tak tau aturan dinikahkan diam-diam oleh keluarganya? ... Cerita ini berlatar belakang tentang persahabatan dan per...
1.1M 3.5K 15
Ingin cerita lebih lengkapnya lagi, Silahkan klik Link di profil saya... 🙏🙏😊