Bad Boy Is A Good Papa [END]

By kecoamerahmuda

37.1M 2.3M 323K

🍁 N E W V E R S I O N 🍁 **** Gimana pendapat lo kalau dengar kata 'bad boy'? Nakal? Always. Playboy? Mayori... More

🍁 S A T U 🍁
🍁 D U A 🍁
🍁 T I G A 🍁
🍁 E M P A T 🍁
🍁 L I M A 🍁
🍁 T U J U H 🍁
🍁 D E L A P A N 🍁
🍁 S E M B I L A N 🍁
🍁 S E P U L U H 🍁
🍁 S E B E L A S 🍁
🍁 D U A B E L A S 🍁
🍁 T I G A B E L A S 🍁
🍁 E M P A T B E L A S 🍁
🍁 L I M A B E L A S 🍁
🍁 E N A M B E L A S 🍁
🍁 T U J U H B E L A S 🍁
🍁 D E L A P A N B E L A S 🍁
🍁 S E M B I L A N B E L A S 🍁 1/2
🍁 S E M B I L A N B E L A S 🍁
🍁 D U A P U L U H 🍁
🍁 D U A P U L U H S A T U 🍁
🍁 D U A P U L U H D U A 🍁
🍁D U A P U L U H T I G A🍁
🍁 D U A P U L U H E M P A T 🍁
🍁 D U A P U L U H L I M A 🍁
🍁 D U A P U L U H E N A M 🍁
🍁 D U A P U L U H T U J U H 🍁
🍁 D U A P U L U H DE L A P A N 🍁
🍁 D U A P U L U H S E M B I L A N 🍁
🍁 T I G A P U L U H 🍁
🍁 T I G A P U L U H S A T U 🍁
🍁 T I G A P U L U H D U A 🍁
🍁 T I G A P U L U H T I G A 🍁
🍁 T I G A P U L U H E M P A T 🍁
🍁 T I G A P U L U H L I M A 🍁
🍁 T I G A P U L U H E N A M 🍁
🍁 T I G A P U L U H T U J U H🍁
🍁 T I G A P U L U H D E L A P A N 🍁
🍁 T I G A P U L U H S E M B I L A N 🍁
🍁 E M P A T P U L U H 🍁
🍁 E M P A T P U L U H S A T U 🍁 ENDING
Hello πŸ™ƒ
🍁 B O N U S 🍁
🍁 B O N U S 🍁

🍁 E N A M 🍁

917K 63.5K 8.1K
By kecoamerahmuda

"Mau kemana?" Tanya Kinzy ketika melihat Arthur yang memakai jaketnya.

Arthur menolehkan kepalanya kearah Kinzy yang baringan di ranjang sambil memainkan ponselnya. Ya, mereka sedang berada di kamar yang sama. Tapi tenang saja, Arthur berani jamin kejadian yang kemarin tidak akan terulang lagi.

"Mau main sama yang lain. Gapapa 'kan?" Tanya Arthur balik dengan sedikit tak enak hati.

"Jam tengah sembilan?" Kinzy menatap Arthur dengan isyarat 'yang benar saja'.

"Iya, lagi pula gue udah janji sama yang lain." Jawab Arthur sambil mengambil dompet dan mencek isinya.

Kinzy diam sejenak, "lo udah gak sebebas dulu lagi, Thur."

Arthur mengerti maksud Kinzy pada bagian 'tidak sebebas dulu'. Mengingatkan bahwa Arthur sudah menikah.

"Iya, tapi gue udah janji. Ini juga apartemennya aman kok."

"Serah deh," Kinzy kembali memainkan ponselnya. Hingga ia kembali menegakkan kepalanya, "plis lo gak usah ikut, perasaan gue gak enak."

Walaupun Kinzy bencinya setengah mati pada Arthur, tapi ia juga masih punya hati. Dan perasaanna kini benar-benar tidak enak.

"Perasaan lo aja kali. Yaudah, kal--"

"LO GAK PERGI ATAU GUE IKUT SAMA LO?!" Kinzy sudah bangkit dari baringnya.

"Zy, please." Arthur kali ini tidak bermain-main dengan mengejek Kinzy dengan panggilan aneh.

"Gue tau kalo kita nikah itu terpaksa. Dan bisa dibilang tidak boleh mencampuri urusan masing-masing. Tapi gue merasa kalo sesuatu yang gak baik bakal kena sama elo!"

"Kan cuma perasaan lo doang. Belum tentu bakal terjadi."

"GUE IKUT ATAU LO SAMA SEKALI GAK PERGI?!"

"Ini malam, bahaya."

"Nah, lo tahu."

"Gue laki-laki, Zy. Gue bisa jaga diri."

"Sekalipun elo laki-laki yang nguasai semua ilmu bela diri tapi kalo lo milih jalan yang salah lo bisa mati juga bego!" Kinzy sudah geram setengah mati.

"Udahlah, gue udah telat. Gue pergi!" Arthur sudah hendak berbalik.

"KALO LO MATI DIJALAN GUE CUMA BANTU TERIAK BILANG MAMPUS!" Bentak Kinzy ketika Arthur baru berjalan satu langkah.

"Lo kok gitu sih? Gue ini suami lo!" Arthur berbalik kembali menghadap Kinzy.

"Kalo lo emang ngaku suami gue, lo harusnya tanggung jawab dong. Kalo lo mati konyol dijalan gimana?! Lo gak mikir nanti gue gimana kalo lo mati?!" Kata-kata Kinzy memang sangat tajam.

"Gue udah telat, Zy." Arthur menahan emosinya.

"Main kok pake acara telat-telatan? Gue gak yakin kalo lo mau main."

Arthur menarik napasnya, "oke, gue ada masalah sama orang lain dan gue mau nyelesain masalahnya sekarang." Lalu menghembuskannya sedikit mendengus.

"Nyelesain masalah kok malem? Kalo pun malam pasti dimulainya jam tujuh. Kalo lo nyelesain masalah jam segini yang ada lo berdua malah berantem!"

"Udah keburu di-iyain, Zy."

"Itu mah elu yang bego! Gue ikut. Titik!" Kinzy mulai bangkit dari tempat tidur.

"Tap--"

"Gue ikut atau masalah lo gak selesai?" Kinzy menatap Arthur tajam.

"Yaudah." Arthur mengucapkannya dengan berat hati.

Dengan cepat Kinzy langsung berlalu menuju lemari untuk mengambil jeans  dan sweeternya. Setelah itu berlari ke kamar mandi dan menukar pakaiannya dengan cara kilat.

Tak sampai lima menit Kinzy sudah selesai. Kinzy mengambil sepatu convers hitamnya dan memakainya. Ketika hendak mengikatnya,

"Gue aja, lo rapihin rambut lo aja." Ucap Arthur sambil jongkok untuk mengikat tali sepatu Kinzy. Kinzy yang awalnya sempat tak percaya, langsung merapihkan rambutnya yang sedikit kusut.

Setelah selesai, Kinzy mengambil tas selempangnya dan mereka keluar dari kamar.

***

"Zy, lo kok bisa ikut?" Tanya Vanya-pacar Ravel-. "Padahal tadi gue mau nemenin lo di apartemen."

Kinzy hanya membalasnya dengan poutan pada mulutnya. "Debat dulu sama Arthur."

"Oh... gak heran sih." Lalu Vanya tertawa.

Kinzy dan Vanya. Mereka memang tidak satu geng yang kemana-mana selalu sama. Tapi mereka cukup dekat karena pernah satu ekskul sewaktu kelas sebelas.

Kinzy saat ini sedang berada didalam mobil delapan bersahabat itu karena Arthur tidak memperbolehkan Kinzy ikut bersamanya yang mengendarai motor.

Jadilah Arthur naik motornya sendiri dan membonceng Dero. Didalam mobil ada Kinzy, Vanya, Liara dan empat orang teman Arthur. Sedangkan empat lagi-termasuk Arthur-naik motor.

Tak berapa lama, mobil pun berhenti disebuah jalanan yang jauh dari pusat kota. Disana orang sangat ramai.

Kinzy dapat melihat bahwa ini adalah arena balapan dan pergaulan dari kumpulan orang yang berada disini bisa disebut nakal.

Pintu dimobil terbuka. Arthur yang membuka. Liara keluar terlebih dahulu, lalu Kinzy, setelah itu Vanya. Kinzy berada ditengah karena permintaan Arthur. Ia takut jika sewaktu-waktu musuh mereka nekat memecahkan kaca jendela mobil dan melukai Kinzy.

Arthur menarik tangan Kinzy pelan agar mendekat kearahnya. Setelah Kinzy berada didepannya, Arthur mengeluarkan masker hitam dari saku jaketnya.

"Nih pake, nanti mereka pada ngenalin muka lo. Dan kalo gue menang, bisa aja mereka ngelabrak lo di tempat lain." Arthur memberikan masker itu pada Kinzy.

"Menang gimana? Jan bilang kalo lo ikut balapan? Tadi 'kan lo ceritanya nyelesain masalah. Lo balapan malah nambah masalah, Arthur."

"Pake dulu maskernya." Kinzy memakainya. "Gue balapan lawan musuh gue. Dan kalo gue menang, masalah kita clear."

"Tapi musuh lo nanti pasti coba ngalahin elo!"

"Yaiyalah, orang lomba. Pasti coba menang dan ngalahin musuh." Arthur masih sempat terkekeh.

"Bukan, maksud gue. Bisa jadi dia nanti curang biar menang." Wajah Kinzy khawatir.

"Nggak, gue ntar pasti selamat dan menang. Gue pergi, lo jangan pisah sama mereka, ya." Arthur mengusap kepala Kinzy dan mengecup dahi Kinzy sekilas setelah itu berlalu bersama Dero, Azka, Juan, dan Gara.

***

Deru suara motor yang digas habis-saling bersahutan. Yang satu motor Arthur dan satu lagi motor Paul.

"THREE, TWO,---"

DORR!!!

BRUMMM!!!

"Arthur..." Lirih Kinzy sambil menatap khawatir ke arah Arthur yang sudah mulai hilang seiring dengan laju motornya yang terus dipacu.

"Aelah, dulu aja lo berdua berantem mulu. Sekarang mah pisah dikit mewek." Ucap Liara sambil mengusap punggung Kinzy.

"Ntar Arthur kecelakaan terus mati, gue belum siap jadi janda muda!" Balas Kinzy kesal.

"Yauda, iya." Liara merangkul bahu Kinzy.

Tentang pernikahan dan masalah Arthur-Kinzy, Vanya dan Liara memang sudah mengetahuinya dari pacar mereka yang bersahabat dengan Arthur. Dan mereka harus pandai untuk menyembunyikan apa yang mereka ketahui.

Sepuluh menit kemudian, deru motor kembali terdengar. Motor Arthur berada didepan. Arthur selalu berhasil menghalangi jalan Paul. Hingga Arthur pun melewati garis finish lebih dulu.

Suara sorakan dari para pendukung Arthur pun terdengar riuh. Kinzy senang? Tentu saja. Tapi ia masih sangat marah pada Arthur. Mengapa lelaki itu malah menyetuju perlombaan yang membahayakan ini untuk menyelesaikan masalah?

Arthur turun dari motornya dan membuka helmnya. Begitu juga dengan Paul. Sekarang mereka berhadapan.

"Gue menang. Masalah selesai. Lo gak boleh gangguin gue lagi!" Ucap Arthur tegas.

"Lo yang pertama gangguin hidup gue, bangs@!"

Bugh!

Paul meninju rahang Arthur dan sukses membuat yang lain kaget.

"Woi, apaan lu main nonjok?!" Teriak Dero dari arah arena penonton dan kini ia hendak berjalan ke arah tempat Arthur dan Paul. Tapi ia langsung ditahan oleh Juan.

"Gue yakin Arthur bisa nyelesainnya. Lo jangan ikut lagi. Ntar lo ikut kesana lo malah kena masalah lagi. Jadi masalah gak kelar-kelar." Mendengar penuturan Juan, Dero pun mengurungkan niatnya yang hendak membantu Arthur.

"GUE GAK PERNAH NIAT SEDIKIT PUN BUAT REBUT ANGEL DARI LO, PAUL!" Balas Arthur teriak sambil mengusap rahangnya yang terasa sangat sakit.

Bukannya mendengarkan Arthur- Paul malah melayangkan tinjuannya lagi dan semakin brutal. Arthur tidak membalas, ia hanya mencoba menghindar. Dero dkk sudah berteriak kepada Arthur agar segera membalas pukulan Paul.

Tapi ia masih menahan tangannya untuk tidak melayang. Kali ini ia akan mencoba untuk menyelesaikan masalah tanpa gulat. Apalagi yang berada di hadapannya ini adalah mantan sahabatnya. Ia yakin, bahwa ia dan Paul pasti bisa kembali lagi seperti dulu. Menjadi sahabat.  

Ditengah fokusnya Arthur menghindar, tiba-tiba saja pelukan hangat dari belakang menghentikan aksi menghindarnya itu. Dan Paul juga mendadak menghentikan pukulannya.

Arthur menundukkan kepalanya dan dapat melihat tangan mulus yang memeluk perutnya. Arthur dapat merasakan getaran dari orang yang memeluknya pada punggungnya. Ia tahu, bahwa orang yang memeluknya ini tengah menangis. Arthur meraba tangan mulus itu, mengusap cincin yang melingkar dijari manis orang yang memeluknya.

Hati Arthur menghangat, Kinzy. Nama itulah yang menghangatkan. Arthur kembali mengangkat kepalanya menatap Paul.

"Dengar, satu minggu yang lalu gue gak sengaja ketemu Angel-- DENGARIN GUE DULU ANJENG!" Teriak Arthur ketika melihat Paul yang hendak melayangkan tonjokannya lagi kearah Arthur.

Paul mengurungkan niatnya hendak menonjok Arthur. "Dia nanyain elo. Dia minta maaf karena udah ngerusakin persahabatan kita dan ngerusak hubungan kalian. Selama ini dia tinggal di London. Dia sakit, dia pengen ketemu elo." Jelas Arthur.

Paul menundukkan kepalanya.

"Gue minta maaf kalo menurut lo yang gue lakuin selama ini salah. Sampe sekarang gue masih berharap kita bisa main kayak dulu lagi. Gue anggap masalah kita selesai. Kalo elo masih merasa belum selesai, setidaknya jangan nambah masalah lagi." Setelah itu Arthur berbalik dan memeluk Kinzy yang sedari tadi memeluknya dari belakang.

***

Kinzy sudah selesai membersihkan luka lebam diwajah Arthur. Kinzy hendak bangkit dari sofa. Namun ditahan oleh Arthur yang menggenggam pergelangan tangannya.

Kinzy berhenti, "makasih, Zy." Ucap Arthur tulus.

Kinzy hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan jalannya membuat genggaman pelan Arthur tadi terlepas sudah.

Masih marah.

Arthur bangkit dari duduknya dan berjalan ke kamar. Sesampainya dikamar, ia mengambil kasur tipis dan selimut dari lemarinya yang besar. Lalu mengembangkannya disebelah ranjang.

Arthur membuka jaket dan bajunya, mengambil bantal lalu membaringkan dirinya diatas kasur tipis yang ia ambil tadi.

Bukannya ia tak mau tidur seranjang bersama Kinzy, alasannya sama seperti yang dihotel kemarin.

Sewaktu dulu, semboyannya simpel.

"Boleh bad boy, asal jangan brengsek." Dan sekarang ia adalah lelaki brengsek yang sudah mencuri mahkota dari seorang gadis.

Maka semboyannya kini sudah berubah, "Kalo udah brengsek, kelasnya jangan dinaikin lagi."

Dengan seranjang dengan Kinzy, ia merasa bahwa kelas ke-brengsekannya akan naik satu tingkat. Dengan modus peluk ditengah ketidak sadaran. Ia tidak mau lagi.

Arthur memejamkan matanya. Tak sampai dua menit, ia sudah memasuki alam bawah sadar.

***

Salam,

Kecoamerahmuda.

Continue Reading

You'll Also Like

4.8K 545 12
Dimana akuh? Siapa kalian? Dan apa ini? Kenapa aku tak mengingat apapun, selain namaku? Gadis cantik yang satu satunya terperangkap di Glade. Tak ada...
19.9K 1.4K 47
"Kata siapa dia pacar gue?" Tanya Kavi yang masih belum melepaskan cekalan tangan nya pada tangan Khira. "Aku ngeliat sendiri tadi siang kakak senyum...
SARLA By Ini Al

General Fiction

865K 35.1K 91
[ Follow sebelum membaca!] [Happy reading ] (Lengkap) ⚠️CERITA HASIL PEMIKIRAN SENDIRI⚠️ ⚠️PLAGIAT HARAP MENJAUH!!, MASIH PUNYA OTAK KAN?! MIKIR LAH...
111K 7.1K 22
"Hestama berhak tahu kalau ada bagian dari dia yang hidup di dalam rahim lo, Run." Cinta mereka tidak setara. Pernikahan mereka diambang perceraian...