You're Mine 2

By Bamie1aG7

5.4K 349 28

Bambam is Mine ~ Mark Mark is Mine ~ Double B Beberapa diprivat, so follow me guys More

PROLOG
One
Two
Four
Five
Comeback
Six
Seven
Eight

Three

423 29 3
By Bamie1aG7

Budayakan Vote Sebelum Baca

Author Pov

Lima pria tampan nan manis nan imut nan segalanya memasuki salah satu cafe dengan tampilan yang bisa dibilang sangat menarik. Dengan pakaian santai saja mereka sudah terlihat sangat tampan membuat para pengunjung terutama wanita berbisik bisik kagum. Jackson mencari cari keberadaan seseorang yang tidak dilihatnya sedari tadi.

"Kau yakin dicafe ini?" tanya jb.

Jackson mengangguk mantap, "Aku yakin, mark mengirimkan alamat dan nama cafe ini"

"Lalu kemana dia? Cafe ini tidak terlalu besar untuk mencari keberadaan tubuh kurus mark" sahut jinyoung.

Jackson mengambil ponselnya, "Aku akan menelefonnya, sementara kalian carilah meja kosong dan pesan saja langsung, orang orang akan mengira kita teroris jika hanya berdiri ditengah tengah cafe ini". Sontak jb, yugyeom, jinyoung dan youngjae menatap sekeliling cafe. Dan benar, orang orang menatap mereka bingung. Mereka hanya tidak tau bahwa orang orang menatap mereka karena ketampanan mereka.

Jackson keluar dari cafe dan mencoba menghubungi mark. sekali, dua kali, tiga kali. Tidak diangkat. Jackson terus mencoba namun hasilnya nihil.

"Apa dia sudah makan dan pergi berjalan jalan? Tidak mungkin dia tersesat karena setidaknya dia bisa berbahasa inggris, lebih baik aku mengiriminya pesan" monolog jackson.

Jackson mengetik pesan dan mengirimkan untuk mark lalu kembali kedalam cafe dan bergabung dengan yang lainnya yang sudah duduk manis.

"Tidak diangkat tapi aku sudah mengirimnya pesan kalau kita sudah dicafe dan akan makan. Mungkin dia pergi berjalan jalan" jelas jackson.

"Bagaimana kalau dia tersesat?" tanya youngjae khawatir.

"Tidak akan, dia jenius dan bisa berbahasa inggris. Lagian ini tidak jauh dari hotel, dan teknologi sudah canggih youngjae-ah" jawab jb membuat youngjae menyengir.

Tak lama pesanan mereka datang memenuhi meja besar didepan mereka. Jackson yang melihat banyaknya makanan yang dipesan segera melirik youngjae dan jb. Sadar ditatap, jb dan youngjae hanya tersenyum seraya membuat tanda piece dengan jarinya. Dan kegiatan makan pun start!

***

Sementara dilain tempat...

"Bagaimana kabarmu?" tanya bambam.

"Baik sebelum bertemu denganmu tadi" jawab mark datar.

Saat ini mereka berada ditaman kota. Duduk disalah satu bangku yang disediakan. Dengan wajah mark yang sangat sangat datar menatap kedepan sementara bambam yang duduk disampingnya menatap mark dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Apa kau sendiri kesini?" tanya bambam.

"Tidak"

"Ada urusan?" tanya bambam lagi.

"Tidak"

"Lalu? Tidak sendirian dan tidak ada urusan, lalu untuk apa?"

"Menemui kekasihku"

"Maksudmu aku?" tanya bambam sedikit senang.

"Kau kekasihku? Tidak" jawab mark ketus.

Jawaban mark mampu membuat jantung bambam hampir berhenti berdetak.

"Mark, aku serius" ucap bambam lirih.

"Aku serius. Apa kita pacaran? Tidak karena kau sudah pergi dan tidak kembali, juga tidak memberi kabar dan sekarang kekasihmu pria tadi. Aku sudah punya kekasih lain" jawab mark panjang.

Bambam hanya diam terpaku mendengar jawaban mark. seperti ribuan jarum yang menusuk nusuk jantung bambam, seperti itulah yang dirasakannya saat ini.

"Dia tidak kekasihku" jelas bambam.

"Lalu apa urusannya denganku?"

"Mark, aku tau kau bohong tentang kekasih yang lain"

"Terserah. Aku pergi. Kuharap kita tidak bertemu lagi' ucap mark meski ia sangat merasakan sakit dihatinya mengucapkan kata kata seperti itu.

Mark berdiri dan akan pergi namun bambam kembali berucap, "Lalu mengapa kau pergi dan menangis melihatku bersama nickhun?"

Mark berhenti melangkah dan menatap bambam sinis, "Mungkin hanya untuk menyesali kita pernah saling mengenal" dan mark kembali melangkah jauh.

Jleb. Bambam menyentuh dadanya. Air matanya turun.

"Sesakit inikah?" ucap bambam menangis sambil meremas bajunya.

"Sesakit inikah saat kau melihatku dengan nickhun?"

"Mianhe mark" ucap bambam menangis.

***

"Feels so good" teriak yugyeom sesampainya dihotel.

Ya. Mereka baru saja kembali dari cafe setelah mencoba semua makanan yang ada di menu. salahkan youngjae dan jb lagi yang tidak bisa kenyang sebelum jackson berpura pura sakit dan harus segera kembali kehotel.

"Mari menonton film" ajak jb menuju ruang tamu dan memasang tv dan diikuti oleh youngjae dan jackson

"Kami akan tidur" ucap jinyoung mengajak yugyeom ke kamar.

"Yaaakkk" teriak yugyeom dan jinyoung dengan suara nyaringnya membuat jb, youngjae dan jackson terkejut dan segera menghampiri yugyeom dan jinyoung kekamar.

"Wae geurae?" tanya jb dan masuk kekamar, dan ia juga sama terkejutnya dengan yang lain.

Bagaimana tidak. Mark dalam posisi telungkup dilantai saat jinyoung menyalakan lampu kamar dan membuat mereka terkejut.

"Ya mark" jinyoung mengguncang tubuh mark namun tidak kunjung sadar.

"Tidak mungkin dia tertidur" cemas jackson.

Jinyoung menyentuh kening mark, "Dia demam"

"Mwo? Demam? Bagaimana bisa? Angkat dia kekasur jack" suruh jb dan jackson segera mengangkat tubuh kurus mark.

"Yaa eotteoke?" yugyeom hampir menangis jika jinyoung tidak menenangkannya.

"Aku akan hubungi layanan kesehatan agar dokter bisa kesini" jb segera bergegas menghubungi resepsionis.

Youngjae mondar mandir didepan kamar mereka gelisah. Pasalnya mereka tidak pernah melihat mark sakit apalagi sampai pingsan seperti itu. sementara jackson mengambil kain dan air lalu memeras kain tersebut dan meletakkannya dikening mark agar demam nya berkurang.

Tak lama dokter datang dan jb mempersilahkan dokter tersebut masuk kekamar dan memeriksa mark. Yugyeom yang melihat dokter menyuntik mark semakin membuatnya semakin ingin menangis. Yugyeom memang terlihat dewasa namun pikiran dan sifatnya masih sangat labil.

"Dia hanya kelelahan dan sedikit mengalami shock sehingga suhu tubuhnya naik tiba tiba, apa ada kejadian yang membuatnya shock?" tanya dokter.

Mereka saling pandang dan menggeleng.

"Aku sudah menyuntiknya penenang agar tidak kembali shock saat sadar nanti. Jangan terlalu membuatnya stres" ucap dokter.

"Kamsahamnida" hormat jb dan mengantar dokter tersebut sampai pintu kamar.

"Biarkan dia istirahat, sebaiknya kita diluar" ajak jb.

Mereka pun berkumpul diruang tamu.

"Sementara ini tidak perlu memberitahu orangtua mark, nanti mereka cemas, toh mark hanya kelelahan" ucap jb.

"Tapi shock? Apa ada yang terjadi tadi?" jinyoung tampak berpikir namun menggeleng kemudian.

"Tadi aku melihat bekas air mata diwajah mark, apa dia menangis mungkin?" tanya jinyoung lagi.

"Jangan-jangan" ucap mereka serempak saling pandang.

***

Bambam Home

Tampak bambam sedang melamun dipinggir kolam. Entah apa yang dipikirkannya membuatnya tak sadar adiknya baby mendekatinya dari belakang dan,

"Oppaaaa" teriak baby membuat bambam terkejut dan menghela nafas melihat kelakuan adik tersayangnya.

"Oppa, ada yang ingin aku katakan tapi sepertinya oppa sedang badmood" baby menggelayut manja dilengan bambam.

Bambam mengusap lembut surai baby, "Tidak, aku tidak badmood. Ceritalah, aku akan dengar"

Baby tersenyum senang dan mengangguk, "Hmm, kumulai dari mana? Ahh tadi aku ke cafe favorit oppa membeli kopi untuk oppa tapi aku membawa banyaaaaaak belanjaan"

"Kemana supirmu?" potong bambam tegas. Ia tidak suka jika baby sampai kesulitan bahkan jika hanya karena membawa banyak belanjaan

"Ah tidak oppa, bukan salahnya. Tadi ban mobil bocor dan dia kusuruh memperbaikinya, dan tidak mungkin aku meninggalkan barangku dimobil" jelas baby dan bambam mengangguk.

"Dan saat aku akan masuk kedalam, aku tidak bisa membuka pintu karena tanganku penuh belanjaan tapi untung saja ada pria tampan yang baik membukakan pintu untukku dan kami mengobrol dan,-"

"Pria tampan? Sudah kubilang jangan sembarangan berbicara dengan orang tidak dikenal hanya karena tampan" potong bambam lagi.

Baby mendengus kesal, "Kalau tidak mau mendengar tidak usah, kenapa selalu memotong pembicaraanku"

Bambam menyengir karena kebiasaan buruknya tersebut, namun tidak salah bukan jika ia sangat khawatir kepada adik satu satunya tersebut.

"Maafkan oppa, lanjutkan" ucap bambam tersenyum.

Baby menghela nafas namun kemudia tersenyum, "Apa oppa tau dia berasal darimana? Korea oppa, korea. Ah aku sangat senang bisa bertemu pria korea yang tampan seperti dia, suaranya seksi, sedikit kurus dan senyumannya"

Bambam menggeleng melihat kelakuan adiknya, bambam berfikir bagaimana bisa adiknya bisa tertarik dengan pria lain sementara ia sudah mempunyai kekasih yang sangat tampan.

"Dan dia bahkan memberitahuku hotelnya menginap" lanjut baby.

"Mwo? Hotel? Yaakk" bambam memukul pelan kepala baby.

Baby mengusap kepalanya, "Memangnya kenapa? Dia kan tidak mengajakku kehotel, hanya memberitahu oppa, lagian dia tampaknya pria baik baik" baby kembali membayangkan wajah tampan mark.

"Hmm, kalau tidak salah namanya ma.. mar..mark, ya mark oppa" ucap baby tersenyum senyum.

Sementara bambam terkejut dan meresapi perkataan baby, "Mark? Orang korea? Kurus?" tanya bambam dan baby mengangguk.

"Dimana alamat hotelnya? Beritahu aku cepat" desak bambam.

"Wae? Untuk apa?" baby bingung.

"Dia mark yang kuceritakan padamu, ppalli baby" desak bambam.

Baby segera memberitahu alamat hotel tersebut dan segeranya bambam berlari keluar dan segera mengendarai mobilnya menuju alamat tersebut. Sementara baby masih mencerna perkataan bambam barusan dan segera setelah ia mengerti, ia terkejut bukan main.

"Mark kekasih bambam oppa? Jinjjaaaaaaa?" teriak baby membuat orangtuanya yang sedang menonton diruang tamu menggeleng heran.

***

Chapter Three Finish

Vommentnya dont forget!

Gomawo annyeong ^^

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 57K 103
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
142K 5K 39
❝ if I knew that i'd end up with you then I would've been pretended we were together. ❞ She stares at me, all the air in my lungs stuck in my throat...
205K 7.2K 97
Ahsoka Velaryon. Unlike her brothers Jacaerys, Lucaerys, and Joffery. Ahsoka was born with stark white hair that was incredibly thick and coarse, eye...
135K 6.3K 35
"I can never see you as my wife. This marriage is merely a formality, a sham, a marriage on paper only." . . . . . . She was 10 years younger than hi...