Uh... My 4D [END]

By MP_Hope

42.2K 4.5K 1K

Summary : 'Kim Taehyung'. Dua kata dengan berjuta makna dan cerita untuk menjabarkan dirinya bagi seorang 'J... More

Pengenalan Tokoh
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15 [END]
SEQUEL
BONUS

SEQUEL 2 (FINAL)

1.7K 183 17
By MP_Hope



Happy Reading





"Emm— Apa kita akan berpelukan seharian chagi?". Tanya Taehyung setelah cukup lama mereka betah saling memeluk.

Hoseok melonggarkan pelukannya. "Kau lapar ya sayang?". Taehyung mengangguk. Hoseok mengusak pelan rambutnya.

"Baiklah. Pergilah mandi. Aku akan membuatkanmu sarapan".

Cup

"Terimakasih. Buatkan aku teh sekalian. Perutku tidak enak". Ucap Taehyung setelah mengecup singkat bibir Hoseok.

"Aku mengerti". Mereka melepas pelukan tersebut. Taehyung beranjak menuju kamar mandi. Sementara Hoseok keluar dari kamar menuju dapur.

.........


Untuk pertama kalinya sejak lima tahun lalu, Hoseok memiliki seseorang yang menemaninya sarapan pagi.

Senyumnya seakan tidak terlepas dari bibirnya. Apalagi yang menemaninya adalah orang yang ia cinta. Makanan yang ia makan menjadi bertambah kadar kelezatannya.

"Chagi. Kau kenapa?. Kenapa menatapku seperti itu?. Ada yang aneh dariku?". Hoseok menggelengkan kepalanya. Masih dengan senyumnya yang terpatri di wajahnya. Taehyung jadi salah tingkah ditatap intens oleh Hoseok.

"Eum—Jadi selama ini kau kemana?". Taehyung memulai percakapan untuk mengurangi kegugupannya.

"Aku mengambil kuliah jarak jauh. Lalu membuka bisnis kecil-kecilan, dan sekarang jadilah aku yang seperti ini". Jawab Hoseok sambil terus menyantap makanannya.

"Itu artinya, kau masih berada di dekatku?". Hoseok mengangguk.

"Aku tidak pernah jauh darimu. aku tahu saat kau pertama kali datang kerumahku lagi, kau sering mengunjungi ibuku, melanjutkan kuliah hingga mendirikan toko kue". Taehyung menganga lebar. Selama ini Hoseok benar-benar tak jauh darinya.

"Kau ingat saat kau sedang di ganggu gerombolan pemuda mabuk?". Taehyung mengangguk. Ia ingat saat itu. Saat ia pulang terlalu malam dari kampus dan di ganggu sekelompok orang. Beruntung ada seseorang yang membantunya. Seorang—

"Ja-jadi! Ahjussi itu, kau?!". Hoseok tertawa kecil. Ia membenarkannya dengan anggukan.

"Aku sudah janji padamu untuk berada di dekatmu sampai kapanpun. Jadi hanya dengan—"

Pluk

Ucapan Hoseok terpotong karena roti yang dimakan Taehyung mendarat di wajahnya.

"Pengecut! Kau benar-benar pengecut! Kau kira aku suka kau begini?!. Kau tahu aku melakukan apa, sementara aku? Aku bahkan tak tau kau hidup atau tidak! Aku membencimu Jung Hoseok!". Taehyung beranjak dari kursinya. Meninggalkan Hoseok yang terdiam sesaat.

Hoseok menyusulnya. Menarik tangan Taehyung hingga tubuhnya masuk kedalam pelukan Hoseok.

"Ya. Aku memang pengecut. Orang paling pengecut yang mencintaimu. Terimakasih karena masih menunggu si pengecut ini untuk kembali". Taehyung melepas pelukan mereka.

"Siapa bilang?! Huh?! Aku tidak menunggumu! Aku hanya belum bisa menerima orang lain!"

"Sama saja sayang. Itu tandanya cintamu padaku begitu besar sayang"

Pletak

"Aw! Kenapa menjitakku?!".

"Itu yang pantas kau dapatkan! Kalau perlu, aku akan mencincangmu sekarang". Hoseok terkekeh kecil. Ia kembali memeluk Taehyung.

"Mencincangku?. Baru aku tinggal lima tahun saja, sudah nangis parah. Gimana ditinggal selamanya?". Taehyung memukul punggung Hoseok terus-menerus hingga sebuah isakan lolos dari bibirnya.

"Hiks—Kau tahu, aku merasa seperti orang yang paling bodoh karena terus mencintai seseorang yang tidak tahu kabarnya selama bertahun-tahun". Hoseok mengusap punggungnya. Menenangkan tangis Taehyung yang sepertinya akan lebih sering ia dengar.

"Aku tahu. Karena itu, mulai sekarang aku akan berada didekatmu lagi. Dan tidak akan kemanapun. Aku ingin mencintaimu dengan cara yang lebih benar dari sebelumnya".

"Hm—Cintai aku karena aku. Bukan karena sebagai penggantinya". Hoseok mengangguk. Ia melepas pelukan mereka. Ia menangkup kedua pipi Taehyung. Sambil mengusap air mata Taehyung ia mengecup dahinya.

"Aku ingin kau menyelamatkanku lagi kali ini". Minta Hoseok setelah ciumannya terlepas.

"Menyelamatkanmu dari apalagi?".

"Menyelamatkanku dari kesalahanku karena meninggalkanmu. Aku ingin kita melanjutkan pernikahan kita yang tertunda selama lima tahun". Taehyung tersenyum.

"Tapi aku sudah membuang cincinnya". Ucap Taehyung.

Hoseok mengangkat sebelah alisnya.

"Kau yakin?". Taehyung kembali mengangguk.

"Masa? Bukankah kau simpan di dalam kamarmu? Laci meja nomor dua di bawah diary kesendirianmu". Taehyung mendelik. Bagaimana Hoseok bisa mengetahui hingga sedetail itu?.

"Kau bingung? Kau lupa siapa aku? Aku akan melakukan apapun agar bisa mencapai tujuanku". Ucap Hoseok di iringi dengan senyum nakalnya.

"Kau masuk kedalam apartmentku? Atau kau memasang—"

"Yang kedua. Apapun namanya, mataku ada banyak hanya untuk memperhatikanmu".

"Di-Dimana saja kau memasang nya?" Tanya Taehyung yang terlihat gugup.

"Eum— Seluruh ruangan di dalam apartment mu, kecuali kamar mandi. Karena aku takut kamera itu basah".

Gulp

Taehyung menelan ludahnya kasar. Jadi selama ini...
Pipinya mendadak merona merah. Kegiatan pribadinya disaksikan langsung oleh Hoseok.

"K-Kau melihatnya?". Tanya Taehyung masih dengan kegugupannya.

"Hm—Ya. Kadang aku ikut bermain saat kau melakukan itu sambil menyebut namaku". Ucap Hoseok dengan santainya.

"Yak! Aku akan melaporkanmu ke polisi. Stalker mesum!". Taehyung akan memukul kepala Hoseok. Tapi tangannya langsung di tangkap oleh lelaki berhidung runcing itu.

"Aw—Kau yakin?. Dari pada melaporkan ku ke polisi, apa tak sebaiknya kita wujudkan fantasi kita sekarang?." Taehyung jadi merinding. Tatapan seduktif Hoseok benar-benar membuat Taehyung tak berkutik.

"Ka-kalau kau melakukannya, aku akan lapor pada eommonim". Ancam Taehyung. Hoseok menaikkan sudut bibirnya. Ayolah! Ancaman apa itu?. Taehyung benar-benar lupa kekasihnya seperti apa.

"Eommonim? Calon mertuamu pasti setuju. Laporkan saja, kalau perlu laporkan sebanyak apa kau mendesahkan namaku. Aku akan menghamilimu lagi kali ini".

"Y-ya!". Taehyung tak dapat berkata apapun lagi saat Hoseok menggendongnya ke atas pundak.

Membawa tubuhnya meninggalkan sarapan mereka. Taehyung meronta, tapi apa rontaannya bisa meredam nafsunya yang terpancing karena perlakuan Hoseok?.

Ah—Biarkanlah hari ini menjadi milik mereka.

.........


















"Mom, apa di rumah daddy banyak nyamuk?". Tanya Jungho saat melihat leher Taehyung yang tidak tertutupi syal.

Gulp

'Jung Hoseok sialan!'

"Iya sayang. Di rumah daddy banyak nyamuknya. Tapi mommy suka di gigit nyamuknya, makanya jadi banyak bekasnya". Taehyung hanya terdiam saat Hoseok menghampiri mereka sambil mengangkat Jungho ke gendongannya.

"Kalian sudah tinggal bersama hyung?". Tanya Jungkook yang juga berada di toko Taehyung.

"Hm—Begitulah, aku sedang berusaha keras membuat adik untuk Jungho. Jungho suka kan sayang?". Tanya Hoseok. Bocah lelaki itu mengangguk.

"Buat yang banyak ya daddy. Biar teman bermain Jungho makin ramai". Ucapan Jungho membuat Hoseok tersenyum lebar.

"Sip. Daddy sama mommy bakal buat adik yang banyak untuk Jungho. Tapi, kau juga harus minta tambahan adik sama eomma dan appa mu". Jungho mengangguk.

"Kalau adik Jungho yang di perut eomma sudah lahir. Eomma buat adik lagi ya buat Jungho". Ucap Jungho dengan wajah polosnya.

"Ck—Kau sudah sehat, malah makin mesum saja hyung. Menikah dulu baru menghamili Taetae hyung". Cerca Jungkook sambil mengusap perutnya yang sudah cukup membesar.

"Biar saja. Kalau Taehyung hamil duluan aku akan bisa lebih memanja kannya. Tidak perlu bekerja keras lagi". Taehyung jadi tersenyum mendengar ucapan Hoseok. Ia mengusap perutnya, berharap adik untuk anak mereka segera hadir di sana.

"Lalu kapan kau menikahiku kalau menunggu aku hamil?". Ucap Taehyung pura-pura merajuk.

"Aigo— Tidak sabarnya. Sabar sayang, anak buahku mengusahakannya dalam jangka waktu dekat ini. Mungkin dua atau tiga minggu lagi lah". Jawab Hoseok.

"Ya! Kenapa kau—"

"Eub—". Hoseok menurunkan Jungho dari gendongannya. Berlari menuju toilet di toko tersebut. Taehyung yang terkejut melihat Hoseok tiba-tiba mual segera menyusulnya.

Jungho dan ibunya menatap mereka khawatir.

"Eomma, daddy kenapa?. Daddy sakit?". Tanya Jungho. Jungkook meminta anaknya mendekat. Jungkook mengusap kepala Jungho perlahan.

"Eomma tidak tahu sayang. Semoga daddy mu baik-baik saja".

.........

Setelah Hoseok kembali, ia segera menghampiri anaknya dan Jungkook. Ia duduk di salah satu bangku yang ada di depan Jungkook. Jungho langsung mendekatinya. Ia mengangkat anaknya ke atas pangkuannya.

"Daddy baik-baik saja kan?". Tanyanya penuh kekhawatiran. Hoseok mengangguk sambil mengusap kepala Jungho.

"Daddy baik-baik saja. Hanya saja hampir seminggu ini daddy sering seperti itu. Terlalu lelah di kantor mungkin Jungie".

"Daddy harus istirahat. Jungie gak mau daddy sakit". Hoseok mengecup dahinya.

"Arrasseo. Daddy akan istirahat agar bisa bermain denganmu". Ucap Hoseok. Mata Jungho tampak berbinar.

"Janji daddy?". Hoseok menyodorkan kelingkingnya.

"Janji". Jungho menyambutnya. Ia langsung memeluk Hoseok dan mencium pipinya. Membuat Jungkook yang ada di depannya tersenyum melihat interaksi mereka.

Semakin hari, ayah dan anak itu semakin akrab, walau Jungho belum pernah mau untuk tidur bersama Hoseok. Padahal Hoseok pernah membujuknya. Begitupun kedua orang tuanya yang mengizinkannya ikut bersama Hoseok. Namun, Jungho enggan. Katanya belum bisa pisah dari Yoongi. Yah, orang terdekat Jungho setelah Taehyung adalah Yoongi. Yoongi sangat menyayanginya, walau anak tersebut bukan anaknya.

"Minumlah chagi ". Taehyung yang baru datang menyodorkan teh hangat pada Hoseok. Sementara Jungho beralih meminta gendong dengan Taehyung.

"Hyung, kau seperti sedang hamil saja, mual-mual". Tuduh Jungkook saat Hoseok meminum tehnya. Pria itu langsung tersedak teh nya. Ia terbatuk memukul dadanya.

"Ya! Bagaimana mungkin aku hamil Kook-ah?. Yang di bawah itu Taehyung. Dia yang selalu mendapat sp—"

Pletak

Taehyung menjitak kencang kepala Hoseok. "Kau mau mengajarkan anakmu jadi mesum sepertimu Huh?!". Bentak Taehyung. Sepertinya Jungkook tak perlu mengeluarkan tenaga untuk ikut memaki Hoseok. Taehyung lebih menyeramkan menurutnya. Ia jadi terkikik kecil melihat Hoseok yang meringis memegangi kepalanya.

"Ampun sayang. Aku reflek. Kan gak mungkin aku yang hamil".

"Bisa saja hyung. Siapa tahu Taetae hyung khilaf ketika kau tidur. Bisa saja dia menidurimu tanpa sengaja". Ucap Jungkook.

"Jungkook! Jaga ucapanmu! Jungho mendengarnya!". Sergah Taehyung. Ia jadi semakin emosi sama dua makhluk yang mulai keluar jalur pembicaraan.

"Aku bercanda hyung. Tapi, kau pernah melakukannya hyung ?". Tanya Jungkook pada Taehyung.

"Mana mungkin dia bisa melakukannya, jika setiap kami selesai bermain, dia pasti lemas lalu tertidur". Oke, Taehyung yang sejak tadi menutup telinga Jungho, semakin kesal pada mereka. Ia membawa anaknya keluar dari toko yang masih enggan untuk ia buka.

Setelah Taehyung pergi. "Hyung aku rasa Taetae hyung sudah hamil hyung". Ucap Jungkook.

"Kau yakin Kook?". Jungkook mengangguk cepat.

"Waktu awal aku mengandung yang kedua, juga bukan aku yang merasakan mual. Tapi suamiku. Aku lihat belakangan Taetae hyung juga mulai jadi sensitif. Coba ajak dia memeriksakannya hyung. Siapa tahu benar, ".

"Ah—begitu. Semoga feeling ibu hamil benar. Aku akan mengajaknya nanti".

Lama mereka terdiam, akhirnya Hoseok berdehem.

"Kook-ah, aku mau minta maaf padamu. Aku tahu kau sakit hati karena ucapanku saat itu. Maafkan aku yang tidak bisa menemanimu saat hamil hingga Jungho sebesar ini". Jungkook tersenyum ia menggenggam tangan Hoseok yang ada di meja.

"Tidak apa hyung. Aku justru bersyukur karena memiliki Jungho. Yoongi hyung juga mau menerima kami. Dan dia sudah menyampaikan padaku, jika kau selalu mengirim biaya untuk Jungho. Seperti janjimu waktu itu. Aku berterimakasih padamu". Hoseok tersenyum padanya.

"Itu memang kewajibanku. Hah—". Hoseok menundukkan kepalanya sejenak sebelum menatap Jungkook.

"Kau tahu, jika dulu aku tak sekedar menganggapmu sekedar partner seks ku Kook?". Lanjut Hoseok. Jungkook menggeleng. Sepengetahuannya, ia hanya di anggap Hoseok seperti itu.

"Kau salah Kook. Aku menyanyangimu seperti adikku sendiri. Tapi aku justru jadi hyung yang jahat untukmu. Aku tahu perasaanmu dulu padaku. Aku minta maaf karena tak bisa memilihmu". Jungkook menghela nafas. Ia tersenyum sambil kembali mengusap tangan Hoseok.

"Jujur aku memang memiliki perasaan khusus padamu. Dan justru lebih kuat dari rasa cintaku pada Yoongi hyung. Tapi, sekarang aku sudah bisa seutuhnya kembali padanya. Terimakasih karena telah mengatakan hal itu hyung. Kau membuat perasaanku jadi lebih lega sekarang. Kuharap kau dengan Taetae hyung bahagia. Jangan sakiti dia lagi. Aku terlalu sering melihatnya menangis". Hoseok mengangguk.

"Ya, aku juga sering melihatnya. Aku akan memperbaiki kesalahanku mulai sekarang". Hoseok melihat keluar kaca toko. Ia memperhatikan senyum Taehyung bersama anaknya.

"Aku keluar dulu ya Kook. Mau mengajak dia memeriksa kehamilannya". Jungkook mengangguk dan melepaskan tangan mereka.

"Aku doakan kau berhasil menghamili Taetae hyung". Hoseok tersenyum. Melambaikan 'ok' sign nya pada Jungkook tanpa menoleh.

.........



















Sepasang suami-istri (suami) itu, tengah berada di ranjang favorit mereka. "Chagi, apa baby menginginkan sesuatu?".

Taehyung menggeleng mendengar ucapan suaminya.

Yup, Hoseok dan Taehyung sudah menikah. Tepat dua bulan lebih setelah Hoseok kembali padanya.

Seperti prediksi Jungkook saat itu, Taehyung hamil. Dan sekarang usia kandungan Taehyung memasuki trisemester kedua. Tepatnya lima bulan. Perutnya sudah terlihat membesar.

"Ayolah chagi. Masa tidak ingin apapun?". Taehyung menghela nafas berat.

"Ck—Aku ingin kau diam! Aku sedang fokus membaca". Hoseok yang sedari tadi menggelayuti istrinya mengerucutkan bibirnya.

Cup.

Hoseok mengecup bibir Taehyung tiba-tiba.

Bugh.

Kepala Hoseok menjadi sasaran buku tebal Taehyung.

"Awh—Galak sekali istri ku ini?. Aku hanya ingin mencium—. Ya. Ya. Aku diam". Hoseok terpaksa diam di samping istrinya karena mendapat delikan maut. Kehamilan Taehyung sekarang cukup berbeda. Taehyung jadi lebih pendiam. Dan tak segan main tangan dengan Hoseok.

Bahkan lebih parah dari sebelumnya. Hoseok harus rela wajahnya lebam akibat keinginan Taehyung yang tak terduga. Walau pada ujungnya, Taehyung akan mengatakan penyesalannya dan mengobatinya dengan penuh kasih sayang. Tapi Hoseok senang karena ia yakin malaikat mereka kali ini laki-laki dan pastinya bisa ikut membantu Hoseok menjaga ibunya yang manis ini.

"Sayang. Aku merindukan baby". Ucap Hoseok. Kali ini Taehyung menutup bukunya. Ditanya rindu, ia pun sama. Sangat merindukan anak mereka.

Taehyung beringsut memeluk suaminya. Mengusap lengan sang suami perlahan. "Aku juga chagi. Besok kita kunjungi mereka ya?". Hoseok mengangguk. Ia sangat rindu dengan dua malaikatnya.

"Chagi, kok aku ingin mencubitimu ya chagi?".

Deg.

Hoseok tertawa hambar. Melepaskan pelukan mereka dan menyodorkan lengannya.

"Cubitlah sampai kau puas sayang". Ucapnya pasrah. Taehyung tiba-tiba tertawa.

Ia mengusap lengan suaminya sambil menciumnya. "Aku bercanda chagi. Anak kita tidak akan tega menyakiti ayahnya terus. Dia menyayangimu".

"Masa?. Eomma nya bagaimana?". Taehyung mengangguk sambil mengerjap imut.

"Anak kita sayang appa nya. Sama seperti aku. Sekarang dia ingin aku menciummu chagi". Hoseok tertawa lepas. Ia mengusap perut Taehyung kemudian mengecupnya sayang.

"Baby, eomma mu bohong kan?. Dia yang minta kan baby? "

"Iya". Jawab Taehyung dengan nada anak kecilnya.

Perlahan mereka mulai berbaring dengan saling berhadapan. Hoseok mulai mengecupi seluruh wajah istrinya dengan kecupan singkat. Hingga berakhir di bibir Taehyung yang akan selalu ia beri lumatan lembut penuh kata cinta. Setiap malamnya sebelum tidur.

Karena itu kebiasaan Taehyung beberapa waktu setelah mereka menikah. Ciuman mereka akan membawa Taehyung tidur lelap.

Dan beberapa saat setelah ciuman Hoseok tak mendapat balasan. Ia melepas tautan bibir mereka. Membawa tubuh sang istri untuk di pelukannya. Mengecup dahinya lama sambil mengucapkan kata terimakasih nya.

"Selamat tidur sayang. Aku mencintaimu". Bisiknya di telinga Taehyung. Dan Taheyung akan selalu memberi jawaban dengan menyamankan kepalanya di lengan Hoseok. Terlena dengan bisikan yang membuatnya mimpi indah.

...........
.


.
Keesokan harinya mereka pergi ke makam anak mereka dan Seokjin. Hoseok membawakan bunga lily putih untuk anaknya. Dan ia membawakan baby's breath untuk hyung nya.

Mereka tiba didepan makam Seokjin. Hoseok meletakkan bunga yang ia bawa. Menggenggam tangan Taehyung yang berdiri di sampingnya.

"Apa kabar hyung?. Ini kali ketiga kita bertemu setelah aku kembali. Kali ini aku dan Taehyung sudah resmi menjadi suami istri. Dan dia tengah mengandung calon keponakanmu hyung. "

"Hyung, aku merindukanmu. Kau sedang apa disana?". Taehyung mengusap pundak Hoseok.

"Hyung, aku tidak boleh menangisi mu lagi kan?. Kau sudah bahagia disana kan hyung?". Hoseok mengusap batu nisan Seokjin.

"Semoga kau suka bunga ini hyung. Terimakasih karena bersedia merawatku dan mengorbankan dirimu untukku, hyung. Aku mencintaimu". Hoseok mencium nisan Seokjin. Setetes air matanya yang keluar, segera ia hapus. Ia tersenyum setelahnya.

Mereka beralih menuju makam kecil anak mereka. Hoseok meletakkan lily putih di atas makamnya. "Hai baby. Apa kabar? Sedang apa kau disana sayang?".

Taehyung meremas pundak Hoseok. "Baby, eomma sedang mengandung adikmu. Kau senang kan baby?. Calon adikmu sangat kuat baby. Appa sampai sering jadi tujuan tangan eommamu".

"Jangan khawatirkan eomma mu ya baby. Appa dan adikmu akan selalu menjaga dan mencintainya. Appa merindukanmu baby, tunggu kami hingga bersama denganmu.  Appa dan eomma sangat mencintaimu sayang". Hoseok mencium nisan anaknya. Air matanya tak dapat terbendung lagi. Taehyung juga sama ia menangis sambil mengusap pundak Hoseok perlahan.

"Kami pulang dulu ya nak. Lain kali kami akan mengunjungimu lagi bersama adikmu. Eomma mencintaimu baby Jung". Hoseok segera berdiri. Merangkul sang istri dan mengajaknya pergi dari pemakaman.

"Mereka sedang bermain bersama kan chagi ?". Hoseok mengangguk.

"Ya, Seokjin hyung akan menggantikan kita menjaga baby".

Taehyung memeluk pinggang Hoseok dari samping. Menyandarkan tubuhnya sambil terus berjalan menuju mobil.

"Chagi—".

"Hm—Ada apa sayang?"

"Di rumah nanti. Aku mau minta sesuatu. Aku ingin—". Taehyung menghentikan sejenak ucapannya.

"Ingin apa chagi?. Katakan saja apa keinginanmu".

"Aku ingin gantian denganmu".

"Gantian? Apa maksudmu sayang?". Tanya Hoseok sambil menautkan alisnya.

"Eum— Aku ingin kau yang kumasuki. Dan aku ingin kau hamil juga chagi"

Seketika kaki Hoseok melemas. Hm— Hoseok harus memutar otak cerdas nya untuk mengatasi ngidam terlaknat anak keduanya. Jangan sampai gelar the excellent seme nya menghilang karena permintaan anak mereka. Fighting Jung Hoseok!.










FINAL

05 Oktober 2017

Continue Reading

You'll Also Like

AZURA By Semesta

Fanfiction

215K 10.4K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...
74.6K 8.1K 85
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...
83.8K 8K 32
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...
325K 35.3K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...