My Ice Boy [Completed]

By pitsansi

24.6M 1.9M 331K

[SUDAH TERBIT - sebagian part sudah dihapus] #1 in Teen Fiction [11-02-18] "Karena beku adalah cara gue berta... More

1. Kesan Pertama: 6"
2. Jejak Sepatu
3. Sok Ganteng! Sok Pinter!
4. Muka Tembok
5. Attention
6. Running
7. Curiga
8. Dari Mata
9. Misi Sialan!
10. Nggak Suka
11. Mengulur Waktu
12. Drama
13. Cemburu
14. Perhatian Terselubung
15. Berebut Peran Pangeran
16. Polling
17. Putri Salju
18. Murid Pindahan
19. Gengsi Bilang Suka
20. Miracle
21. Suka
22. Menanti Miracle
23. Alasan untuk Dekat Denganmu
24. Lima Detik
25. Mengupayakan Segala Cara
26. Memori
27. Putri Salju Rasa Cinderella
29. Harapan Bertemu Miracle?
30. Jantungan
31. Memilih
32. Miracle Nyata
33. Kemungkinan Miracle
Polling Sementara MiracLINE & Giveaway
34. Ancaman Datang
35. D-Day
36. Perlahan Terkuak
37. Sebenci itukah?
38. Kejutan
40. Hangat
41. Temui Aku
42. Dingin Lagi
43. Tunggu Sebentar Lagi
44. Dari Masa Lalu
45. Remember You
Cara Baca Part yang Diprivate
46. Miracle Sesungguhnya
47 (END) Berawal dari Miracle
Mau Dapat Novel "My Ice Boy" Gratis?
Q&A dan Tanya Tokoh MIB
Pengumuman Testimoni Terpilih
Vote Cover & Seputar Info
Giveaway Time!
Open PO MIB

28. Aku Janji

444K 38.9K 5.4K
By pitsansi


"I don't want to lose you. Please don't scare me like that."

____________________________________

Mood Galen mendadak berubah baik berkali-kali lipat karena kejadian di gudang tadi. Ia tidak menyangka, awalnya ia hanya berniat memergoki Salsa yang kedapatan menemukan sebelah sepatu yang memang sengaja Galen letakkan di atas tumpukan kardus. Kemudian Galen akan berlagak seperti menangkap basah tersangka kasus sepatu melayang beberapa waktu lalu. Namun yang terjadi justru lebih dari yang ia harapkan. Siapa sangka, tanpa ia rencanakan justru Galen berhasil merebut first kiss Salsa. Walau itu hanya-menempel-setengah-detik seperti yang dikatakannya tadi. Tetap saja masuk hitungan.

Mira menyikut Galen di sebelahnya. “Kenapa senyum-senyum? Memangnya ada yang lucu?”

Galen menggeleng cuek.

“Arahinnya ke sini sedikit,” Mira menggeser ponsel di genggaman Galen sedikit ke kanan. “Jangan rekam yang kiri terus. Nanti Ken masuknya dari sebelah kanan,” keluhnya lagi.

“Iya, iya.” Galen menjawab singkat. Ia menurut kemauan tantenya. Namun hanya beberapa detik, karena detik berikutnya ia kembali memokuskan kamera ponselnya untuk menyorot Salsa di atas panggung.

Sambil merekam pertunjukan drama Putri Salju dari tempatnya, Galen mengalihkan pandangannya sejenak ke arah lain. Dengan mudah ia menemukan Jerry sedang mengalihkan perhatian Regina yang ia yakini sedang berusaha mencari keberadaannya.

Gue traktir Hanamasa habis ini, Jer.

Kemudian pandangannya beralih lagi ke lain arah. Kali ini berusaha menemukan keberadaan Haris. Galen jadi ragu sendiri ketika cukup lama tidak dapat menemukan Haris di mana pun. Karena sahabatnya itu selalu mengeluh bahwa mengurus Cherry benar-benar merepotkan.

Setelah mengedarkan pandangannya ke hampir segala arah, Galen berhasil menemukan Haris yang sedang berdiri agak jauh di bagian belakang kursi penonton. Galen tidak berhasil menemukan Cherry di sekitar Haris. Dan ia menduga gelagat Haris yang aneh saat ini karena sedang berusaha menemukan Cherry yang hilang.

Mira mengguncang lengan Galen dengan berlebihan. “Itu Ken tampil. Ayo rekam yang bagus.” Mira bertepuk tangan penuh antusias. Matanya berbinar-binar penuh kebanggaan menyaksikan anak semata wayangnya tampil di atas panggung.

Mengabaikan sejenak kekhawatirannya tentang keberadaan Cherry, Galen kembali fokus merekam pertunjukan di atas panggung.

“Siapa yang sudah minum air dari cangkirku?” suara Ken di atas panggung membuat penonton merasa gemas sendiri. Apalagi suara itu baru keluar setelah salah satu anak yang menjadi kurcaci lain menyikut Ken dengan tidak sabar.

Suara tawa juga ekspresi gemas kompak ditunjukkan para penonton sejak 7 kurcaci yang diperankan anak-anak panti asuhan dan juga Ken muncul. Ketujuh anak yang usia juga tinggi hampir sepadan itu sukses menarik perhatian penonton. Lengkap dengan kostum serta properti yang mereka kenakan sungguh menambah kesan lucu yang alami.

Pertunjukan berjalan dengan lancar untuk beberapa saat. Hingga ketika masuk bagian sang Putri terjatuh setelah menggigit buah apel, Galen merasa Salsa jatuh terlalu keras. Ekspresi Salsa juga tampak seperti tidak baik-baik saja. Ia masih ragu bahwa Salsa bisa berakting sebaik itu.

Pentas drama Putri Salju hampir mendekati akhir. Galen jadi malas merekam pertunjukan karena tiba saatnya Arnan muncul.

Salsa terbaring di peti kaca, sementara 7 kurcaci mengelilinginya sambil menangis—atau lebih tepatnya berlomba-lomba menciptakan suara tangis yang bersahut-sahutan.

Kemudian pangeran datang.

“Dia begitu cantik. Bolehkah aku membawanya ke istana? Aku akan menjaga sang Putri sepenuh hati.”

Ketujuh kurcaci menjawab kompak, “Boleh.” Tapi kemudian hanya Ken yang melanjutkan kalimatnya. “Tapi Ken juga mau ikut ke istana.”

Suara tawa penonton kembali terdengar. Mira yang sebelumnya begitu terpukau dengan penampilan Ken kini jadi garuk-garuk kepala ketika menyadari putranya telah melenceng dari skrip. Mira mengibas-ngibas tangannya ketika secara kebetulan Ken menoleh ke bangkunya. Memberi kode pada Ken bahwa Ken sudah tidak ada dialog. Sementara Galen diam-diam mengacungkan jempolnya untuk Ken.

Ken bersikeras untuk ikut ke istana. Begitu dekorasi panggung diubah selayaknya istana, Ken ada di sana, dan sang Putri masih tertidur di peti kacanya.

Sang pangeran terus memandangi kecantikan Putri Salju, kemudian tergerak untuk mendekati sang Putri. Ia berniat memberikan kecupan singkat di punggung tangan sang Putri, namun ia merasa ada yang berbeda ketika mengangkat tangan sang Putri. Tangan itu begitu mungil. Dan benar saja, bukannya mengecup punggung tangan Salsa, Arnan justru mengecup punggung tangan Ken yang entah bagaimana caranya sudah berada di dekat peti.

Suara tawa penonton tidak dapat dibendung lagi. Ken seolah jadi peran utama dalam cerita ini. Sehabis ini mungkin banyak yang ingin foto bersama dengannya.

“Biar Ken aja yang bangunin Putri,” kata Ken tenang. Ia lalu mengeluarkan susu coklat kemasan kotak dari sakunya, kemudian menusukkan sedotan dan mengarahkannya pada sang Putri yang masih tertidur.

Semua orang dibuat bertanya-tanya karena jalan cerita yang melenceng jauh dari seharusnya, namun tetap penasaran sekaligus antusias dibuatnya.

Salsa terkejut pada awalnya ketika merasakan sesuatu menyentuh bibirnya, kemudian cairan manis yang mengalir ke tenggorokannya membuatnya terbatuk dan bangkit dari tidurnya.

Penonton bertepuk tangan menyaksikan ending yang unik itu.

Mira yang awalnya malu karena mengira Ken akan mengacaukan pertunjukan, kini justru berbangga diri. Ia ikut bertepuk tangan sambil berseru nyaring. “Ken anaknya mama Mira.”

Galen sungguh berhutang banyak pada Ken. Sepupu kecilnya itu memang selalu bisa diandalkan.

Ending yang manis, Ken.

Walaupun pentas drama Putri Salju ini memiliki ending yang berbeda dari versi aslinya, namun semua pihak merasa terhibur. Arnan pun tidak merasa keberatan dengan itu semua. Ia justru ikut tertawa di samping Ken. Ia menepuk pelan puncak kepala Ken dengan gemas ketika memberi salam hormat pada penonton di akhir cerita.

Salsa satu-satunya orang yang tidak bisa tersenyum saat ini. Di saat semua penonton bertepuk tangan menyaksikan pertunjukannya bersama teman-teman, Salsa justru gelisah karena tidak berhasil menemukan Luna di tempatnya. Ia menyadari adiknya sudah menghilang di pertengahan pentas. Salsa pikir Luna hanya pergi ke kamar kecil, tapi mengapa lama sekali?

“SALSA, LUNA—”

Salsa yang masih di atas panggung langsung menoleh pada Fira yang baru saja berhenti tepat di bawah panggung seperti habis berlari jauh.

“Luna ... pingsan.”

Jantung Salsa seolah berhenti berdetak saat itu juga. Ia bergegas melompat turun dari panggung tanpa menghiraukan dirinya sendiri. Terjatuh dengan lutut dan kedua telapak tangan menyentuh tanah sama sekali bukan yang ia pedulikan saat ini. Yang ia pikirkan adalah keselamatan Luna.

“Di mana Luna?” tanya Salsa pada Fira dengan tidak sabar.

Fira menunjuk sisi kiri panggung, Salsa langsung menoleh pada sekumpulan orang yang berbondong-bondong menuju taman belakang sekolah.

Berusaha menolak firasat buruk yang terus menghantuinya, Salsa berlari mendahului orang-orang yang sekedar ingin tahu apa yang terjadi di taman belakang sekolah. Salsa berusaha sampai secepat yang ia bisa. Ia menerobos padatnya orang-orang yang kebanyakan berseragam putih abu yang sedang berkumpul mengelilingi sesuatu.

Salsa menutup mulutnya dengan kedua tangan begitu dirinya sudah berada di barisan paling depan lingkaran itu. Ia melihat adiknya terbaring tak sadarkan diri di bawah pohon besar dengan sepatu yang sudah terlepas dari kakinya juga kaos putih yang dikenakannya sudah penuh dengan tanah.

Salsa menggapai Luna ke pangkuannya, kemudian memeluknya erat sambil menangis menyebut nama adik kesayangannya. “Luna, ini Kakak. Luna ... Luna.”

Salsa menggeleng kuat-kuat ketika bayangan mengerikan tentang kejadian bertahun-tahun lalu itu kembali bergelut di kepalanya saat ini. Tentang bagaimana mengerikannya peristiwa itu. Peristiwa yang hampir saja membuatnya kehilangan Luna untuk selama-lamanya. Salsa tidak mau kejadian itu terulang kembali. Ia mau Luna bangun dan tidak menakut-nakutinya seperti ini.

Namun, kepanikan justru kembali menghantui Salsa ketika ia melihat telapak tangannya yang menyentuh kepala Luna terdapat darah.

Salsa sudah menangis sejadi-jadinya. Orang-orang yang mengelilinginya semakin padat. Salsa tidak bisa berdiam diri seperti ini. Masih dengan air mata yang mengalir deras di pipinya, Salsa bangkit menghampiri Galen yang baru saja muncul setelah susah payah memaksa sampai di pusat lingkaran.

Karena Salsa tahu hanya Galen yang bisa membawa Luna ke rumah sakit secepatnya dengan kendaraannya.

Dengan emosi yang bergejolak, Salsa mencengkeram kuat-kuat lengan seragam Galen. “Kak, tolongin aku.” Salsa masih menangis. Kejadian ini sungguh membuatnya takut. “Tolong bawa Luna ... ke rumah sakit. Tolongin aku, Kak... aku takut banget.”

Tubuh Salsa merosot, bersamaan dengan Galen yang berusaha menahan tubuh rapuh itu, namun gagal. Keduanya kini terduduk di tanah kering.

“Salsa, tenangin diri lo.”

“Kakak tolongin Luna. Aku mohon ... Aku nggak mau Luna pergi.” Salsa sekuat tenaga menahan tangisannya sendiri, kemudian kembali menguatkan cengkeramannya di lengan seragam Galen. “Aku janji ... aku bakal ngejauh dari Kakak kalo Kakak mau nolongin aku ... Aku nggak akan ganggu Kakak lagi. Aku janji ... aku janji.”

Salsa sudah tidak peduli akan keinginannya untuk bertemu Miracle. Yang terpenting baginya saat ini adalah keselamatan Luna.

“Salsa,” Nada suara Galen memperingatkan. Ia tidak suka Salsa bicara seperti itu. Tentu saja ia akan menolong Luna tanpa janji seperti itu.

“Aku nggak akan ganggu Kakak lagi setelah ini ... Aku janji, Kak. Aku janji ... aku janji,” Salsa terus merapalkan kalimat itu, membuat Galen kesal dibuatnya.

“Salsa, astaga!” Galen sudah hilang kesabaran. Melihat Salsa menangis sesedih ini tentu juga menyakiti perasaannya.

Galen menepis tangan Salsa di lengan seragamnya. Setelah sekilas menghapus air mata yang mengalir deras di wajah Salsa, Galen bangkit menghampiri Luna untuk segera membawa gadis itu ke rumah sakit.

TBC

Semoga kalian merasakan apa yg dirasakan Salsa. Salsa cuma takut kehilangan :"

Cerita masih dipertengahan, masih banyak rintangannya, sob.

Ketika MIG rank #1 dan MIB rank #2 in Teen Fiction. Thank you so much :*

Salam,
pitsansi

Continue Reading

You'll Also Like

44.9M 3.1M 100
Cover by Wira Putra Kesalahan manis yang di rahasiakan. *** Ketika kita bertemu kembali, apakah yang akan terjadi? Kisah kita sempat terhenti, mungki...
39M 1.8M 65
[TERSEBAR DI GRAMEDIA & SUDAH DISERIESKAN] Bad boy Naufan dan Queen Bee Kesya membenci satu sama lain. Namun, mereka setuju untuk berpura-pura sebaga...
27.3M 1.7M 65
Sudah Difilmkan, 12 Juli 2018 💝 #1 Fiksi Remaja - 3 Januari 2016, 7 Februari 2016 "Raja marah?" meski seratus persen yakin dengan jawaban cowok itu...
22.5M 223K 14
[JANGAN DIBACA KALAU GA MAU NYESEL. CERITA TIDAK LENGKAP.] Devano adalah cowok playboy kalangan atas yang mampu menaklukan kaum hawa hanya dengan sek...