KAPTEN LDR

Od NadyaOktavia8

530K 19.8K 400

#294 (241017) Karena tugas dan cinta memiliki tanggung jawab yang besar, antara kerjaan dan perasaan. namun s... Více

Notice
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
HATIKU MULAI BERGETAR
APA INI CINTA
Tugas Awal
Tugas Awal
MENUNGGU
14
15
Aku mulai bangkit
Kembali Patroli
Hal Kecil
Patroli terakhir
21
Bersiap
Engagement Day
24
25
26
27
28
29
Menangislah Dipelukanku.
Aku lelakimu
I love You, Pit.
WEDDING DAY
35
36
Shy
part berikutnya
next
43

JUMPA

10.8K 457 0
Od NadyaOktavia8

Tapi, yudha melihat seorang wanita berjalan mendekat, dengan pakaian yang anggun hendak menghampirinya.

Namun sayang, wanita itu hanya berjalan dihadapannya saja bukan pipit. Tetapi, kekasih hati rekannya, Ade.

"Sedih ya pipit gak dateng" suara wanita seperti hidung terjepit.

Yudha hanya terdiam tanpa melihat kearah belakangnya.

Wanita itu menepuk pundak yudha, sehingga yudha tebangun dari lamunannya.

"Astagfirullah" yudha tersentak sadar dan melihat kearah belakangnya. Dan ternyata itu bukan pipit, tetapi suara sepupunya sambil menjepit hidungnya.

"Haii bang??" Sepupunya menegurnya.

"Nida... sama siapa kamu?" Yudha heran ada nida disini.

"Sama Om Ali dan Tante Yussy." Nida menyebut nama kedua orang tua yudha.

"Kok kamu tau pipit?" Yudha menarik nida sedikit menjauh dari ayah ibu nya.

"Someone tell me" nida menjawab ringan.

"Siapa?" Yudha penasaran

"She is pretty woman, strong like a soldier. But, softly like a cotton And precious like a diamond." Ucap nida membuat yudha nambah penasaran.

"Siapa loh nida??" Yudha makin penasaran dengan ucapan nida.

"Are you see a woman standing there?" Nida menunjuk kearah seseorang wanita yang berdiri sendiri.

"Cepet datengin" ardina mendorong yudha untuk mendekat kearah wanita tersebut.

"Tunggu!! Nanti salah orang lagi. Gak ah, gak mau" yudha mengelak.

"Ayo cepet" nida dan ardina mendorong yudha agar berjalan kearah wanita tersebut.

"Iya iya slow gua jalan!" Yudha mencoba berjalan sendiri.

Wanita itu tetap berdiri membelakangi yudha. Sampai tiba saatnya.

"Hai" sapa yudha ragu kepada wanita itu.

Wanita itu membalikkan badannya dan membuat mata tajam milik yudha terbelalak melihat kehadiran seseorang spesial dalam hidupnya, yudha tidak menyangka pipit akan datang dan sekarang ada didepannya.

Pipit hanya memberikan senyum terbaiknya untuk yudha. Begitupun yudha, terpesona melihat senyuman seorang pipit.

"Hei yudha?" Pipit menggoyangkan telapak tangannya didepan wajah yudha agar yudha terlepas dari lamunannya.

"Ehh ohh, pipit kamu cantik banget" desis yudha tersadar dari lamunan nya namun ungkapan itu terdengar sampai ke telinga pipit.

"Ngomong apa kamu barusan?" Sahut pipit pura-pura tak mendengar.

"Itu, pohon samping kamu cantik banget" yudha membalas dengan menunjukkan jarinya ke sebuah pohon dekat dengan pipit. "Kamu gak mau kayak orang-orang disana?" Ucap yudha sambil memperlihatkan suasana didekatnya.

"Orang-orang apaan?" Pipit menjawab dengan datar

"Itu saling berpelukan, melepas rindu selama ditinggalkan.--"

"Inget ya, aku itu masih marah sama kamu." Jawab pipit memotong pembicaraan sambil membelakangi yudha.

"Aku" yudha perlahan maju selangkah, "minta" kembali maju selangkah, "maaf sama kamu" membisikkan ditelinga pipit.

"Apasih geli." Pipit mencoba mengusap telinganya dan mendorong yudha menjauhinya.

"Pit, please.. ini mau adegan romantis, ngertiin dong" yudha memasang puppy face dihadapan pipit sambil merentangkan kedua tangannya berharap pipit mengerti maksud didalam rentangan tangan tersebut.

"Sebenernya aku kesal sama kamu. Tapi karena rindu aku lebih besar ke kamu--" pipit memeluk yudha tanpa melanjutkan kata yang akan ia ucap.

"Dari tadi coba pit kayak gini" yudha mengelus rambut hitam milik pipit dan sesekali menciumnnya.

"Kamu itu nyebelin ya. Syukur-syukur aku mau meluk kamu. Sebenarnya aku sih ogah meluk kamu, pasti kamu belum mandi kan?" Pipit terus nyerocos didalam dekapan yudha. Namun yudha hanya dapat membalas dengan tertawa dan sesekali mengelus rambut pipit.

"Jadi, udah gak marah lagi nih?" Ungkap yudha mencolek hidung pipit.

"Yudha aku mau jujur, tapi kamu jangan marah." Ucap pipit seolah membuat tegang tubuh yudha.

"Iya apaan?"

"Sebenarnya, aku itu kesini bareng keluarga ardina, trus aku pura-pura marah sama kamu.--"

"Dan kamu tau gak? Tangan ini abis nonjok tembok gara-gara ulah kamu" yudha memotong ucapan pipit sambil menunjukkan tangannya.

"Ya itu resiko kamu lah" pipit seolah tidak peduli dan berjalan menjauhi yudha

"Ini cewe gak perhatian banget sih." Teriak yudha gemas akan kelakuan pipit.

"Bodo" pipit membalikkan badannya dan mengeluarkan lidahnya seakan meledek yudha.

Yudha berlari mengejar pipit dan meraih pergelangan tangan pipit. "Jangan jauh-jauh dari aku" bisik yudha sambil berjalan. "Aku mau kenalin kamu sama ibu dan ayah aku"

"Tapi aku belum siap" ucap pipit takut.

"Ayah ibu aku gak gigit kok tenang aja." Yudha mengelus sekali lagi rambut pipit.

Sampainya mereka di hadapan ayah dan ibu yudha.

"Ayah, ibu.. ini calon yudha" yudha memperkenalkan pipit dengan orang tuanya.

"Assalamualaikum tante, om. Saya pipit" pipit mengulurkan tangannya.

Ayah dan ibu menjabat tangan pipit dengan hangat.

"Yaudah yuk, kita cari tempat makan. Ayah laper, dari pagi belum makan." Ucap ayah kepada semua anggota keluarganya.

"Ayo pit, kamu ikut ya.." ibu menyuruh pipit ikut.

Pipit melirik yudha dan yudha membalas dengan tatapan tajamnya, seakan memberi arti pipit harus ikut dan tidak boleh menolak.

"Iyaa tante.." pipit menjawab.

Ayah memberikan kunci mobil kepada yudha, agar yudha yang membawanya. Ayah duduk di kursi depan dan pipit duduk di kursi belakang bersama ibu dan sepupunya.

"Bu, telpon rama suruh dia ikut makan juga" ucap ayah di dalam mobil.

"Ibu coba ya yah" namun saat ibu mencoba menghubungi rama. Tidak ada nada panggilan sama sekali. "Gak nyambung nomornya yah."

"Yasudah biarin aja anak itu." Ayah kesal tiap kali ingat kelakuan rama.

"Pit maaf, kalau boleh tau kamu kerja dimana?" Ibu bertanya kepada pipit.

"Dia punya cafe yang menunya super enak" jawab yudha bersamaan dengan nida sepupunya

"Yang ditanya siapa, yang jawab siapa?" Ayah tertawa mendengar yudha dan nida menjawab serentak.

"Lho, ibu kan nanya pipit. Kenapa kalian yang jawab" sahut ibu.

"Karena itu tempat favorit" kembali serentak yudha dan nida.

Pipit hanya tersenyum menahan tawa melihat tingkah yudha dan nida.

"Itu udah dijawab mereka, tante" sahut pipit.

Begitu setengah perjalanan menuju restoran terdekat lalu lintas disekitar menjadi padat akibat ada kecelakaan lalu lintas antara mobil dan sepeda motor.

Ayah keluar dari mobil dan mencoba melihat korban namun korban sudah dilarikan kerumah sakit terdekat. Ayah kembali masuk kedalam mobil, dan melanjutkan perjalanan.

Sesampainya di restoran, ayah memilih tempat yang nyaman dan dekat dengan taman, ayah langsung memesan makanan untuk mereka semua.

"Yudha, sudah berapa lama kalian pacaran?" Tanya ayah membuat yudha tersedak.

"Udah lama yah, dari SMA" ucap yudha.

"Kok gak pernah bawa kerumah?" Ayah kembali membuat pertanyaan yang butuh pemikiran cepat.

"Kenalnya dari SMA, deketnya sebelum berangkat ke lebanon, jadiannya belum--"

"Gimana ceritanya belum jadian Gentleman dong" ayah memekik keras.

"Ayah, malu sih keras banget ngomongnya. Bukannya yudha gak gentle, tapi yudha mau langsung nikah"

Perkataan yudha membuat ayahnya tersedak. "Alhamdulillah, bagus itu nak"

Pipit yang mendengar hanya tersenyum dengan rona merah diwajahnya.

"Pit, biasa kalau laki-laki itu kadang suka gak tau malu. Liat yudha sama ayahnya, kalau ketemu begitu tingkahnya" Ucap bunda memegang bahu pipit, maklumi ya pit.

"Iya tante gak apa-apa. Karena saat-saat seperti ini pasti bakal dirindukan." Pipit menjawab sambil tersenyum dihadapan ibu.

"Permisi, makanan sudah tiba" salah seorang pelayan mengantarkan makanan yang dipesan.

Tiba-tiba dering ponsel ayah berbunyi.

"Nomor baru siapa ini bu?" Sambil menunjukkan layar ponselnya.

"Ibu gak tau, angkat aja yah siapa tau penting" sahut ibu.

"Halo?" Ayah memulai pembicaraan.

"Apa benar ini orang tua dari Rama?" Seorang wanita berbicara lewat telepon.

"Iya benar, ini siapa? Dan kenapa dengan anak saya?" Ayah menjawab datar.

"Maaf pak, anak bapak korban kecelakaan lalu lintas. Dan sekarang ada di rumah sakit Medika jaya." Ucap wanita itu.

"Ohh yaudah mba, makasih ya." Sekali lagi ayah menjawab dengan datar dan mematikan ponselnya.

"Siapa yah?" Ibu penasaran dengan pembicaraan di telepon.

"Rama kecelakaan di tempat yang macet kita lewatin itu" ayah tidak menunjukkan gelagat panik.

"Ayah ini, kenapa ayah biasa aja. Itu anak ayah loh yah, bukan anak ayam" suara ibu menggema.

"Tante sabar, tahan emosi" ucap pipit menenangkan ibunya yudha.

"Sudah lah bu, lagian dokter pasti sudah menangani dengan baik. Kita selesaikan makan ini. Sehabis itu langsung kerumah sakit." Yudha membalas dengan sifat kedewasaannya.

Acara makan bersama yang runyam tidak sesuai ekspektasi dari yudha. Selesai makan...

"Nida.. sini" pipit mencoba membuat nida tenang. Karena nida takut dengan seseorang yang sedang marah di hadapannya.

Nida mendekat dan memeluk pipit, karena takut dengan amarah tantenya. Maklum saja, nida masih bertingkah seperti anak kecil karena ia anak satu-satunya.

Pipit pun memeluk nida dengan tangan kirinya.

"Kalian masuk mobil duluan ya." Ucap yudha dihadapan keluarganya

Pipit hanya mengangguk dan membantu ibu untuk masuk kedalam mobil. Lima menit kemudian, yudha datang dan langsung tancap gas pergi ke rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit, ayah langsung bertanya dimana rama dirawat. Rama di bawa ke igd dan sekarang sudah di tempatkan di kamar pasien.

"Kapan adik kamu itu sadar akan kelakuannya itu?" Tanya ayah kepada yudha.

"Biar dia sadar sendiri dan malu dengan perbuatannya" sahut yuda yang hanya memandang wajah adikknya.

Ibu terkulai lemas melihat rama masih belum sadarkan diri.

"Tante, pipit belikan air putih dulu ya?" Pinta pipit kepada ibunya yudha.

"Tidak usah pit, kamu perempuan. Biar yudha aja" ibu memastikan agar pipit tetap ada disampingnya.

Bersamaan dengan itu, nida sepupu yudha sudah tertidur dikursi samping pipit.

'Mungkin nida kedinginan' desis pipit dalam hatinya. pipit melihat nida yang meringkuk dan pipit melepas shal nya untuk nida.

Saat yudha kembali setelah membeli minum untuk ibu, pipit dan nida. Yudha melihat pipit terduduk di depan ruangan dengan mengusap tangannya seperti orang kedingan.

"Kok kamu diluar?" Yudha memandang pipit

"Di dalam terlalu dingin." Sahut pipit.

Yudha meletakkan air mineral di atas meja dekat nida dan kemudian keluar dari ruangan.

"Kamu mau kemana?" Tanya pipit dengan membulatkan matanya.

"Bentar kok" singkat yudha menjawab.

Mungkin kurang dari sepuluh menit yudha sudah dihadapan pipit kembali dengan membawa sweater miliknya.

"Pakai ini pit, disini dingin" yudha menyodorkan sweaternya untuk pipit.

"Tapi kamu juga pasti kedinginan"

"Pit dengar. Kamu datang kesini untuk aku, aku disini untuk menjaga kamu. Aku gak mau kamu kenapa napa gara-gara aku" yudha mengubah posisinya dari berdiri sekarang berlutut dihadapan pipit.

"Makasih ya" suara itu keluar dari mulut pipit yang mungil.

Yudha kembali berdiri dan mencium kening pipit lalu menuju ke dalam ruangan adiknya dirawat.

"Jangan lama-lama diluar" yudha berbicara sambil membuka pintu ruangan.

Pipit hanya mengangguk. Saat yudha masuk dan melihat ayah, ibu dan sepupunya tertidur. Yudha bergegas ke bagian administrasi untuk menyelesaikan pembayaran untuk perawatan adiknya.

"Yudha kamu mau kemana?" Seperti suara perempuan yang tak ingin ditinggal sendiri.

"Ke bagian administrasi, mau ikut?" Ucap yudha dalih mengajak pipit

"Ikutt" pipit berlari kecil mengejar Yudha. "Kamu belum salin baju dari pagi, kamu gak gerah?" Tanya pipit dengan memperhatikan pakaian yang dikenakan yudha.

"Aku lebih gerah kalau liat kamu gak pake baju" mata tajamnya melihat kearah pipit.

"Dasar otak mesum." Pipit memukul dan sesekali mencubit lengan yudha yang berotot.

Setelah begitu lama mengurus administrasi mereka kembali menuju ruangan.

"Pit, sabar ya" satu kalimat yang membingungkan.

"Sabar apaan?"

"Tunggu rama sembuh, nanti kita pulang dan aku akan-----"

Come back again!
Bagaimana cerita kali iini maaf ya typo masih banyak bermunculan.
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

Semoga suka dengan lanjutan cerita kapten ldr.

Jangan lupa VOTE + COMMENT
🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼

Satu vote dari kalian menjadi satu semangat untuk melanjutkan menulis.

Jangan kemana mana, pantengin terus KAPTEN LDR!

SALAM!

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

387K 25.9K 31
"Jawab mulu! Mana SIM?" "SIM?" "Surat Izin Menikahi mu." ••Sesuatu yang namanya rudal bakal bertamu dirumah anda kalau COPY PASTE cerita ini, thx••
3.4K 497 27
[COMPLETED] In another life.. I would make you stay.. So I don't have to say.. You were the one that got away.. -- a sequel from 'PICK ME' fanfiction...
273K 10.9K 61
🚫DiLARANG PLAGIAT! 🚫 JIKA ADA KESAMAAN TOKOH. MOHON MAAF BUKAN DI SENGAJA. "aku tidak akan pernah mencintaimu! karena pacarku lebih cantik dan sem...
106K 5.8K 44
"Gue tau jodoh udah ada yang ngatur, tapi kalo boleh minta, gue pengen jodoh gue tentara. Yang tinggi, gagah, ganteng, pundaknya lebar, boleh nggak s...