Descendant (Sad Story Vkook)...

By elmi_wirastiti30

136K 10.1K 1.8K

"Hyung kenapa kau membenciku? Sebesar itukah kau membenciku? Hingga kau ingin membunuhku dengan teman kesayan... More

PROLOG
Beginning (Part 1)
Hyung (Part 2)
Tears and Smile (Chapter 3)
Loyalty (Part 5)
Enemy (Part 6)
Look Me Hyung (part 7)
Fire (Part 8)
Second (Part 9)
Limitless (Part 10)
perhatian ini penting (30/11/2017) 😭😭😭😭
Waiting For Secret (Part 11)
A Secret, Believe? (Part 12)
I Don't Know (part 13)
When You Meet Dark? (14)
Analogi (15)
Break Dawn (16)
Love Yourself, Please (chapter 17)
Blood on Fight (Part 18)
Drag Me Down (Part 19)
Revenge (20)
Sweet Psychopat (21)
Magic Door (22)
So my Lie (23)
I want all of these ends (24)
Adventure Time (25)
when fate says now (26)
the heirs (27)
the enemy is real and God is just (28)
Celebration pending (29)
Do You Want? (30)
When You Look Me (31)
Extradionary (32)
I hate this day (33)
When Did You Come? (34)
nightmare (35)
The Legend (36)
core (37)
Good Liar (38)
Omelas (39)
Save (40)
half destroyed (41)
Bad Dream (42)
Promosi anak baru ✓
When These Eyes are Swollen (43)
time to start (44)
Rival (45)
mysterious (46)
I am weak (47)
deadly explosion (48)
Breaking Dawn (49)
Not Today (50)
Angry Mom (51)
Inheritance and Will (52)
Kim Taehyung (53)
Latitude (54)
Last Wait (55) [END]✓

Tears (Part 4)

5.8K 486 112
By elmi_wirastiti30

(Author *** POV)

(Flashback *** ON)

Jam menunjukan pukul 09.00 pagi, terlihat pagi yang cerah dengan sinar mentari yang tidak terlalu panas, hanya hangat yang mampu menerpa kulit. Dan juga ada butiran embun yang mulai menguap, embun yang terdapat di atas daun. Semilir angin sejuk mewarnai pagi yang cerah ini, sangat cerah dan menyenangkan.

Tapi....

Tidak dengan seorang namja kecil yang membawa sebuah boneka beruang yang ia peluk, boneka coklat dengan sebelah mata yang hilang, dan juga sebelah tangan yang terlepas membuat busa yang tadinya terdapat di dalam boneka itu keluar dan bececeran. Sangat buruk, buruk sekali... boneka itu sudah tidak beraturan.

"Hahaha lihat dia menangis dasar, namja lemah..."

Terdengar tawa tak mengenakan penuh nista dan juga menyakitkan dari seorang remaja yang memiliki tubuh besar dan gendut tak juga dengan kepalanya yang botak dengan tiga remaja yang memiliki tubuh kurus dan juga bertubuh sedang berada di belakang namja gemuk itu. berdiri dengan wajah yang didongakan karena kesombongan dan juga senyum meremehkan ke arah seorang bocah yang kini hanya bisa menangis....

Menangis...

Dan menangis, entah itu berapa kali.....

Terakhir tangis itu sangat deras saat, kakaknya pergi dari rumah dengan tatapan benci ke arahnya....

Dan kejadian kelam, yang tak ia tahu dan.....

"Hiksss... hikksss... hyung... hikkss..."

Air mata itu jatuh, saat Jungkook menangis memeluk boneka coklat kesayangannya, boneka yang mulai hancur dan juga... mengenaskan. Sama sepertinya Jungkook, dia kini....

Tak jauh beda dengan boneka yang ia peluk...

Apa kalian tahu bagaimana keadaan namja kecil malang itu, miris sekali...

Kini penampilan Jungkook tidak seperti paginya, saat namja kecil itu hendak berjalan-jalan di hamparan lapangan yang luas, tempat dimana ia selalu menghabiskan waktu bersama Taehyung kakaknya, ya... sang kakak yang amat menyayanginya. Begitu pun juga dengan Taehyung yang amat menyayangi adiknya, Kim Jungkook. yang bahkan Taehyung tak membiarkan siapapun dan apapun dapat melukai adiknya yang amat mudah rapuh. Ya... rapuh.... sangat rapuh.

Dan sekarang Jungkook benar-benar rapuh bagaikan kapas yang terhempas angin dan terbang dengan pasrah saat angin membawanya. Seperti itulah Jungkook sekarang, karena saat ini.. setik ini dan juga hari ini...

Namja itu tidak ada disampingnya, tidak ada di belakangnya dan juga tidak ada di depannya mengulas senyum sayang dan juga pelukan hangat yang biasa ia terima. Karena namja itu pergi dan enggan memberikan pelukan dan senyum ke arah adiknya. justru semua itu berubah menjadi kebencian, tatapan tajam dan dendam...

Dendam? Sungguh ini seperti mimpi buruk bagi Jungkook...

Karena kakak yang paling ia sayangi malah menyimpan dendam untuknya dan juga, ah kalian pasti tahu...

"Hiksss... Tae.... Tae Hyung, tolong aku..." Jungkook menangis, menumpahkan air matanya. memanggil nama Taehyung.

Terlihat sekali pakaian kemeja biru Jungkook robek dan juga celananya yang kotor akan tanah lapangan itu, terdapat luka goresan yang cukup perih dan juga luka yang memerah di tangan dan juga lutut Jungkook. dan semua itu karena keempat namja remaja yang tidak mempunyai hati dan melakukan pembullyan.

Bully? Heh... sangat nista bukan?

Dengan teganya keempat remaja itu memukul dan juga mendorong tubuh kecil Jungkook. tubuh yang belum bisa melawan, tubuh yang mudah rapuh dan tubuh yang mudah terluka. Isakan makin terdengar, mendengar dan melihat Jungkook kecil yang menangis membuat beberapa remaja itu malah menunjukan smirk. Kejam sekali mereka, apakah mereka punya hati dan iba? Sepertinya tidak... karena mereka malah tersenyum senang.

Satu langkah...

Dua langkah....

Tiga langkah...

Salah satu remaja bertubuh gemuk itu melangkahkan kakinya, membuat tubuh Jungkook bergetar ketakutan, memegan lutut dan memeluk boneka beruangnya yang tak beraturan. Saat melihat ujung sepatu dari namja itu, dan Jungkook semakin terisak enggan membuka suara untuk meminta tolong dan yang bisa ia lakukan hanya menangis dan juga berdoa semoga Tuhan membantunya, atau Taehyung datang dan melindunginya...

Tapi, sepertinya itu hanyalah mimpi....

Karena kini kakaknya Taehyung jauh darinya, sangat jauh.... bersama pamannya. Paman? Entahlah Jungkook tidak tahu dan tidak mengenalnya, hanya saja saat terakhir dia melihat orang itu yang tidak lain adalah paman Taehyung, yang ia lihat kakaknya Taehyung dibawa oleh beberapa tentara dengan seorang remaja yang sudah menunggunya di depan mobil hitam yang dinaiki Taehyung.

Saat itu Jungkook hanya bisa menatap sendu kepergian kakaknya dari atas jendela kamarnya, dengan memeluk boneka coklat pemberian kakaknya saat ia ulang tahun yang keenam. Jungkook hanya bisa menitikan air mata, memegang kaca jendela kamarnya. Ingin sekali, ingin ia menghampiri kakaknya Taehyung memeluk dan juga mengucapkan ucapan perpisahan atau tidak mencegah kepergiannya....

Tapi, tidak mungkin....

Jungkook sangat ingat bagaimana penolakan dan juga bagaimana kakaknya menghindar dari dirinya, karena Taehyung menganggap bahwa Jungkook membunuh ibunya, dengan pisau yang penuh darah dan luka di perut ibunya Taehyung. Jungkook tidak pernah, ah lebih tepatnya ia tidak bersalah dengan semua tuduhan yang di tuduhkan kakaknya.

Dan Jungkook sangat menyangi Kim Hera, ibu dari kakaknya Taehyung. Jungkook sudah menganggap wanita cantik dengan hati bagaikan malaikat itu seperti ibunya sendiri....

"Hiksss... hiksss... akhhh... appo... lepas, appo..." Jungkook meringis menahan sakit, memegang lengan kekar dari remaja itu dengan tangan lemahnya, menjatuhkan bonek coklatnya.

Manik mata yang buram akan air mata itu hanya bisa menatap penuh dengan permohonan ke arah namja dengan tubuh gemuknya.

"Sakit... kau bilang ini sakit... hahahah dasar lemah, kau hanya bocah lemah cih.." namja berbadan gemuk itu meludah, menatap tajam ke arah manik mata yang penuh dengan cairan bening dari kelopak Jungkook.

"Hikksss... ampun... ampun..." Jungkook memohon menggigit bibir bawahnya menahan sakit di kepalanya saat rambut hitamnya di tarik keras oleh remaja yang amat berandal itu. sementara ketiga temannya tak jauh berbeda dengan pemimpinnya, mereka tertawa puas dan bertos ria, melihat pemimpin mereka mampu menyiksa namja yang menjadi incaran mereka.

"Makanya jangan memasuki daerahku bocah!!" seakan jiwa preman remaja itu keluar, dengan teganya remaja berbadan gempal itu menghentakan tarikan nya kebelakang, membuat Jungkook mendongak dan menangis karena kesakitan.

Jungkook menangis, rasa perih semakin bertambah. Dan oh... tidak ada siapapun yang menolongnya, sepertinya Jungkook akan benar-benar terluka, apalagi ia mendapatkan luka baru dan itu tepat di hatinya saat, Jungkook mendengar penuturan keji dari remaja itu. dan yang tak lain dan tak bukan adalah tetangga Jungkook sendiri.

"Dasar anak jalang..."

"Hikkss... hikksss..." Isakan terdengar dari mulut namja berwajah manis itu.

"Ibumu hanya wanita penggoda..."

"Hikksss... ti... tidak..." Jungkook menangis dan memberikan protes dengan sedikit isakan di mulutnya.

"Kau hanya anak dari seorang pelacur bodoh!!!"

"Hikksss... hen...hentikan..." Jungkook menggelengkan kepalanya, mencoba menolak dengan apa yang di dengarnya.

Remaja gempal itu mendekatkan wajahnya menatap tajam ke arah Jungkook yang kini menangis, menumpahkan air mata itu hingga kelopaknya sembab.

"Dan kudengar kau pembunuh!!!" satu ucapan tajam begitu menyanyat dan mengenai tepat di ulu hati Jungkook.

Dalam pikirannya apakah benar, apa yang dikatakan remaja itu bahwa ibunya adalah.. ah, Jungkook tak sanggup mengucapkan bahkan memikirkan pun tidak. Tapi, Jungkook menolak dan akan mengeluarkan protes tidak benar mengenai dirinya, mengenai dirinya adalah seorang pembunuh, karena Jungkook memang tidak melakukannya.

Tapi, sepertinya semua orang tidak percaya dengan kebenaran itu, hanya kebohongan yang mereka percaya. Ah, jangankan orang lain, kakaknya Taehyung pun tak percaya.

"HEI, KAU MAU MATI YA!!!"

Semua menatap dimana satu teriakan keras menggema, teriakan yang mampu membuat semua orang menatap geram ke arahnya, arah seseorang yang telah menganggu kesenanganya, dan seseorang yang ditatap itu kini menahan amarahnya. Mengepalkan tangannya karena geram.

Hatinya sakit, dan juga tatapan sendu ia tujukan ke arah bocah yang kini sedang mengalami nasib malang dan juga terluka...

"Tuan..." satu ucapan penuh dengan kata-kata iba, terdengar bersamaan dengan hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"KAU BERANINYA MENGGANGGU KA-"

"BRENGSEKK!!!"

BUGH...

BRAKKK....

Akhirnya satu pukulan sukses mendarat di rahang salah satu remaja itu, membuat bunyi jatuh yang jeras di atas tanah dengan rerumputan hijau yang tumbuh dan juga memar biru muncul di pipi mulus itu...

BUGHHH....

"JANGAN BERANI MENGGANGGU TUAN JUNGKOOK!!!"

Satu gertakan membuat merinding bagi siapaun yang mendengarnya, setelah ia meloloskan pukulannya, dan juga terlihat tangannya yang masih terbalut perban itu bergetar menahan sakit. Saat ia berhasil memukul pipi namja bertubuh gemuk itu. luka yang ia dapatkan saat menjalani masa latihannya dalam bela diri.

Dan kini Jungkook menatap pelindungnya, dan mungkin akan menjadi tameng dirinya di masa depan. Benteng yang sudah disusun dan juga besi yang sudah dibuat sedimikian, dilatih dan juga fisiknya telah disiapkan ayah sekaligus salah satu pemimpin perusahaan terkenal di Korea dan berabagai negara lainnya, siapa lagi kalau bukan Kim Minseok. Ayah kandung dari dua namja remaja yang berbeda ibu meski satu marga, Kim Taehyung sang kakak. Dan juga Kim Jungkook sang adik....

"Hobi hyung..." Jungkook membulatkan matanya, menatap takut dan juga bibir bergetar...

Saat kini kedua manik matanya, melihat keempat remaja itu mengeroyok remaja yang ia kenal dan sudah ia anggap sebagai seorang kakak layaknya kakaknya sendiri. meski namja itu mampu melawan tapi...

"HOBI HYUNGG!!!!"

Jungkook berteriak, saat namja bertubuh gempal itu menendang perut Hobi, hingga mulutnya mengeluarkan darah dan terbatuk....

Dan Jungkook menitikan air matanya, saat....

Hobi mengulas senyum ke arahnya, ke arah Jungkook tentunya. Seakan senyuman itu mengatakan kepada tuannya...

'Aku tidak apa tuan...'

Seketika perkelahian tak terhindarkan, dan disaksikan langsung oleh Jungkook tentunya...

(Flashback **** OFF)

...............................................

Suasana menegang dan juga terasa mencekam, saat pistol itu tearahkan di kening Jungkook. pistol yang amat mengkilap dan terlihat mematikan.... membuat siapapun merinding karena, kalian pasti tahu peluru panas yang terlepas dari induknya akan menimbulkan satu lubang penuh darah dan membuat siapapun menutup kelopaknya...

Dan itulah yang ditakutkan Jungkook, bukan peluru yang ia takutkan. Hanya saja ada yang membuat ia lebih takut, yaitu... keadaan kakaknya yang berada di sana dengan dua orang yang memegang tangan Taehyung. Dan itu membuat Taehyung tak berdaya... apalagi lengannya terluka karena timah panas yang baru saja di lepaskan ke arahnya menimbulkan nyeri dan sakit juga ngilu...

Klik...

Pistol hitam itu berbunyi, dan jelas di telinga Jungkook....

Jungkook menitikan air matanya, memeras ujung jaketnya dengan wajah ketakutannya.

"Hyung..." ucap Jungkook lirih menatap ke arah Taehyung, yang justru hanya diam menatapnya. Tak ada perlawanan dan juga raut khawatir yang terlihat dari wajah namja yang terkenal dengan senyum kotaknya itu.

Taehyung senang, sangat senang karena ia akan menyaksikan kematian adiknya. walau ia tidak harus repot-repot menembaknya... tapi, Taehyung merubah ekspresinya, eskpresi yang tidak diketahui siapapun....

"Hei, jangan menangis bocah, sakitnya hanya sebentar..." pria asing itu bersuara, dan sudah siap dengan pistolnya.

Oke, sekali tekan dan semua akan berakhir... itu yang ada dipikiran Taehyung. Saat kedua bola matanya melihat pertunjukan secara live di depannya, pertunjukan yang akan menjadi kematian adiknya, Kim Jungkook.

Jungkook bergetar ketakutan, kedua bola matanya tak berani menatap pria asing itu. Ia terlalu takut dan terlalu lemah, dalam pikirannya....

'Mungkin ini adalah jalan terbaik untuk kematiannya. Karena ia tahu kakaknya akan bahagia jika ia mati... dan Jungkook bersyukur jika ia mati, kakaknya tidak akan mendapat dosa. Karena kakaknya tidak membunuhnya... dan Jungkook, ia sudah rela dengan semuanya...."

Suasana semakin tegang, dan Taehyung ia menatap kelopak Jungkook yang menutup dengan air matanya. entahlah, ada sesuatu yang muncul dalam diri Taehyung, saat melihat pistol hitam pria asing itu bertengger di kening sang adik yang ia benci dan ingin ia bunuh...

Lalu....

1 detik....

2 detik....

3 detik....

DORRRRR.....

BRUKKKKK.....

Suara pistol terdengar keras, bersamaan dengan tubuh seseorang yang jatuh. Dengan kening yang telah tertembus peluru, dan Taehyung....

Mengulas senyumnya....

Juga air matanya....

"Tae... Tae hyung..." Jungkook bergumam menatap kakaknya, saat kini ia melihat dengan nyata. Baru saja, Taehyung melepaskan satu peluru dari pistol lawannya... satu tembakan saja, membuat salah satu orang yang memegang tangan kirinya terkapar.

Ya, Taehyung memang hebat, saat dirinya seakan tidak berdaya dengan luka yang anggap ia kecil di lengannya, dengan gerakan cepat ia berdiri dan...

Sedetik kemudian tendangan kuat berhasil lepas dan mendarat di rahang namja yang memegang lengan kanannya, mengambil kesempatan saat pistol yang melayang dari namja yang ia tendang ditangkap dengan tangan kanan yang lengannya terluka. Dan...

Teredengar suara tembakan keras mengenai lawannya pria yang masih memegang lengannya. Membuat seseorang yang kini menempelkan pistol di kening Jungkook turun dan pria itu menatap Taehyung tajam.

Sementara Taehyung, oh... dia malah menampakan senyum kotaknya di wajah tampannya. Membuat kharismanya semakin terpancar... sungguh Taehyung terlihat keren dengan pistol yang ia acungkan ke arah pria itu. eh, tidak... bukan ke arah pria itu.. tapi....

"Tae... Tae hyung..." Jungkook menatap pistol yang kini mengarah ke arahnya, menatap senyum tipis kakaknya.

Dan pria asing itu menatap tak percaya, saat kini Taehyung dengan gamblangnya mengarahkan pistol itu kearah adiknya sendiri... siapa lagi kalau bukan Kim Jungkook.

"Wah... wah... wah.... sepertinya kau punya dendam dengan adikmu, benar begitu Kim Taehyung?" ucap pria asing itu mengulas senyum ke arah Taehyung.

Dan Taehyung mengulas senyumnya, senyum yang tidak dapat dijelaskan siapapun...

1 menit...

2 menit....

3 menit....

Masih terdiam dengan posisi mereka, enggan bergerak dan tak ada yang berubah....

Membuat pria asing itu bosan, dan tak lama tangannya terangkat ke atas dengan satu tekan, maka....

DORRRRR......

Peluru panas mengudara, menimbulkan suara. Hingga... suara derap kaki cepat, dan juga beberapa pria dengan jas dan juga kaca mata hitam mereka mengepung Taehyung dan Jungkook rupanya.

Taehyung menatap sekitar dengan tangan yang masih mengacung ke ara h adiknya dengan psitol yang ia genggam.

"Taehyung, sampai kapan kau akan menekan pistol itu... ayolah aku mulai bosan. Apakah aku akan menghabisi namja manis ini, dan kau akan ikut menyusulnya dengan banyak peluru dari anak buahku...? hem" tantang pria asing itu menatap Taehyung dengan tangan yang dirangkul ke pundak Jungkook.

Jujur Jungkook sangat ketakutan, sangat ketakutan....

Taehyung menurunkan pistolnya dan menatap pria asing itu dengan tajam dan dingin begitupun tatapan yang ia arahkan ke anah buah pria itu dengan jengah dan juga.... tatapan meremehkan.

"Coba saja, bodoh...."

Satu kata lolos dari mulut namja dengan senyum kotaknya itu, membuat geraman penuh amarah dari pria asing itu hingga....

DOOORRRR....

DORRRRR.....

Suara tembakan terdengar kembali......

.............................

............................

"Bodoh, kau Taehyung... kau bodoh..."

"Sudah hyung, aku malas berdebat denganmu... sebaiknya kita jalan, aku ingin beristirahat...."

Taehyung melepaskan jas yang penuh dengan darah. Seokjin melemparkan pistol yang kosong itu keluar dari mobilnya, menatap adik sepupunya dengan tatapan kesal dan decakan di bibirnya.

"Taehyung, apa kau puas... iya, satu pelurumu tel-"

"Hyung, bisakah kau diam... aku lelah..."

Dan Taehyung menutupkan matanya, dengan sebuah lengan yang menutup kelopaknya lengan dengan darah dari kemeja putihnya. Ia ingin tidur karena tubuhnya benar-benar lelah... sangat lelah....

Seokjin dengan perasaan kesal menyalakan mesinnya, menginjak pedal gas dan pergi membelah jalan kota...

........................................

"Hiksss... kumohon beratahan hyung... hikkss..."

Tap... tap... tap.... tap....

"Hyung, hikksss.... Hobi hyung..... hikksss..."

Jungkook berlari mengikuti ranjang rumah sakit, mengikuti tubuh tak sadarkan diri dari seorang namja dengan jas hitamnya. Saat dua buah peluru mengenai perutnya. Membuat namja dengan nama Hoseok atau akrab yang dipanngil Hobi itu....

Kini merenggang nyawa dan tak sadarkan diri... dengan timah panas di bagian tubuhnya. Membuat Jungkook merasa sesak dan sakit....

Kedua tangan Jungkook yang putih ternoda akan darah dan bau anyir tercium di hidungnya, Jungkook... dia menangis dengan keras, mengikuti beberapa suster dan seorang dokter mendorong ranjang rumah sakit dengan terburu-buru. Diikuti oleh beberapa pengawal yang tak lain adalah teman seangkatan Hobi yang kini bertugas menjaga Jungkook... di saat seperti ini....

"Hobi hyung, kumohon jangan mati hikksss... hikksss...."

........................................

..........................

TBC...

Hai semua author kembali dengan chap ini, maaf kalau lama updete ya...

Oh ya semoga kalian suka ya, dan gak bikin kalian kecewa. Maaf kalau nih chap banyak typo, gaje atau apalah...

oh ya btw author mau nanya nih ff dah greget belum sih, jujur nih ide action author gaje banget... mian kalau belum memuaskan ya :v

Jangan lupa vote dan commentnya ya^^

Salam cinta dari saya untuk kalian 

Sampai jumpa di next chap ya,

#el

Continue Reading

You'll Also Like

309K 22.2K 93
[END] "lo yg ngelempar pengapus ke kepala gue kan!" "Ahahah maap maap gasengaja" tae "Org ky lu mana ada kt g sengaja!" "Sayang,lulus nanti kita lang...
4.5K 496 11
Sore itu Jungkook menjalani kegiatannya seperti biasa. Namun entah mengapa semuanya berubah setelah dia mengalami kecelakaan. Menggantikan seseorang...
86.7K 9.8K 41
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
78.4K 6.4K 16
Taehyung kecil yang memiliki penyakit jantung harus rela meninggalkan Seoul dan pergi ke desa untuk kesembuhannya, karna ibunya tidak memiliki cukup...