[⏯️] Jicheol Collection

By fallforhoon

87.6K 9K 901

Kumpulan short story tentang jicheol! Ini nih, buat yang lagi nyari ff jicheol yang udah mulai punah 😂 Baca... More

Cold Ramen
Personal Doctor
What's Different?
Unexpected (Sequel of Personal Doctor)
How To Be Manly
Ex Rival
Way Back
Teacher Choi
Trapped
Blue Sweater
Mine
HEARD YOU : PART 1
HEARD YOU : PART 2
HEARD YOU : PART 3
Teacher Choi (Sequel)
Rest
HEARD YOU : PART 4
Called It Anything
The Diary
Check it out!
HEARD YOU : PART 5 [END]
Tease
Black Umbrella
Sick
Gift
Signal
Brave Enough
Story Of Someone I Know
What Is Love
Red Carnation
Pretty U
It Wasn't Me : Part 1
It Wasn't Me : Part 2
It Wasn't Me : Part 3
It Wasn't Me : Part 4 (END)
Last Year
You Pervert! | Arranged Side Story
Partners? [ Part 1 ]
You Have a Terrible Taste! | Arranged Side Story
Partners? [ Part 2 ]
< Fict Fest 2018 >
Silent Autumn
Save Me
Christmas' Bad Memory
Move On
Paper Planes, Boats, and Birds

5 Petals of Flower

2.8K 269 17
By fallforhoon

5 Petals of Flower

By

Fallforhoon

Disclaimer :

Semua karakter tokoh, kata-kata, dan perilaku tokoh di dalam FF tidak bermaksud menjelek-jelekkan tokoh dari segi manapun. FF ini murni dari pemikiran otak saya. Jadi, jika ada kesamaan mungkin hanya sebuah kebetulan^^

Warning:

Kind of weird , Typo(s), BoyxBoy.

It's Jicheol!

Don't Like! Don't Read!

Don't be a Basher!

HAPPY READING!^^








[ 1. He loves me ]



Aku melakukan hal bodoh. Menghabiskan sebagian waktuku dipagi hari untuk melepaskan satu kelopak bunga. Bertanya tanya apakah orang yang kusuka menyukaiku kembali atau tidak. Seharusnya aku melakukan sesuatu yang lebih produktif. Ini masuk bulan kedua tahun 2016, dan kami akan segera melakukan comeback dengan full album pertama kami.

"Jihoon?"

Aku buru buru menyimpan bunga dengan empat kelopak tersisa yang terdapat di atas meja komputer dan menaruhnua didalam saku jaketku saat leader kami masuk.

"Ah, hyung,"

Aku menulis lirik untuk lagu utama kami semalam. Dan aku tidak menyadari aku tertidur disini. Seungcheol hyung pasti mencariku karena aku tidak pulang ke dorm tadi malam.

"Aku sudah bilang jangan bermalam disini lagi."

Aku tersenyum kecil. "Maaf,"

Ia menghela nafas pelan dan duduk disebelahku. "Berapa banyak yang kau tulis?" Ia membuka notebook lirik-lirikku.

"Tidak banyak. Aku mengantuk dan memutuskan untuk melanjutkannya hari ini."

"Kau tahu, kita punya aju nice."

Aku menggelengkan kepalaku. "Aku memikirkan sebuah lagu yang lebih soft. Bumzu hyung dan aku sudah merancang nada dasar dan sebagainya."

Ia mengacak rambutku pelan. "Kau terlalu bekerja keras."

Aku tersenyum kecil membalasnya. "Hyung ingin dengar?" Kemudian aku memainkan rancangan instrumen yang telah ku perbaiki.

"Woah, ini bagus!" Mata seungcheol hyung akan berbinar jika ia senang. Dan aku senang ia seperti itu karena karya yang aku buat.

"Ini belum selesai."

"Ah benarkah?" Ia mendengarkan instrumen itu sekali lagi. "Menurutku ini sudah sempurna."

Aku tersenyum kecil. Seungcheol hyung memang pandai dalam berbicara. Ia tahu bagaimana cara membuat rasa lelahku hilang.

"Aku kesini untuk mengajakmu makan."

Aku menatapnya heran. "Tidak ada makanan di dorm?"

"Aku pikir kau tidak akan makan jika sendirian." Ia tertawa kecil dan mengacak rambutku. "Aku benar kan? Kau terlalu menyampingkan kesehatanmu."

4 tahun bersama, kurasa membuat seungcheol hyung mengerti kebiasaanku. Bukan berarti ia memperhatikanku. Tidak, aku tidak bisa berharap seperti itu.

Seungcheol hyung berdiri dihadapanku, meraih tanganku untuk berdiri disampingnya dan menarikku keluar dari studio.

"Kajja."



He does?



[ 2. He loves me not ]



Ini pukul 9 pagi. Sudah dua jam sejak aku melepaskan kelopak keduaku pukul 7 tadi. Aku baru pulang dari studio bumzu saat seungkwan bilang kami akan berlatih vocal di practice room. Jadi tanpa mengganti pakaianku yang bermandikan peluh, aku langsung menuju pledis. Lead vocal tidak boleh terlambat untuk latihan vocal.

"Vobo!" Dino berteriak saat aku masuk. Semua sudah disini kecuali aku.

"Maaf, aku baru pulang dari studio." Aku tersenyum canggung. Ini terasa seperti aku tidak bertanggung jawab sebagai lead vocal.

"Gwenchana," seungcheol hyung tersenyum lembut kepadaku. Diikuti oleh anggukan dari member lainnya.

"Hyung, mereka bilang kita bisa berlatih beberapa lagu sambil menunggu lagu utamanya selesai." Seokmin memberiku beberapa kertas lirik dari lagu yang akan kami release.

"Ah, benarkah?

"Kita bisa mengajari member lain karena kita sudah berlatih saat itu." Jeonghan hyung menepuk pundakku pelan.

"Bukankah sebaiknya bersama?"

"Kupikir menyamakan part dengan nada suara mereka. Kita masih bisa mengubahnya jika tidak sesuai."

Aku menganggukkan kepalaku. "Hyung benar."

"Bagaimana kalau love letter?"

Aku menatap soonyoung heran. "Wae?"

Ia mengedikkan bahunya. "Kupikir itu cukup penting. Mengingat nama album kita diambil dari lagu itu."

"Oke, love letter terlebih dahulu."

Aku menatap kearah seungcheol hyung. Biasanya, ia akan meminta diajari olehku. Rap juga harus mempunyai nada yang sesuai dengan lagu. Dan biasanya ia akan mencariku untuk meminta pendapat.

"Jisoo hyung dan aku tidak bisa ikut, hyung." Seokmin menepuk pundakku pelan.

"Wae?"

"Mereka kelelahan, cheol hyung menyuruhnya untuk istirahat." Jawab jeonghan hyung.

Aku mengangguk mengerti. "Hanya aku, seungkwan, dan hyung kalau begitu."

"Hyung," Dino berjalan kearahku. "Bagaimana kalau kau mengajari kami, perfomance?"

Aku mengerutkan alisku. Aku biasanya mengajari seungcheol hyung. Baik ia pribadi ataupun hiphop team. Aku melirik seungcheol hyung. Seolah meminta persetujuannya. Dan aku tidak bisa mengelak kalau aku menginginkannya untuk menolak permintaan dino.

Tapi ia malah tersenyum dan menepuk pundakku pelan. "Gwenchana. Kau dan seungkwan bisa melatih perfomance."

Aku menaikkan alisku. "Lalu hyung?"

"Aku bisa meminta jeonghan untuk itu."

Oh, sesuatu mulai berubah.

"Arraseo."



No. He doesn't.



[ 3. He loves me ]



Tidak seperti biasanya, aku melepas kelopak bunga ketigaku dimalam hari. Ini masih hari yang sama saat aku melepas kelopak keduaku. Seperti malam malam sebelumnya, aku menghabiskan waktuku di studio. Aku mengganti beberapa lirik lagi yang menurutku tidak sesuai dengan nada lagu, dan menambahkan sound effect.

"Hei,"

Aku menengok kearah pintu studioku yang terbuka. Satu-satunya orang yang masuk kedalam studioku di tengah malam seperti ini sambil membawakan snack adalah seungcheol hyung.

"Hyung tidak tidur?"

Ia duduk di sofa dan melepas jaket juga maskernya.

"Apa aku bisa tidur saat mengetahui dongsaengku yang workaholic ini masih bekerja?"

Aku tertawa pelan. Seungcheol hyung mudah merasa tidak enak pada orang lain. Terutama padaku. Sejak kami bertengkar di awal debut, ia semakin mengkhawatirkanku yang menurutnya bekerja lebih keras dari seungcheol hyung sendiri. Dan kapanpun aku bekerja, seungcheol hyung akan menemaniku. Memastikan aku sudah makan dan mendapatkan istirahat yang cukup.

"Lihat, aku menulis beberapa lirik bersama vernon."

Aku melihat kearah notebooknya. Beberapa kalimat yang menurutku cukup bagus untuk dijadikan part rap dilagu baru kami.

"Kita bisa menggunakannya, hyung. Ini bagus."

"Benarkah?" Aku mengangguk.

"Rap ada di awal, bagian hansol, dan setelah reff. Itu untuk hyung." Aku memutar instrumen dan menunjukan bagian bagian lagu yang kurencanakan.

"Aku merasa, umh, ada yang kurang?"

Aku menghela nafas lelah. "Aku tahu. Itu yang menyebabkan aku masih disini."

Seungcheol hyung mengacak rambutku pelan dan memijat bahuku pelan.

"Gwenchana, kita bisa perbaiki itu bersama."

Itu membuatku berpikir apa ia memperlakukan aku seperti itu hanya karena aku ini dongsaengnya, membernya, seorang yang sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai leader, atau sebagai seseorang yang lain?

"Bagaimana kalau kopi?"

Aku menggelengkan kepalaku. "Aku tidak bisa meninggalkan studio lagi."

"Begitu?" Ia mengerucutkan bibirnya dan menekuk alisnya, kebiasaanya saat sedang berpikir.

"Hyung duluan, aku tahu hyung mengantuk."

"Uh tidak, tidak. Kopi bukan untuk itu." Ia mengenakan jaket tebalnya. "Kau butuh sesuatu yang bisa membuat pikiranmu lebih segar."

Ia kemudian beranjak bangun dari kursi dan berjalan kearah pintu untuk meninggalkan studio saat aku memanggilnya lagi.

"Hyung." Ia menoleh. "Aku hanya ingin jus."

Ia tersenyum lembut. Kemudian mengangkat ibu jarinya padaku. "Arraseo."

Aku menatap pintu studio yang ditutup oleh seungcheol hyung. Aku tidak tahu seungcheol hyung itu bodoh atau apa. Ia mau melakukan segala sesuatunya untuk orang yang lebih muda darinya seperti aku. Ia rela berjalan jauh menuju mesin minuman otomatis di seberang jalan kemudian berjalan lagi kembali ke studio hanya untuk mengantarkan minuman kepadaku. Tapi itu lah yang membuatnya menjadi seungcheol hyung. Itulah yang membuatnya menarik.



He does?




[ 4. He loves me not ]



Aku melepas kelopak keempatku sesaat sebelum seungcheol hyung menyuruh kami berkumpul. Kami akan mendiskusikan part part di lagu baru yang sudah kubuat karena beberapa member merasa kesulitan dalam part nya masing-masing.

"Jisoo hyung pertama."

Semua orang menatapku. Aku telah memikirkan ini matang matang-matang. Membagi part lagu sesuai dengan karakter suara dari tiap member yang berbeda. Dan membagi lagu dengan durasi 3 menit untuk 13 member sungguh membuat kepalaku pusing.

"Oke, jadi aku menggantikan dokyeom."

"Dan dokyeom ambil yang kedua, setelah jisoo hyung. Kalian masih memiliki nada yang sama."

"Call!" Dokyeom tersenyum kepadaku. Dongsaeng ini memang bisa diandalkan.

Kami terus mendiskusikan part-part lagunya dengan seluruh member. Aku tidak ingin main hakim sendiri. Dan kami seventeen memang biasanya membicarakan hal semacam ini bersama.

"Aku dapat itu? Sungguh?" Wonwoo hyung menatapku tidak percaya.

"Kupikir hyung cocok."

Semua member terkekeh kecil. "Heol, itu cukup tinggi."

"Tidak, tidak. Hyung cukup sampai mal haejugo sipeo." Seungkwan mencontohkan nadanya. "Dan kemudian kita semua yang mengatakan neo yeoppeuda."

Aku mengangguk. "Jadi hyung bisa mengambil nafas saat itu."

"Neo yeppeuda. Oh, aigoo ini menggemaskan sekali." Jeonghan memperagakan gerakan yang dibuat soonyoung hyung.

"Lucu, kan? itu jepit rambut hyung." Soonyoung hyung tertawa setelahnya.

"Oh, kau cocok." Seungcheol hyung memujinya. "Ah, bagaimana kalau jeonghan yang menyanyikan bagian itu?"

Aku menekuk alisku. "Bagian mana?"

"Tteok kkeutkkaji nanananananana naeil kkok hagesseo neo yeppeuda."

"Eiy, hyung. Itu kan bagianㅡ"

"Tadinya bagianku," Aku memotong seungkwan. "Tapi tidak apa, itu bisa diganti."

Oh, tidak. Aku sangat menyukai bagian lagu itu.

"Kupikir kau cocok bagian sebelum itu." Seungcheol hyung memutarkan instrumen lagunya.

"Oh, oke jadiㅡ"

"Bukankah jihoon sangat menyukai bagian itu?" Jeonghan hyung menepuk pundak seungcheol. "Kupikir ia cocok."

"Aku bisa mengambil sebelum hyung."

"Benarkah?" Aku tahu jeonghan hyung tahu aku tidak yakin dalam berkata seperti itu.

"Itu cocok untuk jeonghan. Bukankah begitu, ji?" Aku tidak bisa berkata tidak untuk seungcheol hyung.

"Tentu saja."

"Mereka mengatakanmu cantik karena rambut panjangmu. Jadi kupikir kau cocok menyanyikan part ini."

Oh, sesuatu mulai berubah.

Ia pikir jeonghan hyung cantik?



No. He doesn't



[ 5. He loves me ]



Aku tidak merasa yakin saat melepas kelopak bunga terakhirku.

Seungcheol hyung menyukaiku?

Ayolah, lagipula apa yang aku pikirkan. Mengharapkan kasih sayang dari sebuah bunga? Berharap apa yang diramalkan kelopak itu menjadi kenyataan? Ini lucu.

"Hey, ji."

Aku menatap kaget kearah seungcheol hyung yang duduk disebelahku. Ini di studio bumzu hyung, bukan studioku. Aku sengaja kesini agar seungcheol hyung tidak dapat menemukanku. Seungcheol hyung biasanya akan mencariku kestudioku. Tapi aku tidak percaya ia menemukanku disini. Yang seharusnya tidak mengherankan untukku. Member lain bilang sangat sulit untuk menyembunyikan apapun dari seungcheol. Ia tahu segalanya. Itu yang membuatku takut akan perasaan yang kusembunyikan untuknya.

"Masih menulis lirik?"

Aku mengangguk kecil. Takut ia mengetahui kalau aku memang menghindarinya. Aku benar benar merasa bodoh. Aku terlalu terbawa perasaan saat kelopak bunga terakhirku mengatakan seperti itu. Dan karena itu, aku hanya tidak ingin melihat wajah seungcheol hyung untuk sementara waktu. Itu akan membuat otakku kacau dan pekerjaanku akan terhambat.

"Sepertinya."

Ia mengangguk kecil. "Dengar, tentang apa yang kau bilang terakhir kali,"

"Tentang?"

"Bagian akhir lagu yang terasa ganjil."

Aku mengangguk. Aku memang mendiskusikan ini bersama para member tadi malam. "Ah, itu."

"Aku menulis beberapa kalimat untuk itu." Ia menyerahkan notebook liriknya padaku.

"Coba aku lihㅡ"

"Tidak!" Seungcheol hyung menutup buku itu kembali dan merebutnya dari tanganku.

Aku menatapanya heran. "Aku hanya ingin melihat, hyung."

"Maksudku, tidak sekarang, oke?" Ia menyerahkan kembali buku itu padaku. "Kau bisa membukanya saat aku pergi."

Aku hanya mengangguk pelan. "Uh, oke."

"Itu hanya beberapa kalimat pendek, yang kupikir cocok untuk instrumen yang kau tunjukkan kemarin."

"Ya, itu memang untuk hiphop."

"Kupikir akan bagus," seungcheol hyung berdiri dari kusinya.

"Hyung akan pulang?"

Ia mengangguk, dan menepuk pundakku pelan. "Pulanglah saat kau selesai, oke? Dan setelah itu kita akan bicara."

Aku hanya mengangguk pelan meskipun aku tidak mengerti dengan apa yang ia bicarakan. Dan sesuai perintahnya, aku membuka notebook itu saat seungcheol hyung benar benar sudah pergi.

Buku ini penuh lirik. Aku tidak tahu yang mana yang seungcheol hyung maksudkan. Aku meneliti kata katanya lembar demi lembar. Kupikir ia cukup handal menulis lirik. Sampai akhirnya aku sampai di lembar terakhir, dimana terdapat enam kalimat dari tulisan tangan seungcheol hyung yang berantakan yang ditulis dengan tinta pulpen yang hampir habis.

Does s(he) love me
Does s(he) love me not
I am counting flower petals all day long
Does s(he) love me
Does s(he) love me not
What will the petals answer to me?




Well jihoon,

He loves you.

Aku tersenyum lebih lebar. Seungcheol hyung tahu apa yang aku lakukan beberapa hari ini. Harusnya ini tidak mengejutkan untukku. Seperti yang aku katakan, seungcheol hyung selalu tahu segalanya. Dan itu membuatku tidak dapat menyembunyikan apapun darinya.

Aku bangun dan beranjak keluar dari studioku, kemudian berjalan pulang menuju dorm dimana seungcheol hyung telah menunggu untuk berbicara denganku.


So, he actually does.

He loves me.

The petals do answer my question.




- FIN -

Continue Reading

You'll Also Like

PENGASUH By venta

Fanfiction

86K 9.3K 60
Pusat organisasi pembunuh bayaran telah terbongkar dan menjadi buron oleh negara. Salah satu cabang dari organisasi ini, memilih untuk membanting set...
182K 19.8K 23
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
36.3K 3.7K 54
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
526K 34.2K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...