{TL 1} Reyhanah

De hanahgc

3.4K 158 14

Persetan sama sakit hati, kalo hati gue maunya sama lo gue bisa apa? This is my story Happy reading~ Mais

Prolog
01. Friendzone
03. Berantem
04.Ngajak Baikan
05. Telat
06. Ketercyduk-kan yang haqiqi
07. Rencananya nonton
08. Bahagia bareng "Teman"
09. Reyhan sakit, Hanah galau
10. Antara Reyhan dan Fisika
11. Anak Baru

02. Feeling

308 14 1
De hanahgc

Just friend? It's ok.
That's enough for me
now

-ooo-

Calvin caffe.

Kata di atas adalah tempat dimana Hanah dan Reyhan sedang berada sekarang. Keduanya memutuskan untuk mampir ke kafe milik ayah Hanah tersebut.

"Eh.., nak Reyhan." Sapa seorang pemuda lanjut usia yang Reyhan hafal betul siapa beliau.

"Hai om." Sapa Reyhan balik sambil menyalami ayah dari sahabatnya itu. Keduanya memang sudah sangat dekat, karena ayah Hanah adalah  teman dekat ayahnya Reyhan. Jadi, wajar saja bila Hanah dan Reyhan juga dekat.

Eh apasih?

"Hanah, kenapa gak pulang dulu?"  Pertanyaan itu kini dilontarkan untuk gadis yang tengah duduk di samping Reyhan sambil mengunyah permen karet itu.

Hanah tersenyum lebar, "gak papa yah, lagi pengen kesini aja. Lagian Reyhan tuh yang ngajak." Jawab Hanah masih dengan mengunyah permen karetnya.

Fabian---ayah Hanah, seketika melotot kepada putrinya. "Udah ayah bilangin jangan suka makan permen karet, gak bagus Hanah."

Hanah nyengir kuda, lalu dengan secepat mungkin langsung membuang permen karetnya itu ke tempat sampah.

"Tau tuh om, padahal udah Reyhan bilangin kalo permen karet itu tuh gak bagus, masih aja dimakan." Kompor Reyhan dengan wajah sok bijak, membuat Hanah jijik sendiri.

"Eh, anjir lo yang nagsih padahal." Sungut Hanah tak terima. Padahal kenyataannya Reyhan sendiri yang memberikan permen karet sisa kembalian bensin tadi kepada Hanah.

"Hanah ngomongnya!"

Di sampingnya, Reyhan malah tertawa malihat Hanah yang hampir dijewer karena keceplosan berkata kasar di hadapan sang ayah. Dasar sahabat lucknut.

"Lain kali jangan diulangi lagi."

Hanah mengangguk lemas. "Iya yah."

Setelah puas menceramahi putrinya, Fabian meninggalkan dua remaja yang tengah adu mulut itu.

Hanah mencubit pinggang Reyhan yang masih tak henti-hentinya tertawa. "Diem gak lo?"

Reyhan berusaha menepis tangan Hanah yang kini mencubit pinggangnya, namun tak kuasa karena perempuan itu ternyata cukup kuat.

"Aduh..aduh.. Iya deh ampun. Gila han, sakit woy." Rintihan Reyhan tidak di gubris sama sekali oleh Hanah, malahan gadis itu makin kencang mencubit pinggang Reyhan.

"Aduh han, plisss ok ok gue minta maap."

"Gak."

"Gue beliin es krim deh."

"Gak."

"Gue kerjain pr lo deh."

"Gak butuh."

"Ok, jadi pacar gue mau?"

Deg.

Dengan refleks Hanah langsung melepaskan cubitannya. Tidak dapat ia hindari, kini rona merah menjalari pipinya dan tentu saja hal itu membuat Reyhan kembali menertawalannya.

"Cie...baper, hahaha...gue becanda kok." Ucap Reyhan masih dengan tawa renyahnya.

Dan sekarang Hanah tahu, bahwa makhluk seperti Reyhan mestinya ditenggelamkan saja.
Mana bisa ia berkata demikian pada Hanah? Kalo Hanah baper beneran gimana coba? Eh, emang Hanah udah baper beneran sih.

"Ngeselin lo." Sungut Hanah.

"Aduuhh udah sih ngambek mulu lo kaya lagi pms."

"Emang gue lagi pms!"

"Oohh, mau gue beliin pembalut di toko sebelah?"

"Reyhan!"

Dan untuk kedua kalinya Hanah melakukan kejahatan lagi pada cowok bernama lengkap Reyhan Danish Abidzar itu. Kali ini tak tanggung-tanggung gadis itu mulai menjambaki rambut Reyhan yang cukup gondrong itu.

"Iya iya ampun bos. Lepasin."

Hanah melepas jambakannya. "Makanya jadi orang tuh jangan ngeselin."

Reyhan mengusap-usap rembutnya yang berantakan akibat ulah gadis disampingnya itu, Reyhan baru tahu kalau cewek sedang pms itu ternyata bisa semenyeramkan ini. Sebelas duabelas sama Valak.

"Iya iya maap, lo nyeremin sih kalo lagi pms." Ucap Reyhan masih dengan mengelus-elus kepalanya.

"Bodo." sungut Hanah.

"Untung gue sayang."

Hanah diam.

"Sayang sama om Fabian maksudnya." Lanjut Reyhan.

"Gue ambil golok ya rey?"

Reyhan spontan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya takut-takut sahabatnya itu beneran akan membunuh Reyhan.

"Nak reyhan bunda kamu vc om nih, nanyain kenapa kamu belum pulang." Fabian kembali dengan membawa ponselnya yang kemudian diberikan kepada sahabat putrinya itu.

Ampun bunda. Kenapa harus vc segala sih? Batin Reyhan.

"Iya bun, kenapa?" Tanya Reyhan kepada layar yang kini menampilkan wanita paruh baya berbadan dua sedang duduk manis tetapi raut wajahnya menunjukkan bahwa ia sedang kesal.

"Kenapa kenapa! Kamu kenapa telpon bunda gak diangkat, chat dan dm bunda juga gak di bales."

Segera mungkin Reyhan langsung mengecek ponselnya, dan benar saja ada 4 panggilan tak terjawab dan beberapa chat serta dm yang semuanya dari bunda. Gini nih, resiko kalau punya bunda terlewat gaul.

"Maaf bun, hp Reyhan di silent."

"Siapa suruh di silent?"

"Kan kalo lagi belajar gak boleh nyalain hp bunda."

"Itu kan kalo lagi belajar, sekarang kan udah pulang. Gak ada alesan buat kamu."

Ampun. Reyhan paling kesel kalau bundanya sudah marah-marah seperti ini. Padahal Reyhan cuma mampir ke kafe nya om Fabian, bukan mampir ke diskotik terus dugem-dugeman.

"Iya bun maaf."

"Yaudah sekarang pulang, kamu gak lupa kan kalo nanti malem ada acara di rumah?"

Alamat. Reyhan hampir saja lupa tentang acara yang katanya syukuran itu. "Iya bun."

"Ok, bunda tunggu. Awas jangan mampir kemana-mana lagi."

"Iya."

"Yaudah, balikin gih hp nya ke om fabian, bunda mau ngobrol sama dia."

"Bunda ya main-main dibelakang papah."

"Sembarangan kamu. Bunda cuma mau ngobrol doang keles."

Reyhan terkekeh melihat ekspresi bundanya diseberang sana. "Iya, Reyhan janji gak bakal bilang ke papah kok bun, asal uang jajan Reyhan ditambahin."

"Reyhan!"

Tidak ingin mendapat amukan yang lebih besar lagi dari bundanya, Reyhan langsung memberikan ponsel milik om Fabian itu kepada pemiliknya.

Dan setelahnya Reyhan memutuskan untuk pamit pulang.

"Gue balik ya han, nyonya besar udah marah-marah." Pamit Reyhan.

Hanah sedari tadi menahan tawanya saat melihat sahabatnya itu dimarahi oleh ibunya, dan sekarang tawanya pun berderai.

"Hahaha.. Iye, hati-hati ya rey, semoga aja nyonya gak mecat lo jadi anak."

"Amin. Oh ya, jangan lupa malem dateng ke rumah gue."

Hanah mengangguk, ia masih ingat akan janjinya itu.

Dan setelah itu Reyhan pulang ke rumahnya.

Hanah tidak dapat berhenti tersenyum memikirkan tingkah Reyhan tadi.

Memang benar apa kata orang, kalau kita sudah nyaman dengan seseorang, susah mencari penggantinya.

Dan Hanah sama sekali tidak berniat mengganti nama Reyhan di hatinya saat ini. Tidak peduli status sahabat yang hanya ia miliki dengan cowok itu.

Karena Hanah tahu satu hal, berada di samping Reyhan sudah lebih dari cukup untuknya.

-ooo-

Voment pliss.

Salam.

Hanahgc_ (calon ibu dari anak-anaknya manorious)

#plak















Continue lendo

Você também vai gostar

MARSELANA De kiaa

Ficção Adolescente

1.9M 88.6K 39
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
1.8M 130K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
MUARA KIBLAT De Awaliarrahman

Ficção Adolescente

563K 61.8K 24
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santriwatinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah...
1.1M 45.6K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...