You Are My Baby

By amnesya_

10.5M 543K 10.6K

Edisi Revisi|| ada Chapter yang di private sebelum baca lebih baik follow terlebih dahulu ---------------- S... More

Baca please
Yay
Prolog
Chap 1
Chap 2
Chap 3
Chap 4
Chap 5
Sorry
Chap 6
Chap 7
Chap 8
Chap 9
Author-about private
Chap 10 (Private)
Cek coba
Chap 11
Chap 12
Chap 13
Chap 14
Chap 15- 18+
Chap 16
Chap 17
Chap 18
Chap 19
Privat
Chap 20- Private
Cek yuk!
Chap 21
Chap 22
Chap 23
Chap 24
Chap 25
Di luar dugaan
Chap 26
Chap 27- Be faster, honey!
Part 28- Oh Megan!
Chap 29-Honeymoon!
Chap 30
Chap 31-She's cute
Chap 32-Happiness and Sadness
Cast
Chap 33-Ruined Everything
Chap 34-Destiny
Chap 35-will be over!
Baca ya.
Chap 36- A regret
Chap 37-This is Bella
CHAP 38-My love's gone?
Chap 39-Sensitive
Chap 40-
Backstreet
Chap 41-Side of Kevin's
Chap 42
Chap 43-Blood
Libur
Chap 44~U & Me
Chap 45-Sleep tight, Baby
Aku sakit hati
Chap 46-Aiden
Chap 47
Trailer sudah up
Extra Part
@jupitermadison

Chap 48-Done

159K 8.1K 381
By amnesya_

"Hak Megan berada di....." Ucapan Piter terhenti sejenak lalu melihat raut wajah Molly terlihat tidak sabar mendengar apa yang selanjut dia bicarakan "Maulina." Saat itu juga Molly merasa ribuan ton besi jatuh tepat di atasnya. Air matanya meleleh, dadanya menjadi sesak, rasanya dia ingin lenyap didunia saat itu juga.

"Sungguh?" Tanya Maulina yang terlihat tidak percaya.

"Ya, tapi...." Piter menatap kearah Maulina "Kau harus merelakan Megan kami rawat hingga dia berumur 7tahun." Jawab Piter sambil menggenggam tangan Molly.

Piter bisa saja menjebloskan Maulina ke penjara, tetapi dia mengingat kondisi Maulina yang menghidupi kedua anaknya tanpa seorang suami. Membuat Piter enggan melakukan hal itu, dia kasihan dengan nasib kedua anak Maulina yang masih kecil.

"Kamu setuju?" Tanya Piter memandang Molly dengan tatapan sendu.

Dia hanya terdiam dan menarik nafas dalam-dalam. "Aku meminta dua hal dari ini semua." Ucapnya dengan suara sendu.

"Apa? Katakan itu." Piter mengucapkan dengan yakin kalau dirinya bisa mengabulkan permintaan Molly.

"Kamu bilang, hak Megan berada di tangan Maulina?" Tanya Molly yang diberi anggukan oleh Piter "Tetapi aku menginginkan HAK ASUH nya jatuh ke tanganku."

Maulina yang mendengar itu membuat degup jantungnya kembali berdebar hebat, tandanya dia tidak memiliki Megan sepenuhnya. Bahkan kepemilikan itu lebih cenderung ke keluarga Madison, rela? Pastinya tidak.

"Dan yang terakhir, aku meminta kamu membelikan rumah untuk mereka di sekitar rumah ini, aku tidak mau jauh dari Megan. Apa kamu sanggup memenuhi permintaan ku?" Tanya Molly dengan tatapan penuh permohonan.

Piter memandangi Maulina dan Molly secara bergantian "Baiklah, aku akan memenuhinya."

"Sebelumnya saya berterimakasih untuk ucapan mu yang kedua, kurasa itu tidak perlu. Lagipula rumah ku dengan rumahmu hanya sekitar 15 menit. Boleh aku meminta sesuatu? selaku aku ibu kandungnya?" Tanya Maulina memandang keduanya.

"Apa?" Ucap Molly.

"Izinkan Elea hmm maksudku Megan untuk sesekali berada di rumahku untuk beberapa hari, aku juga menginginkan dia mengenal aku sebagai Mamanya. Lebih tepatnya kita merawat Megan bersama." Tutur Maulina.

"Dan aku mengingkan, hubungan kita tidak terjadi perang dingin. Kita bisa seperti saudara, karena bagaimana pun kamu tetap Mommy Megan. Sebab hubungan anak dan ibu tidak akan bisa diputus sampai kapanpun." Lanjutnya yang membuat Molly tersenyum, selama ini dirinya berprasangka buruk pada Maulina.

Ini sudah harus di terima oleh Mauliana, Molly memang berhak mendapatkan hak asuh yang dia ajukan. Yang terpenting, Megan mengenalinya sebagai ibu kandung dan Molly ibu yang mengasuhnya.

Molly berdiri lalu menghampiri Maulina, dipeluk tubuh wanita itu. Ini adalah simbol kalau permasalahn ini telah selesai dan hubungan mereka akan dalam baik-baik saja.

"Maaf atas tindakanku padamu selama ini." Ujar Molly setelah melepaskan pelukan itu.

"Tidak masalah, aku mewajarkannya." Balas Maulina yang tersenyum.

Piter dapat bernafas lega, akhirnya semua persoalan ini telah usai. Semua akan berjalan normal, hanya saja mereka kini memiliki keluarga baru, Maulina dan anaknya.

Molly memanggil Susan untuk turun bersama kedua anaknya dan tak lama terlihat Megan yang berlari sambil membawa boneka kesayangannya.

Di tubruk kaki Molly lalu diangkat tubuh Megan ke pangkuannya. Maulina yang melihatnya pun bahagia, anak yang pernah dia letakan di pinggir hutan kini tumbuh sangat sehat dan cantik dan Molly mengenalkan Megan pada Maulina dengan sebutan Mama.

"Mama, Elina mencarimu." Ucap Kevin yang baru saja tiba bersama pembantu Piter.

"Lho, kok Elina ada dua?" Pertanyaan itu muncul dari Kevin saat dirinya menemui Megan berada di pangkuan Molly.

Maulina menjelaskan semuanya pada Kevin, membuat wajah Kevin terlihat berbinar saat dirinya melihat Elina dan Megan di duduki secara berdampingan.

"Bagaimana cara membedakan mereka?" Pertanyaan itu muncul dari Kevin.

"Kamu lihat rambutnya, Elina sedikit cokelat dan Megan hitam legam." Balas Molly yang gemas dengan Kevin.

"Oh iya, berarti aku memiliki tiga perempuan yang harus aku jaga dari pria itu." Ucapan Kevin membuat Mauline termenung, dia tau pria yang dimaksud putranya adalah Baron.

Sebenarnya Maulina sangat menyayangkan dengan perubahan sifat Kevin yang berani pada Papanya, dia selalu memberi peringatan pada Kevin untuk tidak melakukan hal menentang pada Baron. Tetapi Kevin hanya terdiam kalau Maulina bicara seperti itu kemudian lari masuk ke kamarnya.

Waktu semakin sore, Maulina pamit pulang bersama kedua anaknya. Megan sudah mulai mengenal Maulina dan saudaranya. Apalagi tadi dirinya melihat Megan dan Elina bermain bersama Kevin, kebahagiaan yang diimpikannya sudah terwujud.

Molly kembali menyusui Aiden yang kehausan dan Megan di serahkan pada Piter untuk memberantaki ruang tengah dengan mainan milik Megan.

Setelah Aiden menyusu dan dia diletakan di bouncer baby, Molly langsung membuat makanan untuk Megan, ini sudah waktunya dia makan.

"Megan, makan yuk Sayang." Ucap Molly yang membawakan piring dan botol air minumnya.

Megan mengabaikan Molly, dia semakin asik pada Piter. Molly meletakan makanan itu di atas meja kemudian membawa Megan kegendongannya, membuat Megan berontak dan menangis.

"Lho kok nangis, Mommy tidak mau kalau Megan cengeng." Titah Molly membuat Megan tidak berhenti menangis dan menggeleng, yang menandakan kalau Megan enggan untuk makan.

"Megan harus makan, nanti mau disuntik sama oma?" Pertanyaan Molly membuatnya kembali menggeleng.

Saat Megan diduduki di atas sofa dan Molly mengambil makanannya, Megan turun kemudian lari kearah Piter yang duduk diatas karpet.

"Lho kok kesini?" Ucap Piter dan tiba-tiba tangan mungilnya menutup mulut Piter.

Saat Molly memutar tubuhnya, dia tidak melihat sosok Megan di sofa. "Megan, ya Tuhan." Pekiknya mendapati Megan yang menutup mulut Piter.

"Sini makan dulu, habis itu mandi terus kamu boleh main lagi." Ucap Molly mendekati Megan.

"No Mom!" Pekiknya sambil menggeleng dan bersembunyi di balik punggung Piter.

"Yes Megan, kalau Megan masih susah makan. Mommy tidak mau bicara sama Megan." Molly melihat kearah Megan yang tiba-tiba lari mendekatinya dan memeluk kedua kaki Molly.

"Mau makan?" Tanya Molly setelah Megan mengadah kearahnya dan mengangguk.

"Good girl." Molly mengangkat Megan dan mendudukinya di baby chair. Dia sudah melatih Megan agar tidak makan sambil bermain, dia selalu mengajarkan Megan kalau makan duduk.

Molly memasangkan celemek kemudian meletakan makanan dan minumannya diatas meja. Dia mulai menyuapi Megan yang sekarang ini sangat sulit makan, Julieta sudah memberikan vitamin agar nafsu Megan kembali hadir.

"Sayang, aku harus ke kantor. Thomas kesulitan menghadapi client di kantor." Ucap Piter mendekati Molly.

"Sesore ini?" Tanyanya.

"Iya, habis itu aku langsung pulang. Janji deh kurang dari jam 9 aku sudah mendarat di kasur." Piter memeluk Molly dari belakang dan mengecupi pipinya.

"Yasudah, kamu mandi. Nanti aku langsung siapin pakaian kamu." Piter melepaskan pelukannya kemudian mengecup sekilas bibir Molly dan langsung menuju tangga untuk mempersiapkan dirinya pergi ke kantor.
--------

Sesuai janji Piter, dia akan pulang sebelum jam 9 malam. Saat ini jam menunjukkan pukul setengah sembilan, tandanya dia harus pulang sekarang juga.

"Bel, aku pulang terlebih dahulu. Katakan pada Thomas suruh kirim laporan rapat tadi lewat email." Pesan Piter saat dirinya melewati meja Bella.

"Siap! katakan pada Molly, besok aku kerumah." Balas Bella yang di beri anggukan oleh Piter.

Piter melanjutkan jalannya menuju lobi dimana mobilnya sudah terparkir dengan rapih, kebetulan hari ini dirinya tidak menggunakan sopir. Piter memilih membawa mobil sportnya yang sudah lama tidak dia kendarai.

Deruman knalpot mobil Lykan Hypersport menggema disekitar lobi, Piter melajukan mobil itu dengan kecepatan dibawah rata-rata. Kali ini akan dia berpacu dengan kecepatan diatas rata-rata jika berada di jalan tol dan kalau sekitar jalan itu tidak terlalu ramai.

Hobi yang sudah lama dia geluti semenjak SMA, Hans lah yang memperkenalkannya dengan dunia otomotif seperti ini. Dulu kala SMA Piter sering menjuarai balapan mobil, sekarang hobinya itu mulai terkikis secara perlahan. Karena Molly selalu khawatir kalau dirinya mengendarai mobil sport.

Setibanya di rumah dengan selamat, Piter langsung menyerahkan kunci mobilnya pada penjaga untuk di parkirkan kedalam garasinya.

Saat membuka pintu, dia melihat sosok anak kecil yang berdiri dengan posisi menguap dan membawa boneka kesayangannya.

"Kok belum tidur?" Tanya Piter yang sudah mensejajarkan dirinya pada Megan yang matanya sudah terlihat sayup.

Megan hanya terdiam dan Piter membawanya ke dalam pelukan lalu menggendongnya.

Tak lama Piter melihat wanita menggunakan piyama biru laut sambil mengocok botol susu.

"Lho Megan tadi jalan ke depan pintu?" Tanya Molly yang kaget melihat Megan di gendong Piter.

"Iya, memangnya tadi dia ngapain?"

"Megan memang tidak mau tidur sebelum kamu pulang, terus dia minta keruang tengah dan minta susu, ya sudah aku tinggal dia disini sambil nonton. Tiba-tiba pas aku balik, dia sudah sama kamu." Terang Molly.

Beberapa menit lalu, Megan tengan asik menonton Thomas and friends diatas sofa sambil menunggu Mommy-nya membuatkan susu, saat mendengar deruman mobil. Tanpa aba-aba Megan langsung turun dan berlari sambil menahan rasa ngantuknya. Menunggu beberapa detik sambil menguap, pintu itupun terbuka dan manampakkan pria yang sudah dia nanti.

"Kamu makan malam dulu, nanti baru bersih-bersih." Molly mengambil alih Megan.

"Kamu sudah makan?" Tanya Piter melihat Molly meletakan Megan sambil meminum susunya sendiri dengan mata mengarah kearah TV.

"Aku menunggu kamu pulang, kasihan kamu kalau makan sendiri." Ucap Molly mendekati Piter.

Piter terkekeh lalu mendaratkan kedua tangannya di bahu Molly dan Molly melingkarkan tangannya pinggang Piter. Sedangkan Megan tidak perduli dengan kedua orang tuanya, dia hanya menikmati susu dan tontonan kartunnya.

Krugggg....

Suara perut Piter terdengar jelas membuat Molly terkekeh "Haduhh.. ada yang lapel." Tangannya mengelus perut Piter yang masih sixpack.

Piter hanya menggaruk tungkuknya yang tidak gatal "Megan di sini saja ya Sayang, Mommy mau temenin Daddy makan." Titah Molly yang di beri anggukan Megan.

Molly dan Piter terkekeh melihat putrinya itu, mereka berjalan menuju ruang makan. Piter sengaja tidak makan diluar, karena dia tau pasti Molly sudah menyiapkan untuknya. Setelah makan malam selesai, mereka kembali keruang tengah dan mendapati Megan tengah tertidur dengan posisi tengkurap.

"Aku saja yang memindahkannya, oh ya besok Mama mau kesini." Ucap Piter ketika Molly ingin mengangkat Megan.

"Untuk apa?"

"Meriksa kondisi Aiden." Piter mengangkat Megan yang sedikit menggerakan kepalanya karena merasa terusik.

Molly mengangguk dan mereka menaiki tangga bersama, Piter menuju kamar Megan kemudian meletakannya di ranjang. Matanya kembali terbuka, Piter segera mengambil mpengnya kemudian memberikannya pada Megan.

"Sshhtt Sayang, Sayang bobo lagi ya." Gumam Piter dengan lembut setelah melihat matanya kembali tertutup sambil menepuk paha Megan.

Setelah memastikan Megan tertidur pulas, Piter meninggalkan kamar Megan dan beralih ke kamar Aiden. Rasanya dia sudah sangat merindukan Jagoannya itu.

Saat melihat Adien tengah tertidur, Piter ingin membangunkannya dan mengajaknya bermain. Tetapi mustahil mengingat jam sudah menunjukkan hampir setengah setengah sepuluh.

"Gantengnya Jagoan Daddy." Ucap Piter menowel pipi Aiden.

"Tentu saja, bapaknya ganteng apalagi anaknya." Ucapan itu membuat Piter menoleh dan mendapati Molly sudah berdiri di ambang pintu kamar Aiden.

Molly mendekati Piter lalu melihat Aiden yang tertidur nyenyak "Mommy nya juga cantik." Goda Piter yang membuat Molly tersipu malu.

Piter menatap mata Molly, rasanya di sana ada kehidupan. Andaikan Atreya diizinkan hadir didunia, mungkin kebahagiaanya semakin berlipat ganda. Tapi Tuhan berkendak lain dan dia harus terima.

"Bobo yuk." Ucap Molly menyadarkan lamunan Piter.

"Tapi kelonin ya." Piter mendekatkan wajahnya di depan Molly.

"Hanya kelonin?" Tantang Molly dengan menarik kerah kemeja Piter.

"Okay, kita begadang hari ini." Tutur Piter setelah mengecup puncak hidung Molly "Aiden, jangan tiba-tiba nangis ya. Daddy sama Mommy mau bikin adik buat Aiden. Good night Son." Bisik Piter pada Aiden yang dapat di dengar oleh Molly.

Piter segera menarik tangan Molly keluar dari kamar Aiden, untuk kembali menikmati surga dunia yang hampir sebulan terlupakan. Hujan diluar semakin membuat kedua larut dalam percintaan yang romantis. Ditambah desahan Molly yang membuat Piter seperti dirasuki oleh Aphrodite. Saat sampai puncak, cairan hangat masuk dalam rahim Molly membuat keduanya merasakan pelepasan yang sangat nikmat.

"Wow good job, Baby." Ucap Piter setelah melihat Molly ambruk di sisinya, sebab malam ini percintaan mereka lebih didominasi oleh Molly.

Molly langsung menutup wajahnya dengan selimut "Ahhh kamu!" Pekiknya.

Piter menarik selimut itu kemudian memeluk tubuh Molly dengan erat "Lebih baik kita tidur, ini sudah jam 2 pagi." Ujar Piter yang di beri anggukan oleh Molly.

Hati mereka begitu lega, semua persoalan telah selesai. Mereka hanya menjalankan tugas sebagai orang tua untuk Megan dan Aiden atau mungkin ditambah adik Aiden suatu saat nanti.





#END

Huhuhu usai sudah, sebenarnya masih bingung mau dilanjutin apa engga. Tapi kayak ini udh mentok. Kalo sempet nanti aku buatkan EXTRA PART ataupun BONUS!

Pasti pada syok ya?

Maaf kan diriku.

Pasti sebentar lagi ada yang komen
"Saquel dong kak"
Hmmm untuk saquel, masih di pertimbangkan.

Bye bye... see you di cerita selanjutnya💘💘💘.

Madison Fam and amnesya_ say Thank you for readers😝😝💕💕🙏🙏

Continue Reading

You'll Also Like

793K 102K 36
Sebagai putra sulung, Harun diberi warisan politik yang membingungkan. Alih-alih bahagia, ia justru menderita sakit kepala tiada habisnya. Partai ya...
255K 15.9K 42
Masalah besar menimpa Helena, ia yang sangat membenci bodyguard Ayahnya bernama Jason malah tak sengaja tidur dengan duda empat puluh empat tahun itu...
1.4M 91.2K 43
• Obsession series • [ SELAMAT MEMBACA ] Romeo akan menghalalkan segala cara demi mendapati Evelyn, termasuk memanfaatkan kemiskinan dan keluguan gad...
2.1M 183K 29
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...