Cold Senior

By NabilaKhanza6

61.7K 3.2K 204

"Mungkin, dingin itu perlu hangat. Itu pendapat gue." Kalvian Alkano. Si cassanova SMA Merpati. Ganteng, ding... More

Part 1 - Kalvian Alkano
Part 2 - Kulkas Berjalan
Part 3 - Tristan Raditya Manunggal
Part 4 - Kean?
Part 5 - Muka Triplek
Part 6 - Permulaan
Part 7 - Mulai?

Prolog

21.4K 752 38
By NabilaKhanza6

#Happy Reading

Angin berhembus dan menerpa wajah cantik seorang gadis berumur tujuh belas tahunan, rambutnya yang panjang dan bergelombang pun bergoyang karena terpaan angin, cewek itu menghirup udara segar di kota barunya itu, bukan, bukan baru, lebih tepatnya ia telah kembali ke kota asalnya.

Setelah mengambil kopernya, ia berjalan pergi sambil menggeret kopernya yang tak besar dan tak kecil. Cewek itu merogoh saku celana pensilnya yang berwarna putih bersih itu, ia mengambil sebuah handphone dan menghidupkan benda itu.

Ia terus berjalan dengan mata masih tertuju ke arah handphone-nya, hingga ia menabrak seorang laki-laki seumurannya. Handphone-nya terjatuh dan pecah menjadi tiga bagian.

"Sorry," ucap cowok itu lalu mengambil handphone seorang cewek yang ditabraknya. Cewek itu pun ikut memunguti bagian handphone-nya.

Cewek itu pun mengangguk dan menerima bagian handphone-nya dan memasang kembali handphone-nya yang tadi berpisah menjadi beberapa bagian, "Iya, gue juga minta maaf, gak ngeliat lo tadi,"

Wajah cowok menatap cewek yang ditabraknya dengan datar. Lalu ingin berlalu pergi, tapi keburu dicegah dengan tangan sang cewek. "Eh, nama Lo siapa?"

"Kalvian."

Setelah berucap seperti itu, cowok dengan perawakan tinggi itu pergi berlalu. Meninggalkan sang cewek yang diam terpaku menatap kepergiannya.

******

Sebuah mobil Fortuner hitam berhenti di depan rumah bergaya minimalis, dengan halaman depan yang penuh oleh tanaman.

Tak lama kemudian muncul gadis remaja yang cantik dengan rambutnya yang panjang.

Gadis itu menatap supir yang tadi mengantarkannya ke rumah itu, supir itu hendak membawakan kopernya, namun ditahan oleh gadis itu.

"Biar saya aja yang bawa, Pak," ucap gadis itu dengan tangan mengambil alih kopernya.

"Gak apa-apa, Non? Nanti non Kamila capek loh." tanya pak supir itu dan dijawab gelengan oleh gadis yang bernama Kamila itu.

Setelah mengambil kopernya, Kamila lalu berjalan menuju pintu utama rumahnya, ia menghirup napasnya dalam-dalam, ia rindu, kangen dengan rumah itu, suasana rumah itu, dan orang di rumah itu, namun, ia lebih merindukan Mama dan Papanya.

Sebelum ia membuka pintu rumah orang tuanya, rumah itu sudah terbuka terlebih dahulu dan muncul wajah seorang wanita berumur empat puluhan, umurnya sudah tua namun itu tak mengurangi kecantikannya.

"Ah! Mama!" Kamila berseru dan langsung melepas kopernya lalu memeluk Mamanya.

Setelah cukup lama mereka berpelukan, Mamanya melepas pelukan mereka, lantas wanita itu mencium kening putrinya dan tersenyum.

"Yuk, masuk," ajak Mamanya lalu masuk ke dalam rumah diikuti sang anak dibelakangnya.

*****

"Gimana Ma? Cocok nggak?" Tanya seorang gadis pada sang Mama yang tengah duduk dipinggir ranjang menatap dirinya yang terpantul cermin.

"Cocok banget. Tambah cantik kamu Mil." Kata Farah, Mama dari gadis itu.

"Ya sudah kamu turun gih, udah mama siapin sarapan kesukaan kamu." Kata Farah, lalu berjalan pergi meninggalkan sang anak yang tengah gugup.

Kamila, gadis itu lalu mengambil tasnya dan sepasang sepatu. Lalu ia pergi menuju meja makan, tak lupa ia menutup kembali pintu kamarnya.

"Pagi Ma, Pa." Sapanya pada sang Papa dan Mama yang tengah sibuk sendiri-sendiri. Sang papa yang asik membolak-balik koran dan sang mama yang sibuk membuatkan kopi untuk papanya.

"Pagi." Sapa mama dan papanya berbarengan.

"Mau ke sekolah baru ya?" Tanya sang papa tersenyum memandang anaknya yang kini sudah duduk manis di atas kursi makan.

"Iya Pa. Udah gugup aku nih." Kamila memperlihatkan wajah gugupnya pada sang papa dan disambut gelak tawa.

"Jangan gugup. Tenang, orang Jakarta baik-baik kok. Kamu sih kelamaan tinggal di Bandung." Kata Reza, sang papa.

"Aku betah di Bandung pa." Kamila merengek.

"Ya tapi kamu harus betah di sini juga. Masa rumah sendiri enggak betah." Ucap Farah menimpali.

"Iya, aku bakal betah kok di sini." Setelah berkata seperti itu, Kamila mengambil roti bakar lalu memakannya dengan lahap.

"Papa anter ya." Kata Reza setelah anaknya sudah selesai menghabiskan sarapannya.

"Asiap papa!" Kamila lalu memakai tasnya dan berjalan menuju Farah untuk berpamitan.

"Kamila pergi dulu ya Ma." Kata Kamila lalu mencium punggung tangan sang Mama.

"Iya, cepet dapet teman ya, dapet pacar juga." Kata Farah diakhiri dengan gelak tawa darinya dan Reza. Sedangkan Kamila hanya memanyunkan bibirnya.

"Udah ah jangan manyun, ntar ilang cantiknya." Ucap suara bass yang muncul dari arah tangga.

Kamila sontak menoleh dan mendapati cowok dengan perawakan tinggi, rambutnya yang acak-acakan menambah kesan ganteng pada dirinya, "Kak Aryan!"

Aryan terkekeh geli menatap adiknya. Ia belum sempat bertemu dengan sang adik karena kemarin dia pulang larut malam karena tugas kuliah.

Cowok itu merentangkan tangannya saat sudah ada satu meter di depan Kamila. Daan dengan sekejap, Kamila sudah ada dipelukan Aryan.

"Cie, kangen ya." Ejek Aryan membuat Kamila cemberut.

"Sudah-sudah, kangennya dipending dulu." Kata Reza. "Ini udah mau jam 7 loh Mil!"

Mata Kamila sontak melotot, ia pun terlepas dari pelukan Aryan. "Ah! Telat! Kamu sih kak!"

"Lah kok Kakak?" Tanya Aryan tak terima. Tetapi pertanyaannya tidak digubris sang adik karena Kamila sudah berlari keluar rumah diikuti Reza.

******

Kamila meremas kedua telapak tangannya. Ia menatap pintu gerbang yang menjulang tinggi di depannya. Ia menatap ke belakang, nampak mobil papanya bergerak menjauh darinya.

Ia pun meringis. Keringat mulai membasahi dahinya. Telapak tangannya pun sudah basah. Ia melangkah ragu. Matanya sesekali melirik beberapa siswa yang juga memandangnya.

Kamila berjalan menyusuri koridor yang nampak ramai. Ia kebingungan mencari ruang Tata Usaha. Lantas, cewek itu bertanya pada salah satu siswi yang sempat lewat, dilihat dari wajahnya siswi itu baik menurut Kamila.

"Eh, em, mau tanya." Kata Kamila mencegah siswi itu.

Siswi itu menoleh, lalu memandang Kamila dan senyum terbit di wajahnya, "anak baru ya?"

Kamila mengangguk canggung. "Ruang Tata usaha di mana ya?"

"Itu di sana, pintu paling pojok sebelah ruang kepala sekolah." Kata siswi itu sambil menunjuk ke salah satu pintu yang terlihat dari mereka berdua berdiri.

"Oh iya, makasih ya." Ucap Kamila dan diangguki siswi itu.

Saat ia akan melangkah, bunyi nyaring yang merupakan bel di sekolah itu berbunyi. Menandakan KBM akan berlangsung saat itu.

Kamila cepat-cepat melangkah menuju ruang TU. Ia akan mengetuk pintunya. Tetapi tangannya berdiri di ambang angin. Pintu itu terbuka dan berganti dengan seragam putih bersih yang menyambut tangan Kamila.

Ragu, cewek itu mendongak dan menatap cowok di depannya yang cukup tinggi, ia pun hanya sebatas bahu cowok itu.

Kamila menarik tangannya, ia sontak menunduk. Jantungnya berdebar sangat keras.

"Minggir." Ucap suara cowok itu dengan intonasi datar dan dingin.

Seperti perintah, Kamila pun menyingkir, memberi jalan untuk cowok itu.

Kamila menoleh ke belakang, menatap punggung cowok itu yang perlahan menjauh.

Ia mengerjapkan matanya, lalu berjalan masuk ke dalam ruang TU.

******

Gugup. Lagi-lagi kata itu pantas menjadi judul hari ini baginya.

Saat ini, Kamila sedang berjalan di belakang guru yang sempat memperkenalkan diri sebagai wali kelas dari kelas XI MIPA 3 yang nanti akan ia tempati.

"Sebentar, ibu masuk dulu ya." Kata Bu Ratna, wali kelas itu, Kamila sontak mendongak dan mengangguk canggung.

Ia tak berani menatap kelas yang penuh dengan penghuninya. Kelas yang tadinya cukup ramai, berubah menjadi hening ketika Kamila disuruh masuk ke dalam.

Kamila menundukkan kepalanya dalam-dalam. Sontak, tepukan bahu membuatnya mendongak.

Di sana nampak Bu Ratna tersenyum, "ibu tinggal dulu ya. Semoga betah. Tenang, anaknya baik-baik kok."

Kamila hanya tersenyum tipis, dan mengangguk.

Bu Ana, guru yang sedang mengajar di kelas itu angkat bicara, "oke anak-anak. Hari ini kalian kedatangan teman baru."

"Ayo, perkenalkan dirimu." Kata Bu Ana pada Kamila.

Kamila lantas menghela napas. Ia menatap ke depan, tepatnya ke arah para orang-orang yang memakai seragam sama yang sedang menatap dirinya.

"Em, perkenalkan nama Saya Kamila Anindia Putri." Ucap Kamila dengan satu tarikan napas.

Kelas yang tadinya hening kini berubah menjadi riuh.

"Jangan formal gitu dong!"

"Cantik banget, anjir!"

"Cakep pisan ew,"

"Salam kenal juga!"

"Kenalan yuk!"

"Nomer hape?"

"Udah punya pacar belum? Kalau belum, jadian yuk!" Kata salah satu cowok yang tiba-tiba saja sudah berdiri di depan Kamila.

"Ye dasar si Farel!"

"Awas Mil, Farel itu playboy!"

"Norak lu Rel!"

"Belum puas Lo? Kemarin aja baru putus sama Liona."

"Sst! Sudah-sudah, Farel kembali ke tempat duduk kamu, dan Kamila, kamu duduk di em, mana ya?" kata Bu Ana sambil menyapu pandangannya ke seluruh penjuru kelas.

"Ah! Kamu duduk di samping Andin ya, di depan Farel," kata Bu Ana sambil menunjuk tempat yang akan menjadi tempat duduk Kamila.

"Iya, Bu," jawab Kamila sopan, lalu ia berjalan menuju tempat yang ditunjukkan oleh Bu Ana.

Farel yang melihat itu sontak berbinar senang, "ah, Lo duduk sama gue aja Mil. Biar Andin sama si Rendi."

"Ye, lu mah!" Kata Rendi yang sedari tadi diam.

"Sudah-sudah, Farel kamu diam atau saya suruh berdiri di depan bendera?"

"Enggak Bu!" Jawab Farel dengan lantang dan Bu Ana hanya menggelengkan kepalanya, pusing menghadapi murid semacam anak itu.

******

NEW nih! Hehe:v, sekuel Keana&Kevan. Ini cerita khusus buat Kalvian, kembarannya Kean.

Jangan lupa vote dan komen!

Thanks and see you❤️

TBC,

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 279K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

6M 331K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
319K 19K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
2.6M 142K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...