[✔️] Dear, Woozi ; Jicheol

Par fallforhoon

52.4K 5K 363

[COMPLETED] Konflik kecil tentang perasaan sang lead hiphop dan lead vocal. Entah ini salah seungcheol yang t... Plus

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21 [END]

Chapter 6

2K 232 13
Par fallforhoon

Dear, Woozi

By

Fallforhoon

Disclaimer :

Semua karakter tokoh, kata-kata, dan perilaku tokoh di dalam FF tidak bermaksud menjelek-jelekkan tokoh dari segi manapun. FF ini murni dari pemikiran otak saya. Jadi, jika ada kesamaan mungkin hanya sebuah kebetulan^^

Warning:

Kind of weird , Typo(s), BoyxBoy.

It's Jicheol!

Don't Like! Don't Read!

Don't be a Basher!

HAPPY READING!^^











Seungcheol pulang pukul 8 malam. Padahal latihan mereka telah berakhir 2 jam sebelumnya. Itu membuat member lain khawatir tentangnya. Terakhir ada member yang pulang larut, ia pulang dalam keadaan mabuk.

Awalnya, seungcheol tergoda untuk melakukan hal yang sama dengan jihoon. Ia telah menginjak 20, jadi itu sah sah saja untuknya. Tapi ia tahu mabuk tidak menyelesaikan apapun. Ia leadernya, dan mabuk hanya menambah masalah untuknya dan seventeen. Mereka bisa tidak jadi debut atau parahnya, mereka dibubarkan. Dan seungcheol tidak ingin orang lain rugi karenanya.

Seungcheol tahu membernya pasti berpikiran negatif tentangnya yang dipanggil ceo. Untuk memanipulasi itu, ia menghabiskan semua uang di dompetnya untuk membeli hal hal yang membernya sukai.

"Aku puㅡ"

"HYUNG!"

"SEUNGCHEOL HYUNG!"

"YA! CHOI SEUNGCHEOL!"

Baru saja ia melongokkan kepalanya, membernya telah ribut menyambutnya. Seungcheol seketika tersenyum saat melihat keduabelas membernya menunggunya di ruang tv. Bahkan jihoon disana. Itu membuatnya tersenyum lebih lebar.

"Kau darimana, huh?" Jeonghan beranjak mendekatinya dan membantu seungcheol yang datang dengan beberapa kantung belanja.

"Apa itu ramyun?" Seokmin beranjak membantu.

"Uh! Apa itu hyㅡ COLA!" Soonyoung berteriak histeris ketika seungcheol melempar sebotol cola padanya.

"Wah daebak! Seungcheol hyung yang membeli ini semua?" Semua member ribut. Tiga kantung belanja yang seungcheol bawa semuanya berisi makanan dan minuman.

"Sajangnim pasti memberimu bonus. Iya kan hyung?" Mingyu menaik turun kan alisnya antusias.

"Daebak! Karena itu dia memanggilmu, hyung! Memberi bonus!" Wonwoo mengacungkan jempol padanya. Sedangkan seungcheol hanya tersenyum tipis menanggapi dongsaengnya itu. Setidaknya, mereka berfikir apa yang seungcheol ingin mereka pikirkan.

"Hyung." jisoo menepuk pundaknya pelan. Seungcheol hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan. Matanya memberikan tatapan aku-tidak-apa-apa tetapi jisoo membalasnya dengan tatapan aku-tahu-terjadi-sesuatu. Seperti yang seungcheol pernah katakan, jisoo mengerti dengan begitu cepat.

"Kalian simpan ini, arra? Aku harus mandi."

"OK!"

Kemudian seungcheol beranjak menuju kamarnya. Ekor matanya melirik jihoon yang terus menatapnya. Ia tahu adik kecilnya ini sedikit mengkhawatirkannya. Karenanya, ia hanya tersenyum kecil menatap jihoon seolah mengatakan bahwa ia tidak apa-apa. Jihoon hanya menatapnya datar kemudian memutuskan kontak mata mereka dan beranjak pergi.

"Hyung! Kami boleh memasak ini?" Mingyu berteriak dari arah dapur.

"Tentu!" Kemudian member bersorak dan segera memasukan barang barang ke freezer dan lemari cabinet.








- Dear, Woozi -










Jihoon pikir ada sesuatu yang terjadi pada seungcheol. Ia memikirkan beberapa kemungkinan mengapa leadernya itu dipanggil oleh ceo mereka. Harapan positifnya, debut mereka dimajukan. Atau lebih simple lagi, reality show mereka, 17 project mendapatkan respon bagus dari publik. Harapan negatifnya, ini ada hubungannya dengan dirinya.

Tentang ia yang tidak menyelesaikan lagu

Tentang ia yang kabur

Tentang ia yang pulang larut malam

Atau tentang ia yang mabuk

Atau bisa jadi semuanya. Jihoon sudah bersama dengan seungcheol dalam waktu yang cukup lama untuk mengetahui raut wajah leadernya itu ketika ia dalam masalah. Suara pintu kamar yang dibuka membuat jihoon menengokkan kepalanya.

Itu seungcheol.

Jihoon segera beranjak untuk keluar dari kamar saat melihat seungcheol yang masuk. Ia baru selesai mandi dengan rambut basah dan handuk yang melingkar di bahunya.

"Jiㅡ"

Seungcheol meraih tangannya. Menahannya agar tetap di dalam kamar.

"Cheol, mingyu menghabiskanㅡ" Jeonghan masuk kedalam kamar dan seketika terdiam. Seungcheol berdiri disana dengan memegang tangan jihoon. Sedangkan jihoon hanya berdiam dengan wajah datarnya.

"Oh, oke. Aku bisa tidur di sofa malam ini." Ia tersenyum kecil pada seungcheol sambil memberi tatapan selesaikan-malam-ini padanya.

Seungcheol berdeham untuk menghilangkan canggung. Ia kemudian melepaskan genggamannya pada lengan jihoon.

"Ada yang ingin hyung bicarakan?" Jihoon duduk diujung ranjangnya.

"Kau tahu kita memang butuh bicara." Seungcheol duduk di hadapannya. Matanya mengunci tatapan jihoon.

"Aku tahu ini ada hubungannya denganku."

"Hm?" Seungcheol menaikkan alisnya. Jihoon menghela nafas pelan. Ia tahu seungcheol hanya berpura pura tidak mengerti ucapannya.

"Tentangmu yang dipanggil sajangnim. Pasti karenaku."

Seungcheol mengulas senyum tipis. Dan jihoon benci itu. Ia benci saat seungcheol bersikap seolah tidak ada apapun yang perlu di khawatirkan.

"Berhenti bersikap seperti itu, hyung. Aku bukan anak kecil lagi. Kau tidak perlu melinduㅡ"

"Aku tidak bersikap seperti ini untuk melindungimu. Hanya sajaㅡ" Seungcheol menghela nafas pelan. Ia hanya ingin menyelesaikan masalah ini dan jihoon berenti bersikap seperti itu. Dan ia tidak ingin emosinya mengambil alih lagi.

"Ji, berhenti bersikap seperti ini."

"Bersikap seperti apa?" Nada bicara jihoon mulai meninggi.

"Aku hanya ingin membicarakan hal ini baik-baik. Kumohon simpan emosimu."

"Katakan."

Seungcheol menarik nafas pelan. Ia harus menyelesaikannya sekarang. Atau ia tidak akan punya kesempatan seperti ini lagi. "Manager mengetahuinya."

"Apa?" Jihoon menaikkan alisnya. "Mengetahui apa?"

"Kau. Saat mabuk malam itu." Jihoon melebarkan matanya.

"Tapi aku bahkan tidakㅡ"

"Kau mendatangi club dan memesan alkohol. Apa kau bahkan sadar dengan apa yang kau lakukan?" Jihoon terdiam. Kedua alisnya tertekuk, menandakan ia protes terhadap seungcheol.

"Kau bahkan belum 20, apa yang kau pikirkan saat itu?"

"Berhenti bersikap seolah hyung peduli padaku!"

"Aku memang peduli!" Seungcheol memejamkan matanya. Berusaha tenang agar ia tidak terbawa emosi lagi. "Padamu dan pada semua member." Tambahnya.

"Berhenti ikut campur atas apa yang aku lakukan."

"Kita satu grup, ji. Kau memberku dan aku leadernya."

"Berhenti berbicara begitu dan besikaplah seperti seorang leader!" Jihoon berdiri untuk beranjak keluar kamar.

"Aku tidak ingin membuat keributan jadi kupikirㅡ"

"Tetap disini!" Seungcheol menahan lengannya lagi. Jihoon memberontak dan seungcheol menggenggamnya lebih kuat.

"Lepaskan aku!" Jihoon semakin memberontak. Ia menggunakan kedua tangannya untuk menyingkirkan diri.

"Kumohon, ji. Jangan seperti ini." Seungcheol tetap menahannya kuat. Jihoon memberontak lebih kuat lagi dan menghentak hentakkan kakinya di lantai.

"YA!"

BUGH!

Seungcheol tidak tersungkur. Pukulan jihoon di wajahnya cukup kuat tetapi ia tidak selemah itu dan tersungkur karenanya. Tangannya masih menahan lengan jihoon.

Jihoon menatap seungcheol marah. Terlepas dari kekagetannya atas apa yang telah ia lakukan pada seungcheol, ia masih terus memberontak meminta dilepaskan.

"Apa tujuanmu melakukan ini, huh? Semuanya tidak akan membaik hanya karena kita bicara seperti ini!"

"Semua akan membaik jika saja kau berhenti bersikap gegabah saat berada di dekatku!"

"Kalau begitu pergi!" Jihoon menghentakkan tangannya keras sehingga lengannya lepas dari cengkraman seungcheol.

"M-Mwo?"

"Jika menurutmu aku bersikap seperti itu hanya saat aku berada di dekatmu maka pergi saja." Jihoon mengusap wajahnya yang memerah karena emosi.

"Jangan berada di dekatku. Karena akuㅡ"

"Apa kau benar benar tidak punya hati?"

"A-Apa?"

"Kau bersikap seperti itu pada chan dan menyebabkan mentalnya down. Dan dengan mudahnya kau meminta maaf seperti itu. Kau tidak menyelesaikan lagu kita dan pergi begitu saja. Kemudian kau mabuk dan membuat keributan. Kau pikir apa yang mereka katakan padaku tentang itu?"

"Aku tidakㅡ"

"Setidaknya kau bisa berhenti bersikap egois dan pikirkan dampak yang kau berikan pada orang lain."

Dampak padanya. Pada seungcheol. Jihoon tahu maksudnya. Leadernya itu mengalami waktu yang sulit dan ia menyalahkannya.

"Aku tidak pernah menyuruhmu mengambil tanggung jawab sebagai seorang leader. Dan seharusnya kau tahuㅡ"

"Aku tidak berbicara ini secara pribadi. Aku tidakㅡ"

"Kalau begitu aku bisa keluar!" Jihoon memekik di depannya. "Kemudian semuanya bisa tenang, bukankah begitu?"

"Ji, maksudkuㅡ"

"Bukankah kau berusaha berkata kalau aku hanya pembuat masalah disini? Bukankah kau ingin menyampaikan kalian akan lebih baik tanpa aku?" Nafas jihoon tidak teratur. Dadanya naik turun karena emosi yang meluap. Ia melempar tatapan benci pada seungcheol sekali lagi.

"Kau punya 11 member lain untuk kau perhatikan. Kau bisa menganggap aku tidak ada disini jika itu mengganggumu."

"Ji, aku tidak pernahㅡ"

BLAMM!

Jihoon menutup pintunya dengan kencang. Meninggalkan sengcheol yang berdiri mematung dengan tangan terjulur, berusaha meraih jihoon kembali.

Ia duduk dikasurnya dan mengacak rambutnya kasar.

"Sial!"

Seungcheol tidak mempedulikan pipinya yang sedikit memerah akibat pukulan jihoon. Ia hanya khawatir jihoon akan kabur dan berbuat yang tidak tidak lagi. Seungcheol pikir hanya dengan mengajaknya bicara semuanya akan terselesaikan. Seungcheol telah terbawa emosi. Dan ia menyesal untuk itu. Jihoon semakin marah padanya. Ia berfikir seungcheol menyalahkannya. Seungcheol menyesal telah membuat jihoon berpikir demikian terhadapnya.

Ia pikir jihoon baik baik saja saat ia berada didekat member lain. Tetapi tidak jika ia berada di dekat seungcheol.

Seungcheol adalah emosinya.











- TBC -













Short update i guess?
Sorry guys i'm a lil bit busy these days bcs of ramadhan activities ^_^ here enjoy the new chapter!

Don't forget to comment and vote, thankyou💖

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

2.4K 144 5
"Kalo bisa dua duanya kenapa harus satu" Hanbin |Oneshoot| kumpulan oneshoot abin sub jiwoong top - zhang hao top tim Hanbin sub bisa nihh mampir
1.3K 134 30
Menceritakan 2 orang yang bertahan dalam sebuah keadaan, tapi di saat melakukan nya perasaan ikut mencampuri Noted: Maaf klo ada kesalahan kata atau...
168K 26.5K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
1.7K 121 6
One shoot of Binhao from zb1 #Binhao #Binneul #Hanbin #zhanghao