Daydreaming (gxg)

By coffeerum

42.4K 2.1K 200

"Ibu guru yang cantik itu adalah kekasihku" -kanaya- dipublikasikan sejak Desember 2017 More

Prolog
1. First Meet
2. Kejadian di kelas
4. Hari yang Aneh
5. Memerhatikanmu
6. Kepulangan
7. Surat Cinta
8. Chit chat
9. Ingin Akrab Denganmu

3. Hoodie

5.9K 311 19
By coffeerum

Halaman sekolah masih basah akibat guyuran hujan pagi tadi. Aku berjalan melewati rumput dengan buliran air yang membasahi sepatuku.

"Hai." seseorang menyapaku sambil menyamakan langkahnya denganku.

Aku berhenti dan mulai memperhatikannya. Rambut pendek lurus dengan belahan di tengahnya juga tatapan yang dalam dari matanya yang sedikit sipit. Tubuhnya lumayan tinggi, bahkan dia sampai membungkuk untuk bicara padaku.

"Waiter?" jawabku terkejut dengan wajah yang tidak asing. Ternyata dia masih SMA. Lebih mengejutkan lagi dia satu sekolah denganku.

"Kaget ya?" jawabnya sambil terkekeh.

"Ku pikir kamu anak kuliahan yang kerja sambilan." jawabku sambil meneruskan langkahku.

"Mengejekku ya? Aku masih 17 tahun." Sama denganku.

"Oh ya, kemarin aku lupa minta nomormu." katanya. Dia tersenyum sampai menunjukkan giginya. Matanya penuh dengan harap.

"Oh." jawabku singkat.

"Ini." Dia menyerahkan HP-nya padaku. "Boleh kan?" dia mengangkat kedua alisnya menunggu persetujuanku.

Saat aku mulai mengetikkan nomorku, aku mendengar suara buku yang terjatuh. Ku lihat seseorang mulai memungutnya. Bu Agatha. Dia melihatku sekilas, lalu kembali merapikan buku-bukunya.

"Ah.. biar saya bantu, Bu." Si waiter itu menawarkan bantuan.

"Um.. tidak usah." setelah selesai dia menatapku sekali lagi lalu melenggang pergi.

"Ini." kataku. Aku menyerahkan HP milik waiter.

"Um.. Oh ya, Jangan panggil aku waiter. Namaku Brian Novaldo." katanya. "Panggil aja Beno." tambahnya.

"Beno?" tanyaku.

"Hehe iya, itu panggilanku sejak SMP." jawabnya.

Aku jadi ingat dengan pacarnya Jingga. Reonald. Dia juga mendapatkan panggilan 'Leo' sejak SMP.

"Jadi.. Apa kamu satu SMP dengan Reonald.. maksudku Leo?" kataku sambil mulai berjalan.

"Iya, bahkan satu kelas." jawabnya santai.

"Ah.. teman-teman SMP-mu pasti sangat unik ya." maksudku mengganti nama-nama temannya seenaknya sampai terbawa ke sekolah barunya.

Kami mengobrol hingga tanpa sadar ruang kelasku sudah terlewat. Hhhh.. Aku mendengus kesal sambil menatapnya.

"Hei hei, bukan salahku. Kamu sendiri jalan sambil lihat HP terus." kata Beno.

Aku tidak menghiraukannya. Aku langsung berbalik dan berjalan kembali ke kelasku.

"O- Okay.. Bye. Maksudku sampai ketemu lagi.. Naya." kata Beno sedikit canggung.

# # #

Jam istirahat pertama, Jingga dan aku pergi ke kantin. Tepat di sebelah kantin ternyata lapangan basket. Aku bisa melihat Beno berlatih basket di sana. Dia sedang pelajaran Olah Raga atau memang atlet basket ya? Aku sedikit penasaran.

"Kakak nggak ke sini?" tanyaku.

Jingga hampir tersedak mendengar pertanyaanku. "Kakak?"

"Oh.. Sorry. " kurasa dia tidak suka aku memanggil pacarnya dengan sebutan kakak.

"Leo.. nggak-" belum sempat ku teruskan, Leo sudah berdiri di hadapan kami.

"Aku apa? Dasar cewek penggosip." kata Leo sambil melirik ke arahku. Aku tahu dia bercanda, tetapi dengan  wajah yang serius seperti itu membuatku ingin melempar wajahnya dengan sesuatu. Aku celingukan mencari benda yang bisa ku lempar, Leo tahu, kemudian dia mencari topik lain.

"Um.. Hari ini Bu Agatha penampilannya aneh sekali."

"Kenapa?" tanya Jingga.

"Biasanya dia pakai pakaian formal, semacam blouse atau blazer." kata Leo menjelaskan. Sebetulnya aku heran dari mana dia bisa tahu jenis-jenis pakaian wanita. "Memakai rok yang pendek dan juga-" belum sempat menyelesaikan perkataannya, hidung Leo sudah ditarik oleh Jingga.

"Ouch."

"Memangnya dia pakai apa?" tanyaku penasaran.

"Hoodie. Warna hitam yang menurutku enggak cocok dipakai orang feminim sepertinya."

Seingatku pagi tadi, Bu Agatha memakai atasan warna krem dan blazer cokelat. Meski hanya sebentar tetapi aku melihatnya secara detil dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Mungkin sedang sakit." celetuk Jingga.

"Nggak, kalau sakit nggak mungkin pakai rok pen-" kini pipi kiri Leo yang jadi sasaran Jingga.

"Ouch.. sakit sayang."

Aku jadi ingat sesuatu. Aku juga kehilangan hoodie warna hitam. Maksudku aku memang meninggalkan hoodie-ku pada seseorang di mini market. Tunggu dulu. Ini hanya tebakanku saja, mungkinkah...

Aku beranjak dari tempat dudukku, Jingga dan Leo menatapku bingung. "Ada yang ingin ku pastikan." kataku sambil meninggalkan mereka.

Sebetulnya aku penasaran. Sangat penasaran. Tetapi bagaimana cara mengatakannya ya? Apa yang harus ku katakan? Terakhir bertemu aku bahkan tidak bisa bicara.

Tidak ku sangka, aku sudah sampai di depan pintu Lab Kesenian yang ternyata terbuka. Benarkah harus ku pastikan sekarang? Aku mulai berubah pikiran. Tetapi kakiku sudah membawaku ke dalam ruangan.

Hmmm? Tidak ada siapa-siapa di sini.

"Mencariku?"

Aku melompat kaget mendengar seseorang berbicara dari arah belakangku. Di mulut pintu aku melihat siluet seorang wanita dengan rambut wavy, dengan satu tangan di pinggang. Bu Agatha.

Jantungku berdegup dengan kencangnya saat tahu dia berjalan ke arahku sambil terus menatap mataku.  Telapak tanganku mulai terasa dingin dan berkeringat. Aku mematung.

"A- Aku.. " aku mencoba mengeluarkan suaraku.

Tidak ku sangka, ternyata dia berjalan melewatiku. Akhirnya aku bisa bernapas. Aku menahannya ketika dia hanya berjarak beberapa jengkal saja denganku.

"Mencari ini?" katanya.

Aku berbalik untuk melihatnya dan dia melemparkannya tepat di wajahku, menutupi seluruh penglihatanku.

"Ah.. " Ini pasti hoodie-ku. Aku melepaskannya dari wajahku dan melihat wajah Bu Agatha berada tepat di depan hidungku.

Astaga!

Aku mundur dengan cepat sehingga kakiku tersandung dan aku jatuh. Ouchh! Aku mendarat tepat di bokongku.

"Kamu nggak apa-apa?" dengan segera Bu Agatha menghampiriku  sambil mengulurkan tangannya untuk menolongku. Entah kenapa aku bisa melihat Bu Agatha sedikit menahan tawanya.

Aku meraih tangannya dan mencoba untuk bangkit, seketika aku merasakan sensasi hangat yang menyelimuti dadaku. Tangannya ternyata lebih kecil dari punyaku, lebih lembut dan hangat.

"Ah!" aku segera menarik tanganku darinya.

"Hei, santai saja. Kamu bahkan menggenggamnya lebih lama saat di pesawat." katanya sambil tersenyum.

Aku terlalu fokus pada senyumannya. Sungguh itu adalah senyuman yang indah dan yang paling manis yang pernah ku lihat. Dan yang paling menakjubkan, dia punya lesung pipi.

Manis sekali.

Dia memiringkan kepalanya dan mengangkat alisnya.

"Halo?" dia melambaikan tangannya di depan wajahku untuk mendapatkan fokusku kembali.

"Uhm.. " hanya itu yang bisa ku katakan.

Aku benci sekali. Kenapa aku tidak bisa berbicara di depannya? Aku gugup sekali. Seperti ada yang bergetar di dalam dadaku. Dan itu sangat mengganggu.

Tok tok tok

Seseorang megetuk pintu. Kali ini siluet pria dewasa yang terlihat.

"Maaf? Apa aku mengganggu?" kata pria itu. Ternyata dia adalah salah satu guru yang mengajar di kelasku. Pak Rama guru matematika.

"Um.. Kami sudah selesai. Kanaya kamu boleh keluar." kata Bu Agatha.

Aku hanya mengangguk dan segera meninggalkan ruangan. Aku memakai hoodie-ku sambil berjalan karena aku malas menentengnya. Aku hendak pergi ke kantin, kemudian berubah pikiran dan berjalan menuju ruang kelasku.

Di  sepanjang koridor, terkadang aku bertemu dengan beberapa anak yang memandangiku dengan tatapan aneh. Apa ada kulit cabai yang menempel di gigiku?

Sesampainya di kelas, ternyata Jingga dan Leo sudah ada di dalam. Untung aku tidak jadi menyusul mereka ke kantin.

Aku menghampiri mereka, Leo menunjukkan ekspresi yang sama dengan anak-anak di koridor tadi.

"Nay Nay Nay.." matanya terbelalak. "Itu kan yang dipakai Bu Agatha tadi." dia menarik napas dalam-dalam.
"Serius. Kamu palak ya?"

Ya, serius. Anak ini menyebalkan. Aku hanya mendengus kesal dan duduk di bangkuku.

"Ini punyaku." jawabku ketus.

"Kok bisa?" tanya Leo tidak percaya.

Jingga menatapku, pandangan matanya seperti menagih cerita dariku.

"Ceritanya panjang, okay?" jawabku sambil menatap Jingga.

"Okay, tapi kamu harus cerita." jawab Jingga.

Bel masuk berbunyi dan Leo segera pamit masuk ke kelasnya.

Tidak lama, Pak Rama masuk ke kelas. Sungguh, aku paling tidak suka pelajarannya. Matematika. Membuatku pusing.

Aku menulis rumus yang panjang dan rumit. Kemudian aku menulis soalnya dan aku tidak tahu lagi setelah ini. Bagaimana caranya aku bisa menghitung angka dengan huruf?

Aku ini payah sekali.

Tiba-tiba aku sadar sesuatu. Sejak tadi aku mencium wewangian yang tidak asing. Sepertinya aku pernah menicumnya sebelumnya entah di mana. Mungkinkah Jingga?

"Hei Jingga, parfummu baunya enak." kataku.

"Aku tidak pakai parfum." jawabnya santai.

Okay. Itu bukan hal yang mengejutkan karena aku juga tidak memakai parfum ke sekolah. Lalu aroma apa ya ini?

Kemudian aku mengendus hoodie yang sejak tadi ku kenakan. Baunya dari sini rupanya. Tetapi aku kan tidak memakai parfum.

Hhmmm..

Biar ku ingat-ingat sebentar. Sepertinya ada yang aku lupakan.

<Um.. Hari ini Bu Agatha penampilannya aneh sekali.
Hoodie. Warna hitam yang menurutku enggak cocok dipakai orang feminim sepertinya.>

Tunggu dulu. Hoodie ini kan pernah dipakai Bu Agatha.

Ini aroma dari tubuh Bu Agatha!

"Shit!!" teriakku sambil melepas hoodie secepat yang ku bisa.

Seketika semua orang di kelas ini melihat ke arahku. Termasuk Pak Rama yang terlihat tidak suka. Sangat tidak suka.

"Ah.."

Continue Reading

You'll Also Like

874K 6.2K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
283K 19.9K 49
~Warning!~ •DILARANG PLAGIAT!! •up dua hari sekali •Mengandung beberapa kata-kata kasar dan adegan kekerasan⚠️ •Harap bijak dalam memilih bacaan! Rac...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 70.2K 34
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
473K 35.6K 44
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...