✅ A Missing Part

By Audeer

6.6M 300K 1.1K

[COMPLETE] "No great love ever come without great struggle" Kendra Damaris (23), anak tunggal dari sebuah ke... More

Prolog
Chapter 1 - It's Me
Chapter 2 - Damar Airlines
Chapter 3 - Must be Crazy
Chapter 4 - Vacation
Chapter 5 - Fiancé
Chapter 6 - Bad Habit
Chapter 7 - A Question
Chapter 8 - Airport
Chapter 9 - Double Date?
Chapter 10 - Bad intention
Chapter 11 - Waiting for you
Chapter 12 - By your side
Chapter 13 - Stuck in my head
Chapter 14 - Our Wedding
Chapter 15 - Edward
Chapter 16 - Gin and Tonic
Chapter 17 - High Line
Chapter 18 - Canada
Chapter 19 - Aaron's Secrets
Chapter 20 - Trauma
Chapter 21 - Another side
Chapter 22 - Perfect Breakfast
Chapter 23 - Don't Care?
Chapter 24 - Day Without You
Chapter 25 - Bad News
Chapter 26 - In a Dream
Chapter 27 - Just a dream
Chapter 28 - Australia
Chapter 29 - Because of you
Chapter 30 - Call
Chapter 31 - Aurora
Chapter 32 - Junior?
Chapter 33 - Jealous
Chapter 34 - Twin
Chapter 35 - Don't Leave Me
Chapter 36 - Tasya
Chapter 37 - Back to you
Chapter 38 - Clinic
Chapter 39 - Ambitious
Chapter 40 - Told you
Chapter 41 - Between us
Chapter 42 - Next to you
Chapter 43 - Marco
Chapter 44 - New Jersey
Chapter 45 - New Jersey (2)
Chapter 46 - I Need You
Chapter 47 - Say Sorry
Chapter 48 - Be my Friend
Chapter 49 - Olivia's Birthday
Chapter 50 - Nostalgia
Chapter 51 - News
Chapter 52 - Shooting star
Chapter 53 - New Job
Chapter 54 - Luxury
Chapter 55 - Jeremy
Chapter 56 - Reason
Chapter 57 - Art Gallery
Chapter 58 - Protective
Chapter 59 - Regret
Chapter 60 - Treasure
Chapter 62 - Spring
Chapter 63 - Leave
Chapter 64 - I'm Ready
Chapter 65 - Get lost
Epilog
Thankyou
Edisi Kangen

Chapter 61 - Cold

66.7K 3.2K 17
By Audeer

"Bagaimana harimu?" Tanya Aaron di telinga Kendra.

Kendra terkejut bukan main, ia baru sampai dan sedang duduk di sofa di ruang tamu, tiba-tiba saja Aaron muncul entah darimana membisikkan sesuatu di telinganya.

Kendra langsung bangkit setelah itu, melompat, lalu langsung ditangkap dan digendong oleh Aaron.

"Aku berhasil!" Teriaknya kemudian terus mencium bibir Aaron.

"Vodka? Wine, maybe?" Bisik Aaron disela ciuman panas mereka.

"Ayo jalan!" Seru Kendra yang masih digendong oleh Aaron dan menunjuk ke arah meja bar di dapur.

"Selamat, Kendra!" Ucap Aaron setelah ia menurunkan tubuh wanita itu dengan pelan ke kursi tinggi di bar.

"Thankyou! Bagaimana denganmu? Semuanya baik-baik saja?" Tanya Kendra sambil menuangkan cairan hitam itu dari botol kedalam dua gelas kaca yang berbeda.

"Hmm, aku sudah tidak terlalu sibuk belakangan ini," Jawab Aaron berseri-seri.

"Really? Sangat bagus!" Seru Kendra bersemangat lalu memberikan salah satu gelas berisi anggur itu untuk Aaron.

"Tadi bagaimana? Coba saja aku sempat pergi melihatmu disana" Sesal Aaron sambil menyesap wine berkualitas tinggi itu.

Kendra mengangguk, ia lalu bercerita tentang apa saja yang ia lakukan, apa saja yang terjadi saat pemotretan, dari yang penting sampai yang tidak penting sekalipun. Dan salah satunya pasti soal Edward dan apa saja yang ia tulis di-blog pribadinya.

Menghabiskan malam yang hangat ditengah musim dingin itu dengan berbagai perbincangan dan botol anggur untuk merayakan kesuksessan pemotretan Kendra hari ini.

Hari ini hari yang baik, Kendra tidak akan pernah melupakan apa saja yang terjadi hari ini.

👑

Sinar matahari menyilaukan pasangan kelopak mata yang bahkan belum sempat terbuka. Karenanya, sepasang mata hazel itu terus mengerjap-gerjap, terus berusaha beradaptasi dengan cahaya di ruangan yang dipenuhi oleh jendela.

Rasa sesaknya mulai berkurang saat ia meregangkan pelukan oleh tangan yang besar dari belakangnya itu.

"Aaron, air!" Pintanya dengan suara yang sangat serak.

Tidak lama kemudian, sudah kebiasaan bagi pria itu meraba-raba meja di dekatnya, mengambil botol air itu dan memberikannya kepada Kendra.

Dengan mata sedikit terbuka, ia mengubah posisi baringnya menjadi duduk dan meneguk air itu dengan cepat.

Setelah itu, ditutupnya botol itu dan kembali memandang pria tampan yang masih terlelap disampingnya.

Masih sangat awal, tapi justru harus tega membohongi Aaron untuk kesekian kalinya soal mobil tumpangan.

Ia beranjak dari kasur itu dengan pelan, berusaha untuk tidak membangunkan pria yang masih tertidur nyenyak.

Setelah bersiap-siap, ia akhirnya berhasil pergi pagi ini sebelum Aaron benar-benar bangun.

Seperti biasanya, beraktifitas seperti hari-hari sebelumnya ke agensi dan menyelesaikan beberapa pekerjaan bersama dengan Jeremy, pergi ke berbagai tempat untuk mencari peluang baru.

"Sungguh, maafkan aku!" Jeremy berulang kali mengatakan hal yang sama kepada Kendra sejak pagi tadi.

"Memangnya ada apa?" Tanya Kendra untuk kesekian kalinya.

"Dengar, jadi..." Jelasnya ragu.

Kendra terkekeh, "Baiklah, aku sudah memaafkanmu," candanya agar Jeremy segera mengatakan alasannya meminta maaf sedari tadi.

"Aku mengunggah berita yang sesungguhnya, aku mengomentari berbagai postingan Edward di blog pribadinya, juga meminta beberapa majalah untuk memuat berita ini," Jelas Jeremy lalu menghela napas sejenak.

Kendra tidak berkomentar, masih ingin mendengar kelanjutannya.

"Tapi malah aku yang terkena imbasnya," Ucapnya singkat.

Kendra semakin tertarik, "Apa yang terjadi?"

"Begini" Jeremy menunjukkan ponselnya yang memuat berita terhangat di beberapa website kepada Kendra.

Kendra terbelalak meskipun baru membaca judul teratas berita tersebut, "Hah?" Serunya.

"Jangan marah, Ken!" Sesal Jeremy sambil menyatukan kedua telapak tangannya dan memohon kepadanya.

"Kita dibilang berpacaran dengan alasan karena kau banyak membela-ku soal berita pernyataan cinta itu?" Gumam Kendra tidak habis pikir.

Ia kira masalahnya telah selesai, tapi masalah lain malah muncul begitu cepatnya.

"Kenapa kau melakukannya? Seiring berjalannya waktu, berita tidak penting itu pasti akan terlupakan, Jeremy," tambah Kendra.

"Yah, maaf. Penggemar Edward lebih kuat dari yang kukira," Jawab Jeremy pelan.

"Itulah maksudku, kau malah akan membuat orang-orang mengingatnya kembali," Ujar Kendra lagi lalu mengatupkan bibirnya agar tidak terus menyalahkan Jeremy soal niat baiknya.

Jeremy tidak berkomentar, tapi kelihatan dari wajahnya, pria berkacamata itu terlihat sangat-sangat menyesal.

Kendra menepuk pundak Jeremy, "Maaf, itu sama sekali bukan salahmu."

"Kau manager-ku" Tambah Kendra sambil tersenyum hambar.

"Kau aktris-ku" Jawab Jeremy pasrah.

"Bagaimana jika kita mencari tahu sedikit soal sumber beritanya?" Usul Kendra.

"Sedang diproses Brenda," Sahut Jeremy singkat.

"Mengelak?"

"Mereka punya banyak sekali foto kita berdua," Sahut Jeremy lagi dengan pasrahnya.

👑

Dugaannya sangat tepat, sangat tepat sehingga hampir ternilai sempurna.

Baru tiga hari berlalu, berita itu sudah cepat menyebar luas, hingga kini sudah diketahui oleh Aaron sebelum mereka berhasil menyelesaikannya.

Pria yang duduk didepan Kendra saat ini kelihatannya marah besar. Wajahnya datar, tapi ada saja yang membuat Kendra merinding setiap sekali memandangnya.

Rumah yang sepi itu akan bertambah sepi jika kedua orang itu tak kunjung saling menegur.

Kendra merasa ia tidak melakukan apapun yang salah, tapi ia juga tahu bahwa pria itu tidak akan percaya begitu saja akan ucapannya setelah melihat bagaimana kedekatan Kendra dengan Jeremy, manager-nya.

"Akan kulakukan untukmu." Kendra hendak mengambil alih pisau dan mentega diatas meja yang sedang digunakan Aaron mengoles roti tawar.

"Kau tidak pergi pagi ini?" Tanya Aaron yang menolak bantuan Kendra barusan.

Kendra menggeleng, bibirnya manyun, masih memandang pria yang sibuk berkutat dengan peralatan oles-mengoles roti tawar.

"Kau kira aku tidak tahu?" Ucap Aaron lagi tiba-tiba tanpa memandang mata wanita itu sedikitpun.

Jika Aaron menatap mata coklat itu, ia takut ia akan menjadi lembek dan luluh. Tidak bisa dibiarkan lagi, keberadaan Jeremy terlanjur telah membuat rasa cemburunya terus bertambah.

"Soal apa lagi, Aaron?" Tanya Kendra cemas.

"Jeremy menjemputmu setiap pagi," Ucap Aaron lalu pergi dari hadapan Kendra. Memindahkan semuanya ke meja dapur di dekat wastafel.

"Oh! Ayolah! Kami hanya rekan kerja!"

"Tidak ada yang tahu ada apa diantara kalian," Gumam Aaron.

Kendra mendekat, "Kau tidak mempercayaiku lagi?" Tanyanya sinis.

"Hentikan, kau yang membuatku sampai tidak percaya begini," Sahut Aaron pelan, namun terdengar sangat menyayat hati Kendra.

"Aaron! Itu bahkan hanya skandal ringan, orang-orang akan melupakannya jika ada berita yang lebih menarik!"

"Aku akan segera mengkonfirmasinya bersama dengan agensi. Hanya saja Brenda sedikit lamban mengatasi yang satu ini, mungkin karena Jeremy adalah managerku sendiri," Jelas Kendra lagi.

Aaron tidak berkomentar, ia bahkan memakan sarapannya itu sambil berdiri menghadap ke luar jendela.

Kendra menghela napas memandang pria yang tengah berdiri disana, "Terserah, Aaron! Lakukan sesukamu."

Lagi-lagi Aaron bersikap begitu dingin, bahkan disaat seperti ini Aaron masih tidak mau mendengar penjelasan darinya.

TBC
Thanks for reading

Continue Reading

You'll Also Like

2M 207K 54
[ SUDAH TERBIT, DAPATKAN DI TOKO BUKU ONLINE ] #ProjectCelebrity-02 Savanna tiba-tiba saja mendapat sebuah DM instagram dari Romeo Aldrian, seorang a...
1.5M 52.8K 28
(COMPLETE) "Untuk pelayanan sesungguhnya, kau tidak perlu membayar" Sahla harus tetap mempertahankannya, sebagai pelayan kafe untuk membiayai kehidu...
17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
997K 8.5K 8
Xaviera atau biasa dipanggil Viera, fisiknya sempurna. Tetapi, tidak dengan kehidupannya. Sejak kecil, Viera sudah memakai gelang yang tertera namany...