Secret Lover

ari_scm tarafından

141K 17.4K 1.1K

Yunho merasa kesal karena kedua bumonimnya menjodohkan dirinya dengan seorang yeoja, padahal dia sudah memili... Daha Fazla

Chap 1
Chap 3
Chap 4
Chap 5
Chap 6
Chap 7
Chap 8
Chap 9
Chap 10
Chap 11
Chap 12
Chap 13
Chap 14
Chap 15
Chap 16
Chap 17
Chap 18
Chap 19
Chap 20 (END)
After Married Part 1
After Married Part 2
After Married Part 3

Chap 2

7K 824 15
ari_scm tarafından

Seorang yeoja cantik tengah duduk disalah satu cafe bernuansa alam dengan sentuhan mewah namun santai. Dia menatap pintu masuk seolah tengah menunggu seseorang sambil menyentuh pinggiran mug yang berisi coffee latte pesanannya. Tak lama seorang namja tampan dengan setelan casual menghampiri yeoja bermata indah itu dengan senyum lembut diwajahnya. Dia menarik kursi dihadapan yeoja itu untuk mendudukinya sebelum menatap yeoja yang dicintainya penuh tanya.

"Jadi, kenapa kau memaksaku untuk menemuimu siang ini. Aku tak bisa berlama-lama, setelah ini aku ada janji dengan seseorang." Ujar namja itu cepat seraya melihat jam yang melingkari tangannya.

"Sebelumnya aku ingin meminta maaf padamu." Namja tampan itu telihat bingung seraya terus menatap yeoja yang dicintainya.

"Maaf? Untuk apa?" Yeoja itu melepaskan sebuah cincin yang melingkar indah di jari manisnya dan memberikannya kepada sang namja tampan.

"Aku ingin mengakhiri hubungan kita, kedua bumonimku telah menjodohkanku dengan orang lain."

"Tapi kenapa harus mengakhirinya jika aku bisa menghadap kepada bumonimmu untuk melamarmu?"

"Aku... sudah tidak mencintaimu lagi."

"Jangan katakan jika kau mencintai calon tunanganmu? Hah... ini gila!" tanya namja tampan itu dengan wajah memerah emosi serta tangan terkepal seraya menatap wanita cantik itu dengan tatapan tak percaya.

"Maafkan aku." Yeoja cantik itu segera pergi meninggalkan namja tampan sambil mengusap ujung matanya yang meneteskan air mata.

Namja tampan itu menatap cincin dalam genggamannya setelah yeoja cantik itu meninggalkannya dan menatap cincin indah itu penuh kekecewaan.

"Aku tidak akan melepaskanmu Fanny-ah." Ujarnya sebelum beranjak meninggalkan café dengan cepat seraya memasukkan cincin itu kedalam sakunya.

...

Yunho tengah membaca beberapa kertas untuk ditandatanganinya sebelum suara ketukan pintu mengalihkan pandangannya. Pintu itu terbuka dan memperlihatkan seorang namja cantik berjalan menghampirinya dengan sebuah kotak bekal sedang yang dibawanya dan berdiri disisi Yunho yang tengah menatapnya seraya mengusap pipi namja tampan itu lembut.

"Apakah pekerjaanmu sungguh banyak, eoh? Hingga melupakan jam makan siangmu sendiri." Jaejoong si namja cantik menaruh kotak bekal itu meja sebelum mendudukan diri diatas pangkuan Yunho yang hanya menatapnya lembut.

"Apakah kau sangat lelah?" tanya Jaejoong ketika wajah kekasihnya bersandar di bahunya dengan kedua lengan kekar memeluk pinggang rampingnya erat.

"Hmm... sangat melelahkan, tapi hilang sudah karena kedahiranmu disini." Lirih Yunho seraya mengecup lembut lekuk leher yang mengeluarkan aroma harum yang sangat menggoda.

"Kajja, lebih baik kita makan siang bersama." Jaejoong melepaskan pelukan itu dan berjalan menuju salah satu sofa besar nan mewah seraya menarik lengan Yunho agar mengikutinya. Dibukanya kotak bekal dengan beberapa makanan yang menggugah selera. Lalu menyodorkan sebuah sendok kepada Yunho yang hanya menatapnya dalam diam.

"Baiklah aku akan menyuapimu, beruang besar." Jaejoong hanya memutar bola mata bosan ketika melihat tatapan Yunho dan mulai menyodorkan sendok dengan nasi dan lauk diatasnya kepada namja tampan yang tengah tersenyum senang.

Kembali terdengar ketukan pintu ketika Jaejoong tengah merapihkan peralatan makan siang mereka. Dilangkahkan kakinya untuk mengikuti Yunho yang sedang mengampiri seseorang didepan pintu ruangan.

"Apakah aku mengganggu waktu indah kalian?" Tanya namja itu seraya menatap keduanya dengan tatapan menggoda.

"A-ahh... tidak Chulwoo-ah, aku juga sudah selesai dengan keperluanku. Jja, aku pergi dulu." Ujar Jaejoong cepat sebelum Yunho sempat berkata lalu segera meninggalkan kedua pemuda itu.

"Apakah aku datang diwaktu yang kurang tepat"? tanya Chulwoo ketika melihat Yunho yang menatapnya tajam lalu menggeleng pelan seraya mempersilahkan sepupunya itu untuk menduduki sofa.

"Ada apa, huh?"

"Sebenarnya aku ingin mengajakmu minum. Jika kau tidak ada acara..." Chulwoo seraya mengusap lekuknya lalu menatap Yunho dengan tatapan memohon.

"Memangnya apa yang terjadi padamu, eoh?" tanya Yunho yang dibalah helaan napas lelah seraya menatap Yunho malas.

"Aku sedang patah hati." Jawabnya datar yang membuat Yunho mendelik jahil sebelum mengeluarkan tertawa kecil.

"Huh! Untung saja adikmu tidak berada di Korea. Sehingga aku tidak menjadi bahan candaannya! Lalu... apakah kau akan menemani sepupumu yang sedang sedih ini, hyung?"

"Sekretaris Hon, tolong ubah jadwalku dan alihkan menjadi esok hari. Aku akan pulang lebih awal, dan suruh assistant Park untuk merapihkan pekerjaanku." Yunho menutup telepon yang berada diatas meja lalu menatap Chulwoo yang sudah siap di depan pintu rungan. Dilangkahkan kakinya menuju pemuda itu untuk meninggalkan ruangan dan menuju salah satu bar langganan mereka di daerah Gangnam.

...

Jaejoong menatap lekat ponsel yang ada digenggamannya yang menapilkan sebuah pesan. Minami yang melihat itu lantas penasaran dan mengintip sedikit isi pesan yang ditatap lekat oleh namja cantik itu.

"Hmm... kekasihmu pergi dan tidak akan mengantarmu pulang, eoh?" Bisik yeoja itu di sebelah Jaejoong seraya ikut menatap lekat ponsel itu.

"Yak! Apa yang kau lihat? Kau mengintip? Dasar yeoja nakal." Jaejoong memukul kepala Minami kesal yang membuat yeoja itu meringis kesakitan dan melihat Jaejoong yang tengah menatapnya dengan mata bulat yang membesar.

"Habis kau menatap ponselmu dengan pandangan lekat yang membuatku penasaran."

"Tsk!" Desis Jaejoong seraya mendelik kesal dan kembali menatap ponselnya dengan bibir bawah yang digigit gemas.

"Joongie, jujurlah padaku jika kau adalah seorang yeoja." Jaejoong menatap rekannya dengan pandangan bingung dengan mata yang berkedip lucu.

"Maksudmu?" Minami menyempatkan diri untuk mencubit pipi chubby Jaejoong sebelum melanjutkan perkataannya.

"Lihat saja mana ada namja dengan pinggang ramping, kulit putih yang mulus, mata besar yang indah, bibir plum yang menggoda serta suka merajuk sepertimu." Jaejoong membesarkan matanya dan menatap marah Minami yang tengah tersenyum menggoda seraya menatap tubuhnya lekat sebelum kedua tangan kurus itu menarik sedikit rambut pendek Minami dengan keras yang membuat yeoja itu memekik kesakitan.

"Asal kau tahu saja, aku itu namja! Namja yang paling tampan! Kenapa kau dan yang lainnya selalu saja menyalahkan gender ku! Kau sungguh menyebalkan! Bla...bla...bla..." Jaejoong terus menyerocos kesal tanpa memperdulikan beberapa rekan kerja keduanya menatap Jaejoong aneh serta Minami yang hanya menatap sekeliling malu seraya berusaha melepaskan jemari lentik Jaejoong dari rambut indahnya yang sedikit rontok.

"Joongie-ah, apa kau tengah datang bulan? Atau kau sedang membawa keponakanku? Kenapa kau sensitive sekali?" Jaejoong menghentikan ucapannya seraya menarik tangannya dari rambut Minami dan menatap yeoja itu dengan bibir yang terbuka tidak percaya. Minami yang melihat itu lantas tergagap seolah baru menyadari kesalahannya. Namun tangan Jaejoong terhenti di udara ketika ingin kembali menyerang Minami saat melihat atasannya yang menatap mereka dengan delikan kesal.

...

Seorang yeoja cantik tengah duduk disalah satu sofa besar disebuah mansion indah menunggu nyonya rumah yang tengah di panggil oleh seorang maid seraya menikmati kudapan yang yang telah dipersiapkan untuknya tersaji diatas meja. Eyes smilenya menatap sebuah bingkai raksasa yang terpajang. Terlihat sepasang paruh baya dengan dua anak lelakinya yang tampan dengan raut wajah datar khas keluarga ini. Namun matanya terpaku oleh sebuah bingkai kecil lainnya, terlihat tiga orang namja tengah saling merangkul dengan senyum tampan terlukis. Wajah itu...

"Apakah kau menunggu terlalu lama?" yeoja cantik itu menolehkan pandangannya dari bingkai kecil di sudut ruangan dan menatap seorang yeoja paruh baya tengah berjalan kearahnya dengan senyum cantik diikuti seorang maid.

"Tidak Mrs.Jung." yeoja itu membungkukkan tubuhnya sebentar sebelum kembali mendudukan diri di sofa.

"Bukankah sudah ku bilang untuk tidak memanggilku seperti itu, Fany-ah..."

"A-ahh... maafkan aku, ahjumma." Mrs.Jung hanya mengehela napas pendek lalu menatap yeoja cantik itu penuh minat.

"Kajja! Kita akan mengunjungi namja gila kerja itu di kantor." Mrs.Jung segera beranjak dan menarik lengan Tiffany yang membuat yeoja itu menatapnya bingung.

"Yunho... kita akan mengunjunginya dan mengajaknya untuk menemani kita jalan-jalan." Dengan segera kedua yeoja itu menuju Cadillac Escalade ESV HPE 550 yang telah terparkir di lobi mansion dengan supir Im yang tengah berdiri seraya membuka pintu mobil untuk mereka.

...

"Kenapa dia memutuskanku, hyung... padahal aku sudah melamarnya sebulan yang lalu, huks..." Yunho hanya menatap jengah adik sepupunya yang terus meracau sambil sesekali meminum wine yang dipesannya.

"Kenapa dia lebih memilih ditunangkan dengan pilihan orang tuanya? Huks... padahal hubungan kita hendak berjalan dua tahun. Kenapa kau tega padaku. Fany-ah... huks" Chulwoo terlihat lemas ketika meminum tequila pada gelas kelima dan menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan mata terpejam.

"Huh? Siapa namanya?" Yunho mengangkat wajah sepupunya yang memerah karena mabuk seraya menatapnya penasaran.

"Hmm... Tiffany... yeoja cantik yang aku cintai dan kupuja, huft... sayangnya dia lebih memilih namja yang dijodohkan dengannya, hyung hehehe... huks" Chulwoo tertawa miris dengan mata yang yang tak focus lalu jatuh tak sadarkan diri.

"Tiffany... Tiffany Hwang..." Yunho tidak sengaja menatap wallpaper seorang yeoja cantik yang tengah tersenyum bahagia di ponsel Chulwoo yang menyala dan menatap sepupunya yang sudah tak sadarkan diri dengan malas sebelum membopong tubuh itu dan membawanya keluar dari Club setelah menaruh beberapa lembar uang diatas meja.

...

Mrs.Jung tengah melintasi kantor dengan bangunan raksasa yang sangat indah serta mewah. Beberapa karyawan yeoja menatap Tiffany yang berjalan disisi Mrs.Jung penasaran seraya membungkuk sopan ketika beliau melewatinya. Tiffany sesekali tersenyum kepada beberapa karyawan yang menatapnya seraya balas menundukkan kepala kepada  mereka dengan lengan yang digandeng Mrs.Jung.

"Pssttt... siapa yeoja itu?"

"Kudengar sajangnim telah dijodohkan oleh kedua orang tuanya."

"Apakah itu yeoja yang dijodohkan?"

"Dia cantik dan menawan sepertinya bukan yeoja sembarangan." Celetuk seorang karyawan namja dengan mata yang menatap lekat Tiffany

"Dia juga terlihat cocok dengan sajangnim."

"Dia sangat ramah."

"Kudengar appa dari yeoja itu adalah seorang menteri."

"Rasanya aku patah hati ketika tau sajangnim sudah ada yang punya." Seorang yeoja muda sambil mengigit kerta laporan dengan gemas.

"Aku juga" sahut teman lainnya.

"Beruntung sekali yeoja itu bisa mendapatkan sajangnim."

"Aku ingin seperti dia... yang mendapatkan namja tampan dan mapan seperti sajangnim."

"Aku selalu berharap mendapat perhatian sajangnim selama bekerja disini dan bisa dekat dengannya." Salah seorang yeoja muda menerawang seraya menautkan tangannya dipipi.

"Tsk... kau terlalu banyak membaca novel roman dan drama, eoh?" Ujar seorang yeoja paruh baya yang kembali fokus pada komputer didepannya.

"Sadarlah kalian wahai wanita yang suka delusi. Sajangnim adalah seorang pemuda yang tampan serta kaya, pasti memiliki pasangan yang sepadan. Tahu kalian saja mungkin tidak." Celetuk yeoja berwajah malas seraya memukul kepala kedua yeoja muda yang sedang meratap.

"Aku merasa sedih ketika mendengar itu, hahaha." Ujar namja yang berdiri disisi mereka.

Tiffany hanya menundukkan kepala malu ketika mendengar beberapa pujian para karyawan yang dilayangkan padanya. Mrs.Jung terus melangkah dengan wajah yang terlihat angkuh serta senyum bangga. Lalu mereka menatap empat orang yeoja yang tengah sibuk di depan computer. Assistant Park yang baru saja tiba menyadari jika ibu Yunho berada didepan ruang itu dan mulai menghampiri beliau.

"A-ah... annyeong Mrs.Jung." pemuda itu membungkukan kepalanya seraya mempersilahkan mereka menduduki sofa yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Park-shi, dimana Yunho? Apakah dia sedang ada tamu? Ataukah dia sedang sibuk?" Mrs.Jung meminum teh yang diberikan oleh sekretaris Cho.

"Sajangnim sedang tidak ada ditempat Mrs.Jung, dia baru saja pergi bersama tuan Chulwoo." Tiffany yang mendengar itu lantas terdedak oleh teh yang tengah diminumnya.

"Anda tidak apa-apa, nona?"

"Kau baik-baik saja, Fany-ah?"

"Tak apa. aku baik-baik saja." Tiffany menerima uluran tisu dari assistant Park dan kembali meminum tehnya perlahan dengan tatapan sendu. Chulwoo-ah...

Tbc

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

27.1K 1.1K 4
Hayun menikah dan hidup bahagia dengan suaminya, Joshua. Tapi apa jadinya jika setiap malam ia malah memimpikan lelaki lain? Lelaki yang tak ia kenal...
40.7K 4.6K 18
Meski enggan dan malas, Jaejoong sudah terbiasa menggantikan saudara kembar identiknya, Jaejoon. Namun hari itu pengecualian, hari di mana ia bertemu...
88.4K 9.8K 15
PRIVATE (Follow dulu sebelum baca!) Tidak ada kata kalah dalam kamus seorang Jeon Jungkook. Ia akan melakukan segala cara agar tujuannya tercapai. Te...
66.3K 7.4K 22
Jaehyun merasa hidupnya sangat memuakkan dengan tekanan dari kedua orang tuanya, suatu hari ia bertemu dengan pemuda bernama Doyoung ketika pertama k...