DEAD LEAVES [JINSEOB]✔

By pbaconn

36.1K 5.4K 886

[Private beberapa chapter^^] Iya? - ahs Gak. - pwj *WARN* boyxboy kalo gasuka ya "naga juseyo" Bahasa campur... More

Introduction by author
Prolog
Chapt 1
Not an Update
Chapt 2
Chapt 3
Chapt 4
Chapt 5
Not an Update
Chapt 6
Chapt 7
Chapt 8
Chapt 9
Chapt 10
Chapt 11
Chapt 12
Chapt 13
Chapt 14
Woojinie
Chapt 15
Chapt 16
Chapt 17
Chapt 18
Chapt 19
Chapt 20
Chapt 21
Chapt 22
Chapt 24
Chapt 25
Chapt 26
Chapt 27
Chapt 28
Chapt 29
The end???
Announce
Yuk dibaca gaiss
check this out

Chapt 23

910 136 6
By pbaconn

AUTHOR POV

Tok tok tok...

"Kalo ga tinggal disini gimana?" Hyungseob bertanya pada Woojin disebelahnya sambil menunggu seseorang yang keluar di balik pintu.

"Cobain aja dulu apa salahnya kan?"

Tok tok tok...

Woojin mencoba mengetuknya lagi.

Tak lama, seorang wanita sudah cukup tua membuka pintu dan menanyakan ada keperluan apa kepada dua pemuda di depan rumahnya itu.

"Oh? Apa ini rumah Ahn Sungmoo?"

Wanita tua itu terdiam seakan mengingat-ngingat nama yang disebutkan oleh Woojin tadi.

Woojin dan Hyungseob tak tau betul alamat ayah Hyungseob dan nuna nya tinggal. Mereka hanya tau jika dulu orang-orang membicarakan ayah Hyungseob membawa nuna nya ke Busan.

Mereka berdua sudah di Busan dan mencari kesana kemari bertanya pada orang-orang apakah mereka mengenal orang yang mereka cari.

"Seora?"

Hyungseob terkejut mendengar nama yang baru saja disebutkan oleh wanita tua itu. Itu nama nuna nya. Mungkin saja ia mengenalnya.

"Iya. Apa mungkin dia ada? Apa anda mengenalnya?" Woojin bertanya memastikan.

"Aaah mereka sudah pindah beberapa bulan yang lalu. Memang betul ini rumahnya saat itu. Tapi ia menjualnya padaku" Wanita tua itu memberikan penjelasan yang cukup mengecewakan Woojin dan Hyungseob yang ternyata orang yang dicari sudah pindah rumah.

"Apa anda tau mereka pergi kemana?" Sekarang Hyungseob yang bertanya.

"Sungmoo bilang ia akan tinggal di Jeju"

Woojin dan Hyungseob terkejut mendengarnya. Jeju? Itu lumayan jauh.

"Apa mungkin anda tau alamat mereka?"

"Mana aku tau. Ia hanya bilang akan ke Jeju"

Cukup mengecewakan. Namun itu berita bagus juga.

Woojin dan Hyungseob permisi dari rumah wanita tua itu dan memutuskan untuk kembali pulang dulu baru memutuskan pergi ke Jeju.

.

Dalam mobil, keduanya terdiam berfikir dimana kiranya ayah dan nuna Hyungseob tinggal.

"Gue ngerasa lega kalo ternyata lo setahun dibawah gue dan nuna lo seumur sama gue. Itu mungkin aja nuna lo hasil dari ayah gue." Woojin memecah suasana dalam mobil itu.

"Aaaah~ Sesuka itu ya lo sama gue?"
Hyungseob menyender di bahu Woojin yang sedang menyetir.

Woojin langsung terdiam tak menjawab. Telinganya memerah karena malu. Ia berusaha untuk tetap fokus kedepan mengendarai.

"Ujin" Panggil Hyungseob pelan masih bersender.

Woojin hanya meng-hmm-kan.

"Kalo gue yang beneran adek lo gimana?" Tanyanya tiba-tiba.

"Lo main-main sama gue?"

"Ishhh. Yauda deh gausah dibahas. Aku mau tidur aja" Hyungseob melepaskan senderannya dan memperbaiki posisi duduknya agar nyaman.

"Aku? Pfft" Woojin yang mendengarnya merasa geli.

Hyungseob mengatakan jika pasangan memanggil dengan aku kamu, itu artinya pasangan itu tak main-main. Mereka ingin lebih serius. Kata Daehwi sih gitu.

Woojin hanya tersenyum seperti meledek saja. Hyungseob mengatakan ingin mencobanya.

"Aku ga main-main sama kamu" Hyungseob memulainya.

Woojin tak menjawab. Hanya terlihat seperti menahan tawanya sambil fokus menatap ke depan.

"Jawaaaab" Hyungseob meninju kecil lengan Woojin.

"Aku juga" Jawabnya pelan.

"Hahahahaha geli juga sih. Tapi gue suka"

"Eh aku suka wkwkw" Ralat Hyungseob.

Woojin hanya tersenyum mengelus kepala Hyungseob sambil tetap fokus menatap jalanan.

Keduanya memutuskan untuk karokean di mobil. Bernyanyi seperti orang gila. Bercanda mengenai apa saja yang baru mereka lihat. Namun keduanya terlihat bahagia.

Bukankah itu momen yang tak bisa dilupakan juga? Berdua melakukan hal yang disukai bersama terkasih.

Setelah cukup lelah bernyanyi tidak jelas, Woojin mengajak Hyungseob untuk singgah ke cafe. Hyungseob menyetujuinya.

Keduanya memesan satu es americano untuk Hyungseob dan satu espresso untuk Woojin dan juga beberapa potong kue. Duduk di dekat jendela adalah pilihan yang terbaik sembari melihat keluar.

"Ujin" Panggil Hyungseob didepannya.

Woojin mengalihkan pandangannya dari luar dan menatap Hyungseob "Hmm"

"Waktu kamu marah, kamu kemana? Kenapa cuma aku yang keliatan terluka?" Hyungseob tiba-tiba mengungkit.

Woojin hanya menatap Hyungseob tak menjawab apa yang ia tanyakan tadi.

"Kamu tau? Sinar matahari kerasa banget menyakitkan. Makanya gue- eh aku diem di kamar. Ga keluar kamar soalnya jalan yang pernah aku laluin sama kamu jadi kerasa menyakitkan. Aku bahkan nangis sambil jalan gajelas." Tambah Hyungseob.

"Gue benci harus pura-pura baik-baik aja" Woojin mulai berbicara.

Keduanya saling menatap.

"Gue benci liat lo nangis. Gue ngerasa bersalah banget. Gue diem di rumah pohon dengan kondisi yang sama kaya lo"

Mata Hyungseob berkaca-kaca.

"Lo ga denger apa yang gue bilang barusan? Gue. Benci. Liat lo. Nangis."

Woojin menghapus air mata yang keluar dari mata Hyungseob.

"Trus kenapa kamu tiba-tiba dateng sosoan surprise?" Tanya Hyungseob.

"Awalnya gue ngebiarin hati gue pergi seiring berdetaknya waktu. Tapi cinta terus maksa gue buat kembali. Lari ke lo lagi."

Hyungseob tak bisa berkata-kata.

"Tiap hari mulai mencapai ujungnya, rasa sakit yang gue lupain sesaat dateng lagi ke kepala gue. Muter lagi semua yang terakhir. Tangan gue hilang arah. Apalagi kaki gue. Rasanya kosong. Bahkan ada orang lain pun juga masih kosong."

"Setelah denger apa yang hyung gue bilang, hati gue sakit. Gue tinggalin lo karena gue pikir barengan sama lo malah buat hati gue makin sakit. Tapi ternyata, gaada lo disisi gue yang sebenernya makin sakit." Ucap Woojin panjang lebar sedari tadi.

Hyungseob mencoba menahan tangisnya. Lalu mulai berbicara lagi.

"Aku butuh kopi. Aku suka yang sedikit pahit"

"Yaudah nih minum punya gue" Kata Woojin sambil menyodorkan espresso miliknya.

Hyungseob mem-pout-kan bibirnya. "Maksud aku tuh ya kamu. Kamu kopi yang sedikit pahit. Bikin anak orang ga tidur. Bikin anak orang kecanduan"

Woojin yang mendengarnya tertawa. Telinganya sudah memerah lagi.

"Meskipun hari esok datang, aku akan tetep cinta kamu. Lebih lebih dari kemaren. Sekarang pun aku cinta kamu" Hyungseob suka melihat telinga Woojin yang memerah. Lucu bukan? Ia ingin melihatnya lagi.

"Aku gasuka ada di belakang. Aku maunya disamping kamu. Karna itu aku hidup. Muka kamu aku gangerti kenapa sedingin itu. Tapi aku tau kamu juga terluka"

"Aku cinta kamu"

Woojin yang mendengarnya semakin malu pada dirinya sendiri. Ia hanya tersenyum mengangguk.

"Jangan pernah bilang selamat tinggal sama aku. Jangan tinggalin aku. Sadar ga sih? Aku tuh orang yang rela mati buat lo- maksud aku, kamu" Hyungseob panjang lebar juga.

Woojin tersenyum untuk kesekian kalinya. Malu pada dirinya malah Hyungseob yang sedari tadi menggombal untuknya. Ia memegang tangan Hyungseob. "Tanpa lo, cinta ga berarti. Cuma gue yang ada di hati lo"

Hyungseob merasakan bibir tipis menyentuh tangan kanannya.

Untungnya suasana di cafe tak terlalu ramai.

Mereka pun memutuskan untuk pulang setelahnya.

Di dalam mobil Hyungseob menanyakan apa sulitnya ngomong aku dan kamu. Woojin hanya cengengesan.

..
Maafin gue ya ngilang lama wkwkwk.
Sibuk udah mulai ngurusin hal hal kuliah;"

Sebenernya emang stuck juga. Tiba-tiba lupa ingatan kalo gue punya cerita yang belom diseleseinㅠ,ㅠ

Lalu pas gue buka watty tadi pagi dan melihat ada yang kangen cerita gue dan minta update. Jiwa author gue muncul lagi dan ngedengerin lagu 'Sad Sunshine' dari Standing egg ft Whee Mamamoo trus CNBLUE 'Don't say goodbye' sama Kahitna 'Cinta sudah lewat' jadi ada inspirasi buat nulis deh.

Huaa sangat berterimakasih pada 3 lagu ituㅠ,ㅠ

Continue Reading

You'll Also Like

9.9M 499K 199
In the future, everyone who's bitten by a zombie turns into one... until Diane doesn't. Seven days later, she's facing consequences she never imagine...
471K 9.9K 37
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.
288K 6.6K 35
"That better not be a sticky fingers poster." "And if it is ." "I think I'm the luckiest bloke at Hartley." Heartbreak High season 1-2 Spider x oc
509K 38.9K 48
Being a single dad is difficult. Being a Formula 1 driver is also tricky. Charles Leclerc is living both situations and it's hard, especially since h...