LunatiC : Deep World Dark Sid...

By FreesiaSaa

5.3K 641 69

[Genre : Sci_fi, Friendship, Tragedy] Depresi, Trauma, Halusinasi, dan beberapa sisi gelap lainnya menyelimut... More

0.0. LunatiC : Prolog
0.1. LunatiC : Beban Hidup
0.2. LunatiC : Gila
0.3. LunatiC : StiGma
0.4. LunatiC : Gadis yang Manis
0.5. LunatiC : Burung Gagak
0.6. LunatiC : Sisi Gelap
Note
0.8. LunatiC : SicK
0.9. LunatiC : VoiCe
1.0. LunatiC : Keinginan Bersatu
1.1. LunatiC : RomantiC LiFE
1.2. LunatiC : Keinginan Bersatu (2)
1.3. LunatiC : HeadlesS
1.4. LunatiC : Looks Like cutting tHE...
1.5. LunatiC : Suara dalam Kenangan
1.6. LunatiC : Painful Memory
1.7. LunatiC : The Crow's calling
1.8. LunatiC : It was My FauLt
1.9. LunatiC : 1 years later~
2.0. LunatiC : Si Cengeng
2.1. LunatiC : [Untitled]
2.2. LunatiC : News
2.3. LunatiC : Pulang
2.4. LunatiC : Story Ab0ut PainfuL Memory
2.5. LunatiC : EpiloG
(+) LunatiC : Normal - Secret Ending
(+) LunatiC : Normal - Pra EpiloG
LunatiC 2

0.7. LunatiC : Perasaan Takut

168 24 2
By FreesiaSaa

"Kalau dia penderita DID, berarti besar kemungkinan bahwa dia adalah pembunuhnya." Kata Rudi dalam perjalanan kami menuju rumah.

"Dia jadi sedikit menyeramkan... itu membuatku takut berteman dengannya.."

"Takut dibunuh?" tanyaku.

Aku berjalan sambil memandangi langkah kakiku sendiri. Aku takut Gilang akan berfikir bahwa aku akan menjauhinya setelah mengetahui apa yang terjadi padanya, seperti yang Rudi pikirkan saat ini.

Fakta bahwa dia bukanlah orang normal seperti yang kukatakan.

"Hu-uh, bagaimana menurutmu?" tanya Rudi.

"Aku juga merasa takut, tapi..."

'...dari awal aku sudah menganggapnya sebagai temanku...'

"...menjauhinya karena hal seperti itu benar-benar tidak mungkin kulakukan..." Aku merasa bahwa hati dan otakku memiliki pendapat yang sama. Dan itu memang benar, dari awal aku sudah menganggap Gilang sebagai temanku. Benar-benar temanku.

Aku menoleh sedikit kearah Rudi yang masih diam lalu kembali mengalihkan pandanganku darinya.

Andai saja Rudi memilih untuk menjauhi Gilang, apakah dia akan menjauhiku juga? Jika memang benar, mungkin hubunganku dan Rudi akan semakin renggang.

"Mungkin kau benar, dia adalah temanku dan aku tidak mungkin meninggalkannya" Kata-kata Rudi membuatku merasa lega.

"Aku tidak mau pertemanan kita dirusak oleh penyakit mental seperti itu!"

"Aku juga berpikir begitu" Kataku. Tersenyum senang.

Jujur, aku juga tidak ingin itu terjadi.

Aku dan Rudi berpisah saat kami telah sampai dirumah Rudi. Aku meneruskan perjalanan pulang dengan bayanganku yang selalu mengikuti. Sesampainya dirumah, Ayah dan Ibu memiliki rencana untuk mengunjungi teman ibu yang tertimpa kemalangan. Mereka bilang akan menginap sebentar dan akan pulang besok pagi. Ibu menyiapkan untukku beberapa bahan makanan yang cukup untuk ku makan seorang diri.

Sungguh hidup yang membosankan.

Ketika ayah dan ibu pergi, aku merasa kesendirian ini menjadi sedikit berbeda. Aku merasa takut, ketakutan yang aku sendiri tidak tahu penyebabnya.

Aku mengambil ponselku untuk menghubungi Rudi. Mengatakan apakah aku bisa menginap dirumahnya malam ini.

***

Keesokan harinya, kami pergi kesekolah seperti biasa. Sekolah juga berjalan seperti biasanya. Yang berbeda adalah keadaan disekitar sekolah yang saat ini banyak disinggahi oleh burung gagak. Pertama kali aku melihat burung itu dihari kematian kakak kelasku oleh Gilang, tapi sekarang burung-burung itu semakin banyak. Mengingat burung gagak adalah pertanda buruk, perasaan takutku semakin menjadi-jadi. Aku punya firasat.

Firasat buruk.

Bel istirahat pertama menyadarkanku dari lamunan. Aku memilih untuk diam dikelas saat Rudi mengajakku ke kantin. Dan sekarang dikelas hanya ada aku dan Rika. Hanya kita berdua.

"Kau tidak keluar?" Aku bertanya masih dengan pikiranku tentang rasa takut yang masih menggerogotiku.

Beberapa detik kemudian, sebuah buku catatan dengan tulisan pada salah satu halamannya berada didepan mataku.

.Tidak, kau tidak keluar?.

Aku tersenyum samar.

"Tidak,"

Rika mengambil catatannya lalu mulai menulis lagi.

.Kenapa?.

Aku menghela nafas. Membuang perasaan takut yang menggangu.

"Aku tidak enak badan"

.Ke UKS sana.

Aku tertawa dan melihat Rika menatapku bingung.

"Rika, boleh aku bertanya?" Aku mulai membuka percakapan saat tawaku mereda.

Dia mengangguk pelan.

"Kau tidak akan marah 'kan?"

Dia mengangguk lagi, kali ini lebih pelan.

"Kenapa kau tidak bicara? Apa kau... hm.." Aku menggantung kalimatku. Merasa tidak enak jika harus menanyakan hal seperti ini padanya.

"...Tunawicara?"

Dia menunduk lalu menggeleng dengan ragu.

"Jadi?"

Rika mulai menulis pada catatannya.

.Aku hanya tidak suka berbicara.

"Kapan kau mau berbicara?"

Dia menjawabku lama.

.Aku tidak tahu.

Aku menatap wajahnya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu. Tentang apa yang membuatnya tidak ingin berbicara, mungkin dia memiliki alasan. Tapi jujur, Rika, aku ingin-

"Rika, aku ingin mendengar suaramu"

-begitulah. Aku ingin berbicara normal denganmu.

Melihat Rika yang tiba-tiba menatapku membuatku salah tingkah.

"Err-kau tidak perlu memikirkan kata-kataku tadi!" kataku dengan sedikit gugup.

Rika hanya melihatku kemudian mengangguk sekali.

"Tapi, itu benar..." Kataku pelan seraya menunduk, tidak menatap kearahnya.

"Aku tahu kau tidak ingin berbicara saat ini. Tapi, maukah suatu hari nanti kau berbicara padaku?" Aku mulai melihat kearahnya.

Tersenyum.

"Bukan melalui kertas, tapi dengan suaramu sendiri..."

Bisakah, Rika?

***

Aku mendengar suara keramaian diluar kelas. Aku berdiri untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Dia berdarah!"

"Hii... aku takut!"

"APA YANG KALIAN LIHAT?! CEPAT PANGGIL GURU!"

Aku dan Rika saling berpandangan sebelum akhirnya berlari menuju lorong.

"Dave sudah gila!"

Aku masih belum mengetahui apa yang terjadi karena banyak siswa bergerombolan menghalangi pandanganku. Aku mencoba untuk membuka jalan, berdesakan diantara banyak orang. Tapi sepertinya ini membutuhkan waktu yang lama.

"APA YANG KAU LAKUKAN? AKU HANYA TIDAK INGIN KAU TERLUKA!"

Suara ini milik Rudi.

Mendengar itu aku berusaha lebih keras. Ketika aku berhasil melewati kerumunan itu, aku membelalakkan mataku.

Disana aku melihat Dave dengan pisau kecil ditangannya...

..Dan Rudi yang bersimbah darah.

.

.

TBC

Kritik dan saran sangat diperlukan^^

Continue Reading

You'll Also Like

38.3K 4.7K 10
Baca I am Their Lovers dulu! jangan lupa vote dan follow ya~ [COMPLETE] ✨✨✨✨✨✨✨✨✨ Milky Aprillina Dwi Angelina. Gadis cantik yang menjadi satu-satuny...
86K 8.7K 18
[Complete]✔️ Parralel Universe...adalah dunia lain yang sama dengan dunia kita, hanya saja kehidupan dan nasib yang terjadi berbanding terbalik. Cont...
Hello Max By 🐼

Teen Fiction

846K 78.5K 38
Percayakah kamu akan transmigrasi? Awalnya, Althaia tak percaya akan transmigrasi yang terjadi pada novel-novel yang pernah ia baca. Namun, ia dipaks...
12.4K 907 20
Harap maklumi cara mengetik cerita pertama💁‍♀️