✅ A Missing Part

By Audeer

6.6M 300K 1.1K

[COMPLETE] "No great love ever come without great struggle" Kendra Damaris (23), anak tunggal dari sebuah ke... More

Prolog
Chapter 1 - It's Me
Chapter 2 - Damar Airlines
Chapter 3 - Must be Crazy
Chapter 4 - Vacation
Chapter 5 - Fiancé
Chapter 6 - Bad Habit
Chapter 7 - A Question
Chapter 8 - Airport
Chapter 9 - Double Date?
Chapter 10 - Bad intention
Chapter 11 - Waiting for you
Chapter 12 - By your side
Chapter 13 - Stuck in my head
Chapter 14 - Our Wedding
Chapter 15 - Edward
Chapter 16 - Gin and Tonic
Chapter 17 - High Line
Chapter 18 - Canada
Chapter 19 - Aaron's Secrets
Chapter 20 - Trauma
Chapter 21 - Another side
Chapter 22 - Perfect Breakfast
Chapter 23 - Don't Care?
Chapter 24 - Day Without You
Chapter 25 - Bad News
Chapter 26 - In a Dream
Chapter 27 - Just a dream
Chapter 29 - Because of you
Chapter 30 - Call
Chapter 31 - Aurora
Chapter 32 - Junior?
Chapter 33 - Jealous
Chapter 34 - Twin
Chapter 35 - Don't Leave Me
Chapter 36 - Tasya
Chapter 37 - Back to you
Chapter 38 - Clinic
Chapter 39 - Ambitious
Chapter 40 - Told you
Chapter 41 - Between us
Chapter 42 - Next to you
Chapter 43 - Marco
Chapter 44 - New Jersey
Chapter 45 - New Jersey (2)
Chapter 46 - I Need You
Chapter 47 - Say Sorry
Chapter 48 - Be my Friend
Chapter 49 - Olivia's Birthday
Chapter 50 - Nostalgia
Chapter 51 - News
Chapter 52 - Shooting star
Chapter 53 - New Job
Chapter 54 - Luxury
Chapter 55 - Jeremy
Chapter 56 - Reason
Chapter 57 - Art Gallery
Chapter 58 - Protective
Chapter 59 - Regret
Chapter 60 - Treasure
Chapter 61 - Cold
Chapter 62 - Spring
Chapter 63 - Leave
Chapter 64 - I'm Ready
Chapter 65 - Get lost
Epilog
Thankyou
Edisi Kangen

Chapter 28 - Australia

79.2K 3.9K 7
By Audeer

[As Tasya in media]

[Part ini menjelaskan kejadian di Nz, sebelum kejadian pesawat terjatuh]

Author's POV
Wanita tinggi, berambut merah dikuncir satu, dan bermata hijau itu tampak sedang panik, "Uhm, Captain. Dia, Co-Pilot punya sedikit masalah, kau harus segera kesana" Ucapnya terengah-engah.

"Co-Pilot? Masalah apa?" Tanyanya lagi lalu berlari bersama dengan Tasya.

"Mr.Colins? Kau baik-baik saja?" Tanya Aaron saat tiba disana. Ia mendekati pria paruh baya itu dan mengecek kondisinya.

"Waktu Take off kurang dari lima menit, Captain," Bisik Tasya panik.

Pria paruh baya itu tampak kurang sehat, dengan kondisinya saat ini tidak memungkinkan bagi co-pilot untuk melanjutkan perjalanan.

Karena seorang captain dan co-pilot adalah satu. Terpaksa semua tim pilot dari penerbangan 234 harus mencari pengganti. Belum lagi karena mereka menolak untuk meninggalkan Mr.Colins yang sedang sakit sendirian di negara asing pula.

"Sampaikan penggantian tim, aku akan membawa Mr.Colins bersama dengan yang lain" Perintah Aaron.

Tasya segera pergi sesuai dengan perintah Aaron. Beberapa pramugara dan satu orang yang tersisa dari tim-nya membantu Aaron membawa Mr.Colins kembali ke dalam Sydney Airport.

Penerbangan oleh Captain Aaron Torres dengan tujuan New Zealand-New York dibatalkan hari itu juga.

👑

"Captain" Tasya menyodorkan sebotol air minuman kepadanya.

Aaron menerimanya, ia terlihat cukup lelah akan masalah tadi, "Kita sedang tidak bertugas," Ucapnya.

"Baiklah," Jawab Tasya yang langsung bisa menebak maksud ucapan Aaron.

Mereka duduk dalam keheningan, dalam ruangan yang diselimuti bau khas rumah sakit, beserta Mr.Colins yang sedang terbaring diatas kasur.

Tidak lama, Aaron kemudian memecahkan keheningan itu, "Tanda pengenalku." Aaron mengulurkan tangannya lurus-lurus kehadapan wanita yang berdiri disampingnya.

"Apa kau akan pulang duluan?" Tanya Tasya, jika tidak ingin membayar biaya yang mahal untuk perjalanan pulang ke New York, ia sangat membutuhkan tanda pengenal itu.

Aaron mengangguk.

"Tidak, bagaimana jika kita menghabiskan waktu disini? Kita masih punya waktu!" Serunya.

Tasya kemudian memelankan suaranya, saking senangnya, ia melupakan ada orang yang sedang sakit di ruangan ini.

"Tidak, Tasya. Aku harus--" Ucapan Aaron disela olehnya, "Bagaimana jika aku tidak ingin memberikannya padamu?" Godanya.

Aaron memejamkan matanya, wajahnya menyiratkan kekesalannya kepada wanita keras kepala itu. Tapi bagaimanapun juga, ia tidak berhak marah, kehilangan tanda pengenal itu termasuk kesalahannya sendiri.

"Hanya beberapa hari, kau tidak ingin menemani Mr.Colins?" Bujuk Tasya menatap penuh pengharapan.

"Kukira keluarga Mr.Colins yang ada di Melbourne akan datang sebentar lagi."

Aaron berpikir sejenak, lalu merogoh sakunya. Ia memegang semua bagian sakunya dan berusaha mencari ponselnya.

"Ada apa, kak?" Tanya Tasya lagi melihat tingkahnya yang gelagapan.

"Ponselku, kau lihat? Sepertinya aku meninggalkannya tadi," Jawab Aaron, ia menggaruk tengkuknya karena kebinggungan.

Beberapa jam setelahnya, kedua orang dengan perut kosong itu memutuskan untuk pergi keluar mencari sesuatu yang bisa mengatasi rasa lapar mereka.

"Kau punya uang?" Tanya Aaron kemudian berdeham menutup kecanggungan. Ia memalingkan wajahnya kemudian menatap deretan bistro di seberang jalan.

"Hanya segini." Tasya mengeluarkan beberapa lembar uang bermata uang dollar Australia dari tas selempang kecil yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Sial! Kenapa semua barangku tertinggal di bandara?" Gerutunya.

Sekarang, rencananya untuk membeli tiket pulang ke New York dengan kelas ekonomi pun tidak memungkinkan lagi.

"Ini akan cukup untuk beberapa hari," Sahut Tasya, ia masih saja tersenyum lebar walaupun sebatang kara di negara lain.

Mereka memasuki bistro kecil dan memesan meat pie, salah satu makanan yang terkenal di Australia.

"Kau harus membayarnya!" Ucap Tasya disela makan mereka.

"Kupastikan itu" Jawabnya. Aaron terlihat sangat lapar, ia dengan cepat memotong dan memasukkan potongan-potongan pie itu dengan lahap.

Aaron lalu menghentikan makannya sejenak saat Tasya tiba-tiba menyentuh pipi bagian ujung bibirnya sambil terkekeh.

Aaron mengatupkan bibirnya seraya berdeham setelah mendapati Tasya barusan membersihkan sisa makanan yang mengotori ujung bibirnya itu. Ia menatap Tasya yang tersipu malu, tidak peduli, ia pun kemudian melanjutkan makannya.

Sehabis makan, mereka menggunakan taxi untuk sampai ke bandar udara Sydney. Ditengah-tengah perjalanan, tiba-tiba saja Tasya meminta sopir taxi itu untuk berhenti.

Tarif taxi-nya benar-benar mahal, untung saja Tasya menyadari digit-digit di monitor kecil yang mengalir bagaikan air dan meminta sopir taxi itu untuk berhenti. Jika tidak, entah bagaimana mereka akan membayar dengan uang yang pas-pasan itu.

"Itu hampir saja!" Seru Tasya setelah mereka melihat taxi itu pergi menghilang dari pandangan mereka.

"Too close! Kembaliannya bahkan sisa 50 sen!" Seru Aaron, hal itu membuatnya tegang sehingga membuat Tasya heran dan ikut tersenyum lebar.

Aaron berdeham kemudian berjalan pelan, ia menyesal, entah apa yang sudah membuatnya bertindak cukup konyol tadi.

"Kak senior berhutang padaku, satu makan malam, satu makan siang, dan ongkos taxi." Tasya menyusulnya sembari berhitung-hitung dengan jarinya.

"Panggil saja Aaron," Sahutnya.

Tasya mendongak, ia menoleh dan menatap Aaron. Berpikir apa ini artinya Aaron sudah cukup akrab dengannya?

"Jangan salah paham," Lanjutnya tanpa memandang ke wanita yang sedari tadi menatapnya dan berusaha menyesuaikan langkah kakinya yang panjang.

"Sebenarnya, tanda pengenalmu sudah kukembalikan." Ucapan Tasya sempat membuat Aaron menghentikan langkahnya sejenak.

"Tapi kusimpan didalam lokermu, di New York." Ucapnya ragu, sedikit merasa bersalah.

Aaron kembali berwajah datar, menghembuskan napas beratnya dan terus melanjutkan langkah mereka.

TBC
👑

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 179K 37
TAHAP REVISI Kenan memiliki kekasih dan juga istri. Ia ingin menceraikan istrinya, tetapi wanita itu lebih dulu menghilang bak tertelan bumi. Persyar...
2.6M 39K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
8.6M 570K 59
Ara hanyalah seorang gadis biasa-biasa saja. Usianya baru 17 tahun. Pelajar, dan punya dua sahabat yang sangat populer di sekolah. Yang mereka tidak...
Epiphany By Xylinare

General Fiction

3.3M 229K 49
VERSI LENGKAP DALAM BENTUK PDF Sekelumit cerita tentang Andrea dan Arjuna, sepasang kekasih yang berbeda usia. "Tapi Pak, saya...." "Jangan mancing e...