[COMPLETE] Destiny of Three w...

By McySan

209K 19K 1.3K

[Bukan Novel Terjemahan] Kisah cinta tiga dunia, yang dibatasi oleh peraturan. Dapatkah mereka saling memili... More

Bab. 0 (Prolog)
Chenyi : Bab. 1
Chenyi : Bab. 2
Chenyi : Bab. 3
Chenyi : Bab. 4
Chenyi : Bab. 6
Chenyi : Bab. 7
Chenyi : Bab. 8
Chenyi : Bab. 9
Chenyi : Bab. 10
Chenyi : Bab. 11
Chenyi : Bab. 12
Chenyi : Visualisasi + Bab. 13
Chenyi : Bab. 14
Chenzi & Chenli : Bab. 15
Chenzi & Chenli : Bab. 16
Chenzi & Chenli : Bab. 17
Chenzi & Chenli : Bab. 18
Chenzi & Chenli : Bab. 19
Chenzi & Chenli : Bab. 20
Chenzi & Chenli : Bab. 21
Chenzi & Chenli : Bab. 22
Chenzi & Chenli : Bab. 23
Chenzi & Chenli : Bab. 24
Chenzi & Chenli : Bab. 25
Chenzi & Chenli : Bab. 26
Chenzi & Chenli : Bab. 27
Chenzi & Chenli : Bab. 28
Chenzi & Chenli : Bab. 29
Chenzi & Chenli : Bab. 30
Chenyu : Bab. 31
Chenyu : Bab. 32
Chenyu : Bab. 33
Chenyu : Bab. 34
Chenyu : Bab. 35
Chenyu : Bab. 36
Chenyu : Bab. 37
Chenyu : Bab. 38
Chenyu : Bab. 39
Chenyu : Bab. 40
Chenyu : Bab. 41

Chenyi : Bab. 5

8.1K 835 64
By McySan

-Hutan Perbatasan-

"Tuan..?", Lirih Wu Gu membuka matanya perlahan menatap pria yang tengah mengendongnya.

Langkah kakinya terhenti tepat di tengah-tengah antara dua batang pohon yang berjarak 2 meter saja, sepasang matanya yang tajam dan sipit namun indah itu membalas tatapan Wu Gu yang lemah. "Panggil aku Gui Wang..",

Cring..

Aneh, Wu Gu merasa dia baru saja tiba di tempat yang aneh ketika berjalan melewati dua batang pohon itu. "Tu--", Chenyi menurunkannya begitu saja. Berjalan menghampiri dua orang lainnya yang ada di hadapan mereka, seorang pria muda yang tampan, dan seorang lainnya adalah pria paruh baya.

Pria tampan itu, Wu Gu mengenalnya dan tentu saja terlihat dari bagaimana dia tersenyum padanya juga dengan wajah yang merona merah. Raja Hantu, Chenyi menatap tajam pada Wu Gu yang menyadari hal itu dan langsung menundukkan kepalanya.

"Ka-- Maksudku, Selamat datang kembali Yang Mulia...", Ujar pria tampan yang dikenali oleh Wu Gu pada Chenyi, Si Raja Hantu, yang terkenal akan kebengisannya.

"Tu--",

"Panggil aku Chenyu saja, Kakak Ipar..", Ujar pria tampan itu lagi ketika Wu Gu hendak memanggilnya 'Tuan' seperti bagaimana dia memanggil Raja Hantu, hingga pria itu kini merasa jengkel. "Ka-- Kakak ipar?", Gadis itu terlihat gelisah ketika di panggil seperti itu oleh Chenyu.

Sementara pria bertopeng itu hanya tersenyum, Chenyi sendiri semakin menatap tidak suka padanya juga Wu Gu yang terlihat sangat mesra dan akrab. Cemburu, mungkin atau mungkin juga karna dia memang tidak suka melihat kebahagian di wajah orang lain. Siapa yang tau apa yang ada dalam pikiran sang Raja Hantu, Chenyi.

"Wu Gu, Aku akan mengantarmu ke kamar. Cepat..", Ujar Chenyi menarik paksa lengan Wu Gu dengan kuat dan kasar hingga gadis itu meringis.

Meski ringisan terdengar jelas dari mulut Wu Gu, namun hal itu sama sekali tidak mempengaruhi Chenyi yang masih menariknya paksa. Pria itu terlihat dingin dan kesal, juga mungkin tengah marah. Dan tentu saja, Wu Gu tidak juga sama sekali  mengerti kenapa Chenyi terlihat marah dan kesal, pada dirinya ataupun bukan pada dirinya.

"Tu--",

"Gui Wang! Panggil aku Gui Wang, Wu Gu..", Pekik Chenyi membuat Wu Gu sedikit tersentak apalagi ketika tiba-tiba saja pria itu mendobrak sebuah pintu ruangan dengan sebuah ranjang mewah di dalamnya.

Dengan cepat menarik tubuh Wu Gu kearah ranjang, menjatuhkannya ke atasnya dengan sedikit kasar. Kedua tangan gadis itu di himpit dengan mencengkram pergelangannya ke atas permukaan ranjang dengan di tempatkan di setiap sisi kiri dan juga kanan kepala Wu Gu, "Katakan padaku..apa kau menyukai Chenyu? Kau mengira jika anak dalam perutmu adalah miliknya begitu?",

Wu Gu membelalakkan matanya, tidak percaya dengan yang barusan di dengarnya. "Tu- Maksud saya, Gui Wang. Memangnya..bukan??", tanyanya balik. Gadis itu gelagapan, memandangi sepasang mata sipit milik Chenyi.

Pria itu mengigiti tepi bawah bibirnya, menajamkan alisnya dan semakin memperkuat cengkraman pada kedua pergelangan tangan Wu Gu. Kedua matanya semakin menatap tajam dan tegas tepat kearah mata gadis itu,

'Ayahanda..'

'Minggirlah, aku dan kakak sudah tidak bisa menahan kelahiran kami lebih lama lagi..'

'Kalau mau membuat adik baru untuk kami, lakukan besok saja. Pikirkan kami dulu, ayahanda yang mesum!!!'

Sial, Chenyi lupa. Di dalam sana, dua orang anak laki-lakinya yang sangat-sangat menyebalkan dan ditambah juga menjengkelkan gaya bicaranya. Kini dia harus menyerah, meredakan kemarahannya pada Wu Gu dan memilih untuk beranjak turun dari atas tubuh gadis itu.

"Pelayan, Panggilkan tabib(bidan) dan persiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk proses melahirkan sekarang juga..", Pintahnya pada para dayang yang berdiri dan berjaga di luar kamar. Sesegera mungkin melaksanakannya, meskipun ada keheranan dalam diri mereka mengingat Wu Gu sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.

Tapi, beberapa saat setelah tabib datang. Semua orang terkejut dan takjub, ketika tiba-tiba saja Wu Gu merintih kesakitan dengan kaki yang berlumuran darah menandakan jika kelahiran bayi akan segera terjadi. Kemudian dengan sigap, tabib membantu Wu Gu melahirkan. Sementara para pelayan sibuk menganti air yang telah kotor tercampur noda darah,

Ketika Chenyi, Si Raja Hantu tengah bersama adiknya, yakni Pangeran Chenyu yang berdiri disampingnya memperhatikan kakaknya yang berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar dan sesekali akan bertanya pada dayang yang keluar untuk menganti air, apakah anaknya sudah lahir, apa mereka benar-benar telah lahir atau lainnya.

Chenyu ingin sekali tertawa melihat tingkah konyol kakaknya, tapi bukankah itu sikap yang alami ketika menjadi calon ayah. Chenyu sendiri merasa jika kelak dia akan punya anak, dia juga akan sepanik itu. Mungkin saja dia akan mendobrak masuk dan duduk sambil memperhatikan istrinya melahirkan,

Selang beberapa saat kemudian, suara tangisan bayi yang kencang terdengar sebentar saja. Burung-burung gagak berterbangan memutari bagian atap kamar dimana Wu Gu melahirkan bayinya, "Yang Mulia!! Yang Mulia!! Selamat, selamat Yang Mulia..", seorang pelayan tua berlarian keluar. Di wajahnya tersirat kebahagiaan,

"Ba-- Bagaimana??", Tanya Chenyi panik.

Pelayan tua itu mengangguk-anggukan kepalanya seraya tersenyum, "Selamat Yang Mulia, Nyonya melahirkan bayi kembar. Dua-duanya adalah anak laki-laki..", Ujarnya memberi selamat lagi pada Raja Hantu, Chenyi yang menghela napas lega kemudian berjalan tegap memasuki ruangan bersama sang adik, Chenyu.

Terlihat, Wu Gu tengah terbaring lemas. Keringat dingin mengucur membasahi seluruh wajah cantiknya, pucat sepucat mayat namun masih indah. Di sampingnya dua bayi munggil berjenis kelamin laki-laki tengah dibaringkan, tangan mungil bayi sebelah kanan memukul wajah kecil bayi disebelah kirinya. Membuat keduanya saling memukul satu sama lain,

'Bisakah kalian berhenti bertengkar? Jangan sampai Ibunda kalian melihat dan terkejut..'

'Kakak yang mulai duluan, Ayahanda!!'

'Kau menghalangi tanganku duluan..'

"Ah, aku bisa gila karna kalian berdua..", Tanpa sadar Chenyi bergumam membuat Wu Gu yang lemah menoleh menatapnya heran. Begitu juga dengan sang adik, Chenyu yang mengernyitkan keningnya. "Kakak bicara dengan siapa??", Tanyanya heran. Chenyi sendiri memejamkan matanya sejenak sekedar untuk berpikir dan mencari jalan keluar,

"Ah, Aku bicara tentang kembar nakal ini. Mereka membuatku khawatir hingga mau gila..", Serunya menunjuk kedua bayi laki-laki yang terdiam dan menatap Chenyi dengan bibir yang dikerutkan dan sedikit maju bagai bebek. Tandanya mereka kesal dengan sang ayah,

"Yang Mulia..", Wu Gu memanggilnya pelan. Pria itu berlutut sebelah kaki disebelah ranjang tempat Wu Gu berbaring, memberinya tatapan bertanya. "Apa ini berarti mereka adalah anak Yang Mulia..?", tanyanya penasaran. Wajahnya sedikit memerah, mungkin malu mungkin juga karna suhu udara di sekitar yang meninggi.

Chenyi tersenyum tipis, tangannya yang besar dan dingin menyentuh pipi Wu Gu. Mengusapinya perlahan, dan berhenti kemudian terdiam disana.

"Ya, Akulah ayah dari anak-anak ini, ayah kandung mereka..", gumamnya dan disambut senyuman lemah dari Wu Gu yang berusaha memegangi tangan besar milik Chenyi. Sebelum akhirnya pria itu sendiri yang berinisiatif untuk menyambut, mengenggam erat tangan munggil dan hangat gadis yang telah berubah menjadi seorang wanita.

"Istirahatlah, Aku akan membawa Chenzi dan juga Chenli keluar..",

Wu Gu mengangguk, "Anda memberikan nama yang bagus, Yang Mulia..", ujarnya pelan. Tersenyum hangat pada Chenyi yang hanya diam, kemudian memintah pelayan tua tadi untuk membawa bayi kembarnya mengikutinya bersama sang adik, Chenyu.

'Ayahanda payah..'

'Hm, Benar-benar. Nama kami terdengar sama payahnya dengan ayahanda..'

"Diam!",

Lagi, Chenyu binggung dengan sikap kakaknya. Pria bermata sipit yang indah dan tajam itu terlihat aneh sejak dari tadi, "Kakak baik-baik saja..?", tanyanya semakin heran dengan kening yang masih mengernyit. Sementara itu, Chenyi hanya bisa menghela napasnya dengan kasar.

"Kakak bicara dengan siapa??", Tanya Chenyu lagi semakin penasaran.

'Dengan kami paman chenyu..'
'Ya-Ya, Dengan kami. Hihi..'

Tbc.

Ituloh, Yuu...keponakkanmu..wkwkwkwk

Continue Reading

You'll Also Like

130K 18.2K 199
NOVEL TERJEMAHAN BAB 601-END Judul : Rebirth Of The Heavenly Empress Author : Road Of Flowers Dia adalah ratu tentara bayaran legendaris yan...
79.1K 10.6K 162
• NOVEL TERJEMAHAN • Yu Qing, yang tidak memiliki anak karena ketidaksuburan sebelum perjalanan waktu, menjadi ibu yang siap pakai begitu dia menyebe...
375K 21.5K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
10.2K 1K 34
Qiao Mei bertransmigrasi ke dalam novel sebagai karakter pendukung dengan nama yang sama dengannya namun tidak memiliki kehadiran. Karakter pendukung...