[COMPLETE] Destiny of Three w...

By McySan

209K 19K 1.3K

[Bukan Novel Terjemahan] Kisah cinta tiga dunia, yang dibatasi oleh peraturan. Dapatkah mereka saling memili... More

Bab. 0 (Prolog)
Chenyi : Bab. 1
Chenyi : Bab. 2
Chenyi : Bab. 3
Chenyi : Bab. 4
Chenyi : Bab. 5
Chenyi : Bab. 7
Chenyi : Bab. 8
Chenyi : Bab. 9
Chenyi : Bab. 10
Chenyi : Bab. 11
Chenyi : Bab. 12
Chenyi : Visualisasi + Bab. 13
Chenyi : Bab. 14
Chenzi & Chenli : Bab. 15
Chenzi & Chenli : Bab. 16
Chenzi & Chenli : Bab. 17
Chenzi & Chenli : Bab. 18
Chenzi & Chenli : Bab. 19
Chenzi & Chenli : Bab. 20
Chenzi & Chenli : Bab. 21
Chenzi & Chenli : Bab. 22
Chenzi & Chenli : Bab. 23
Chenzi & Chenli : Bab. 24
Chenzi & Chenli : Bab. 25
Chenzi & Chenli : Bab. 26
Chenzi & Chenli : Bab. 27
Chenzi & Chenli : Bab. 28
Chenzi & Chenli : Bab. 29
Chenzi & Chenli : Bab. 30
Chenyu : Bab. 31
Chenyu : Bab. 32
Chenyu : Bab. 33
Chenyu : Bab. 34
Chenyu : Bab. 35
Chenyu : Bab. 36
Chenyu : Bab. 37
Chenyu : Bab. 38
Chenyu : Bab. 39
Chenyu : Bab. 40
Chenyu : Bab. 41

Chenyi : Bab. 6

7.9K 772 32
By McySan

-Kediaman Pangeran Chenyu-

"Oh Demi Si Pak Tua Dewa Bumi!", Pangeran Chenyu memekik. Entah kenapa dia selalu ingin menyebutkan dewa bumi dalam perasaan terkejutnya, kini pria itu mengamati kedua bayi kembar yang dibaringkan di atas ranjangnya. "Jadi..kalian ini bisa bertelepati dengan seseorang?", Tanyanya pada kedua bayi laki-laki yang baru lahir itu, yakni Chenzi dan Chenli.

'Ya, Bisa dibilang begitu Paman Yu..'

'Hanya jika kami mau saja melakukannya..'

Chenyu manggut-manggut, sementara sang kakak, Chenyi hanya memijit kepalanya yang terasa berat dan sakit. Dirinya mengira hanya dia saja yang bisa mendengar suara kedua putranya, ternyata mereka memang punya kemampuan untuk itu. "Kalian juga yang membuat kak Chenyi keracunan di bumi? Ketika em..dia berusaha mencium kakak ipar..",

Chenyi menatap tajam dan jengkel melihat ekspresi menyebalkan dan mengoda dari Pangeran Chenyu, sang adik. "Ya..salah kakak sendiri sih, tidak bisa mengontrol nafsu. Tidak heran, jika si kembar meracunimu kak Chenyi..", Sindir Chenyu membuat kekesalan dan rasa jengkel Raja Hantu semakin meninggi.

"Hei, kemana tata krama mu, Chenyu? Sejak tadi kau terus saja memanggilku Kak Chenyi, Kak Chenyi dan Kak Chenyi. Apa aku harus memanggilmu 'Panglima' Chen sekarang..?", Balas Raja Hantu, Chenyi sudah tidak bisa menahan kekesalannya itu untuk waktu yang lebih lama lagi.

Chenyu terkekeh, "Maafkan aku, Yang Mulia Chenyi. Panglima kesayangan mu ini telah bersikap lancang..", Godanya lagi pada Raja Hantu yang mendengus dengan kesal. Pria dengan mata sipit yang tajam namun menawan itu melipat kedua tangannya di depan dada bidangnya, "Sejak kapan kau menjadi kesayanganku? Panglima Chen..",

"Memangnya bukan?", Tanya Chenyu sengaja. Raut wajahnya semakin menambah jengkel diri Raja Hantu, "Kupikir iya, mengingat kakak selalu membantuku. Seperti 1500 tahun yang lalu, ketika ayahanda hendak membunuhku. Kakaklah yang menolongku..",

Raja Hantu terdiam, tatapannya dingin dan juga tajam. Orang-orang mungkin akan mengira dia marah karna perkataan Pangeran Chenyu barusan, tapi tidak. Bukanlah kemarahan yang tengah merasuki tubuh Raja Hantu, Chenyi. "Tapi aku tidak bisa menyelamatkan mata kirimu..",

Ya, Penyesalan, kekecewaan terhadap dirinya sendiri karna tidak bisa melindungi adik 'kesayangan' yang tidak mau diakuinya begitu. Meski Pangeran Chenyu tidak pernah mempermasalahkan mata kirinya yang terkena jurus ayah kandungnya, Raja Hantu ke-4.

Tentu saja, dirinya mengingat bagaimana sejak 1500 tahun yang lalu, kakaknya merawat dan mendidiknya hingga menjadi seorang panglima yang pemberani juga gagah seperti sekarang ini. Dan telah menjadi 335 ribu tahun lamanya sejak saat itu, saat masa-masa kelam dari dua kakak adik itu.

"Aku tidak pernah mempermasalahkan soal mata kiri ku kak, aku tetap tampan dengan sebelah mata..", Chenyu menghibur dirinya sendiri juga kakaknya sang Raja Hantu, Chenyi. Dengan menutupi kesedihannya memiliki wajah cacat, "Dan..omong-omong, siapa memangnya orang kesayangan kakak?",

Raja Hantu mengelengkan kepalanya, berusaha menghindari pertanyaan dari sang adik. "Oh, Ayolah kak. Ceritakan padaku, aku yakin ada..", Chenyu semakin ingin mengoda kakaknya itu. Alisnya naik turun sebelah membuat Raja Hantu, Chenyi memejamkan matanya dan mendengus.

"Oh aku tau! Jika bukan aku, Maka pasti kakak ipar bukan..?", Goda Chenyu lagi menatap mesum kearah kakaknya.

'Nah..nah, Setuju Paman..'

'Ya, Pasti Ibunda. Kau tau paman? Ayahanda diam-diam memuji kecantikan wajah dan tubuh Ibunda..'

Chenzi dan Chenli bergantian menyetujui perkataan Paman mereka, Yakni Pangeran Chenyu.

"Oh ya?", Chenyu, Pria itu terlihat menunjukkan sebuah ekspresi penasaran di wajah tampannya. Sementara kedua bayi kembar itu saling menyahut satu sama lain membenarkan pertanyaan dari sang Paman,

Raja Hantu, Chenyi mendengus dengan kesal untuk kesekian kalinya. Berjalan mendekati kedua bayi kembarnya, memcubiti masing-masing satu sisi pipi mengemaskan bayi-bayi laki-lakinya itu. Tentu saja mereka berdua akan merespon dengan menangis kencang, "Kak, kenapa begitu??? Mereka itu masih kecil..",

Pangeran Chenyu terlihat kesal dengan perbuatan sang kakak yang kasar pada anak kecil, terutama bayi kecil seperti si kembar Chenzi dan juga Chenli. Belum lagi karena, mereka itu adalah anak kandung kakaknya, Raja Hantu Chenyi.

"Kecil katamu? Tubuh mereka saja yang semunggil ibunya, tapi mulut mereka seperti bandit-bandit di pasar di dunia manusia..", Cibir Raja Hantu, Chenyi. Matanya memutar dengan malas melihat protesan adiknya, yakni Pangeran Chenyu, Sang Panglima Chen dari istana Hantu.

Kali ini Chenyu menatap geli kearah kakaknya, "Semunggil?", Tukasnya sambil menaik turunkan alisnya mengoda Raja Hantu yang terlihat malu dari wajahnya yang merona merah.

"Ya-- Ya! Kau tidak lihat? Aku bahkan bisa mengangkat tubuhnya dengan  mengunakan satu tangan saja..",

Pangeran Chenyu semakin ingin dan ingin mengoda kakaknya, setiap ucapan yang terlontar dari mulut Raja Hantu, Chenyi pasti akan dijadikannya sebagai senjata untuk menyerang balik sang kakak.

Tok..tok..tok..

"Maaf, Yang Mulia. Nona Wu Gu ingin bertemu..", Terdengar suara seorang pria paruh baya dari luar pintu kamar milik Pangeran Chenyu.

Chenyi hanya diam, ekspresi dinginnya terasa dengan jelas. "Persilahkan dia masuk..", Ujar Chenyu sang adik mempersilahkan kakak iparnya itu masuk. Dan tentu saja disaat bersamaan pintu perlahan dibuka, menampakkan seorang wanita muda yang telah berganti pakaian.

Sederhana, namun cantik..Gumam Raja Hantu, Chenyi diam-diam dalam hatinya.

"Kak Chenzi, Aku punya sebuah ide.."

"Ide apa??"

"Ayo menangis kencang dan buat Ibunda panik, dan setelah itu kita minta paman yu membantu kita. Dengan menuduh ayahanda pelakunya yang membuat kita menangis.."

"Wah, Apa kau ingin membuat ayahanda dimarahi ibunda, Chenli..?"

"Ya, Bukankah menyenangkan..?"

"Kekeke..terlalu bagus untuk dilewatkan.."

Benar, baru saja Wu Gu hendak memberi hormat pada Chenyi dan Chenyu, kedua bayi kembar itu menangis dengan sangat kencang seraya mengerak-gerakkan kaki dan tangan munggil mereka. Merengek, Ya istilah yang tepat untuk mengartikan tangisan mereka.

Wu Gu sebagai seorang Ibu, tentu saja panik. Tanpa basa-basi berjalan mendekati ranjang, tangan-tangan lembutnya mencoba menenangkan kedua bayi kecilnya. Suara halus Wu Gu tidak luput dari perhatian Raja Hantu dan juga Pangeran Chenyu, "Wah, Kakak Ipar. Kau hebat sekali, dua bayi tenang dalam sekaligus..",

"Sepertinya mereka menangis karna sesuatu, tapi saya tidak tau apa..", Ujar Wu Gu membalas dengan wajah tersipu malu. Chenyi tentu saja tidak suka melihat ekspresi malu Wu Gu pada Chenyu, adiknya. Cemburu, mungkin saja. Tapi Raja Hantu tidak akan pernah mengakui perasaan yang menurutnya 'bodoh' itu. Tidak akan pernah,

'Paman!!!'

'Hah?! A-- Apa? Kalian membuat Paman terkejut.."

"Katakan pada Ibunda, jika Ayahandalah yang membuat kami menangis.."

Chenyu sedikit terkejut, namun beberapa detik berikutnya dia terlihat justru ingin bermain bersama kedua keponakannya. "Ah, Itu..karna ulah kakak. Dia mencubiti Chenzi dan Chenli tadi.", Ujar Pria berwajah tampan yang tertutupi topeng dibagian mata kirinya itu sambil melirik sedikit kearah kakaknya, Chenyi.

Wu Gu terkejut, namun tidak berani ditunjukkannya pada Raja Hantu maupun Pangeran Chenyu. Mungkin takut, atau mungkin dia tidak mempermasalahkan hal itu karna wajar jika seorang ayah bersikap tegas pada putra-putranya. "Apa? Kenapa kau memandangiku seperti itu?",

Chenyi masih menempatkan kedua tangannya di dada, menatap tajam pada Wu Gu yang mengeleng dan segera menundukkan kepalanya yang mana wajahnya telah memerah.

"Tu-- Maksud saya, Yang Mulia. Kenapa anda mencubit Chenzi dan Chenli..?", Tanyanya setengah melirih dengan wajah masih tertunduk. Chenyi tidak suka dengan sikap Wu Gu yang satu ini, menghindari tatapannya.

Chenyi berjalan mendekati Wu Gu yang duduk ditepian ranjang, menarik kuat lengannya hingga wanita itu tertarik, beranjak bangun dari tepian ranjang. Tangan Chenyi yang kekar melingkar di belakang pinggul Wu Gu, menekannya sedikit agar jarak di antara keduanya semakin menipis. "Kenapa? Kau tidak suka aku mencubit putra-putraku?",

Wu Gu gelagapan, matanya berkedip tidak karuan. Kedua telapak tangannya menahan jarak di antara dadanya dan juga milik pria di hadapannya, berdegup, jantungnya berdegup dengan kencang. Meski dirinya tidak melihat langsung kedua mata milik Chenyi, tapi rasa dari tatapan itu sangat terasa bagi dirinya.

Tajam, mengintimidasi dan tidak terbantahkan. Itulah yang bisa di simpulkan Wu Gu tentang pria itu, pria yang mengakui dirinya sebagai Gui Wang, Sang Raja Hantu yang memerintah dunia bawah atau biasanya orang-orang menyebutnya dengan 'akhirat' tapi sebenarnya tugas Raja Hantu sendiri adalah menjaga perbatasan dunia manusia dan dunia langit juga dunia para hantu yang di pimpinnya.

"Bu..Bukan begitu, Tuan-- Maksud Saya, Yang Mulia..", Masih dengan gugup Wu Gu menjawab. Matanya menatap kebawah, dan tentu Chenyi tetap tidak suka dengan hal itu. Tanpa sadar tangannya yang lain terangkat, mendekatkannya ke arah wajah cantik Wu Gu. Menekuk jari telunjuknya kemudian mengunakannya untuk mengangkat dagu wanita itu.

"Lalu apa..?",

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

8.5K 1.1K 32
Bagaimana rasanya jika kau terlempar ke masa lampau secara tiba-tiba? Bahkan kau tidak tahu kenapa? Tidak apa mesin waktu atau apapun! Tapi kenapa se...
2.1M 206K 200
Dia adalah seorang dokter ajaib yang terkenal di dunia pada abad ke-21. Jika Raja Neraka menginginkan seseorang mati di siang hari, dia hanya akan me...
20.2K 3.1K 42
Saat terbangun aku sudah menjadi seorang permaisuri?! Dan lagi rajanya dari kekaisaran ini adalah Claude de Alger Obelia. Ternyata aku masuk ke dunia...
Princess of Wei By ONEDAY

Historical Fiction

52.8K 4.5K 32
Kekaisaran Wei yang digadang memiliki tuan putri yang tak berguna di acuhkan bahkan tak pernah di perkenalkan kepada masyarakat. Kaisar terdahulu sel...