Symponi (SELESAI)

By minmiee

349K 26.3K 1K

Ditinggalkan dan dikhianati. itu yang yang dialami oleh Symponi Cahaya Dhuha. Tepat dihari pernikahannya, saa... More

Bagian 1 ( Kejutan )
Bagian 2 ( surat Azzam )
Bagian 3 ( Depresi? )
Bagian 4 ( Haruskah? )
Bagian 5 ( Bertemu pertama kali )
Bagian 6 ( Simpati atau Jatuh Hati?)
Bagian 7 ( Ku temukan dia )
Bagian 8 ( Symponi yang indah )
Bagian 9 ( Bicara Dengan Hati )
Bagian 11 ( Membuka Hati )
Bagian 12 ( Bertemu Kembali )
Bagian 13 ( Menguak Luka Lama )
Bagian 14 ( Kesempatan )
Bagian 15 ( Kasmaran )
Bagian 16 ( Bertemu denganya... )
Bagian 17 ( Sang Penggoda *alasan Azzam)
Bagian 18 ( Teman Bahagia )
Bagian 19 ( Perasaan )
Bagian 20 ( Ternyata...)
Bagian 21 (perasaan Azzam)
Bagian 22 ( Azzam kembali )
Bagian 23 (tunangan)
Bagian 24 ( Hari Bahagia )
Open PO MHS
Bagian 25 ( Sedikit Tentang Mereka )
Bagian 26 ( Bahagiaku, kamu)

Bagian 10 ( Jatuh Cinta )

10.4K 963 17
By minmiee

Maafkan jika ada typo ^^

Symponi membereskan kamarnya, saat ini dia tengah menunggu kedatangan kedua orang tuanya.

Rasanya begitu rindu berada di tengah-tengah keluarga yang menyayangi kita, begitu juga dengan Symponi yang merindukan hangatnya kasih sayang seorang ibu.

Suara pintu di ketuk, Symponi segera berdiri lalu membuka  pintu. Sudah ada Salamah dan Fuad di depan kamarnya. Mereka tersenyum bahagia ketika melihat Symponi di hadapan mereka.

"Assalamulaaikum, sayang" ucap Salamah.

"Waalaikumsalam, abi dan umi"

Tanpa dikomando, Salamah menghambur kedalam pelukan Symponi, "umi kangen sama kamu nak. Apa kabar sayang?"

Symponi tersenyum dalam pelukan hangat Salamah, bahkan Fuad yang menyaksikan itu saja sampai menyeka air mata yang keluar dari kedua sudut matanya.

"Baik, umi. Umi gimana, sudah sehat?"

"Umi cepat sehat setelah mendengar kabar kamu dari dr. Diva. Dia menelpon umi dan menceritakan semuanya, nak"

Setelah pelukan itu terlepas, Salamah mengelus lembut kedua pipi Symponi, "kamu kurusan sayang. Setelah pulang nanti, kamu harus makan yang banyak ya, nak"

Symponi tersenyum lalu mengangguk.

"Umi nggak sabar menunggu hari itu tiba"

"Ya sudah ayo kita duduk dulu, umi. Kasian Symponi kalau lama-lama berdiri" ucap Fuad mengintrupsi keduanya.

Duduk diantara abi dan uminya membuat Symponi merasa seperti kembali ke masa kecilnya, rasanya nyaman dan aman. Fuad berkali kali mengelus punggung tangan Symponi yang ada digenggamannya.

Rasanya Symponi benar-benar ingin cepat pulang, kembali ke tengah tengah keluarganya. Walau Symponi akui bahwa disini dia juga mempunyai keluarga baru.

"Abi sudah bicara dengan dr. Diva, dia bilang kamu akan diizinkan pulang sekitar 3 hari lagi. Semoga semuanya dilancarkan ya nak"

Symponi mengangguk, "Symponi sudah kangen sama kamar Symponi, bi"

"Tenang aja nak, Melodi membersihkannya setiap hari" jawab Salamah.

"Abi, umi... Symponi mau minta maaf untuk semuanya. Symponi tau kalau Symponi bikin kalian semua khawatir."

Salamah mengelus rambut panjang Symponi yang tergerai, "kami semua sudah memaafkan kamu nak. Dan kami juga mau meminta maaf karena tak bisa berbuat apa-apa saat itu."

"Kami semua sayang kamu, nak. Abi mohon kamu bisa melupakan semuanya dan bisa kembali menjadi Symponinya abi seperti dulu" Fuad mengelus pundak Symponi.

"Iya abi. Symponi janji akan hidup lebih baik lagi mulai sekarang. Bantu Symponi untuk bisa bangkit lagi"

"Pasti sayang. Umi, abi dan Melodi selalu ada untuk kamu"

Mereka bertigapun saling berpelukan.
.
.
.

Di dalam ruangannya Diva duduk sambil melamun, tiga hari lagi Symponi akan kembali ke tengah-tengah keluarganya. Pasti dirinya akan merindukan saat saat dimana dia dan Symponi duduk di taman berdua. Menceritakan banyak hal dan berbagi cerita.

Tok
Tok
Tok

"Masuk" jawab Diva sambil membereskan mejanya.

"Maaf dok. Ini beberapa dokumen pasien yang baru saja masuk dan kata dr. Alex, anda dipanggil ke ruangannya" ucap Zaskia salah satu staf di tempat terapi ini.

"Baiklah, terimakasih Zaskia"

"Ada yang bisa saya bantu lagi dok?" Tanya Zaskia dan Diva menggeleng. Zaskia segera keluar walau dalam hatinya dia kecewa, Zaskia telah lama berkerja di sini dan sejak pertama kali melihat Diva, Zaskia telah menjatuhkan hatinya untuk Diva. Tapi sayang sekali Diva tak pernah menggubris perhatian kecil yang dia berikan.

Diva datang menemui dr. Alex di ruangannya.

"Ada apa abah?" Tanya Diva langsung.

"Ini masih jam kantor dr. Diva. Panggil saya dr. Alex" Alex membenahi kacamatanya yang melorot dan mempersilakan Diva untuk duduk.

"Jadi, ada apa dok?"

"Saya sudah membaca laporan perkembangan dari pasien kita Symponi dan menurut suster pendampingnya, Symponi sudah sangat baik dalam berkomunikasi"

"Iya betul dok. Saya sudah mencatat semuanya di sana dan saya sudah mengizinkan pihak keluarga untuk membawa Symponi pulang tiga hari lagi"

Alex menganggukan kepalanya, "saya juga setuju tapi kamu harus pastikan pihak keluarga untuk mengontrol obat yang harus diminum Symponi. Karena menurut saya dia harus meminum obat itu sampai 3 bulan mendatang dan satu lagi, dia harus melakukan konsultasi rutin setiap 2 minggu sekali"

"Siap dok. Saya akan sampaikan nanti pada pihak keluarga"

"Oya, soal pasien yang baru masuk itu kamu bisa kan menanganinya. Dia seorang laki laki yang baru saja kehilangan istri dan anaknya, dia mencoba bunuh diri berkali-kali"

"Baik dok. Kalau gitu saya permisi dulu"

Diva berjalan keluar dari ruangan dr. Alex dan saat di lorong dia melihat Symponi yang sedang berjalan sendirian.

Diva mempercepat langkahnya dan memanggil Symponi.

Symponi merasa namanya dipanggil, menoleh dan tersenyum pada Diva.

Saat itulah rasanya dunia disekitar Diva berhenti bergerak dan hanya suara detakan jantungnya yang terdengar nyaring.

"Div... Diva" panggil Symponi.

"Eh, iya maaf. Kamu dari mana?"

"Baru aja ngantar abi sama umi ke depan dan oya, abi sama umi titip salam buat Diva"

"Owh, iya salam kembali dari saya"

Diva dan Symponi berjalan beriringan. Belum ada yang memulai untuk bicara. Diva terlalu bingung untuk memulai topik pembicaraan.

"Em, Diva... tiga hari lagi saya akan pulang. Saya rasa saya akan merindukan tempat ini-" Symponi menatap Diva sekilas "saya merasa punya keluarga baru di sini. Mereka semua sangat baik sama saya"

Diva memperhatikan wajah Symponi dari samping, "kamu boleh main kapan aja kalau kamu rindu" saya pasti akan sangat senang. Lanjut Diva dalam hati.

Symponi mengangguk, "saya kangen banget sama rumah. Khususnya masakan umi"

"Pasti sangat enak ya"

"Sangat. Kapan-kapan saya akan undang Diva untuk makan malam di rumah saya, bagaimana?"

Diva langsung tersenyum sempurna. Dia mengangguk cepat. Tentu saja dia mau, kapan lagi dia bisa main ke rumah Symponi tanpa harus membuat alasan terlebih dahulu.

"Umi dan abi pasti senang kalau kamu benar-benar datang"

"Tentu saya akan datang jika tidak ada halangan" jawab Diva tenang menutupi rasa bahagia yang membuncah di hatinya.
.
.
.

Melihat foto-foto Symponi yang ada digeleri ponselnya membuat Diva tersenyum. Foto-foto itu dia ambil tiga hari yang lalu. Saat itu Symponi sedang memainkan biolanya di taman sendirian.

Diva menyukai semua yang ada pada Symponi. Wanita yang lemah lembut, santun, pintar, berbakat dan satu lagi, dia cantik.

"Anak mamah kenapa melamun disini sendian?" Dewi mengambil tempat di samping Diva.

"Ga juga mah, lagi mikirin kerjaan aja" elak Diva.

Dewi mengangkat kedua alisnya, "lagi banyak pasien?"

"Hu'um"

"Tapi kamu ga biasanya bawa-bawa masalah kerjaan sampai rumah. Ada yang parah ya ?" Tanya Dewi penasaran.

"Ya gitu mah. Oya, abah kemana?" Tanya Diva mengalihkan pembicaraan.

"Lagi ke tempat nini, katanya nini dandaman sama abah kamu"

Diva menganggukan kepalanya. Lalu tiba-tiba mata Dewi melihat ke arah layar ponsel milik Diva.

"Siapa?"

"Apanya mah?" Dewi menunjuk dengan dagunya ke arah ponsel Diva.

"Owh...emm..."

"Gebetan baru?"

Diva mengibaskan tangannya cepat, "bukan mah, ini pasien Diva"

"Owh, mamah mulai mengerti" ucap Dewi sambil mengulum senyumnya.

"Apanya?"

"Masalah kerjaan yang dibawa ke rumah dan pasien yang kamu pikirkan" jawab Dewi.

Diva menjadi salah tingkah. Dia menggaruk alisnya.

"Ada cerita buat mamah, Diva?" Tanya Dewi

"Iya...eh, engga-"

Dewi melipat kedua tangannya di atas dada dan menatap Diva serius.

"Diva jatuh cinta?"

***

Kamus Banjar : dandaman ( kangen/        rindu )
                          Nini ( nenek)

Semoga menghibur dan maaf lama baru Update ya ^-^

Banjarbaru, 18 Feb 18

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 27.5K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
305K 13K 33
[COMPLETED] Tak banyak kenangan tentangmu di memoriku sampai kau kembali masuk ke kehidupanku -Shilla Fiorenza Leonard-
6.7K 747 18
☊☊☊ ✔ Sesuatu yang dibutuhkan ketika lelah adalah istirahat. Tapi jika yang lelah adalah perasaan, maka yang dibutuhkan adalah sandaran. "Kenapa tida...
146K 4.7K 9
Rayya kecil harus membiasakan kehidupannya dengan kehidupan di panti pada umumnya, walaupun ia tahu orangtuanya akan datang menjemputnya kembali saat...