The Bodyguard

بواسطة nonabulanseptember

12.8K 1K 176

[15+] Sebagai seorang putri dari Presiden, Kendall Jenner membutuhkan pengawalan ekstra di setiap kesempatann... المزيد

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5

Chapter 6

56 4 2
بواسطة nonabulanseptember

"Apa sih yang kau lakukan?!" kulempar tas hitam bermerek Chanel yang barusan kukenakan, melemparnya ke sembarang arah.

Sungguh aku kesal. Karena apa? Saat tadi Harry berbincang dengan Tia, mereka bahkan mengacuhkanku, bagaimana aku tidak kesal? Itu sungguh keterlaluan. Berani-beraninya Harry mengacuhkan majikannya sendiri, memangnya level dia sudah berada diatasku sehingga bersikap seperti itu.

Dan apa yang dilakukannya sekarang hanyalah diam dan tidak berbicara apapun, seperti orang tolol.

"Hanya diam kau?"

Ia mengerutkan kening, "Memangnya apa yang telah kulakukan?"

Astaga, demi wajah tampannya Barry Allen, aku lelah. "Jangan bersikap apatis terhadapku, Harry!"

Aku menghempaskan bokong ke sofa berwarna maroon ini, mengibaskan rambut brunette ku. Si Harry sialan itu masih diam dan berdiri tegak, dengan wajah yang seolah-olah berkata 'hah? apa?', entah dia memang tidak sadar dengan sikap apatisnya atau dia pura-pura bodoh.

"Apatis? Maksudmu apa? Aku tidak mengerti. Lagipula, kapan tepatnya aku bersikap seperti itu kepadamu?"

"Saat kau berbincang bersama Tia di acara amal tadi, aku diacuhkan."

Ia tertawa hingga membuatku terheran-heran dengannya. Memangnya aku terlihat lucu seperti badut sirkus, begitu? Kalau iya, akan kutendang dia hingga ke laut Antartika. Boleh saja sih dia berpikir kalau aku itu lucu, hanya saja tidak untuk disamakan dengan lucunya badut sirkus. Pikiranku ini kenapa sih, lagipula tidak mungkin Harry menganggapku lucu walau ia tertawa.

"Kenapa tertawa?" tanyaku datar. Menatapnya lurus-lurus sampai ia berhenti tertawa menyebalkan seperti itu.

Ia menggeleng, "Tidak, Nona Ken. Mengacuhkanmu bukan inginku, sama sekali tidak ada niatan untuk berbuat begitu padamu. Jadi, kalau kau merasa seperti itu aku minta maaf." sedetik kemudian ia menyunggingkan sebuah senyuman, yang semanis gulali besar berwarna pink yang suka kubeli di festival sewaktu aku masih kanak-kanak.

Enough, Ken! Senyuman semanis itu juga dipunyai Sean, kekasihku sendiri. Tidak usahlah aku mengindah-indahkan senyum milik Harry.

"Baiklah, Kendall. Aku permisi untuk keluar dari kamarmu, dan lekas membantu pengawal lain." ujarnya. Harry berbalik, hendak melangkahkan kaki untuk pergi dari kamarku. Namun, sebelum itu terjadi aku berhasil menahannya. Bukan ini mauku, tapi barang sebentar saja izinkan ia untuk tetap disini, menemaniku.

Harry POV

Aku menoleh ketika mendapati gadis itu mencengkeram tanganku kuat, seperti tak inginkan aku pergi. Dan kudapati pula gadis itu menatapku, menatap intens kedua mataku secara bergantian. Aku heran dibuatnya, ingin aku bertanya namun lidahku kelu dan tenggorokanku seakan tercekat. Tatapan itu membiusku, tatapan yang menunjukkan rasa kesepian didalam sana. Damn it! Apa sih yang sekarang ia lakukan?

"Kau tidak boleh pergi, kau harus menemaniku disini." ia berkata manja. Seperti anak kecil yang minta dibelikan permen lolipop.

Oh, Jesus Christ. Aku menghela napas pendek, "Baiklah, karna aku pengawal pribadimu, maka aku tidak akan menolak."

Kendall menyunggingkan senyum bahagia yang membuat giginya sedikit terlihat, seperti kebahagiaan murni. Aku belum pernah melihatnya begitu, maksudku ya aku pernah hanya saja tidak sebahagia ini, dan tatapannya yang menatap kedua bola mataku, aku tidak pernah bertatapan seperti ini dengannya. Astaga, apa sih yang kau deskripsikan, brengsek? Ingat, aku pengawal, dia atasan, beda kasta.

"Thankyou, Harry." Ia menarikku duduk di kasurnya yang empuk dibalut seprai warna navy. "Aku ingin kau bercerita lagi, atau kita bertukar cerita."

Aku membelalak, bingung.

Ia menaruh kepalanya di atas pahaku, berbaring. "Setelah kupikir rasanya tidak baik juga kalau aku terus-terusan galak padamu, kita harus berteman, Harry. Karena tidak mungkin aku seumur hidup bersikap seperti itu, so, we're friends?"

Reaksi Kendall membuatku kaget, ia menampakkan senyum selebar-lebarnya. Tak henti-hentinya bibir itu membentuk bulan sabit. "Kau tidak galak, hanya menyebalkan. Dan bukankah sudah kubilang bahwa kau harus ingat, Ken, aku akan selalu ada kapanpun kau membutuhkanku. Kalau kau mau menganggapku teman, tidak masalah, selama kau bersedia."

"Ouch, romantis sekali, my bodyguard." Ia menempelkan tanganku di pipi kanannya. Dan kemudian jantungku berdegup kencang, fuck! Okay, aku merasa bersalah sebagai pengawal.

Aku melirik ponsel Kendall yang ia taruh di sebuah meja rias, setiap satu detik benda pipih itu menyala sepertinya banyak sekali yang menghubungi Kendall hanya saja ia telantarkan mereka semua. Apa salah satunya tertera nama Sean? Kalau iya, mengapa tak kunjung ia balas pesan dari lelaki keparat itu. "Ponselmu menyala dari tadi, banyak yang mengirimu pesan masuk. Kalau aku tidak salah lihat." terlontar begitu saja dari mulutku, padahal aku tidak ada rencana untuk mengucapkan kepada Kendall perihal banyaknya pesan masuk di ponsel miliknya.

Wajahnya menampakkan ekspresi tidak suka, tidak ada jawaban dari Kendall. Ia berdecak, lalu duduk di ranjang tempat ia tidur. "Aku tidak peduli kalaupun sejuta orang mengirimiku pesan, aku lelah ingin tidur. Maka dari itu aku ingin kau bercerita, karena aku selalu tertarik dengan cerita-ceritamu, siapa tahu aku bisa tidur dengan lelap." ujarnya sembari menutup mulutnya yang pura-pura menguap dengan jari-jari tangannya.

"Bagaimana kalau Sean yang mencoba menghubungimu? Tidak mau juga?" aku menaikkan sebelah alis sembari melirik Kendall dan memberi senyum miring.

Ia melirikku tajam, "Oh, iya, aku lupa. Yasudah besok lagi saja, kan aku bilang aku sudah ngantuk."

Kendall kemudian membaringkan tubuhnya di atas ranjang, kasihan dia lelah seharian karena acara amal itu. Aku menarik selimut untuk menutupi kaki hingga perutnya, aku hanya berniat membantunya saja, tidak lebih. "Baiklah, kau ingin aku bercerita tentang apa?" senyum tulus terukir begitu saja di bibirku.

"Dirimu."

"Well, aku bertemu dengan seorang anak Presiden yang lucu dan menyebalkan, lalu akhirnya ia melunak kepadaku—"

"Aku tidur."

Kendall berbalik memunggungiku, ia terlihat tidak senang mendengar ceritaku tentangnya. Aku berharap dia senang dengan cerita ini, it's a funny story, tapi dia... ah, sudahlah. "Have a nice dream, Ken." Aku tersenyum, entah sampai kapan aku akan berada di dekatnya sebagai pengawal, namun kurasa aku mulai menikmatinya.

***

KENDALL POV

Aku sedikit pusing karena baru bangun dari tidur. Kuangkat tanganku untuk mengusap kedua mataku. Cahaya matahari menembus masuk di sela-sela jendelaku tersadar bahwa ini sudah pagi.

"Oh, iya! Aku ingat sesuatu! Sean memberiku pesan kemarin malam dan aku belum membacanya." aku baru saja sadar kalau aku sudah seharian 24 jam menelantarkan Sean.

Buru-buru aku mengambil ponselku di atas meja rias, banyak sekali yang mengirimiku pesan dan semuanya dari sahabatku serta Sean. Aku tidak kaget, sudah biasa. Aku hanya terkejut saat membaca pesan dari Mia, ia mengirimiku foto kekasihku dengan seorang wanita yang aku kenal, Isabelle Hart. Di foto itu Sean dan Isabelle terlihat bahagia, tertawa sambil memegang es krim di festival siang hari. Aku sakit hati melihat foto yang Mia kirim padaku, bagaimana tidak? Kekasihku jalan bersama wanita lain, itu keterlaluan.

To: Mia Maksimov

Bedebah. Akan aku tampar mereka kalau ketemu.

Bagai ditusuk oleh seribu jarum hingga mendatangkan rasa sakit yang teramat sangat, begitulah kondisi hatiku sekarang ini setelah melihat apa yang membuatku merasa jijik. Memang lelaki bedebah, tersialan yang pernah kutemui.

"Ah, bajingan kau Sean!" air mataku perlahan turun membasahi pipiku.

Benar-benar sakit hati ini, aku lelah dan menyesal sekali telah mencintai Sean-Fucking-Hamilton. Pipi ini sudah sepenuhnya basah oleh air mata, hingga mataku memerah dan bengkak.

Sepertinya selama ini aku sudah ditipu olehnya tentang rasa cintanya padaku, seolah-olah dia sungguh mencintaiku tanpa memandang aku ini anak seorang Presiden atau bukan. Tapi, ternyata aku ini bodoh mengingat selama ini dia hanya memanfaatkanku. Dan... semua yang dikatakan Harry tentang Sean tidak ada yang salah, ia benar. Sepenuhnya.

Dengan satu gerakan cepat, aku mencari kontak Sean dan mulai meneleponnya. Hingga nada dering kelima, laki-laki itu masih belum mengangkat. Uh, persetan.

"Angkat teleponku, sialan!" geramku sembari meremas tisu yang berada di tanganku.

"Kendall, kemana saja kau? Oh, aku mengkhawatirkan dirimu, sayangku."

Ew, menjijikan. Berani-beraninya ia memanggilku 'sayang' setelah apa yang ia perbuat.

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu, berengsek!" kulempar bantal tidurku hingga ke lemari pakaian, saking kesalnya.

"Hei, ada apa? Apa yang salah?"

"Kita putus! Kau pikir aku tidak tahu tentang kekasih gelapmu? Your lovely Isabelle."

"Aku tidak—"

"Tidak usah menyangkal, semua orang pun tahu. Dan mulai sekarang menjauhlah dariku, bajingan!"

"Terserah kau, jalang! Aku tidak peduli."

Aku mematikan telepon secara sepihak, muak dengan apa yang dikatakannya. Persetanlah dengan Sean, aku butuh pengalih perhatian.

"Ken, apa yang kau lakukan? Kamarmu terlihat seperti kapal pecah."

Aku membelalakkan mata saat melihat siapa yang tiba-tiba membuka pintu kamarku tanpa izin dariku, yap Harry Styles.

"Bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu?"

Ia mengangguk kecil, "Aku minta maaf."

"Ya, ya. Sekarang kau harus siap-siap, pakai pakaian yang keren karena kita akan pergi."

"Maksudmu?"

"Pakai pakaianmu yang bukan pakaian pengawal, aku ingin satu hari bersamamu sebagai teman dan bukan sebagai pengawal. Karena ini hari minggu dan jadwalku kosong, temani aku jalan-jalan."

"Kau aneh. Oke, aku akan menurutimu tetapi dengan syarat bahwa kau harus memberitahu penyebab matamu yang bengkak."

"Hhh, Oke."

Hah, 'oke'? Apa yang barusan kujawab? Lalu, aku menyadari bahwa Harry sudah pergi dari hadapanku yang kupastikan dia akan mengganti pakaiannya. Shit, kenapa aku menjawab 'oke'? Kenapa aku... dengan Harry? Fuck!

Ini pertama kalinya aku menuruti perkataan dia, i think i'm going crazy.


TO BE CONTINUED!

Love you, all! Bertahun-tahun ga update, aku pernah update chapter 6 kalo kalian pernah ada yg baca tapi aku ubah total jalan cerita chapter 6 ini. Btw guys, semoga 1d beneran comeback yaa🥺 kita semua nungguin itu.

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

74.9K 3.3K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...
47.6K 6.4K 39
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
75.2K 7.2K 20
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
327K 27K 38
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...