Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)

By Grace_yui

763K 59.6K 3.9K

"Dasar Om-om mesum! Sukanya mainin hati cewek! Baru juga putus elo udah punya nenek grandong disini,Huh!!!" B... More

Chapter #1
Chapter #2
Chapter #3
Chapter # 4
Chapter # 5
Chapter # 6
Chapter # 7
Pasangan Patah hati
Kencan???
Two Week's
Cokelat Ice Cream
Hmmm...
Pacar!
Next Part
Kepergok!
Segara Vs Keendranata Part. 1
Segara Vs Keendranata Part. 2
Holiday Part. 2
Holiday Part. 3
Belah Duren
(Ga') Cemburu
Kesal
Doraemon
Kejutan Part.1
Kejutan Part. 2
Kejutan Part. 3
Status : Engagement
First Day
First Day
Kangen
2nd Day
Aku Menyerah!
New Case trailer
Request
Cetak
Cover
Notes
Coming Soon
Pacarku Gay
OPEN PO PACARKU GAY?
Giveaway
My Best Friend

Holiday Part. 1

16K 1.7K 62
By Grace_yui

Segara Pov

"Yang... Yang..." aku menggoyangkan tubuhnya yang merapat pada kaca mobil. Wajahnya yang bertumpu pada sandaran kursi terlihat damai dan nyenyak.

"Astaga... nih anak nyenyak banget tidurnya, seperti sudah berminggu-minggu tidak tidur..." aku mendekatkan wajahku dan mengamatinya.

"Ishhh...pakai headset, ternyata dari tadi aku ngomong nggak di dengerin!" gerutuku kesal.

"Hmmm... ya sudahlah..." saat aku hendak membuka pintu mobil tiba-tiba  sesuatu terlintas dibenakku. Aku berbalik dan menatapnya kembali. Ku lirik ke kiri dan ke kanan, lalu kulihat dia yang masih tidur lelap.

"Sekali saja..." gumamku lalu mengeluarkan handphoneku dan mengambil fotonya saat tidur.

"Hmmm... lucu... ummm..." entah kenapa aku ingin sekali memasang fotonya di sosmedku.

Ku buka aplikasi IG dan aku post apa yang baru saja aku foto.

#Yayang lagi capek, cute nggak sih?

Aku tersenyum lalu kupencet power untuk mengunci, kumasukkan handphoneku ke kantong kemejaku lalu kutatap lagi Ayyang.

"Hhh..." aku menarik napas panjang dan ke luar membuka pintu, mengitari mobil dan membuka sisi lain pintu mobil dengan pelan.

"Capek banget?" tanyaku saat aku menggendong tubuh Ayyang yang semakin meringkuk dan merapat padaku.

"Ya ampun, kamu kok ringan banget sih?! Pasti kamu tuh jarang makan!" dumelku sendiri.

"Selamat datang..." seorang petugas hotel tempat kami menginap membukan pintu.

"Bisa tolong saya, reservasi atas nama Mr. Segara dari Jakarta..." ucapku pada petugas yang membukakan pintu untukku tadi.

"Oh... bisa..." petugas lobi hotel itu segera berlari mendahului ku menuju meja resepsionis dan memberitahukan pada rekannya untuk membantuku.

"Terima kasih..." ucapku pada petugas itu yang kembali ke pintu masuk setelah memberitahuku aku akan dibantu oleh rekannya yang lain.

"Segara..." aku menunduk dan ternyata Ayyang masih memejamkan matanya rapat. Dia memimpikan aku? Aku tersenyum geli.

"Mari..." aku mengangguk saat petugas yang lain membantuku menuju lift dan juga membantuku membawakan beberapa koper dan tas yang diturunkan oleh supir taxi dari bandara.

"Pasti istrinya capek sekali mas..." gumam petugas hotel itu sambil tersenyum. Aku meringis mendengar ucapan petugas hotel itu. Kalau Ayyang dengar bisa habis dilibas nih pegawai hotel.

Aku menunduk saat Ayyang kembali bergerak semakin menempel padaku. Astaga, dia manis sekali. Kalau seperti ini seperti anak kucing yang ada di gendongan pemiliknya.

"Malam ini ada party lo mas... ulang tahun owner hotel ini..." promo sang pegawai hotel ini lagi.

"Ohhh..." aku mengangguk-angguk mengerti.

"Ada artis-artisnya juga lo mas... soalnya-"

"Yang punya juga artis?" tebakku.

"Hehehe... pacarnya yang artis mas..." ucap pegawai itu sambil tertawa.

Ting!

Pintu lift terbuka dan beberapa orang ikut masuk ke dalam lift dengan hebohnya.

"Astaga... lo beruntung dapat pacar seperti Mark... udah tajir, ganteng dan romantis..." puji seorang gadis dengan pakaian serba blink dan glamour.

"Dia seorang foto model dunia..." bisik pegawai hotel tadi padaku dan aku hanya bilang O tanpa suara.

"Tapi masih ganteng Keendranata..." ucapan gadis itu spontan membuatku mendongak dan tertarik dengan gosip mereka tentang client dan juga sahabatku itu.

"Apa dia akan datang?"

"Itu pacar pemilik hotel..." kembali pegawai hotel itu berbisik padaku dan lagi-lagi aku hanya mengangguk pelan. Sebenarnya tanpa dijelaskan pun aku tahu siapa mereka, karena gadis yang baru berbicara itu adalah client ku sendiri, tapi untung saja dia tidak tahu karena tadi saat gerombolannya masuk aku menunduk ditambah ada seorang gadis di dalam gendonganku. Ini adalah ketidak mungkinan seorang pengacara handal sepertiku menggendong seorang gadis memasuki hotel.

"Tapi aku lebih suka pengacara yang Keen kenalkan padaku..." ucapnya sambil terkikik.

"Tapi kan kabar yang beredar pengacara lo itu gay! Bener nggak sih?" seorang wanita kurus disisi kanannya berbicara sambil menunjukkan handphonenya.

"Sepertinya begitu... aku pernah menggodanya tapi dia tidak tertarik padaku sepertinya... aku lebih takut kalau dia tertarik dengan Mark..."

"Astaga!!! Can't believable!" ucap gadis pertama tadi.

"Ehh... ehhh... beneran nih... liat... pengacara lo, Segara pengacara handal artis-artis papan atas seorang gay! Nih ada lagi... Segara diceraikan istrinya karena Gay! Trus... trus nih... Segara pengacara kondang tertangkap ke party dengan pacar lelakinya! Ya ampun..."

"Astaga... dia beneran gay? Kok bisa sih?? Padahal dia tuh keliatan macho, sexy dan ganteng!"

"Eh... ngomong-ngomong Mark gay bukan?! Ntar ganteng-ganteng ternyata..."

"Penyuka sesama ganteng!" sahut di kiri kanan Sandya bersamaan sambil tertawa riang.

"Enak aja lo ngatain Mark gay! Meskipun-"

Ting!

Pintu lift terbuka dan tiga gadis itu mendongak bersamaan.

"Maaf permisi..." ucapku sambil tersenyum.

"Eh- Se-Seg... Eh... umm-"

"Lima belas menit lagi kita bertemu..." aku tersenyum lebar pada Sandya dan pegawai hotel tadi pun mengikuti di belakangku sambil membawa koper dan tas ku.

"Segara tunggu!" aku berhenti dan berbalik menatap Sandya.

"Segara??" bisik terkejut dua wanita disamping Sandya.

"Umm..."

"Aku mengantar pacarku dulu... kasihan dia kecapean..." aku tersenyum, dan kembali berjalan meninggalkan mereka.

Ahh, menyenangkan sekali bisa membuat tiga gadis itu bengong seperti itu. Dasar artis! Hhh, mereka juga manusia. Jadi kurasa wajar kalau mereka juga menggosipkan orang lain.

"Anda kenal mereka pak?" tanya pegawai hotel itu yang kini membukakan pintu kamar VVIP untukku.

"Client dikantor saya mas..." sahutku sambil tersenyum.

"Tolong taruh koper sama tas nya disana aja mas..." ucapku yang langsung menuju satu-satunya tempat tidur yang ada di kamar ini.

"Jangan habisin ice cream ku..." aku terkikik saat Ayyang bergumam dalam tidurnya.

"Tenang saja... kita sudah jauh dari El. Ice cream mu aman..." gumamku sambil merapikan selimut Ayyang.

Ketika aku berbalik pegawai hotel tadi masih berdiri sambil meringis.

"Eh... mas. Bisa pesan Ice cream? Tolong diantar kemari sekitar ummm..." aku menatap jam tanganku.

"Sekitar tiga jam lagi?"

"Tiga jam lagi ya mas. Bisa mas..."

Aku segera merogoh kantong ku dan mengambil dompet lalu memberinya tips padanya.

"Jangan lupa ya mas... yang cokelat ya..." aku mengingatkan lagi.

"Um... cokelat! Oke mas, siap!" pegawai hotel itu memberi hormat padaku dan beranjak pergi meninggalkan kamar ini.

"Segara... astaga... " suara yang sangat kuhafal itu terdengar akan memprotes tapi terdiam saat mata kami bertemu.

"Sandya bilang-"

"Apa sudah siap berkas-berkasnya?" aku berjalan menuju meja dan meneguk sebotol air mineral, mengabaikan apa yang akan disampaikan pria yang baru saja masuk sebelum pintu kamarku tertutup.

"Kenapa Ayyang ada disini?" tanya nya heran.

"Maksudku kenapa kalian ada di satu kamar yang sama?" aku menaikkan alisku dan menatap pria itu.

"Dia pacarku... jadi-"

"Kalian serius soal umm... pac-ca-raann?" aku mengerutkan keningku lalu menatap Ayyang yang tidur nyenyak.

"Saatnya bertemu Sandya..." aku berjalan melewati tempat tidur lalu meraih berkas yang dibawa asistenku ini.

"Katakan pada istrimu... malam ini ada party..." aku menepuk bahunya dengan berkas yang baru kuambil dari genggamannya.

"Segara!!"

"Jangan membuat client menunggu Damon..." aku berjalan keluar mendahuluinya sambil tersenyum.

-

Ayyang Pov

Nyaman?

Rasanya sudah lama sekali aku tidak tidur nyaman seperti ini. Begitu tenang dan damai.

Sayup-sayup kudengar suara siaran berita dengan volume super kecil atau memang TV itu jauh sekali dari tempatku berada.

"Owhhhhhh..." aku meregangkan badanku dan ini sangat nyaman sekali.

Ku kedipkan mataku beberapa kali menyesuaikan cahaya ruangan dan detik selanjutnya aku mengerutkan dahiku.

Ini dimana?

Kulirik ke kiri dan ke kanan.

"Tadi kan di pesawat... apa..." aku menggantung kalimatku dan berpikir sejenak.

"Apa... aaaaa!!!" aku menjerit spontan saat aku begitu berbalik badan, kulihat wajah Segara yang menaikkan alisnya sambil menopang kepalanya dengan tangan kanannya.

"Ke-kenapa disini?!" ucapku gugup dan aku segera menarik selimut.

"Memangnya berapa minggu kamu tidak tidur?" tanyanya yang terlihat kesal.

"Hah?!" aku mengedipkan mataku bingung. Aku melirik jam tangan Segara, waktu menunjukkan pukul tujuh.

"Ishhh... baru juga umm... satu jam aku tidur..." aku mencibir padanya.

Kriukkk...

"Upss... perutku lapar! Bagaimana kalau kita sarapan saja?" aku segera menyingkap selimutku yang sangat lembut dan hangat.

"Besok saja kita sarapan bersama..." ucapnya yang terdengar sedikit kesal.

"Kenapa besok? Kamu sibuk?" aku berbalik menatapnya.

"Ishhh... ya sudah aku sarapan sendiri!" aku mencibir dan menatapnya kesal. Bisa-bisanya mengajakku liburan tapi dia sibuk sekali. Tapi, kalau dipikir lagi bukan salahnya juga, kan dia memang sedang ada kerjaan di Bali.

"Kita makan malam saja..." ucap Segara yang segera berdiri.

"Itu masih lama... ini masih pagi..." aku menurunkan kakiku dan kembali menggerakkan tubuhku.

"Nyaman sekali..." gumamku sambil tersenyum.

"Apa badanmu tidak sakit?" tanyanya lagi dan aku kembali menoleh padanya.

"Ummm... tidak. Kenapa?"

Kriukkkk... kembali suara perutku memprotes.

"Sudahlah... ayo sarapan! Sebelum kita kehabisan!" seruku yang segera turun dan mencari dimana sandalku.

Aku tidak peduli bagaimana aku bisa disini yang pasti aku masih memakai baju yang sama seperti tadi saat aku berangkat, kuanggap Segara tidak berbuat aneh-aneh.

Bisa saja dia minta tolong beberapa petugas hotel menggendongku dan mendudukkanku di kursi roda lalu memindahkannya ke kamar ini. Aku mengagguk-angguk yakin.

"Yang... kan tadi udah ku bilang sarapannya besok aja..." Segera mematikan TV dan turun dari tempat tidur.

Astaga sexy sekali caranya turun dari tempat tidur, tapi sayangnya dia gay... hhhh...

"Segara kal-"

"Sarapan sudah lewat! Dan saat ini jam makan malam saja sudah mau selesai..."

"Hah?! Mak-makan malam?!" aku mengedipkan mataku dan berlari ke arah jendela.

"Oh My God!!!" aku membuka mulutku karena kaget dan tidak bisa berbicara lagi.

"Um..." aku menoleh dan menunjuk ke arah luar.

"Ini jam tujuh malam?" tanyaku sambil nyengir dan diikuti anggukan Segara.

"Owwhhhh..." aku mengangguk masih sambil meringis, ini sangat memalukan.

"Hampir dua belas jam kamu tidur..." protesnya.

"Hehehe... mungkin-"

"Sebaiknya kamu atur ulang jadwal Bian! Kalian berdua itu seperti Zombie!" aku hanya mencibirnya, menyadari apa yang dikatakannya adalah benar membuatku sedikit kesal.

"Cepat mandi... aku lapar sekali..." gumamnya yang berjalan ke pintu.

"Apa aku perlu menjemputmu atau kita bertemu di restoran bawah?"

"Menjemput?" tanyaku bingung.

"Ini liburan kita... aku tidak ingin kamu berpikir aku pacar yang jahat..."

"Eh-?" aku menatap Segara.

"Aku akan datang lima-"

"Kita bertemu di bawah saja..." potongku cepat.

Lima apa? Lima menit? Lima belas menit? Hmm, memangnya mandi bebek apa dengan waktu secepat itu?!

Kamar mandi adalah satu-satunya tempat paling privasi di dunia ini, dan aku tidak ingin diganggu kalau sudah ada di dalam kamar mandi.

"Ok..." dia tersenyum dan hilang di balik pintu yang kini tertutup.

"Astaga... gue tidur hampir dua belas jam?!" aku mengacak rambutku dan kemudian kualihkan pandanganku pada seisi ruangan.

"Wahhh... " aku berlari menuju meja dan melihat botol wine yang masih utuh dan juga dua gelas kosong.

"Hhmmm... ini dia yang pesan? Trus kenapa disini? Apa jangan-jangan dia ada janjian dengan pacarnya disini?? Astaga... aduhhh... bagaimana ini??" aku segera mencari handphoneku dan hendak mengirimkan pesan padanya.

"Tunggu dulu! Sebaiknya aku mandi saja dulu sebelum aku menghubunginya. Iya bener! Mandi dulu!" gumamku membenarkan apa yang aku pikirkan dan kembali aku melongo saat melihat kamar mandi hotel ini.

"Wahhhh... pasti Segara mengeluarkan uang banyak untuk reservasi kamar ini... wahhh aku jadi penasaran siapa pacar baru Segara setelah pacaran sama Damon ya??" aku melepaskan satu persatu bajuku dan segara menyiram tubuhku dengan air hangat yang mengalir dari shower.

Ini liburan kita... aku tidak ingin kamu berpikir aku pacar yang jahat

Saat kalimat itu terlintas dibenakku spontan aku menghentikan gerakan shower yang mengguyur wajahku.

"Pacar yang jahat?" tanyaku pada diriku sendiri.

"Siapa yang disebutnya pacar yang jahat? Dia? Dan pacar yang dimaksud itu ak- OH MY GOD!! OH MY GOD!!" pekikku keras karena tanpa sadar tanganku menyenggol katub pengatur panas air dan menyebabkan air yang keluar dari shower jadi panas sekali.

"Arghhhh!!! Duhhhh..." aku meringis dan segera mengakhir acara mandi ini. Segera aku bergegas ke luar kamar dan mengganti baju.

"Dimana koperku?" aku berjalan ke lemari baju dan aku melongo saat bajuku sudah tersusun rapi bercampur dengan beberapa jas dan kemeja Segara.

"Pakaian dalamku!" pekikku saat kulihat pakaian dalamku sudah terlipat rapi di samping pakai dalam Segara.

"Ini-" aku menahan ucapanku diujung lidahku dan menggeram.

"Ini harus diluruskan! Kurasa dia salah paham..." aku segera mengambil celana jeans dan sweeter.

"Tunggu dulu!" aku kembali membuka lemari pakaian.

"Apa Segara sengaja ya?? Supaya aku sadar dan pergi dari kamar ini??" aku meneliti pakaian Segara.

"Ini kemeja siapa? Tidak mungkin ini milik Segara. Ini terlalu kecil... astaga... apa jangan-jangan pacarnya disini??" aku mengerutkan dahiku saat mataku menatap sebuah kotak besar berwarna biru tua,terikat rapi dengan pita berwarna gold.

"Apa ini? Umm..." aku menoleh ke belakang, memastikan Segara tidak masuk dan memergokiku sedang mengintip isi barang yang bukan milikku.

"Boleh buka nggak ya?? Tapi gue penasaran..." aku meraba kotak itu dan menggigit bibirku.

Apa Segara seromantis ini sampai memberikan baju pada pacarnya? Pacar prianya lebih tepatnya.

Apa itu kemeja?

Tidak mungkin kan pacar prianya dipakaikan gaun??

Tapi...

Aku mengamati box itu lama sambil menggigit jariku dan menggerakkan kakiku dengan gusar. Ini adalah tanda aku mulai sangat-sangat penasaran.

"Buka aja kali ya...??" aku mengulurkan tanganku menggapai ikatan yang terlilit rapi itu.

"Yang..."

"Kutu kupret!!" aku terlonjak kaget dan segera menarik tanganku begitu terdengar seseorang memanggil di luar pintu.

"Astaga!! Hampir saja jantung gue copot!" aku menepuk dadaku yang kini berdebar kencang.

"Tenang... tenang..." gumamku sambil menarik napas panjang.

"Yangggg..." kembali terdengar suara khas Segara.

"Bentar!!!" aku segera berlari menuju pintu.

"Fiuhhh..." aku menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan pelan.

Aku menoleh ke belakang kembali, memastikan aku sudah menutup lemari pakaian.

Aku menepuk dadaku pelan dan kemudian meraih handle pintu dan membukanya.

Pertama kali yang kulihat adalah mata hitam Segara dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Astaga... aku kira kamu pingsan..." ucapnya sambil mendesah lega.

"Ke-kenapa??

"Baru mandi?? Wahhh... sayang sekali..." gumamnya sambil tersenyum.

"A-apanya??" aku mengedipkan mataku dan aku memundurkan kepalaku saat Segara mendekat, mencium aroma kepalaku dan membisikkan sesuatu yang membuatku membulatkan mataku tak percaya.

-

Hallo... akhirnya bisa update setelah kesibukan satu minggu yang tiada henti...

Maafkan Yui ya...

Ummm... kira2 apa isi box biru itu ya?? Ada yang tahu??

Ya udah, tebak ya...

Salam sayang
Segara😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

54K 4.6K 19
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...
48.6K 8.1K 20
Tetangga baru yang selalu membuat keributan berhasil membuat dorison ingin pergi dari rumah. Ketenangan nya hilang saat tetangga baru nya suka menan...
113K 5.1K 35
Si kecil yang memiliki trauma akan masa lalu nya, menjalani kehidupan di keluarga sambung bersama sang ibu. Mendapat kasih sayang dari sang ayah samb...
14.9K 805 15
#Duda series #Militer Cover by @AlvinReno_ Najla Faqihatun Nissa. Gadis unik dan ceria. Bagaimana tidak unik? Gadis itu memiliki kriteria suami idama...