Descendant (Sad Story Vkook)...

By elmi_wirastiti30

136K 10.1K 1.8K

"Hyung kenapa kau membenciku? Sebesar itukah kau membenciku? Hingga kau ingin membunuhku dengan teman kesayan... More

PROLOG
Beginning (Part 1)
Hyung (Part 2)
Tears and Smile (Chapter 3)
Tears (Part 4)
Loyalty (Part 5)
Enemy (Part 6)
Fire (Part 8)
Second (Part 9)
Limitless (Part 10)
perhatian ini penting (30/11/2017) 😭😭😭😭
Waiting For Secret (Part 11)
A Secret, Believe? (Part 12)
I Don't Know (part 13)
When You Meet Dark? (14)
Analogi (15)
Break Dawn (16)
Love Yourself, Please (chapter 17)
Blood on Fight (Part 18)
Drag Me Down (Part 19)
Revenge (20)
Sweet Psychopat (21)
Magic Door (22)
So my Lie (23)
I want all of these ends (24)
Adventure Time (25)
when fate says now (26)
the heirs (27)
the enemy is real and God is just (28)
Celebration pending (29)
Do You Want? (30)
When You Look Me (31)
Extradionary (32)
I hate this day (33)
When Did You Come? (34)
nightmare (35)
The Legend (36)
core (37)
Good Liar (38)
Omelas (39)
Save (40)
half destroyed (41)
Bad Dream (42)
Promosi anak baru ✓
When These Eyes are Swollen (43)
time to start (44)
Rival (45)
mysterious (46)
I am weak (47)
deadly explosion (48)
Breaking Dawn (49)
Not Today (50)
Angry Mom (51)
Inheritance and Will (52)
Kim Taehyung (53)
Latitude (54)
Last Wait (55) [END]✓

Look Me Hyung (part 7)

5.6K 401 168
By elmi_wirastiti30

"Saudara, bagaimana menurutmu hyung... apa arti saudara bagimu. Aku ingin tahu dari bibirmu, dan kumohon jawab dengan jujur hyung. Hyung... apakah kau menyayangiku? Masih adakah ruang sayang dalam hatimu untukku? Apakah kau masih menganggapku sebagai dongsaeng tersayangmu? Masihkah engkau ingat kenangan saat kita masih kecil dulu... kau adalah panutanku hyung, kau adalah hyung paling aku percayai dan selalu aku sayangi. Hyung, masihkah kau menganggapku? Apakah kau begitu membenciku? Menganggapku sesuatu yang tak pernah aku lakukan... aku tidak sekeji itu hyung, aku bukanlah namja yang seperti hyung kira.... apakah aku tega melakukan hal seperti itu? hyung... kumohon lihat aku, bisakah kau mempercayai setiap kata-kataku... kumohon percayalah, percayalah padaku hyung, hyung... kumohon, tatap aku hyung, apa yang harus aku lakukan agar kau percaya? Percaya... jika aku bukanlah seorang pembunuh ibumu!"

-Kim Jungkook-

...................................

(Author **** POV)

"Jungkook, kau baik..." Suara bariton membuyarkan lamunan Jungkook yang sedang menyandarkan kepalanya di kaca jendela, hingga namja tampan dengan wajah manisnya ini menatap namja di sampingnya.

Namja yang sibuk dengan setir mobilnya....

"Akh, baik hyung..." Jungkook mengulas senyumnya, kepada salah satu pelatih pengawal, yang sudah sangat dekat dengan ayahnya. Bahkan Jungkook juga mengenalnya meski tidak sedekat seperti dirinya dengan Hobi.

"Benarkah? sepertinya kau memikirkan sesuatu..." Yoongi mengeluarkan pertanyaannya dengan tangan dan tatapan masih tetap memegan setir.

Dan Jungkook mengulas senyumnya, menganggukan kepalanya...

"Iya, hyung aku baik-baik saja..."

Dan Yoongi hanya diam, setelah indra pendengarannya mendengar penuturan anak dari majikannya tersebut.

Hening dan diam...

Dan Jungkook masih menatap ke jendela, entahlah... hanya saja dia butuh ketenangan untuk menenangkan pikirannya, apalagi dalam otaknya terlintas akan bayang-bayang sang kakak pada saat peristiwa kemarin.

Tatapan itu...

Ucapan itu....

Dan senyuman, juga eskpresinya....

Jungkook tahu betul, bahkan dalam hatinya ia tahu ada seikit kebohongan saat kakaknya Taehyung mengucapkan kata-kata tersebut. Jungkook tahu dan percaya, bahwa kakaknya Taehyung masih peduli dan sayang padanya, hanya saja mungkin Taehyung belum menyadarinya....

Dan Yoongi sesekali melirik namja di sampingnya, ia tahu betul bagaimana namja muda di sana tengah sibuk dengan pikirannya....

"Yoongi hyung..."

Yoongi melirik, ke arah Jungkook... namun tetap saja, ia memfokuskan laju mobilnya.

"Ada apa? apa kau butuh sesuatu..."

Jungkook menundukan kepalanya, bahkan ia meremas ujung pakaiannya, dan Yoongi melirik hal tersebut. Ia dapat merasakan ada sedikit kegelisahan dalam diri Jungkook. menunggu jawaban dengan sabar....

"Eeee... Hyung ak... aku..." Jungkook berucap dengan gugup, mencoba meyakinkan hatinya. bahwa pilihannya adalah benar.

Dan Yoongi hanya diam, menunggu kelanjutan ucapan anak dari tuannya....

"Aku membutuhkan bantuanmu..." akhirnya dengan sedikit keraguan, ucapan itu lolos dari bibirnya.

Mendengar apa yang dikatakan namja disampingnya, tanpa sadar Yoongi mengulas senyumnya, entahlah dia merasa ada sesuatu yang menarik dengan namja disampingnya. Dan tak lama....

Ckittt...

Jungkook tersentak saat tubuhnya tersentak ke depan, merasakan dirinya tiba-tiba bergerak ke depan secara mendadak, lantaran dirasakan mobil yang ia tumpangi berhenti dengan tiba-tiba.

"Jadi..."

Jungkook menolehkan kepalanya menatap namja yang ada disampingnya, dilihatnya namja dengan mata sipitnya yang mengulas senyum ke arahnya dan juga tatapan intens ke arahnya. Dengan susah payah Jungkook menelan ludahnya saat dirasakan aura dingin yang keluar dari namja di sampingnya....

"Ja... jadi..." Jungkook mengulang perkataanya dengan nada kegugupan. Bagaimana tidak? Baru pertama kali ini ia menatap senyum dan tatapan yang terkesan entahlah, dari namja disampingnya. Yang merupakan salah satu orang kepercayaan ayahnya.

Yoongi menyandarkan tubuhnya mengalihkan pandangannya menatap ke depan.

"Apa kau mau, aku membantumu melakukan sesuatu begitu?" pertanyaan penuh ambigu terlontar dari bibirnya.

"Eee... it..itu hyung..."

Oke, Jungkook mulai gugup setengah mati saat ini, bahkan keringat dingin tiba-tiba muncul dan hawa horor terasa.

Yoongi mengulas senyumnya, ia tahu... tanpa Jungkook berkata. Dia mengerti dan paham akan maksud anak dari tuannya itu, dan ia tahu bagaimana permasalahan bahkan seluk beluk dari keluarga Kim tersebut. hingga tak lama manik matanya melirik menatap sesuatu dari kaca spionnya. Dan decihan lolos dari bibirnya.....

"Jungkook..."

Suara tegas itu muncul, membuat yang muda terkejut hingga bibirnya bergetar karena rasa gugup yang kembali muncul.

"Kencangkan sabuk pengamanmu, dan duduklah dengan manis..."

"Ap..apa... huaaaaaaaaa......."

Baru saja Jungkook melontarkan pertanyaannya, tiba-tiba mobil yang ia tumpangi melaju kencang membuat Jungkook tercekat, dengan tangan yang memegang sabuk pengamanannya kencang. Dengan tatapan terarahkan ke depan, dengan jantung yang berdetak kencang seperti di pacu angin. Dan teriakan keras dari suara indahnya.

Dan Yoongi jangan ditanya? Justru namja yang terkenal akan wajah manis dan kulit seputih susu itu berteriak kegirangan dengan kedua tangan yang sibuk menyetir tak lupa menambah kecepatan mobil yang ia kendarai. Melebihi batas kecepatan.....

Dan Jungkook tak akan menyangka jika dirinya diantar dan bisa satu mobil dengan namja gila menurutnya yang notabene adalah pelatih pengawal anak buah ayahnya.

"Yoo... Yoongi hyung..." Jungkook memejamkan matanya, ia benar-benar takut dan bergetar. Memegang kursi dengan kencang.

Dan Yoongi tersenyum sesekali menatap wajah anak majikannya yang ketakutan dengan mata terpejam, dan menurutnya menggemaskan...

...........................

"Seokjin kau kenapa?" suara seorang pria dengan usia sekitar 50 tahun menatap ke arah namja tampan yang baru saja datang dengan terpincang dan juga wajah yang meringis menahan sakit.

Ya, pria yang datang dengan jas hitamnya itu adalah Kim Yeon Woo, yang tak lain adalah paman dari Seokjin dan Taehyung. Dia adalah salah satu mantan anggota tentara yang hebat di usia mudanya dulu. Dan dia adalah pria yang melatih namja dengan senyum kotaknya, siapa lagi kalau bukan Kim Taehyung.

"Paman bisa tanyakan pada alien gila disampingku!!" Seokjin menatap tajam ke arah namja muda disampingnya, dengan tatapan polos seakan-akan dia tak tahu apapun.

Dan Yeon Woo menatap ke arah anak muda tersebut, dengan tatapan penuh tanyanya.

Dan Taehyung dengan tampang tak berdosa dia melepaskan masker hitamnya, dan mengulas senyum kotaknya yang menampilkan deretan gigi putihnya. tak lupa ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan cengiran khasnya.

Dan tak lama pria itu menatap mengintimidasi ke arah Taehyung, membuat Taehyung semakin mengulas cengirannya.

"Hehehe... paman, soal Seokjin hyung dia..."

"KIM TAEHYUNG, LAKUKAN PUSH UP 100 KALI!!!"

Semua menatap ke arah mereka, saat dengan sibuknya beberapa orang membawa barang bawaan mereka di dalam bandara tersebut. mendengar teriakan pamannya tersebut membuat Taehyung bergidik ngeri hingga ia merasa merinding.

Dan Seokjin dia tersenyum jahat, melirik ke arah adik sepupunya.....

Ia senang, Taehyung menerima hukuman dari pria yang sudah Seokjin anggap sebagai ayahnya. Begitu juga sebaliknya, dan Seokjin mensyukurinya. Setidaknya adiknya mendapatkan hukuman dang memetik pelajaran dari kesalahan, yang bisa dibilang kecil.

"Paman..."

"Sekarang Taehyung, paman tidak mau kau mengeluh..."

Taehyung mempoutkan bibirnya, mengubah ekspresi gemasnya. Menatap ke arah pria di depannya, yang justru mendapat tatapan gemas dari pamannya, dan tak lama ia alihkan ke arah Seokjin guna menunjukan puppy eyesnya. Namun, sialnya Seokjin tidak ada disampingnya. Dan justru berdiri di belakang Yeon Woo dengan kekehan dan juga lidah menjulur mengejek. Membuat Taehyung mendengus pasrah dengan apa yang ia alami....

Dan dengan berat hati Taehyung mengubah posisinya, mentengkurapkan tubuhnya menopang tubuhnya dengan kedua tangannya dan melakukan push up, berdasarkan hitungan dari pamannya yang terkenal akan kehidupan dunia militernya tersebut.

"1..."

"2..."

"3..."

Dan akhirnya kegiatan, 'Ayo menghukum Taehyung' berjalan dengan beberapa orang yang menatap tontonan gratis yang belum pernah ada di bandara. Dan menurut mereka cukup menghibur....

Dan dalam hatinya Taehyung mengutuk kulit pisang yang telah membuat Seokjin kakaknya terjatuh dengan kaki terkilir dan membuat ia mendapatkan hukuman, meski pada kenyataannya dia sendirilah yang berbuat salah....

Dan Taehyung tidak bisa menolak hukuman yang diberikan pria yang sudah memgurusnya dan membuat ia seperti ini. karena yang diketahui Taehyung, 'seorang prajurit yang salah harus mendapatkan hukuman..' dan itu prinsip yang ia ketahui dari pamannya yang seorang kapten tentara.

...........................

............................

Suara monitor detak jantung terdengar, dan kini terdapat seorang wanita cantik yang duduk di sisi ranjang dengan seorang namja yang terbaring lemah di atasnya dengan masker dan juga selang infus yang melekat padanya.

Wanita cantik itu dengan sayang mengusap puncak kepala namja tersebut penuh sayang, sayang yang ia berikan layaknya anak sendiri. seperti ia memberikan rasa sayangnya pada Jungkook anaknya. Senyum bagaikan malaikat terulas di wajah cantiknya yang mulai menua tak terlihat wajah keriputnya meski usianya semakin bertambah.

Dengan sayang ia mengusap puncak kepala bahkan menggenggam tangan namja tersebut, ya... dia tidak segan memberikan kasih sayang seorang ibu pada namja tersebut. namja yang telah ia anggap layaknya anak sendiri, namja yang begitu baik menurutnya, dan namja yang sudah dekat dengan anaknya juga menjaga dan menjadi pengawal pribadi anaknya dengan kesetiaan yang bisa dikatakan besar.

Dan wanita cantik itu merupakan wanita sederhana yang berstatus sebagai istri kedua Minseok, siapa lagi kalau bukan Kim Nana.

"Terima kasih Hobi kau sudah menjaga anakku, kau anak yang baik... dan maaf kau terluka, ibu tidak tahu harus bagaimana..." wanta cantik itu berujar, mengajak bicara namja yang ia jaga sendiri, setelah suaminya beberapa menit yang lalu keluar karena suatu urusan.

Ada perasaan sayang yang ia berikan pada namja dengan wajah tampannya tersebut, tangannya tak lelah hanya untuk membelai rambut pemuda tersebut.

"I..ibu...ibu..."

Gumaman lirih terdengar, di dalam masker oksigen yang ia gunakan. Mendengar hal itu membuat Kim Nana sedikit khawatir apalagi saat melihat setetes air mata yang jatuh dari sudut kelopak mata yang masih mengatup tersebut.

"Hobi... nak, apa kau baik?" raut sedikit kepanikan muncul di wajah cantiknya dan terasa genggaman hangat dan erat di telapak tangan Hobi kala wanita cantik itu mengeratkan genggamannya.

"Ibu... ibu..."

Meski tubuh itu tak bergerak, namun mulut itu bergetar dengan sebuah gumaman lirih dan untungnya Kim Nana mendengarnya meski samar. Bahkan air mata itu terus keluar dan keluar, membuat Nana segera mengusap pelan air mata tersebut, seakan seorang ibu mengusap air mata anaknya. Meski ia tahu Hobi bukanlah anak kandungnya, tapi rasa sayangnya terhadapa namja yang telah mengabdi pada suami dan juga menjaga keselamatan anaknya selama ini selalu ada.

"Nak..." tatapan sendua Nana ia perlihatkan menatap namja yang masih setia mengatup matanya.

Senyum tipis ia ulas, saat dimana ia ingat bagaimana awal pertemuannya dengan namja yang ia jaga saat ini. Jika saja Jungkook anakanya tak mengajak ia ke taman mungkin saja Hobi dia....

"Semoga kau baik-baik saja nak..." wanita itu berucap, dan mengusap sayang rambut hitam milik namja tersebut.

(Flashback **** ON)

"Ibu.. ibu Jungkook main disana ne..."

"Ah, baiklah... jangan main jauh-jauh ya nak. Ibu akan membelikan ice cream untukmu.."

"Wah, ice cream..."

Senyum manis dari bocah dengan wajah tampannya tersebut terulas menampilkan gigi kelincinya apalagi kedua tangannya memeluk boneka beruang pemberian kakaknya, Kim Taehyung.

"Ibu, Jungkook mau ice cream rasa coklat, dengan kacang terus ada sendoknya... kalau bisa mangkoknya yang besar, oh ya sekalian nanti ice creamnya yang lembut ya.."

"Hahaha.. ne, yambulia... ibu akan menuruti putraku yang tampan ini..."

Wanita cantik dengan rambut panjang yang ia ikat itu mengulas senyumnya. Tak lupa tangan kanannya mencubit gemas pipi anaknya yang tampan dan manja padanya.

Jungkook kembali tersenyum menampilkan deretan gigi kelincinya, dalam dirinya Nana heran bagaimana anaknya bisa semanis itu apalagi dengan gigi kelincinya. Bahkan sifat manjanya membuat ia semakin manis, Nana bersyukur mempunyai anak seperti Jungkook. Apalagi diusianya Jungkook merupakan anak yang cerdas sesuai dengan usianya.

"Ibu.. hati-hati ne, nanti kalau mau menyebrang tengok kanan kiri dulu.." Jungkook berujar dengan wajah polosnya menatap wajah sang ibu yang tersenyum gemas ke arahnya.

"Aigoo... siap kapten..." wanita cantik itu tersenyum dan mengangkat tangannya hormat ke arah anaknya dengan nada bercanda. Apalagi saat melihat wajah polos putranya dengan ucapan yang terdengar seperti nasihat untuknya, Nana bangga... sangat bangga dengan anaknya.

Kemudian....

Jungkook melangkahkan kakinya menggendong erat boneka kesayangannya di depan dadanya, dan kaki kecilnya melangkah menuju ke sana. Sebuah pohon besar dengan bunga yang tumbuh di sekitarnya taman yang menarik perhatian namja dengan panggilan kecilnya, Kookie.

Jungkook kecil terus berjalan, sesekali ia berceloteh dengan imajinasinya bermain dengan boneka kesayangannya.

"Kiko... nanti kita main apa?" Jungkook bertanya pada benda lembut kesayangannya.

"Hem Tae.. Tae.. hyung sedang sekolah, jadi Jungkook bingung main apa...."

Jungkook berjalan, dan berbicara bonekanya seolah-olah boneka tersebut mampu menjawab ucapannya. Ya... dia sedang asik dengan dunia imajinasinya sendiri.

Jungkook terus berjalan, hingga akhirnya ia sampai di pohon besar tersebut.

"Kiko, bagaimana kalau kita main masak-masakan nanti Kiko jadi pembelinya." Jungkook menatap boneka kesayangannya, dan membayangkan jika boneka tersebut setuju dengan usulannya.

Dengan semangat Jungkook mendudukan pantatnya namun ia tidak memperhatikan jika dia menduduki tubuh seseorang...

"Akh..."

Jungkook tersentak kala mendengar seseorang yang meringis kesakitan saat dia hendak menjatuhkan pantatnya.

'Apa ada hantu?' monolog Jungkook dalam hatinya, menatap takut-takut ke arah sekitar.

Jungkook memundurkan langkahnya memeluk erat bonekanya dengan tubuh sedikit bergetar dan jantung yang berdetak cepat karena takut semakin menjalarnya, bahkan ia merasa bulu kuduknya merinding.

"Tuan hantu, tolong jangan ganggu Jungkook... aku hanya ingin bermain disini, Jungkook tidak ada niat mengganggu tuan hantu.." Jungkook berucap dengan nada sedikit takut dan mengedarkan pandangannya. Berharap jika hantu disana baik padanya....

Kaki itu terus melangkah mundur, dan Jungkook tidak ada niat sedikitpun untuk menoleh ke belakang. Hingga....

"Akh... Appo..."

"Eh..."

Mendengar seseorang merintih kesakitan membuat Jungkook menolehkan pandangannya dengan gerakan cepat, hingga wajah terkejut dengan dua bola mata membulat terlihat di wajah manisnya.

Kini yang ia lihat, bukanlah sosok hantu yang ia kira. Melainkan seorang namja dengan penampilan berantakan, rambut yang kotor akan debu dan juga wajah yang penuh luka lebam dan lecet di sudut bibirnya.

Sementara namja asing yang kini di tatap Jungkook hanya memegang lengan kanannya lemah, dan menatap samar ke arah Jungkook yang berdiri di depannya dengan boneka yang ia peluk erat.

"Kamu siapa?" ucapan polos meluncur di bibir mungilnya dengan kedua tangan yang masih memeluk boneka kesayangannya.

Samar-samar ia mendengar suara bocah manis di depannya, namun bersamaan dengan hal itu penglihatannya mulai kabur. Tubuhnya benar-benar sakit dan lemah, namja itu hanya mampu bersandar pada pohon yang ada di belakangnya. Bibirnya juga sedikit bergetar kala mencoba berujar, mencoba meminta bantuan pada bocah di depannya.

"To..tolong ak-"

BRUUKKKK...

Dengan cepat namja muda tersebut tubuhnya ambruk, jatuh di atas rerumputan hijau yang ditumbuhi beberapa bungai di sekitarnya. Melihat hal tersebut secara refleks Jungkook berjongkok, dengan wajah terkejutnya.

Mencoba memanggil namja asing di depannya, dan sesekali mengguncang-guncangkan tubuh lemahnya. Namun, tetap saja nihil....

Dan Jungkook hanya berharap semoga ibunya segera datang.

Tak jauh disana, Nana berjalan dengan ice cream yang ia bawa dengan kantung belanjanya, mengitari pandangannya ke sekitar mencari malaikat kecilnya.

Karena masih fokus dengan pencariannya, membuat indra pendengarannya mendengar teriakan putranya.

"IBU...IBU... TOLONG JUNGKOOK, DIA PINGSAN IBU!!"

Seorang bocah dengan tubuh mungil juga sebuah boneka beruang berjongkok di depan seorang bocah dengan kemeja yang sudah kusam, dan kotor. Seorang namja remaja yang tak sadarkan diri dengan wajah babak belurnya.

"Jungkook ada apa nak, Aigoo....?" wanita cantik itu datang kala mendengar panggilan putranya... dan terlihat wajah terkejutnya saat melihat bocah tak sadarkan diri tersebut.

"Ibu, ayo cepat bawa dia ke dokter...supaya bisa bangun..."

"Baik nak, ibu akan memanggil bantuan..."

Dengan segera Kim Nana, mengambil ponselnya dan menekan nomor yang bantuan yang ia hafal hingga....

"Halo, tolong disini ada seorang anak..........."

"...."

Selagi sang ibu mencari bantuan, Jungkook kecil menatap remaja malang tersebut. Bahkan kini Jungkook kecil memasangkan sebuah plester di kening remaja tersebut, plester berwarna orange dengan gambar dinosaurus.

"ibu...ibu..." gumaman muncul di bibirnya, kala bocah remaja itu tak sadarkan diri. Dan Jungkook tanpa sadar memegang kening bocah tersebut...

Memberikan kehangatan yang seakan menjadi penenang baginya...

"Ibu...ibu..." lagi-lagi gumaman lolos dari bibirnya, membuat Jungkook sedikit khawatir...

"Tenang ne, bantuan akan datang... jangan takut, dokter akan menyembuhkanmu..." ucapan polos itu muncul bersamaan senyum manis yang terpatri di wajah tampannya... Senyum manis dari seorang bocah tampan,dan menggemaskan Kim Jungkook....

....................

Next day...

"Nghh..."

"Ibu... ibu dia sadar... dia sadar..." Jungkook menatap wajah ibunya tak lupa ia mengguncang lengan sang ibu yang memangkunya.

"Nak... gwenchana?" Nana mengeluarkan suaranya, menatap khawatir pada remaja yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit tersebut.

Makin lama kelopak mata itu bergerak pelan, dan makin lama pula penglihatan yang tadinya samar kini mulai jelas. Saat pertama kali kelopak itu membuka dengan nyawa dan kesadaran yang telah terkumpul sempurna. Membuat namja tampan tersebut menunjukan wajah kebingungannya menatap ke sekitar.

"A..aku dimana?" nada kebingungan terdengar jelas.

"Kau ada dirumah sakit nak, apa kau baik-baik saja... apakah masih ada yang sakit, hem?" suara lembut bagaikan seorang malaikat terdengar. Membuat namja muda tersebut menatap ke arah wanita cantik dengan rambut panjang yang diikat rapi yang kini sedang memangku seorang bocah tampan dengan wajah manis yang menatap polos ke arahnya.

Dan namja muda tersebut hanya mengangguk....

Jujur ia bingung, siapa gerangan wanita dan bocah tersebut... ia benar-benar tidak kenal.

"Kalian siapa?"

Nana mengulas senyumnya, menatap wajah namja yang baru saja sadar dari pingsannya.

"Perkenalkan aku Kim Nana, dan ini anakku Kim Jungkook..."

"Hai, aku Jungkook.... dan ini Kiko..." Jungkook berujar dengan senyum manisnya bahkan tangannya menunjukan boneka kesayangan yang selalu ia bawa. Sungguh wajah Jungkook benar-benar menggemaskan membuat siapapun ingin mencubit pipinya.

Dan namja tersebut hanya diam, mencoba mencerna kejadian... kejadian dimana terakhir kali dia melarikan diri dan berakhir di rumah sakit ini. hanya saja dia masih bingung....

"Nak, perlu kupanggil dokter."

"..." Namja tersebut terdiam, karena rasa canggungnya.

Nana mengulas senyumnya memaklumi bahwa namja muda tersebut masih bingung dengan sekitar, hingga akhirnya wanita cantik itu memutuskan berdiri, dan menaruh Jungkook untuk duduk di kursi yang ia duduki.

"Jungkook sayang, kau tunggu disini ne... temani hyung..."

"Jung Hoseok..." tiba-tiba saja namja tersebut memotong perkataan wanita cantik itu dengan nada lirih dan volume lemahnya.

Dan Nana mengulas senyumnya tak lupa menatap ke arahnya.

"Panggil saja aku Hobi nyonya..." akhirnya namja tampan tersebut mengenalkan namanya sekaligus nama panggilanya.

Dan Nana menganggukan kepalanya, mengulas senyum malaikatnya. Membuat Hobi ingat akan sosok ibunya, tak terasa matanya mulai berkaca-kaca.

"Jungkook sayang, kau disini sebentar ne.. temani Hobi hyung, arra..."

"Ne, Ibu... Jungkook dan Kiko akan disini menemani Hobi hyung..." Jungkook kecil mengulas senyumnya menatap wajah ibunya. Dan dengan segera wanita cantik tersebut melangkahkan kakinya, memanggil dokter untuk memeriksa namja yang sudah sadar tersebut.

Sepeninggal Nana, suasana kembali canggung. Dan hanya ada dua manusia yang terdiam dengan Jungkook yang duduk manis memeluk bonekanya, dan Hobi yang sibuk dengan pikirannya.

"Hobi hyung..."

"Hm.." Hobi menolehkan kepalanya, menatap bocah kecil yang ia ketahui bernama Jungkook tersebut.

"Apa hyung butuh minum, nanti Jungkook ambilkan..." tawar Jungkook dengan wajah polosnya.

"Ah, tidak usah Jungkook... hyung tidak haus kok..." ucap Hobi dengan senyum manisnya, sebenarnya dia merasa haus, apalagi tenggorokannya terasa kering. Hanya saja dia tidak enak dengan bocah manis di sampingnya tersebut, ia tidak mau jika bocah manis tersebut jatuh dari kursi hanya untuk mengambil gelas yang jauh dari mejanya. Apalagi tubuh mungil Jungkook membuat Hobi yakin, jika Jungkook akan kesusahan mengambilnya.

Jungkook mengangguk dan mengulas senyumnya. Wajahnya benar-benar menggemaskan....

"Hyung... bolehkah Jungkook duduk di atas ranjang hyung?"

"Ah, ne.. Jungkook.." Hobi langsung menggeserkan tubuhnya pelan, memberi ruang pada Jungkook agar bisa duduk di sampingnya. Dan Jungkook berdiri di atas kursi perlahan, dengan kaki mungilnya Jungkook mengkat kaki kanannya mencoba menaiki ranjang rumah sakit tersebut. melihat hal itu Hobi merasa sangat khawatir apalagi tubuh Jungkook yang begitu mungil. Ingin rasanya Hobi membantu namja manis itu hanya saja, tubuhnya masih melemah hanya sekedar untuk berdiri....

"Aku berhasil..." Jungkook tersenyum saat tubuhnya mampu menaiki ranjang dan kini ia dudukan pantatnya di samping namja muda disampingnya. Tak lama Jungkook menaruh telapak tangannya, memeriksa suhu tubuh namja disampingnya. Dan Hobi hanya diam melihat tingkah namja menggemaskan tersebut.

"Hobi hyung tidak panas... syukurlah. Hyung baik-baik saja..."

Seketika senyum itu terulas, terulas dari namja dengan panggilan Hobi tersebut saat mendengar celoteh polos dari Jungkook. bahkan dalam hati kecilnya ia tertawa mendengar kepolosan dan melihat tingkah Jungkook.

"Ne, gomawo..."

Jungkook menganggukan kepalanya, menatap namja yang baru saja mengucapkan terima kasih padanya.

Dan semenjak kejadian tersebut, pertemanan mereka dimulai... dan juga mulai terjalin ikatan persaudaraan antara mereka. Membuat tali yang akan menjadi pengikat mereka.... sebagai teman dan juga kakak adik, dan semua itu merupakan awal bagi mereka.

(Flashback **** OFF)

.....................................

....................................

Entah sampai kapan jantung Jungkook berdetak dengan kencang, dengan perasaan panik yang masih mendera dalam dirinya. Saat dirasakan mobil yang membawanya melaju kencang menuju jalanan yang mulai sepi dari perkotaan. Terlihat dari spion mobil tersebut sebuah mobil sedan hitam mengikuti mobil yang mereka tumpangi membuat Yoongi mendecih tak suka.

"Ck, mereka tak menyerah rupanya..."

"Hyu...hyung, ap... apa yang harus kita lakukan..." tanya Jungkook dengan gugup sesekali melirik ke arah Yoongi dan berpindah pada mobil yang tak henti-hentinya mengikuti mereka.

Yoongi tak menyerah, bahkan ia mengeluarkan smirk nya saat melihat mobil yang ia yakini para pengincar nyawa namja disampingnya itu terus mengejarnya. Dan kini mereka berada di jalanan yang sepi dengan mobil yang saling berjalan dengan kecepatan. Melakukan susul menyusul....

Terlihat empat orang dengan kaca mata hitamnya, yang mengejar mobil Yoongi dan Jungkook. dan mereka adalah para pembunuh bayaran yang disewakan oleh seseorang yang begitu membenci ayah Jungkook, dan juga Jungkook yang mempunyai gelar sebagai pewaris tunggal.

Ya, warisan membuat nyawa Jungkook sering terancam. Membuat Minseok meningkatkan penjagaannya terhadap seluruh keluarganya, bahkan menempatkan beberapa pengawal di rumahnya.

Kedua mobil tersebut sama-sama bergerak cepat dengan kecepatan di atas rata-rata, membuat Jantung Jungkook berpacu semakin cepat.

Dan Yoongi justru tersenyum girang sesekali tertawa lantaran begitu menikmati permainan tersebut.

Hingga...

DORRR....

"Ap...apa?" Jungkook membulatkan matanya, saat kedua telinganya yang masih normal mendengar suara letupan pistol.

"Ck, ternyata mereka ingin bermain-main rupanya..." Yoongi melirik spionnya dengan tatapan santai dan menambah kecepatan laju mobilnya.

DORR...

DORR...

Dan lagi, letupan pistol tersebut masih menggema. Membuat Jungkook semakin ketakutan, apalagi jantungnya tidak bisa diajak kompromi membuat ia... sangat takut.

DORR...

DORRR...

"Yaaakkk... beraninya mereka menembaki boneka rilakumaku..." Yoongi mengeluarkan protesnya saat boneka kecil kesayangan yang ia taruh di depan, hancur kepalanya karena sebuah peluru mengenainya dari arah belakang.

Oke, kini Yoongi mengeluarkan tanduknya... ia benar-benar jengkel pada orang yang berani menembak anak kesayangannya yang tak lain si rilakumma. Terlihat wajah jengkel bercampur marah saat melirik ke arah boneka yang tinggal tubuhnya tersebut.

"Lihat saja akan aku tembak kepalanya, dan hancur seperti boneka kesayanganku..." ancam Yoongi, bahkan kini ia sudah menyiapkan pistolnya. Melihat hal tersebut membuat Jungkook sedikit takut apalagi melihat namja putih disampingnya yang marah besar.

"Tidak ada yang boleh menembak Kumaku, atau dia akan menerima amarah seoran Min Yoongi..." Yoongi mengeluarkan suaranya, mengerem sedikit kecepatan mobilnya.

"Jungkook ambil alih setir..."

"Ap...apa?"

"Cepat, aku akan urus mereka..."

Dan Kini Yoongi mengubah posisinya, dengan Jungkook yang sudah memegang setirnya, dan duduk di kursinya, tanpa berpindah ahli tempat karena Yoongi kini mulai berdiri setelah membuka vetilasi atas mobilnya.

Jungkook menelan ludah kesusahan, karena ia memang belum begitu mahir menggunakan mobil.

"Jungkook, tambah kecepatannya... dan usahakan menghindar dari tembakan mereka..."

"Hah..." Jungkook benar-benar terkejut, yang benar saja? Dia harus menyetir dengan kecepatan tinggi? Bagaimana kalau Jungkook sampai menabrak... oh itu tidak boleh terjadi.

Dan Jungkook menuruti apa yang dikatakan namja yang sudah mengeluarkan setengah tubuhnya yang sudah siap dengan pistolnya.

"Aku percayakan kendaraan ini padamu, dan mereka akan aku urus... karena aku dendam pada mereka yang telah menembak anak kesayanganku.." ucap Yoongi yang masih tak terima dengan pembunuhan pada boneka keasayangannya.

Dan Yoongi mengatupkan sebelah kelopak matanya, memfokuskan targetnya.

DORRR...

DORRR...

Dan lagi, salah satu musuh mereka menembakan pistolnya dengan tubuh yang keluar dari jendela mobil. Dan untungnya tembakan tersebut tak mengenai sasaran lantaran Jungkook masih bisa menguasai mobilnya.

Yoongi masih fokus dengan tangan yang memegang pistolnya erat hingga...

DORRR...

"Mampus!" Yoongi bergumam dengan senyum kemenangannya saat tembakannya mengenai dada pria tersebut.

Melihat rekan mereka yang tewas karena tembakan memuat keduanya mengeluarkan tubuh mereka dari jendela, bahkan salah satunya ada yang berdiri dan mengeluarkan setengah tubuh mereka di ventilasi atas mobil mereka.

DORRR...

Baru saja seorang pria dengan tubuh kurusnya hendak keluar dari atas mobil, tubuhnya sudah jatuh dan masuk begitu saja, saat timah panas menembus tubuhnya dengan darah yang terciprat jatuh ke jalan.

"2-0" Yoongi tersenyum senang, sungguh ia menikmati permainan yang memacu adrenalin dan nyawa ini.

DORR...

DORRR...

Mobil Jungkook sedikit oleng, namun kembali lagi ke posisi semula. Membuat Yoongi mengeluarkan protesya.

"Yaaakkk... Jungkook hati-hati!"

"Ma...maaf hyung tadi, aku meng..menghindar tembakan..." ucap Jungkook gugup, dengan tangan yang masih memegang setir.

Dan Yoongi hanya berdecak kesal, lantaran kejadian tadi membuat tatapan fokus akan targetnya sedikit terganggu.

Namun, tak lama Yoongi tersenyum. Sebuah ide muncul di otaknya....

"Jungkook, turunkan kecepatannya..." suruh Yoongi yang kini melirik Jungkook.

"Ap...apa?" Jungkook semakin kaget, menurunkan kecepatan? Apakah ia sudah gila, yang benar saja? Bagaimana kalau mereka menembaknya.

DORRR...

"Aisshh... bedebah sialan!!" umpat Yoongi setelah berhasil menghindar tembakan dari salah satu pria tersebut.

Ya, hampir saja Yoongi terkena tembakan.

"Jungkook lakukan saja!!!" Yoongi benar-benar jengkel saat ini, sampai-sampai suara basnya terdengar keras. Membuat Jungkook gugup setengah mati....

Dan Jungkook segera menginjak remnya pelan hingga spedometer tersebut menunjukan penurunan.

"Beraninya menembak namja setampan diriku, ck.."

DORRR...

Blam...

Salah satu ban mobil musuh tersebut pecah, saat namja tampan dengan mata sipitnya.

"Mati kau!!"

DORRR...

Ckiitttt.....

Suara ban mobil yang tengah direm tersebut terdengar seiring bergesekan dengan aspal, dan di dlaam mobil tersebut pria asing tersebut berusaha mengendalikan mobilnya yang kehilangan keseimbangan. Membuat Yoongi mengambil kesempatan....

Kini Yoongi menghadap ke samping dengan tangan kiri yang menutup mulutnya lantaran kantuk datang dengan tiba-tiba hingga membuat ia menguap, bersamaan dengan hal itu tangan kanan yang masih setia memegang psitol kesayangannya tersebut ia tekan seidikit, dan....

DORRRR....

"Hah, ngantuknya..." ucap Yoongi dengan wajah yang dibuat-buat mengantuk setelah terdengar suara letupan pistol dari tangannya. Tak lama suara benturan terdengar keras.

BRAAAKKKK....

Ckiittt...

"Aigoo.... jantungku..." Jungkook menghela nafasnya, menghembuskan nafasnya. Dengan kaki yang masih menginjak rem. Setelah dengan mendadak ia menghentikan mobilnya. Dan kini Yoongi sudah mengubah posisinya, begitu juga dengan Jungkook yang membenarkan duduknya, dengan kepala yang ia dongakan keluar melihat mobil yang mengikuti mereka, ringsek di bagian depan karena menabrak pohon besar di sana.

"Wow, tadi benar-benar menyenangkan!! Yeee..." Yoongi berteriak semangat, ia senang dengan permainan tadi.

Dan Jungkook dia memejamkan matanya menyentuh dadanya yang masih menandakan jantungnya berdetak kencang. Untung saja Jungkook tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, jika ia habis sudah.

"Lain kali kita bisa lakukan lagi..."

Jungkook melototkan matanya, menatap namja yang lebih tua umurnya yang duduk disampingnya.

Dan Yoongi hanya mengulas senyum mautnya.

"Benar-benar gila..." ucap Jungkook yang berujar keras karena setengah frustasi, apalagi dengan kejadian tadi.

"Kalau begini aku rela menjadi pengawalmu, hahaha menyenangkan!!"

"Gila!!" ucap Jungkook lagi, ia tak menyangka pelatih pengawal yang duduk disampingnya benar-benar gila.

"Dan aku menyukainya..." sambung Yoongi setelah mendengar penuturan Jungkook yang menyebutnya gila.

.............................

"Kim Taehyung..."

"Ne, Seokjin hyung ada apa?"

Taehyung meneguk sodanya, memberikan asupan ion di tubuhnya lantaran dirinya selesai dengan hukuman dari pamannya sang mantan kapten tentara tersebut.

"Ada hal yang ingin aku sampaikan kepadamu..." Seokjin menundukan kepalanya, menutup kelopak matanya, mencoba mengutarakan isi dan pikiran yang membebaninya saat ini.

"Soal?"

Taehyung menatap wajah sang kakak sepupu dengan bibir yang meneguk soda yang mulai habis dalam kaleng tersebut.

"Aku..."

Seokjin mulai gugup, ia takut... benar-benar takut. Apakah ia harus memberitahukan semuanya, tapi bagaimana kalau.

"Hyung, ada apa?" Taehyung memicingkan tatapannya, merasa aneh dengan sikap kakaknya.

"Aku ingin bicara soal..." dan Seokjin membuka ucapannya, dengan Taehyung yang kini memasangkan pendengarannya.

"Ne..." sambung Taehyung.

Seokjin menghembuskan nafasnya, mentralkan perasaannya yang gugup dan menyembunyikan ketakutannya.

"Hyung, kenapa? Kenapa kau begitu takut?" tanya Taehyung karena dia sudah mulai geregetan sejak tadi.

Dan Seokjin menolehkan kepalanya menatap manik mata Taehyung yang menghadap ke arahnya.

"Aku..."

.......................

Tbc...

Hay semua, kembali lagi dengan ff author. Hehehe gimana suka gak sama chapnya? Mudah-mudahan gak bikin kecewa ya...

Maaf kalau nih chap gaje, banyak typo yang bertebaran apalagi ceritanya gaje hehehe...

Oh ya btw apakah nih chap dah geregetan, author minta pendapatnya ^^

Oh ya jangan lupa vommentnya ya, supaya author dapat asupan semangat nih....

Terima kasih telah memberikan dukungan untuk ff yang masih jauh dari kata sempurna ini...

Sekian dari saya...

Gomawo and Saranghae...

#el

Continue Reading

You'll Also Like

71.1K 7.5K 35
[COMPLETED] Dia seperti malaikat maut yang siap menjemputku kapan saja. Kill me? Tidak!! Kaulah yang akan kubunuh terlebih dahulu. ******* Cast: Jung...
6.8K 979 8
Bagaimana Jadinya jika Seorang Mafia Jatuh Cinta Pada Seorang CEO Tampan yang ternyata Lebih Muda Darinya, dan Apakah CEO itu bisa Menerima Cinta Maf...
182K 10K 27
"Hyungie.. Kookie mengantuk, Kookie ingin tidur" "arraseo, tapi cepatlah bangun karena sepertinya akan hujan" "Kookie tak janji hyungie" "apa maksud...
772K 37.1K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...