Seishun Academy

By Gq_5555

25.6K 899 196

[Sequel Seishun High School] Sistem sekolah yang baru terkadang memaksa kita untuk beradaptasi atau memaksa k... More

1. New Rules
2. Dunia Baru
3. Kids Jaman Now
4. Kids Jaman Now II
5. Hmm...
6. BebNin
7. Adem, Alay dan Panda
8. MyLdy
9. 0-12-1 (Dibaca = Ori)
10. Sunday~
11. Unchhhh
Side Story : SisDesTa
12. Anniv
Side Story : YurLy
14. AnndthMchlle
15. Shani
16. Cute
17. Gracia
Random : Gak ada judul
Hehe
18. Lama tak berjumpa

13. Q-Time

595 38 1
By Gq_5555

Votenya sih banyak yang yes tapi ada yang ngamuk 😭

*****

Setelah acara selesai, Shani dan Gracia memilih untuk menetap sebentar di Aula. Entah apa yang membuat keduanya berpikir untuk berada disini.

Keduanya tiduran sambil berbincang ringan. Gracia memeluk Shani, wajahnya ia tenggelamkan dalam leher Shani.

"Ci.. Bolehkah?"

Shani menggengam tangan Gracia, ia menatap kedua bola mata indah Gracia. "Malam ini.. Aku sepenuhnya untukmu"

Gracia tersenyum senang mendengarnya. "Yuk" Shani mengangguk dengan ajakan Gracia. Gracia berdiri lalu mengulurkan tangannya ke Shani, Shani menyambut tangan Gracia.

Gracia menarik tangan Shani. "Danau?" Tanya Gracia. Shani mengangguk tanda mengiyakan ajakan Gracia.

Keduanya berjalan berdampingan dengan tangan Gracia melingkar memeluk tangan kanan Shani. Kepalanya ia letakkan di bahu Shani.

Keduanya sangat asik mengobrol tanpa tau sekarang sudah menunjukkan sepuluh malam.

Helaan nafas keluar dari mulut Gracia saat keduanya duduk menatap indahnya danau dengan pantulan cahaya bulan serta kilauan beberapa bintang yang tak dapat dihitung.

"Ci.."

"Ya Gre?"

"Sekali lagi, makasih atas segalanya"

"Harusnya aku yang bilang gitu Gre, tanpa kamu mungkin aku gak bakalan jadi Shani yang saat ini. Kamu penyemangatku, kamu kayak kakak aku walaupun umur kamu lebih muda dari aku" Shani tersenyum. "Aku lebih butuh kamu daripada kamu butuh aku Gre, dulu sebelum kamu hadir di hidupku, aku gak tau harus kemana"

"Sekarang Cici mau kemana?"

"Sekarang aku makin gak tau kemana" Shani tertawa. "Cici serius donk!"

"Aku gak tau kemana karena semakin banyak jalan yang harus aku pilih tapi. Sekarang"

"Sekarang aku tau aku harus mengikuti si gadis ungu yang alay dan gemay" Lanjut Shani sambil mencubit pipi Gracia. "Ih apa sih Ci! Sakit tau!"

"Kamu tau gak?"

"Gak, Cici belajar sama siapa sih ngegombal gitu!"

"Loh dulu Ci Desy sama Sisca kan buka les private ngegombal tapi gagal karena muridnya cuma aku doank"

"Loh aku gak dapet selebaran"

"Cuma orang khusus aja Gre, yang cantik cantik kayak Cici gini"

Gracia memanyunkan bibirnya. "Cici secara langsung bilang aku jelek"

"Loh Cici gak bilang gitu. Kamu malah ngaku kalo jelek" Shani menjulurkan lidahnya mengejek Gracia.

"Au ah gelap Ci"

"Iyala-" Shani terdiam karena Gracia tiba tiba mencium tepat di bibirnya. Shani diam membeku, matanya tetap terbelalak kaget. Sementara itu Gracia tetap terpejam, ia melepaskan ciumannya dan menatap Shani lekat.

Dan untuk pertama kalinya, tatapan sendu Gracia dengan mudahnya membuatnya sangat sangat membeku. "Gre-" Jari telunjuk Gracia menghentikan kalimat Shani.

Gracia memeluk tubuh Shani, Shani tersentak. Entah kenapa jantungnya berdetak tak karuan dan rasanya pelukan Gracia kali ini sangat berbeda dari biasanya.

"Biarkan aku disini ci, jadilah milikku seutuhnya"

30 detik.

40 detik.

50 detik.

Satu menit berlalu, akhirnya Shani  membalas pelukan Gracia. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membuat senyuman bahagia.

"Gre.."

Tak ada respon.

"Gracia"

Masih tak ada respon.

"Shania Gracia"

Dan masih tak ada respon.

"Semoga enggak deh" Shani melepaskan pelukan Gracia dari tubuhnya. "Astaga, sempet sempetnya tidur.."

Shani menepuk nepuk pipi Gracia. "Hey"

Gracia langsung membuka matanya dan mengecup pipi Shani. "Haha, bisa dikerjain ya. Kasiannn"

Shani berdecak. "Bodo amat Greee" Shani bangkit dan berjalan cepat pergi meninggalkan Gracia yang masih tertawa.

Gracia mengusap air matanya yang keluar karena terlalu berlebihan tertawa. "Haduuu, dikerjain dikit aja udah ngambek kayak gitu"

Krik.

Krik.

Krik.

Gracia terdiam. "Cici!! Jangan dikunciin!!!" Gracia langsung lari mengejar Shani yang lebih dulu menuju asrama.

******

Mimpi buruk Gracia pun terjadi. Ia kini tengah duduk di lantai dengan keadaan mengenaskan. "Cici!!" Gracia mengetok pintu dengan belakang kepalanya.

Lorong di lantai ini sudah gelap dengan seluruh pintu terkunci. Ia tak tahu harus kemana, dan jika ia memilih untuk datang ke kamar Veranda maupun Melody. Pasti mereka tak akan mengizinkan ia untuk tidur disana.

"Siapa ya yang suka kelayapan malem malem gini"

Cklek..
Gracia langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka. Dan itu merupakan kamar Viny Yupi dan Lidya.

"Kak Viny!!" Teriak Gracia senang karena akhirnya ada orang yang bisa melihat dirinya tersiksa disini.

"Eh Gre" Viny menutup pintu kamarnya lagi dan berjalan mendekati Gracia. "Kamu ngapain malem malem tiduran disini?"

"Ini Ci Shani jahat banget sama aku Kak!" Gracia menekuk bibirnya tentu membuat Viny gemas melihatnya. "Aku mau ke kantin nih, kamu mau ikut?"

"Aku boleh ke kamar Kak Viny aja gak? Ngantuk" Gracia mengucek kedua matanya.

Viny terkekeh. "Yuk deh" Viny menggengam tangan Gracia.

Tiba tiba pintu kamar di samping Gracia terbuka. "Masuk" Ucap Shani dingin dengan tatapan dingin ke Gracia maupun Viny.

Viny yang melihat itu langsung melepaskan tangannya dari Gracia. "Aku.. Aku pergi dulu"

Gracia melirik Viny yang langsung kabur. "Aku.. Masuk ya Ci" Gracia langsung nyelonong masuk karena takut dengan tatapan Shani.

Gracia langsung masuk ke kamar dan lompat ke kasur. Ia segera menutup tubuhnya hingga kepalanya juga ikut bersembunyi dalam selimut ungu miliknya.

Gracia mendengar pintu yang tertutup. Lalu lampu kamarnya mati dan seseorsng sudah berada di atas kasur lain yang ada di kamar ini.

Gracia mengintip Shani secara hati hati. Terlihat punggung Shani yang sedikit terlihat karena cahaya bulan dan cahaya lampu yang berasal dari luar. "Huh.. Untung gak marah"

Gracia tersenyum lega lalu ia menurunkan selimutnya. "Selamat tidur Cici ku sayang" Gracia tersenyum lalu memejamkan matanya.

******

Gracia terbangun dari tidurnya. Sinar mentari menembus gorden berwarna hijau membuat Gracia bangkit lalu membuka lebar gorden itu.

"Selamat pagi dunia!!" Gracia berjalan menuju balkon lalu menghirup nafas panjang. "Gracia!"

Gracia menoleh dan melambaikan tangannya ke Naomi. Balkon antara kamar 15 dan 17 memang sengaja di dekatkan. Sehingga memungkinkan mereka untuk pindah dari satu kamar ke kamar yang lain hanya dengan melalui balkon.

"Kelas Gre hari ini?"

"Iya Kak, kelas tambahan hehe"

"Semangat ya, kelas tambahannya" Gracia mengangguk. "Aku duluan ya Kak" Naomi mengangguk, Gracia berlalu masuk lalu ia menengok ke dapur. "Cici.."

"Apa?"

"Temenin kelas tambahan"

"Buat apa?"

"Temenin donk"

"Ga ah aku mau tidur aja nanti" Gracia merengut kesal. Ia harus menempuh kelas tambahan karena ia sempat tidak masuk dalam salah satu kelas karena terlambat. "Hah.. Yaudahlah" Gracia berjalan meraih handuk dan ia menuju kamar mandi.

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 18.5K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
293K 30.1K 33
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
318K 24K 109
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
338K 28.1K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...